Anda di halaman 1dari 34

NAME OF THE PHARMACY

OBAT SISTEM
EKSKRESI
Disusun oleh : Shinta Widia Rachmat
NAME OF THE PHARMACY

PENDAHULUAN SISTEM EKSKRESI


Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa pada makhluk
hidup seperti karbon dioksida, urea, racun dan lainnya. Sistem ekskresi
terdiri dari organ ginjal, paru-paru, hati, dan kulit. Ekskresi merupakan
proses pengeluaran zat sisa metabolisme dari dalam tubuh.
Proses Pengeluaran

Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan


menjadi:
 Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil pencernaan (feses)
 Ekskresi: pengeluaran zat sisa hasil metabolisme (CO2, keringat dan urine)
 Sekresi: pengeluaran getah yang masih berguna bagi tubuh (enzim dan
hormon)
Alat-alat Ekskresi
Alat-alat ekskresi pada manusia meliputi:
- Ginjal

- Hati

- Kulit
- Paru-paru
NAME OF THE PHARMACY

GINJAL
Ginjal memiliki fungsi:
- Menyaring darah sehingga menghasilkan
urine
- Membuang zat-zat yang membahayakan
tubuh (urea, asam urat)
- Membuang zat-zat yang berlebihan dalam
tubuh (kadar gula)
- Mempertahankan tekanan osmosis cairan
ekstraseluler
- Mempertahankan keseimbangan asam dan
basa
NAME OF THE PHARMACY

HATI
 Hati menghasilkan empedu (bilus) yang
mengandung zat sisa dari perombakan
eritosit di dalam limpa
 Hati berfungsi:
- Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
- Mengatur kadar gula darah
- Tempat pembentukan urea dari amonia
- Menawarkan racun
- Membentuk vitamin A dari provitamin A
- Tempat pembentukan fibrinogen
protrombin
KULIT
Kulit berfungsi sebagai:
- Mengeluarkan keringat

- Melindungi bagian dalam tubuh


dari gesekan, kuman, penyinaran,
panas dan zat kimia
- Mengatur suhu tubuh
- Menerima rangsangan dari luar

- Mengurangi kehilangan air


PARU-PARU
 Manusia memiliki sepasang
paru-paru yang terletak di
rongga dada.
 Paru-paru berfungsi sebagai
organ pernafasan yaitu
menghirup oksigen dan
mengeluarkan CO2 + uap
air
 Uap air dan CO2 berdifusi
di dalam alveolus kemudian
dikeluarkan
CONTOH OBAT
EKSRESI
OBAT DIURETIK

Diuretik adalah jenis obat yang digunakan untuk


meningkatkan produksi urine dan mengurangi retensi cairan di
dalam tubuh. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan
pengeluaran garam dan air melalui ginjal. Diuretik sering
digunakan untuk mengobati kondisi medis seperti tekanan darah
tinggi, gagal jantung, edema, dan gangguan ginjal.
OBAT DIURETIK
Diuretik Osmotik ( Manitol)

Indiksi:
 mengurangi tekanan dalam otak (tekanan intrakranial),
tekanan dalam bola mata (tekanan intraokular), dan
pembengkakan otak (cerebral edema). Obat ini tersedia
dalam bentuk cairan infus dan hanya boleh diberikan oleh
dokter.

Kontra indikasi
 pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap obat ini,
kondisi anuria, edema paru yang berat, gagal ginjal,
dehidrasi berat, edema metabolik, penyakit ginjal progresif,
dan perdarahan intrakranial aktif.
OBAT DIURETIK OSMOTIK

Diuretik Osmotik ( Manitol)

Efek samping: dehidrasi, elektrolit abnormal, hipervolemia, hipotensi, mual, muntah, dan sakit
kepala
 
Dosis sediaan: dosis awal 0,25-0,5 g/kg diberikan dalam waktu 30-60 menit, kemudian diikuti
dengan dosis 0,25-0,5 g/kg setiap 4-6 jam atau sesuai kebutuhan. Interaksi obat: mannitol dapat
memperburuk efek toksisitas obat lain pada ginjal dan meningkatkan risiko kerusakan ginjal.

