Anda di halaman 1dari 14

FX Dwi Anjani Putri

BAB 2
SISTEM EKSKRESI
A. SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
1. Proses Pengeluaran
Berdasarkan zat yang dibuang,proses pengeluaran pada manusia dibedakan
menjadi:
 Defekasi :pengeluaran zat sisa hasil pencernaan (feses)
 Ekskresi :pengeluaran zat sisa hasil metabolisme (CO2, keringat dan urine)
 Sekresi :pengeluaran getah yang masih berguna bagi tubuh (enzim dan
hormon)
2. Alat-alat Ekskresi

a) GINJAL (REN)
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di depan sebelah kiri dan kanan
tulang belakang bagian pinggang.
STRUKTUR GINJAL
Kulit Ginjal (korteks). Pada Korteks terdapat banyak nefron atau penyaring.
Setiap nefron terdiri dari badan malpighi dan tubulus. Badan malpighi tersusun
sari kapsula Bowman dan glomerulus. Glomerulus merupakan anyaman
pembuluh darah kapiler. Pembuluh darah yang menuju glomerulus disebut
arteriol aferen, sedangkan pembuluh darah yang meninggalkan glomerulus
disebut arteriol eferen. Glomerulus dibungkus oleh kapsula Bowman.
 Medula renalis (sumsum ginjal): Terdapat jaringan berbentuk kerucut
yang disebut piramid
 Rongga Ginjal (pelvis renalis)
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh- pembuluh. Dari tiap rongga
keluar ureter. Ureter berfungsi mengeluarkan dan menyalurkan urine ke
kantung kemih.
FX Dwi Anjani Putri

PEMBENTUKAN URINE
 Filtrasi darah di dalam glomerulus menghasilkan filtrat glomerulus
(urine primer)
 Urine primer di reabsorsi di dalam tubulus konturtus proksimal untuk
menyerap zat-zat yang masih berguna bagi tubuh. Dihasilkan filtrat
tubulus (urine sekunder)
 Urine sekunder di augmentasi didalam tubulus konturtus distal
menghasilkan urine sesungguhnya, yang dikumpulkan melalui tubulus
kolekta ke pelvis renalis

FUNGSI GINJAL
- Menyaring darah sehingga menghasilkan urine
- Membuang zat-zat yang membahayakan tubuh (urea, asam urat)
- Membuang zat-zat yang berlebihan dalam tubuh (kadar gula)
- Mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler
- Mempertahankan keseimbangan asam dan basa
KELAINAN/GANGGUAN PADA GINJAL
 Nefrolitiasis (batu ginjal)
Tanda : urine sulit keluar karena tersumbat batu pada ginjal, saluran
ginjal atau kandung kemih
Penyebab : konsentrasi unsur-unsur kalsium terlalu tinggi dan dipercepat
dengan infeksi dan penyumbatan saluran ureter
Akibat : sulit mengeluarkan urine,urine bercampur darah
 Nefritis
Tanda : radang ginjal bagian nefron yang diawali peradangan glomerulus
 Gagal ginjal
Tanda : Meningkatnya kadar urea dalam darah
Penyebab : nefritis (radang ginjal)
Akibat : zat-zat yang seharusnya dibuang oleh ginjal tertumpuk dalam
darah Pengobatan : cuci darah secara rutin atau cangkok ginjal
 Diabetes Insipidus
FX Dwi Anjani Putri

Tanda : meningkatnya jumlah urine (20–30kalilipat)


Penyebab : kekurangan hormon antidiuretika (ADH)
Akibat : sering buang urine
Pengobatan : pemberian ADH sintetik
 Diabetes Melitus
Tanda : kadar glukosa darah melebihi normal
Penyebab : kekurangan hormon insulin
Akibat : luka sulit sembuh
Pengobatan : pada anak-anak diberi insulin secara rutin dan pada dewasa
dilakukan diet rutin,olahraga dan pemberian obat penurun kadar glukosa
darah
 Albuminuria
adanya molekul albumin dan protein lain dalam urine.
HEMODIALISIS
Hemodialisis berasal dari kata “hemo” artinya darah, dan “dialisis ” artinya
pemisahan zat-zat terlarut. Hemodialisis berarti proses pembersihan darah dari
zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh. Hemodialisis
menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis. Hemodialisis dikenal secara
awam dengan istilah ‘cuci darah’.

