OBAT SISTEM
EKSKRESI
Disusun oleh : Shinta Widia Rachmat
NAME OF THE PHARMACY
- Hati
- Kulit
- Paru-paru
NAME OF THE PHARMACY
GINJAL
Ginjal memiliki fungsi:
- Menyaring darah sehingga menghasilkan
urine
- Membuang zat-zat yang membahayakan
tubuh (urea, asam urat)
- Membuang zat-zat yang berlebihan dalam
tubuh (kadar gula)
- Mempertahankan tekanan osmosis cairan
ekstraseluler
- Mempertahankan keseimbangan asam dan
basa
NAME OF THE PHARMACY
HATI
Hati menghasilkan empedu (bilus) yang
mengandung zat sisa dari perombakan
eritosit di dalam limpa
Hati berfungsi:
- Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
- Mengatur kadar gula darah
- Tempat pembentukan urea dari amonia
- Menawarkan racun
- Membentuk vitamin A dari provitamin A
- Tempat pembentukan fibrinogen
protrombin
KULIT
Kulit berfungsi sebagai:
- Mengeluarkan keringat
Indiksi:
mengurangi tekanan dalam otak (tekanan intrakranial),
tekanan dalam bola mata (tekanan intraokular), dan
pembengkakan otak (cerebral edema). Obat ini tersedia
dalam bentuk cairan infus dan hanya boleh diberikan oleh
dokter.
Kontra indikasi
pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap obat ini,
kondisi anuria, edema paru yang berat, gagal ginjal,
dehidrasi berat, edema metabolik, penyakit ginjal progresif,
dan perdarahan intrakranial aktif.
OBAT DIURETIK OSMOTIK
Efek samping: dehidrasi, elektrolit abnormal, hipervolemia, hipotensi, mual, muntah, dan sakit
kepala
Dosis sediaan: dosis awal 0,25-0,5 g/kg diberikan dalam waktu 30-60 menit, kemudian diikuti
dengan dosis 0,25-0,5 g/kg setiap 4-6 jam atau sesuai kebutuhan. Interaksi obat: mannitol dapat
memperburuk efek toksisitas obat lain pada ginjal dan meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
Profil farmakokinetik: mannitol tidak diserap secara sistemik dan diekskresikan melalui ginjal.
Diuretik Osmotik ( Glicerol)
Indikasi: meningkatkan diuresis pada kondisi seperti edema serebral, oliguria, atau anuria.
Kontraindikasi: gagal jantung kongestif, edema paru kardiogenik, atau alergi terhadap
gliserol.
Efek samping: dehidrasi, elektrolit abnormal, hipervolemia, hipotensi, mual, muntah, dan
sakit kepala.
Dosis sediaan: dosis awal 1-1,5 g/kg diberikan dalam waktu 30-60 menit, kemudian diikuti
dengan dosis 0,5-1 g/kg setiap 4-6 jam atau sesuai dengan kebutuhan
Interaksi obat: tidak ada interaksi obat yang signifikan yang dilaporkan dengan gliserol.
Mekanisme kerja: gliserol bekerja dengan meningkatkan osmolaritas filtrat glomerulus,
sehingga menarik cairan dari jaringan ke dalam aliran darah dan meningkatkan produksi
urine.
Profil farmakokinetik: gliserol diserap melalui saluran pencernaan dan diekskresikan
melalui ginjal.
Diuretik Osmotik ( Urea)
Indikasi: Meningkatkan diuresis pada kondisi seperti edema serebral, oliguria, atau anuria.
Kontraindikasi: Hipersensitivitas terhadap urea, gagal jantung kongestif, edema paru
kardiogenik.
Efek samping: Gangguan elektrolit, seperti penurunan kadar natrium, kalium, dan klorida
dalam darah, dehidrasi, hipotensi, mual dan muntah, sakit kepala.
Dosis sediaan: Dosis awal sekitar 10-20 gram urea dapat diberikan secara oral.
Interaksi obat: Tidak ada interaksi obat yang signifikan dilaporkan dengan urea.
Mekanisme kerja: Urea bekerja dengan meningkatkan osmolaritas filtrat glomerulus di
ginjal, sehingga menarik cairan dari jaringan ke dalam aliran darah dan meningkatkan
produksi urine.
Profil farmakokinetik: Urea diserap secara efektif melalui saluran pencernaan. lalu urea
kemudian dibawa ke ginjal, di mana ia diubah menjadi amonia dan karbon dioksida.
Amonia dan karbon dioksida kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui urin.
Obat diuretik
Indikasi: glaukoma, edema serebral, serta pengobatan sementara pada pasien dengan gagal
jantungkongestif atau kondisi lain yang memerlukan diuretik tambahan
Efek samping: efek samping yang paling umum adalah kelelahan, sakit kepala, pusing, nyeri
perut, mual,muntah, diare, dan peningkatan risiko infeksi saluran kemih. Efek samping yang
lebih serius termasukalergi yang menyebabkan sesak napas atau pembengkakan pada wajah,
lidah, atau tenggorokan.