Mekanisme kerja: mannitol bekerja dengan meningkatkan osmolaritas filtrat glomerulus,


sehinggamenarik cairan dari jaringan ke dalam aliran darah dan meningkatkan produksi urine

Profil farmakokinetik: mannitol tidak diserap secara sistemik dan diekskresikan melalui ginjal.
Diuretik Osmotik ( Glicerol)
 Indikasi: meningkatkan diuresis pada kondisi seperti edema serebral, oliguria, atau anuria.
 Kontraindikasi: gagal jantung kongestif, edema paru kardiogenik, atau alergi terhadap
gliserol.
 Efek samping: dehidrasi, elektrolit abnormal, hipervolemia, hipotensi, mual, muntah, dan
sakit kepala.
 Dosis sediaan: dosis awal 1-1,5 g/kg diberikan dalam waktu 30-60 menit, kemudian diikuti
dengan dosis 0,5-1 g/kg setiap 4-6 jam atau sesuai dengan kebutuhan
 Interaksi obat: tidak ada interaksi obat yang signifikan yang dilaporkan dengan gliserol.
 Mekanisme kerja: gliserol bekerja dengan meningkatkan osmolaritas filtrat glomerulus,
sehingga menarik cairan dari jaringan ke dalam aliran darah dan meningkatkan produksi
urine.
 Profil farmakokinetik: gliserol diserap melalui saluran pencernaan dan diekskresikan
melalui ginjal.
Diuretik Osmotik ( Urea)
 Indikasi: Meningkatkan diuresis pada kondisi seperti edema serebral, oliguria, atau anuria.
 Kontraindikasi: Hipersensitivitas terhadap urea, gagal jantung kongestif, edema paru
kardiogenik.
 Efek samping: Gangguan elektrolit, seperti penurunan kadar natrium, kalium, dan klorida
dalam darah, dehidrasi, hipotensi, mual dan muntah, sakit kepala.
 Dosis sediaan: Dosis awal sekitar 10-20 gram urea dapat diberikan secara oral.
 Interaksi obat: Tidak ada interaksi obat yang signifikan dilaporkan dengan urea.
 Mekanisme kerja: Urea bekerja dengan meningkatkan osmolaritas filtrat glomerulus di
ginjal, sehingga menarik cairan dari jaringan ke dalam aliran darah dan meningkatkan
produksi urine.
 Profil farmakokinetik: Urea diserap secara efektif melalui saluran pencernaan. lalu urea
kemudian dibawa ke ginjal, di mana ia diubah menjadi amonia dan karbon dioksida.
 Amonia dan karbon dioksida kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui urin.
Obat diuretik

Obat penghambat karbonik anhydrase

Obat penghambat karbonik anhidrase adalah obat yang


bekerja dengan menghambat enzim karbonik anhidrase, yang
terdapat pada sel-sel tubulus ginjal dan jaringan lainnya. Enzim Ini
berperan dalam reabsorpsi ion bikarbonat dalam tubulus ginjal.
Obat penghambat karbonik anhydrase

Indikasi: glaukoma, edema serebral, serta pengobatan sementara pada pasien dengan gagal
jantungkongestif atau kondisi lain yang memerlukan diuretik tambahan

Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap obat ini, kondisi asidosis metabolik,


hipokalemia,hiponatremia, dan gagal hati atau ginjal yang parah.

Efek samping: efek samping yang paling umum adalah kelelahan, sakit kepala, pusing, nyeri
perut, mual,muntah, diare, dan peningkatan risiko infeksi saluran kemih. Efek samping yang
lebih serius termasukalergi yang menyebabkan sesak napas atau pembengkakan pada wajah,
lidah, atau tenggorokan.

Dosis sediaan: dosis penghambat karbonik anhidrase tergantung pada kondisi medis pasien
dan dapatdisesuaikan oleh dokter. Secara umum, dosis dimulai dari 250-500 mg sekali atau
dua kali sehari
Obat penghambat karbonik anhydrase

Interaksi obat: penghambat karbonik anhidrase dapat berinteraksi dengan


obat-obatan lain seperti kortikosteroid, obat antiinflamasi nonsteroid, dan
obat yang dapat meningkatkan risiko dehidrasi.
Mekanisme kerja: penghambat karbonik anhidrase bekerja dengan
menghambat enzim karbonikanhidrase yang terdapat pada sel-sel tubulus
ginjal. Dengan menghambat enzim ini, obat dapat mengurangi reabsorpsi
natrium dan bikarbonat di tubulus ginjal dan meningkatkan ekskresi air
danelektrolit melalui urin.
Profil farmakokinetik: penghambat karbonik anhidrase tersedia dalam
bentuk oral dan umumnya diserap dengan baik oleh tubuh. Obat ini
dieliminasi terutama melalui ginjal
Obat penghambat karbonik anhydrase

 Acetazolamide
 Dorzolamide
 Methazolamide
Obat Diuretik

Benzotiazid

Benzotiazid adalah obat diuretik thiazide yang digunakan untuk mengurangi


tekanan darah tinggi (hipertensi) dan untuk mengurangi retensi cairan pada
edema yang disebabkan oleh gagal jantung, sirosis hati, atau terapi
kortikosteroid
Benzotiazid