Faktor yang mempengaruhi banyaknya urine


- Jumlah air yang diminum
- Suhu lingkungan
- Hormon ADH
- Hormon insulin
- Jumlah garam yang dibuang
Protein disaring dengan sempurna; dari sejumlah 7 – 9 % di dalam darah
sama sekali tidak boleh ada lagi di dalam urine. Demikian juga glukosa.
Jumlah urea 0,03 % dalam plasma darah, meningkat menjadi 0,5 % dalam
tubula kontorti proksimal, naik dengan cepat menjadi 2 % dalam tubula
kontorti distal. Hal ini terjadi karena adanya penyerapan kembali.
FX Dwi Anjani Putri

b) HATI ( HEPAR / LIVER )


STRUKTUR HATI
Hati (hepar) merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang
terletak di rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma

 Hati pada bagian luar dilengkapi oleh selaput tipis yang disebut selaput
hati (kapsula hepatica). Dalam jaringan hati terdapat beberapa pembuluh
darah. Pembuluh arteri hepatikus dan vena portal hepatikus mengalami
percabangan yang disebut sinusoid. Sinusoid pada vena portal hepatikus
akan membentuk vena. Jaringan hati ini tersusun oleh sel-sel hati yang
disebut Hepatosit.
 Antar lapisan hepatosit dipisahkan oleh lakuna, sedang antara hepatosit
satu dengan yang lain dipisahkan oleh kanalikuli yang merupakan tempat
dihasilkannya empedu. Kanalikuli-kanalikuli ini kemudian bergabung
membentuk pembuluh empedu yang berfungsi mengangkut cairan
empedu menuju kantong empedu. Kantong empedu sebagai tempat
penyimpanan sementara sebelum empedu dialirkan ke duodenum.
 Pada sinusoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk sel kupffer. Sel
kupffer ini mempunyai sifat fagositosis. Apabila dalam proses pencernaan
di usus halus terdapat organisme asing atau zat-zat berbahaya maka sel-
sel ini akan menghancurkan organisme asing atau zat berbahaya tersebut
dengan cara fagositosis. Dari proses penghancuran ini akan menghasilkan
pigmen bilirubin. Bilirubin kemudian dialirkan ke kanalikuli dan
diekskresikan sebagai empedu.
 Hal inilah yang membuat hati berfungsi sebagai alat ekskresi. Empedu
berupa cairan berwarna kehijauan dan berasa pahit. Empedu mempunyai
pH sekitar 7–7,6 dan mengandung kolesterol,garam mineral, garam
empedu, serta pigmen bilirubin dan biliverdin.
 Apabila saluran empedu tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah
sehingga kulit penderita menjadi kekuningan. Oleh karena itu, orang yang
mengalaminya diindikasikan menderita penyakit kuning.
FUNGSI HATI
- Hati menghasilkan empedu (bilus)
FX Dwi Anjani Putri

- Menyimpan gula dalam bentuk glikogen


- Mengatur kadar gula darah
- Tempat pembentukan urea dari amonia
- Menawarkan racun
- Membentuk vitamin A dari provitamin A
- Tempat pembentukan protein tertentu
maupun perombakannya
- Ikut dalam pembentukan maupun perombakan sel darah merah.