Dosis sediaan: dosis penghambat karbonik anhidrase tergantung pada kondisi medis pasien
dan dapatdisesuaikan oleh dokter. Secara umum, dosis dimulai dari 250-500 mg sekali atau
dua kali sehari
Obat penghambat karbonik anhydrase
Acetazolamide
Dorzolamide
Methazolamide
Obat Diuretik
Benzotiazid
● Indikasi: hipertensi, edema yang disebabkan oleh gagal jantung, sirosis hati, atau terapi
kortikosteroid.
● Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap benzotiazid, gagal hati atau ginjal berat, anuria,
hipokalemia, hiponatremia.
● Efek samping: pusing, sakit kepala, lelah, mual dan muntah, diare, mulut kering, peningkatan
● sensitivitas terhadap sinar matahari, gangguan elektrolit seperti hipokalemia dan hiponatremia.
● Dosis sediaan: dosis awal sekitar 25-50 mg per hari dapat diberikan secara oral, dengan dosis
maksimum sekitar 200 mg per hari.
● Interaksi obat: Penggunaan bersama dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat
meningkatkan risiko nefrotoksisitas (kerusakan ginjal)
● Mekanisme kerja: benzotiazid bekerja dengan menghambat reabsorpsi ion natrium dan klorida
di dalam tubulus ginjal, sehingga mengurangi retensi cairan dan natrium di tubuh.
● Profil farmakokinetik: obat ini diserap dengan baik melalui saluran pencernaan dan dicapai
puncaknya dalam 4-6 jam setelah pemberian. Benzotiazid juga memiliki waktu paruh yang
relatif lama, yaitu sekitar 15-40 jam.
Obat Diuretik
Spironolactone
Indikasi: edema, hipertensi, dan hiperaldosteronisme.
Efek samping: peningkatan kadar kalium dalam darah, ginekomastia pada pria, gangguan
menstruasi pada wanita, pusing, sakit kepala, dan mual.
Dosis sediaan: dosis awal sekitar 25-100 mg per hari dapat diberikan secara oral, dengan
dosis maksimum sekitar 400 mg per hari.
Contoh obat
● Furosemid
Indikasi: edema, hipertensi, gagal jantung, dan kondisi yang memerlukan peningkatan
pengeluaran urine
Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap furosemid, anuria, hipovolemia, hipokalemia,
hiponatremia, dan hipomagnesemia
Efek samping: dehidrasi, hipotensi, hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia, gangguan
pendengaran, dan reaksi hipersensitivitas seperti ruam kulit dan gatal-gatal
Dosis sediaan: 20-80 mg/hari, diberikan secara oral atau intravena
Interaksi obat: furosemid dapat meningkatkan efek obat antihipertensi, obat antiinflamasi
nonsteroid, dan obat penenang, serta menurunkan efek obat antidiabetes
Mekanisme kerja: furosemid menghambat reabsorpsi natrium, klorida, dan air di tubulus
ginjal, sehingga meningkatkan pengeluaran urine
Profil farmakokinetik: furosemid diserap dengan cepat setelah diberikan secara oral atau
intravena, mencapai puncak efek dalam 30-60 menit, dan memiliki waktu paruh sekitar 1-2
jam.
Contoh obat Diuretik kuat
• Bumetanid
• Torsemide
Obat Diuretik
Xantin
Xanthine diuretik adalah obat yang termasuk dalam kelompok
diuretik tiazid yang bekerja dengan menghambat reabsorpsi
natrium, kalium, dan klorida di tubulus ginjal. Xanthine diuretik
juga dapat meningkatkan ekskresi asam urat dan merangsang
produksi urine. Contoh xanthine diuretik adalah teofilin.
Xantin
● Indikasi : Asma, Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), Edema yang disebabkan oleh gagal jantung atau
penyakit ginjal, Apnea (berhenti napas saat tidur), Hipotensi (tekanan darah rendah)
● Kontra Indikasi : Hipersensitivitas terhadap obat xantin, Gangguan jantung yang parah, seperti gagal jantung,
Gangguan hati atau ginjal yang parah, Ulkus peptikum aktif atau riwayat perdarahan saluran pencernaan
● Efek Samping : Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, atau diare, Sakit kepala, Gangguan tidur, Palpitasi
(detak jantung cepat dan tidak teratur), Kekakuan otot, Kehilangan nafsu makan, Nyeri dada.
● Dosis Sediaan : Dosis dan sediaan dapat bervariasi tergantung pada jenis obat dan kondisi medis pasien.
Mekanisme Kerja : Xantin bekerja dengan merangsang sistem saraf pusat dan memperluas pembuluh darah di
paru-paru, sehingga dapat membantu melebarkan saluran pernapasan dan meningkatkan aliran udara ke paru-paru.
Xantin juga dapat meningkatkan produksi urine dengan merangsang ginjal. Profil Farmakokinetik : Xantin diserap
dengan baik oleh saluran pencernaan dan membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit untuk mencapai efeknya, Obat
ini dieliminasi melalui hati dan ginjal dengan waktu paruh sekitar 3-10 jam, Xantin dapat diberikan secara oral
atau intravena.
ANTIDIURETIK
Antidiuretik