● Indikasi: hipertensi, edema yang disebabkan oleh gagal jantung, sirosis hati, atau terapi
kortikosteroid.
● Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap benzotiazid, gagal hati atau ginjal berat, anuria,
hipokalemia, hiponatremia.
● Efek samping: pusing, sakit kepala, lelah, mual dan muntah, diare, mulut kering, peningkatan
● sensitivitas terhadap sinar matahari, gangguan elektrolit seperti hipokalemia dan hiponatremia.
● Dosis sediaan: dosis awal sekitar 25-50 mg per hari dapat diberikan secara oral, dengan dosis
maksimum sekitar 200 mg per hari.
● Interaksi obat: Penggunaan bersama dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat
meningkatkan risiko nefrotoksisitas (kerusakan ginjal)
● Mekanisme kerja: benzotiazid bekerja dengan menghambat reabsorpsi ion natrium dan klorida
di dalam tubulus ginjal, sehingga mengurangi retensi cairan dan natrium di tubuh.
● Profil farmakokinetik: obat ini diserap dengan baik melalui saluran pencernaan dan dicapai
puncaknya dalam 4-6 jam setelah pemberian. Benzotiazid juga memiliki waktu paruh yang
relatif lama, yaitu sekitar 15-40 jam.
Obat Diuretik

Diuretik hemat kalium


Diuretik hemat kalium adalah jenis diuretik yang bekerja dengan
meningkatkan ekskresi natrium dan air melalui ginjal tanpa memperburuk
keadaan kadar kalium dalam darah
Obat Diuretik hemat kalium

 Spironolactone
Indikasi: edema, hipertensi, dan hiperaldosteronisme.

Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap spironolactone, penyakit Addison,


hiperkalemia, gagal hati akut, dan penggunaan bersamaan dengan obat-obatan
yang mempengaruhi metabolisme aldosteron.

Efek samping: peningkatan kadar kalium dalam darah, ginekomastia pada pria, gangguan
menstruasi pada wanita, pusing, sakit kepala, dan mual.
Dosis sediaan: dosis awal sekitar 25-100 mg per hari dapat diberikan secara oral, dengan
dosis maksimum sekitar 400 mg per hari.

Interaksi obat: spironolactone dapat berinteraksi dengan obat-obatan seperti ACE


inhibitor, NSAID, dan litium
Contoh obat Diuretik hemat kalium
 Amiloride
 Riamterene
Obat Diuretik
Diuretik kuat
Obat diuretik kuat adalah obat yang dapat meningkatkan pengeluaran air seni
secara signifikan dan cepat

Contoh obat
● Furosemid
Indikasi: edema, hipertensi, gagal jantung, dan kondisi yang memerlukan peningkatan
pengeluaran urine
Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap furosemid, anuria, hipovolemia, hipokalemia,
hiponatremia, dan hipomagnesemia
Efek samping: dehidrasi, hipotensi, hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia, gangguan
pendengaran, dan reaksi hipersensitivitas seperti ruam kulit dan gatal-gatal
Dosis sediaan: 20-80 mg/hari, diberikan secara oral atau intravena
Interaksi obat: furosemid dapat meningkatkan efek obat antihipertensi, obat antiinflamasi
nonsteroid, dan obat penenang, serta menurunkan efek obat antidiabetes
Mekanisme kerja: furosemid menghambat reabsorpsi natrium, klorida, dan air di tubulus
ginjal, sehingga meningkatkan pengeluaran urine
Profil farmakokinetik: furosemid diserap dengan cepat setelah diberikan secara oral atau
intravena, mencapai puncak efek dalam 30-60 menit, dan memiliki waktu paruh sekitar 1-2
jam.
Contoh obat Diuretik kuat

• Bumetanid
• Torsemide
Obat Diuretik

Xantin
Xanthine diuretik adalah obat yang termasuk dalam kelompok
diuretik tiazid yang bekerja dengan menghambat reabsorpsi
natrium, kalium, dan klorida di tubulus ginjal. Xanthine diuretik
juga dapat meningkatkan ekskresi asam urat dan merangsang
produksi urine. Contoh xanthine diuretik adalah teofilin.
Xantin

● Indikasi : Asma, Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), Edema yang disebabkan oleh gagal jantung atau
penyakit ginjal, Apnea (berhenti napas saat tidur), Hipotensi (tekanan darah rendah)
● Kontra Indikasi : Hipersensitivitas terhadap obat xantin, Gangguan jantung yang parah, seperti gagal jantung,
Gangguan hati atau ginjal yang parah, Ulkus peptikum aktif atau riwayat perdarahan saluran pencernaan
● Efek Samping : Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, atau diare, Sakit kepala, Gangguan tidur, Palpitasi
(detak jantung cepat dan tidak teratur), Kekakuan otot, Kehilangan nafsu makan, Nyeri dada.
● Dosis Sediaan : Dosis dan sediaan dapat bervariasi tergantung pada jenis obat dan kondisi medis pasien.
Mekanisme Kerja : Xantin bekerja dengan merangsang sistem saraf pusat dan memperluas pembuluh darah di
paru-paru, sehingga dapat membantu melebarkan saluran pernapasan dan meningkatkan aliran udara ke paru-paru.
Xantin juga dapat meningkatkan produksi urine dengan merangsang ginjal. Profil Farmakokinetik : Xantin diserap
dengan baik oleh saluran pencernaan dan membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit untuk mencapai efeknya, Obat
ini dieliminasi melalui hati dan ginjal dengan waktu paruh sekitar 3-10 jam, Xantin dapat diberikan secara oral
atau intravena.
ANTIDIURETIK
Antidiuretik