Proses perombakan sel darah merah di dalam Hati


Sel darah merah yang sudah tua dipecah di dalam hati oleh sel khusus ( histiosit).
Hemoglobin dari sel darah merah diuraikan menjadi hemin + Fe+ Globin. Fe( zat
besi) diambil dan disimpan di hati, yang selanjutnya dikembalikan ke sumsum
tulang. Globin digunakan lagi, baik untuk metabolisme protein maupun untuk
pembentukan hemoglobin baru. Hemin diubah menjadi zat warna empedu
(bilirubin dan biliverdin), kemudian dikeluarkan ke usus dan seterusnya keluar
bersama feses. Bilirubin yang berwarna hijau-biru ini selanjutnya dioksidasi
menjadi urobilin yang berwarna kuning-cokelat. Warna inilah yang memberi
warna pada urine dan feses.

Fungsi hati sebagai tempat pembentukan protein maupun perombakannya


Metabolisme protein akan menghasilkan asam amino, kemudian asam amino ini
akan diuraikan lagi menjadi NH4OH dan senyawa NH3.
Senyawa-senyawa terakhir ini brsifat racun terhadap sel dan segera dibuang
dari tubuh. NH3 ini dalam sel segera diikat oleh karbon dioksida dan sejenis asam
amino yang disebut ornitin, membentuk asam amino kedua yang disebut sitrulin.
Asam-asam amino ini tidak bersifat racun, molekulnya relatif kecil, sehingga
masih dapat berdifusi meninggalkan sel dan masuk ke dalam aliran darah dan
akhirnya masuk ke dalam hati. Oleh enzim arginase, arginin yang terdapat dalam
hati diuraikan kembali menjadi ornitin dan urea. Enzim arginase hanya terdapat
dalam kelenjar hati, demikian juga senyawa arginin hanya dipecah dalam hati.
Urea keluar dari hati bersama aliran darah dan kemudian akan disaring melalui
glomerulus di dalam ginjal, dan keluar bersama urine.
Proses tadi dikenal dengan “siklus ornitin”

SIKLUS ORNITIN
Ornitin (AA1) + NH3 + CO2 --------> AA2 ( sitrulin )
Sitrulin ( AA2) + NH3 -----------> AA3 ( arginin)
Arginin ( AA3) -------- ------------> AA1 ( ornitin) + urea + H2O
arginase
FX Dwi Anjani Putri

*AA = Asam Amino


KELAINAN/GANGGUAN PADA HATI
 Hepatitis atau Radang hati
Penyebab: kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol dan menggunakan
obat-obatanyang berdosis tinggi serta infeksi virus hepatitis.
Akibat: terjadinya komplikasi pada organ tubuh lain.
Penyakit hepatitis dapat dibedakan menjadi:
1) Hepatitis A
Penyebab: virus hepatitis A, mengonsumsi makanan dan minuman yang
terkontaminasi kotoran orang yang terinfeksi, dan paling umum terjadi di
negara-negara di mana sanitasi buruk.
2) Hepatitis B
Penyebab: virus hepatitis B, yang menyebar di dalam darah orang yang
terinfeksi. Hepatitis B biasanya menyebar dari wanita hamil yang
terinfeksi ke bayi mereka, atau dari kontak anak ke anak. Dalam kasus
yang jarang terjadi, hepatitis B dapat menyebar melalui hubungan seks
tanpa kondom dan obat-obatan suntik. Sebagian besar kasus di bagian
dunia yang lebih sering terinfeksi, seperti Asia Tenggara dan Afrika sub-
Sahara.
3) Hepatitis C
Penyebab: virus hepatitis C. Hepatitis C biasanya menyebar melalui
kontak darah ke darah dengan orang yang terinfeksi. Misalnya, menyebar
melalui berbagi jarum suntik yang digunakan untuk menyuntikkan
narkoba.
4) Hepatitis D
Penyebab: virus hepatitis D. Hepatitis D biasanya menyebar melalui
kontak darah ke darah atau hubungan seksual. Infeksi jangka panjang
dengan hepatitis D dan hepatitis B dapat meningkatkan risiko
penderitanya seperti sirosis dan kanker hati. Tidak ada vaksin khusus
untuk hepatitis D, tetapi vaksin hepatitis B dapat membantu melindungi.
5) Hepatitis E
Penyebab: virus hepatitis E. Virus ini dikaitkan dengan konsumsi daging
babi mentah atau setengah matang, jeroan, dan kerang.
6) Hepatitis alkoholik
Penyebab: minum alkohol dalam jumlah berlebihan selama bertahun-
tahun. Hepatitis alkoholik biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun,
meski bisa menyebabkan penyakit kuning mendadak dan gagal hati pada
beberapa orang.
7) Hepatitis autoimun
FX Dwi Anjani Putri

Hepatitis autoimun adalah penyebab langka dari hepatitis jangka panjang


di mana sistem kekebalan menyerang dan merusak hati. Akhirnya, hati
bisa menjadi sangat rusak, sehingga berhenti bekerja dengan semestinya.
 Penyakit kuning ( Jaundice)
Gejala awal dimulai dengan warna kulit dan mata menjadi kuning. Penyakit
ini merupakan gejala awal yang menunjukkan adanya gangguan pada hati,
penyumbatan saluran empedu, atau adanya gangguan pada metabolisme
bilirubin.
 Serosis hati ( Pengerasan organ hati )
Penyebab: kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan atau minuman beralkohol,
infeksi virus atau bakteri, adanya sel tumor atau kanker, serta adanya
penumpukan racun dalam tubuh yang berlebihan.
c) KULIT
STRUKTUR KULIT
Kulit merupakan organ terluas yang menutupi seluruh tubuh dengan luas kurang
2 m2. Ketebalan kulit pada setiap bagian tubuh berbeda-beda ( 0,5- 5 mm ) dan
rata-rata ketebalannya 1 – 2 mm. Berdasarkan strukturnya kulit terdiri atas tiga
lapisan yaitu epidermis( kulit ari), dermis ( kulit jangat ), dan hipodermis
( jaringan lemak ).
 Epidermis
Epidermis terdiri atas beberapa lapisan berikut.
1) Stratum korneum (lapisan tanduk)
Stratum korneum merupakan lapisan kulit yang paling luar, tersusun atas
sel-sel mati yang bersifat keras, tahan terhadap air, dan selalu
mengelupas (deskuamasi). Lapisan ini akan mengalami pembaruan
selama proses keratinisasi (pembentukan zat tanduk/kerati)
2) Stratum Lusidum
Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi
menggantistratum korneum
3) Stratum Granulosum ( lapisan Malpighi )
Stratum granulosum terdiri atas sel-sel yang berinti dan mengandung
pigmen melanin. Sruktur Kulit Hipodermis Korneum lusidum Granulosum
spinosum Germinativum/basal
4) Lapisan Spinosum (Stratum spinosum)
Stratum spinosum adalah lapisan kulit yang terdiri dari berbagai sel tidak
teratur. Lapisan ini memiliki fungsi untuk menjaga keteguhan dan
kelenturan kulit.
5) Stratum Germinativum (Lapisan Basal )
Stratum Germinativum adalah lapisan kulit yang terus terbagi ke dalam
pembaruan bagian epidermis yang rusak. Lapisan ini adalah lapisan
FX Dwi Anjani Putri

epidermis terendah. Lapisan basal ini selalu membentuk kulit baru,


sehingga kulit secara berkala terjaga
Lapisan Malpighi pada kulit adalah istilah yang umumnya menjelaskan baik sebagai stratum
basal ( stratum germinativum) dan stratum spinosum sebagai satu unit, meskipun kadang-
kadang didefinisikan sebagai stratum basal secara spesifik.
 Dermis ( kulit Jangat )
Dermis merupakan lapisan yang terletak di bawah epidermis. Di
dalamnya terdapat akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar
yang terdapat di lapisan ini adalah kelenjar keringat( glandula sudorifera ) dan
kelenjar minyak ( glandula sebasea )
Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut
berbagai garam, terutama NaCl. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar
keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui pori-pori. Di dalam kantong
rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak menghasilkan
minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat
tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan dari pembuluh kapiler di
bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat obat penegak rambut.
 Hipodermis ( Jaringan Lemak)
Di bawah dermis terdapat jaringan lemak atau lapisan hipodermis.
Jaringan lemak berfungsi sebagai makanan cadangan, pelindung tubuh terhadap
benturan, dan menahan panas tubuh.

FUNGSI KULIT
Kulit mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1) Proteksi
Kulit berfungsi melindungi organ tubuh dari kontak mekanis yang dapat
mengakibatkan cidera. Selain itu, kulit juga melindungi tubuh dari kontak
langsung dengan sinar matahari. Sel-sel melanosit yang terdapat pada kulit
mempunyai fungsi penting dalam meindungi tubuh dari bahaya paparan sinar
UV. Sementara itu, produksi keringat dan minyak pada kulit membuat lapisan
kulit bersifat asam. Kondisi ini berfungsi melindungi tubuh dari infeksi jamur dan
bakteri.
2) Regulator suhu
Kulit melakukan fungsi ini dengan cara memproduksi keringat dan
mengkontriksikan pembuluh darah dalam kulit
3) Penentu warna kulit
Warna kulit pada tubuh salah satunya ditentukan oleh kandungan
melanosit pada kulit.
4) Pembentukan vitamin D
Vitamin D dibrntuk dari provitamin D yang terdapat di bawah kulit
dengan bantuan sinar matahari
FX Dwi Anjani Putri

5) Ekskresi
Sebagai alat ekskresi, kulit berfungsi mengeuarkan keringat. Kelenjar
keringat menyerap air dan garam di pembuluh kapiler. Keringat yang dikeluarkan
melalui pori-pori kulit akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh tetap
stabil. Pada keadaan normal, tubuh mengeluarkan keringat sebanyak 50 ml.
setiap jam. Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat antara
lain aktivitas tubuh yang meningkat dan suhu lingkungan yang tinggi.
Pengeluaran keringat yang berlebihan karena terik matahari atau aktivitas tubuh
yang tinggi dapat mengakibatkan tubuh kekurangan garam( “lapar garam” ). Jika
kadar garam dalam darah menurun, dapat mengakibatkan kejang bahkan
pingsan.

PROSES PENGELUARAN KERINGAT


Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (pada otak). Hipotalamus
dapat menghasilkan enzim brandikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan
kelenjar keringat. Perubahan suhu akan merangsang pusat pengatur suhu
(hipotalamus), rangsangan tersebut akan diteruskan oleh saraf simpatetik ke
kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air garam dan
sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke permukaan kulit
dalam bentuk keringat. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di
permukaan kulit akan menyerap panas tubuh, sehingga suhu tubuh menjadi
tetap. Pada keadaan normal, keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50
ml setiap jam. Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat antara
lain:
• Peningkatan aktivitas tubuh
• Peningkatan suhu lingkungan
• Goncangan emosi
Terdapat dua macam kelenjar keringat yang berbeda dalam komposisi
keringat yang dihasilkan serta fungsinya, yaitu kelenjar keringat ekrin dan
apokrin. a. Kelenjar keringat ekrin
Tersebar hampir di seluruh permukaan tubuh. Keringat yang dihasilkan adalah
air yang berisi sejumlah elektrolit. Kelenjar keringat inilah yang berperan penting
sebagai pengatur suhu tubuh (termoregulasi).
b. Kelenjar keringat apokrin
hanya terdapat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, saluran telinga, dan
sekitar alat kelamin. Keringat yang dihasilkan mengandung protein dan lemak.
Keringat ini awalnya tidak berbau. Namun karena aktivitas mikroba seperti
Propionibacterium dan Staphylococcus epidermidis, keringat menjadi berbau.
Kelenjar keringat apokrin baru mulai aktif saat pubertas, karena itulah anak-anak
belum membutuhkan deodoran.
FX Dwi Anjani Putri

KONSEP HOMEOSTATIS
Homeostatis merupakan suatu mekanisme untuk mempertahankan
kondisi internal tubuh agar tetap stabil dan relatif konstan. Contoh homeostatis
adalah saat cuaca panas. Kulit akan merespons dengan mengeluarkan keringat
pada epidermis kulit untuk mencegah suhu darah meningkat. Pembuluh darah
akan mengembang untuk mengeluarkan panas ke sekitarnya. Hal ini
menyebabkan kulit berwarna merah.
Rasa haus akan muncul agar banyak minum sehingga terjadi pendinginan
badan disamping mengganti cairan yang banyak keluar. Nafsu makan berkurang
agar tidak terjadi peningkatan metabolism yang menghasilkan panas, lalu
muncul rasa kantuk untuk mengurangi metabolisme .

Kelainan dan Gangguan pada Kulit


a. Jerawat merupakan gangguan umum yang bersifat kronis pada kelenjar
minyak yang umumnya dialami anak-anak masa remaja.
b. Eksim merupakan penyakit kulit yang sering akut atau kronis. Kulit menjadi
kering, kemerah-merahan, gatal-gatal dan bersisik.
c. Gangren merupakan nekrosis atau kematian sel-sel jaringan tubuh setempat
yang disebabkan karena pemblokiran peredaran darah untuk suatu bagian
tertentu.
d. Pruritus kutanea ialah penyakit kulit yang menyebabkan rasa gatal, yang
dipacu oleh iritasi dari saraf sensori perifer. Diabetes mellitus, gangguan kelenjar
tiroid dan penyakit hati dapat menyebabkan pruritus.
e. Skabies disebut pula sebagai “ seven-year-itch”, gangguan kulit yang dapat
menular dan disebabkan oleh parasit insekta yang sangat kecil ( Sarcoptes
scabei).
d) PARU-PARU
Paru-paru manusia berjumlah sepasang, terletak di dalam rongga dada yang
dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru memiliki fungsi utama sebagai organ
pernapasan. Paru-paru juga merupakan organ ekskresi yang berfungsi
mengeluarkan gas-gas sisa proses pernapasan yaitu gas CO2 (karbon dioksida)
dan H2O (uap air). Karbon dioksida dan uap air berdifusi di dalam alveolus, lalu
dikeluarkan melalui hidung.

B. SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN


1. Invertebrata
a. Cacing Pipih
Alat ekskresi pada cacing pipih, misalnya Planaria, berupa sel-sel yang
mempunyai rambut-rambut getar. Zat-zat sisa diserap melalui alat ekskresi ini.
Karena rambut-rambut getar ini tampak seperti nyala api, maka sel-sel tersebut
FX Dwi Anjani Putri

dinamakan sel api (flame cell). Cairan tubuh disaring di dalam sel api dan zat-zat
sisa diserap, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh.

b. Cacing Tanah
Pada cacing tanah dan juga pada sebagian besar invertebrata lain alat
ekskresinya dinamakan nefridia, berupa corong ( cerobong ) yang mempunyai
saluran berliku-liku.

Pada tiap-tiap segmen tubuh terdapat sepasang nefridium, kecuali pada


tiga segmen pertama dan segmen terakhir. Setiap nefridium mempunyai
corong(corong) yang disebut nefrostom dan terdapat pada sekat pemisah
segmen-segmen tubuh cacing. Corong tersebut melalui sekat menjadi
pembuluhpanjang yang mempunyai saluran berliku-liku di dalam segmen
berikutnya.
Nefrostom yang merupakan corong terbuka dan berambut getar menarik
dan mengambil cairan tubuh masuk ke dalam pembuluh yang panjang dan tipis.
Pada waktu cairan tubuh mengalir melalui nefridia, zat-zat yang diperlukan
tubuh dimanfaatkan( diambil) dan diedarkan ke sekeliling kapiler sistem
peredaran. Cairan tubuh yang berupa zat-zat sisa, seperti air, senyawa nitrogen
dan garam-garam yang tidak diperlukan lagi dikeluarkan dari tubuh.
c. Insekta
Alat ekskresi pada Insekta telah mengalami perkembangan lebih sempurna yang
disebut tubula ( pembuluh) Malpigi. Pembuluh Malpigi melekat pada satu atau
kedua ujung akhir usus.
FX Dwi Anjani Putri

Zat-zat sisa yang berupa


senyawa nitrogen yang
berasal dari cairan tubuh di
dalam darah diubah
menjadi asam urat yang
kemudian dipindahkan ke
pembuluh Malpighi masuk ke
usus di belakang lambung
untuk dikeluarkannya. Sel-
sel pada rektum mengabsorsi air dari zat-zat sisa sebelum dikeluarkan dari tubuh
sebagai butir-butir feses.
2. Vertebrata
a. Ikan
Ikan mempunyai alat ekskresi berupa sepasang ginjal yang berbentuk
memanjang dan berwarna kemerah-merahan. Beberapa jenis ikan, seperti ikan mas,
saluran ginjal dan saluran kelenjar kelaminnya bersatu, disebut saluran urogenital yang
terletak di belakang anus. Ikan-ikan lain mempunyai kloaka.
Cairan sisa metabolisme yang mengandung senyawa nitrogen diambil dari darah
dalam ginjal. Urine akan dikeluarkan melalui lubang urogenitalia.

Pada umumnya, ikan air tawar bersifat hipertonik terhadap lingkungannya. Oleh
karena itu minum air dalam jumlah sedikit, air masuk ke dalam insang melalui osmosis
dan mengekskresikan banyak urine yang encer.
Ikan laut hidup di lingkungan yang kadar garamnya lebih tinggi daripada
tubuhnya. Oleh karena itu, ikan laut mudah mengalami dehidrasi atau kehilangan air
melalui insang secara osmosis. Untuk menggantikan air yang hilang tersebut, ikan
meminum banyak air laut dan mengekskresikan sedikit urine.
Ginjal ikan tidak memiliki glomerulus, sehingga tidak terjadi proses penyaringan.
Garam berlebih yang diserap di usus dibawa oleh darah ke sel-sel khusus penyekresi
FX Dwi Anjani Putri

garam di dalam insang. Selanjutnya garam diekskresi melalui membran insang ke


lingkungan.

b. Katak
Alat ekskresi katak berupa sepasang ginjal yang terletak di kanan dan kiri tulang
belakang, berwarna merah kecokelat-cokelatan yang memanjang dari muka ke
belakang. Ginjal merupakan alat penyaringan yang mengeluarkan zat-zat sisa yang
dapat larut( terutama urine), garam-garam mineral yang kelebihan dan air yang
berkumpul dari sel-sel tubuh, serta cairan dari darah. Saluran keluarnya merupakan
sepasang saluran halus, masing-masing bermuara di kloaka.
Kandung kencingnya merupakan gelembung tipis sebagai tonjolan dinding
kloaka. Kandung kencing ini berguna untuk menyimpan urine sementara. Urine
dikumpulkan dari dalam ginjal dan kemudian dikeluarkan melalui kandung kencing
ke kloaka.

c. Reptil
Pada reptil, alat ekskresinya juga berupa ginjal. Zat-zat sisa di ekskresikan dari
ginjal dan bermuara di kloaka, kelenjar kuit menghasilkan asam urine dan
berguna untuk mengusir musuh.
d. Burung
FX Dwi Anjani Putri

Pada burung, alat ekskresinya terdiri dari ginjal, paru-paru dan kulit. Burung
mempunyai sepasang ginjal yang bewarna cokelat. Saluran ekskresi ginjal dan
saluran kelamin bermuara pada bagian akhir usus(kloaka). Kloaka ini merupakan
tempat pertemuan saluran ginjal, saluran kelenjar kelamin dan usus. Burung
hampir sama sekali tidak mempunyai kelenjar kulit, tetapi mempunyai kelenjar
minyak yang terdapat di tunggingnya, yang berguna untuk meminyaki bulu-
bulunya.
e. Mamalia
Pada mamalia , alat ekskresinya terdiri dari ginjal, hati, paru-paru dan
kulit seperti pada manusia.

Anda mungkin juga menyukai