NAMA KELOMPOK :
RIRIS VIVIYANTI HUTABARAT
RIHHADATUL
CIRRHOSIS AND PORTAL HYPERTENSION
PATOFISOLOGI
Sirosis adalah cedera difus pada hati yang ditandai dengan fibrosis dan konversi arsitektur hati
normal menjadi nodul struktural abnormal. Hasil akhirnya adalah penghancuran hepatosit dan
penggantiannya oleh jaringan fibrosa. Resistensi yang dihasilkan terhadap aliran darah
menyebabkan hipertensi portal dan berkembangnya varises dan asites. Kehilangan hepatosit dan
shunting intrahepatik hasil darah dalam fungsi metabolisme dan sintetik yang berkurang, yang
menyebabkan ensefalopati hepatik (HE) dan koagulopati.
Sirosis hati ditandai oleh fibrosis jaringan hati yang luas dengan pembentukan nodul disertai distorsi
struktur parenkim hati menyebabkan peningkatan system portal dan terbentuknya portosisteik baik
intra maupun ekstra hati. Secara konseptual, hati yang dapat dianggap sebagai system filtrasi darah
yang menerima darah dari arteri hepatika dan vena portal
Pada sirosis hati akan terjadi peningkatan resistensi vaskuler intrahepatik
terhadap aliran portal meningkatkan tekanan portal dan menyebabkan
hipertensi portal (NCBI 20220
Hipertensi portal didefinisikan oleh adanya gradien lebih
besar dari 5 mm Hg antara tekanan vena portal dan vena
sentral. Progresi perdarahan dapat diprediksi dengan skor
Child-Pugh, ukuran varises, dan adanya tanda wale merah
pada varises. Perdarahan varises pertama terjadi pada
tingkat tahunan sekitar 15% dan membawa kematian 7%
sampai 15%. ENSEFALOPATI HEPATIS Ensefalopati hepatik
(HE) adalah gangguan fungsional yang diinduksi secara
metabolik dari otak yang berpotensi reversibel.
MANISFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis Gejala sirosis hati umumnya tidak terasa hingga kerusakan hati
meluas. Bila sudah parah, Anda mungkin mengalami gejala awal berupa: merasa
lelah akibat kehilangan massa otot, lesu, nafsu makan menurun, mual,
penurunan berat badan, hati membengkak (perlemakan hati), dan telapak tangan
tampak memerah. Bila sudah memasuki tahap akhir, sirosis akan ditandai dengan
beberapa kondisi, seperti: mata dan kulit menguning, perubahan warna urine
menjadi coklat atau kuning gelap, kerontokan rambut, perubahan pembuluh
darah pada kulit dan di sekitar pusar, pertumbuhan payudara pada pria, mudah
memar dan berdarah, muntah darah dan warna BAB hitam, sering merasa
bingung, perut dan kaki membengkak, kulit gatal, hingga koma.
TERKAIT PEMERIKSAAN
Terapi farmakologi
Dengan sirosis dan hipertensi portal harus melakukan pemantauan komplikasi
(varietas, ensefalopati hati, dan ascites). Tidak ada komplikasi lain dari pasien,
namun ada indikasi hypoalbuminemia. Indikasi dapat membaik bila sirosis pasien
sudah ditangani. Pemilihan terapi : non selective beta blocker.
Propanolol dosis 20 mg (2kali sehari) dinaikan dosisnya disesuaikan tiap 2-3 hari,
hingga dosis maksimal yang dapat ditoleransi detak jantung (55-60 bpm).
MEKANISME PORTAL HIPERTENSI
Hyperdinamic
circulation
Deranged Portal
Vasoconstrictor/ Adrenergic system
(vascular
dilator imbalance (increased cardiac • hypertension
Increased
architecture)
index) portal blood
cirrhosis Renin-angiontensi flow
system (renal Na and • Increased
water retention resistance to
Counterrenulatory portal flow
mechanis
Terapi non farmakologi
Modifikasi gaya hidup :
Hindari makanan mentah
Berhenti meminum alcohol
Berhenti merokok
Olahraga
Menjaga kebersihan
Mengatur pola makan
Mengatur konsumsi protein
INTERAKSI OBAT PROPANOLOL