adalah jenis hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipotalamus di


otak dan disekresikan oleh kelenjar pituitari posterior. Hormon ini juga dikenal sebagai
vasopresin, yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh dengan
meningkatkan reabsorpsi air di tubulus ginjal. Antidiuretik membantu mengurangi jumlah
air yang diekskresikan melalui urine dan meningkatkan konsentrasi urine.
ADH
Antidiuretik Hormon atau disebut juga vasopresin adalah
hormon yang bertugas mengontrol penyerapan kembaliair
oleh ginjal saat menyaring limbah dari darah. Ketika hormon
ADH berada di ginjal, hormon tersebut memberikan sinyal
untuk menghemat air dan menghasilkan urin yang lebih
pekat.

Contoh obat ADH yaitu :


● vasopressin
● Desmopressin
● Terlipressin
Terlipressin
• Indikasi : untuk pengobatan perdarahan varises esofagus
• Kontraindikasi : hipersensitif, pasien yang menderita syok septik, hamil
• efek samping : sakit kepala, pucat, kram perut, diare, mual, uterus
hypertonus
• interaksi obat : peningkatan efek hipotensi dari beta blocker nonselektif.
Pemberian secara bersamaan dengan produk obat yang diketahui memiliki
efek bradikardik misalnya propofol, sufentanil dapat menurunkan denyut
jantung dan kerja jantung
• mekanisme: erlipressin adalah senyawa obat inaktif, yang mengalami
perubahan struktur kimiawi dengan enzim,menjadi lisin-vasopresin.
Sehingga menjadi obat aktif yang bekerja pada reseptor V1 otot vaskular,
menyebabkan vasokonstriksi pada organ splanchnic dan extrarenal dan
menurunkan aliran tekanan darah.
• Dosis : terlipressin pada pasien dewasa yang digunakan adalah 2 mg
diberikan setiap 4 jam. Pengobatan ini harus dipertahankan hingga
perdarahan terkontrol selama maksimal 48 jam.
Golongan Obat Penghambat sintetis PG (Prostaglandin)

Prostaglandin adalah zat alami dalam tubuh yang


terlibat dalam proses timbulnya bengkak dan nyeri ketika
tubuh mengalami peradangan atau cedera. COX-2 inhibitor
merupakan jenis obat antiinflamasi nonsteroid(OAINS).
Obat ini meredakan nyeri dengan cara menghambat produksi
prostaglandin oleh enzim COX-2. Obat penghambat PG
diantaranya:
- Celexocib
- Ketorolac
- Aspirin
Celexocib
● Indikasi : obat antiradang untuk meredakan nyeri dan bengkak pada berbagai kondisi, seperti
rheumatoid arthritis, osteoarthritis, ankylosing spondylitis, atau nyeri saat menstruasi.
● Kontraindikasi: Penggunaan obat ini umumnya tidak direkomendasikan bagi orang yang
mengidap penyakit ginjal, penyakit jantung, dan penyakit hati. Selain itu, obat sebaiknya dihindari
jika pernah mengalami alergi atau reaksi buruk terhadap obat golongan ini. Obat ini juga
sebaiknya dihindari pada wanita hamil dan wanita menyusui.
● Efek samping: Muntah, Mual, sakit perut, diare, Pencernaan yang terganggu, Perut kembung,
Gejala mirip influenza, Peningkatan kreatinin darah, peningkatan berat badan, peningkatan ALT
● Dosis sediaan : Dosis dan jangka waktu penggunaan celecoxib akan ditentukan oleh dokter
sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan pasien. Dalam kondisi tertentu, dosis celecoxib untuk
anak-anak akan disesuaikan dengan berat badan (BB) pasien.
● Interaksi obat: Peningkatan risiko terjadinya perdarahan atau luka pada saluran pencernaan jika
digunakan dengan antiplatelet, antidepresan jenis SSRIs, kortikosteroid, obat antiinflamasi
nonsteroid lain, atau antikoagulan. Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan
● dengan ciclosporin, dll.
● Mekanisme kerja: Celecoxib adalah inhibitor COX-2 selektif yang berperan dalam menghambat
sintesis prostaglandin oleh isoenzim COX-2 yang terinduksi di lokasi inflamasi tanpa
● mempengaruhi aksi isoenzim COX-1.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai