Anda di halaman 1dari 25

SISTEM

EKSKRESI
Arifah Rosyidah Avicienna (4) - Elfiana Rahmadani 10
Henazir Hazzah Munifatinnufus (14) - indy qonita hafidza
(16)
Zat Sisa Metabolisme

Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak berguna atau berbahaya jika
disimpan di dalam tubuh. Zat-zat sisa metabolisme yang dikeluarkan oleh tubuh antara lain adalah urine, keringat, uap air,
dan CO2 . Sementara zatzat sisa metabolisme yang bersifat racun bagi tubuh antara lain adalah hasil perombakan nitrogen
seperti amonia, urea, dan asam urat

1. Amonia adalah hasil deaminasi yang terjadi di dalam hati dan bersifat sangat beracun. Jadi harus diubah dengan
cara memakainya dalam aminasi asam keto, aminasi asam glutamat, dan pembentukan urea.
2. Urea berasal dari bahan organik tertentu seperti asam amino dan purin. Pembentukan urea terjadi di dalam hati.
Urea yang terbentuk kemudian akan dibawa ke ginjal melalui sistem sirkulasi untuk dikeluarkan bersama urine
3. Asam urat berasal dari pemecahan asam nukleat. Asam urat tidak diperlukan oleh tubuh dan bersifat tidak larut. Jika
mengendap di persendian, akan timbul rasa nyeri yang dikenal dengan penyakit asam urat atau “gout”
Fungsi Sistem Ekskresi

1. Melindungi sel-sel tubuh dari


zat-zat yang bersifat racun.
2. Mempertahankan suhu tubuh.
3. Menjaga keseimbangan cairan di
dalam tubuh (homeostasis).
4. Menurunkan kadar zat produk
metabolisme dalam tubuh agar
tidak terakumulasi.
Fungsi dan Struktur Ginjal
Ginjal merupakan organ utama untuk memproduksi urine. Ginjal terletak di sebelah kanan dan kiri tulang pinggang di dalam
rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah sepasang, dengan letak ginjal sebelah kanan lebih rendah
daripada ginjal sebelah kiri. Ginjal berbentuk seperti kacang berwarna merah tua keunguan, dengan ukuran dan besar yang
bervariasi.

Fungsi Ginjal

Sebagai organ pembentuk urine, ginjal memiliki fungsi sebagai berikut.

1. Mengatur keseimbangan asam-basa melalui ekskresi ion hidrogen (H+), bikarbonat (HCO3 – ), dan amonium (NH4 +).
2. Mengeluarkan zat sisa organik, misalnya urea, asam urat, kreatinin, amonia, serta hasil penguraian hemoglobin dan
hormon.
3. Mengatur keseimbangan konsentrasi ion-ion penting di dalam tubuh seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium,
fosfat, dan sulfat.
4. Mengubah vitamin D inaktif menjadi vitamin D aktif.
5. Mengendalikan konsentrasi nutrisi darah, seperti glukosa dan asam amino.
6. Mengeluarkan zat racun, seperti zat aditif makanan, polutan, obat-obatan, dan zat kimia asing.
7. Mengatur produksi sel darah merah di dalam sumsum tulang belakang dengan melepaskan hormon eritropoietin
Struktur Ginjal
Bagian terluar ginjal
dilindungi oleh beberapa
lapisan, yaitu pembungkus
terluar berupa fasia renal,
bantalan ginjal yang terdiri
atas lemak perirenal dan
lemak pararenal, serta
pembungkus dalam yang
berupa kapsul brosa
(membran halus yang
transparan).
Struktur Ginjal
Ginjal memiliki beberapa bagian, yaitu
a. Lobus ginjal adalah bagian yang menyusun ginjal.
b. Hilus (hilum) ginjal adalah cekungan pada sisi medial yang membentuk bukaan pada ginjal. Hilus berfungsi
sebagai tempat keluar masuknya pembuluh darah dan keluarnya ureter.
c. Sinus ginjal adalah rongga yang berisi lemak dan membuka ke arah hilus.
d. Parenkim ginjal adalah jaringan yang menyelubungi struktur sinus ginjal. Parenkim ginjal terbagi menjadi
dua bagian, yaitu korteks (bagian luar) dan medula (bagian dalam).
Korteks tersusun dari nefron-nefron. Nefron adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari ginjal yang
membentuk urine
● Komponen tubuler (tabung) adalah suatu tabung berongga yang dibentuk oleh selapis sel epitel dan
berisi cairan yang terdiri dari :
a. Kapsul Bowman memiliki bentuk seperti cangkir yang di dalamnya terdapat glomerulus berbentuk
gulungan. Kapsul Bowman dan glomerulus disebut dengan badan Malpighi (korpuskel renalis).
b. Tubulus kontortus proksimal merupakan saluran berliku-liku yang letaknya dekat dengan kapsul Bowman.
c. Tubulus kontortus distal merupakan saluran berliku-liku yang letaknya menjauhi kapsul Bowman.
d. Lengkung Henle merupakan saluran penghubung antara tubulus kontortus proksimal dan tubulus
kontortus distal. Lengkung Henle terdiri atas lengkung desenden (lengkung turun) dan lengkung asenden
(lengkung naik).
e. Duktus kolektivus merupakan saluran pengumpul urine dari tubulus kontortus distal untuk disalurkan ke
pelvis ginjal.
Struktur Ginjal
• Komponen vaskuler (pembuluh) terdiri atas :
a. Arteriola aferen adalah arteri yang mengangkut darah kotor ke glomerulus untuk disaring.
b. Glomerulus adalah kapiler darah berbentuk gulungan yang terdapat di dalam kapsul Bowman.
c. Arteriola eferen adalah arteri yang mengangkut darah yang sudah disaring di glomerulus ke bagian lain dari nefron
untuk diproses lagi.
d. Kapiler peritubuler adalah kapiler yang mengelilingi tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal. Pada
kapiler peritubuler, terdapat vasa rekta, yaitu bagian khusus berupa suatu jalinan kapiler yang turun ke sekitar
bagian bawah lengkung Henle.

Nefron dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu


• Nefron korteks adalah nefron yang memiliki glomerulus di lapisan luar korteks dan memiliki lengkung Henle yang
pendek.
• Nefron jukstamedula adalah nefron yang memiliki glomerulus di lapisan dalam korteks dan memiliki lengkung
Henle yang panjang
Struktur Ginjal
2.) Medula terdiri atas 15–16 buah
piramida ginjal. Piramida ginjal tersusun
dari sistem tubulus berukuran
mikroskopis yang membentuk massa
trianguler (tiga sisi). Pada medula,
terdapat sistem tubulus yang terdiri atas
lengkung Henle asenden dan desenden,
duktus kolektivus, dan duktus papilaris
Bellini. Ujung setiap piramida disebut
papila ginjal yang permukaannya seperti
saringan karena memiliki banyak lubang
kecil tempat lewatnya tetesan urine.

e. Pelvis ginjal adalah rongga yang


merupakan perluasan dari ujung atas
ureter. Ujung ini bercabang membentuk
kaliks, yaitu bagian ujung pelvis yang
berbentuk seperti cawan.
D. Proses Pembentukan Urine
Pembentukan urine di dalam ginjal berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu filtrasi glomerulus,
reabsorpsi tubulus, dan augmentasi.

· Filtrasi glomerulus adalah proses penyaringan plasma darah bebas protein melalui kapiler
glomerulus ke dalam kapsul Bowman. Hasil dari proses ini berupa filtrat glomerulus yang
mengandung air dan zat-zat terlarut, mengandung sedikit albumin dan hampir tidak mengandung
protein plasma, serta tidak mengandung sel darah merah. Laju filtrasi glomerulus dikendalikan
oleh saraf simpatik.

· Reabsorpsi tubulus adalah proses penyerapan kembali zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh
seperi asam amino, glukosa, air, nutrisi organic, dan garam mineral.

· Augmentasi (sekresi tubulus), yakni proses pemindahan zat-zat tertentu dari darah dalam
kapiler peritubular, keluar melewati sel-sel tubuler menuju cairan tubuler, dan masuk ke dalam
urine. Augmentasi terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan
ductus kolektivus. Semua zat yang masuk ke dalam cairan tubuler dan tidak direabsorpsi, akan
dieliminasi ke dalam urine sebenarnya.

Urine yang terbentuk di dalam ductus kolektivus akan mengalir ke pelvis renalis, yang selanjutnya
menuju ureter dan masuk ke dalam vesika urinaria (kantong kemih).
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses
Pembentukan Urine

1. Faktor Eksternal
a. Suhu lingkungan, jika suhu
lingkungan panas, keringat yang
diproduksi akan banyak. Akibatnya, jumlah

01
urine yang diproduksi sedikit. Keadaan
sebaliknya terjadi jika suhu lingkungan
dingin.
b. Jumlah air yang diminum, jika air
yang diminum banyak, jumlah urine yang
diproduksi menjadi banyak. Keadaan
sebaliknya terjadi jika jumlah air yang
diminum sedikit.
c. Zat-zat diuretik, contohnya seperti
kopi, teh, dan alcohol yang dapat
menghambat reabsorpsi ion Na+. ini
menyebabkan volume urine meningkat.
2. Faktor Internal
a. Hormon ADH (antidiuretic
hormone), berperan mempengaruhi
proses reabsorpsi air di tubulus kontortus
proksimal hingga duktus kolektivus.
b. Hormone insulin, merupakan
hormon yang dihasilkan oleh sel β
pankreas. Hormon insulin berperan
mengurangi kadar glukosa di dalam darah
dengan cara mengubahnya menjadi
glikogen atau energi.
c. Sistem renin – angiotensin –
aldosterone, sistem ini dihasilkan oleh
aparatus juksta glomerulus untuk
merespons tekanan darah rendah,
konsentrasi natrium rendah, dan
kehilangan air.
d. Emosi, emosi tertentu dapat
meningkatkan atau menurunkan volume
urine yang dihasilkan oleh tubuh.
F. Karakteristik Urine
1. Sifat Fisik Urine
a. Berwarna kuning pucat
hingga kuning tua
b. pH rata-rata 6
c. Berbau khas dan
cenderung berbau ammonia
setelah didiamkan
d. Volume urine pada
orang dewasa sehat sekitar
800-2500 mL/hari

2. Komposisi Urine, yakni air dan


zat-zat terlarut.
G. Gangguan pada Sistem Urinaria

● Nefritis:kerusakan pada bagian glomerulus ginjal akibat alergi


racun kuman, disebabkan oleh bakteri Streptococcus sp. Yang
dapat menyebabkan uremia dan edema.
● Glikosuria:ditemukannya glukosa di dalam urine.
● Batu ginjal:gangguan akibat adanya pengendapan garam
kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung
kemih
● Albuminuria: gangguan berupa ditemukannya albumin di dalam
urine.
● Gagal ginjal:kegagalan ginjal dalam memproduksi urine,
sehingga tidak terbentuk urine (anuria).
● Diabetes insipidus:gangguan sistem ekskresi yang
menyebabkan penderitanya mengeluarkan urine dalam jumlah
besar
● Hematuria:ditemukannya sel darah merah di dalam urine.
● Ketosis:ditemukannya keton di dalam darah
● Sistisis: peradangan pada membran mukosa yang melapisi
vesika urinaria
● Diabetes melitus atau kencing manis:penyakit yang ditandai
dengan adanya glukosa dalam jumlah besar di dalam urine.
Diabetes melitus ada 2 tipenya.
H. Fungsi, Struktur, dan Gangguan Pada Hati

1. Fungsi Hati

● Menetralkan racun atau detoksi kasi.


● Merombak sel-sel darah merah yang
sudah tua.
● Menghasilkan empedu.
● Menyintesis enzim arginase, yaitu enzim
yang berfungsi mengubah asam
aminoarginin menjadi asam amino ornitin
dan urea.
● Menyimpan gula dalam bentuk glikogen
sebagai cadangan untuk memenuhi
kebutuhan glukosa dalam darah.
● Menghasilkan urea dan amonia. Urea dan
amonia merupakan hasil perombakan
protein yang bersifat racun.
2. Struktur Hati

● Hati terdiri atas 4 lobus, yaitu 2 lobus utama kanan


dan kiri yang berukuran besar serta 2 lobus kecil
yang berada di belakang lobus kanan.
● Bagian terluar hati dibungkus oleh selaput tipis yang
disebut kapsula hepatika.
● Di dalam hati terdapat pembuluh darah, yaitu arteri
hepatika dan vena porta hepatika. Arteri hepatika
mengangkut 30% darah dari jumlah total darah yang
ada di hati.Sementara vena porta hepatika
mengangkut 70% dari jumlah total darah yang ada
di hati.
● Pertemuan antara pembuluh arteri hepatika dan
vena porta hepatika membentuk sinusoid. Pada
setiap sinusoid terdapat 2 macam sel, yaitu sel Kup
er dan sel hepatosit.
● Pembuluh darah yang keluar dari hati disebut vena
hepatika
3. Gangguan pada Hati

Sirosis hati
berubahnya sel-sel hati menjadi

02 jaringan ikat brosa, sehingga


hati kehilangan fungsinya. Sirosis hati
dapat disebabkan oleh minuman keras,
hepatitis B, dan hepatitis C

01
Penyakit hati (liver)
infeksi virus, cacing,
plasmodium penyebab malaria,
Entamoeba coli penyebab diare,
dan Toxoplasma sp.

03
Hemokromatosis
kelainan genetik yang menyebabkan tubuh
terlalu banyak menyerap zat besi dari
makanan. Akibatnya, banyak zat besi yang
tersimpan di dalam organ-organ tertentu,
seperti hati, jantung, dan pankreas.
I. Paru-Paru
1. Fungsi Paru-Paru
● Fungsi paru-paru sebagai organ ekskresi,
adalah mengeluarkan sisa metabolisme
berupa CO2 dan H2O yang berasal dari
proses katabolisme respirasi intraseluler
yang berlangsung secara aerob di dalam
mitokondria.
● Tujuan dari proses respirasi ini adalah
untuk menghasilkan energi berupa ATP.

2. Struktur Paru-Paru
Paru-paru terbagi menjadi dua bagian, yaitu paru-paru
kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan dan kiri
menempati cavum thoraks (rongga dada), dan di antara
keduanya dipisahkan oleh ruang yang disebut
mediastinum.
Perbedaan antara paru-paru kanan dan paru-paru kiri
J. kulit
1. Fungsi Kulit
a) Ekskresi, mengeluarkan keringat yang mengandung
air, garam, serta ion-ion.
b) Proteksi, melindungi tubuh dari berbagai gangguan
yang datang dari luar.
c) Metabolisme, menjadi tempat sintesis vitamin D
dengan bantuan sinar matahari.
d) Pengatur suhu tubuh, dengan mempertahankan
suhu tubuh dibantu kelenjar keringat dan pembuluh
darah..
e) Komunikasi, menerima berbagai stimulus
lingkungan seperti perubahan suhu, tekanan, &
sentuhan melalui reseptor di kulit.
f) Penyimpanan lemak, sebagai tempat utama
penyimpanan lemak dalam tubuh.
g) Pembentuk pigmen, sebagai tempat pembentukan
pigmen kulit melanin oleh sel-sel melanosit yang
terletak di lapisan basal.
2. Struktur Kulit

01 Epidermis
02 Hipodermis 03
Lapisan kulit terluar yang tipis. Dermis Lapisan terdalam dari kulit
yang berupa jaringan lemak.
Epidermis tersusun dari 5 lapisan
dari arah luar ke dalam: Lapisan kulit yang paling
1. Stratum korneum (lapisan tebal. Lapisan ini mengikat kulit
tanduk). secara longgar dengan
2. Stratum lusidum. Dermis tersusun dari 2 organ-organ yang terdapat di
3. Stratum granulosum (lapisan lapisan jaringan ikat: bawahnya..
granular) . 1. Lapisan papilar.
4. Stratum spinosum (lapisan
2. Lapisan retikuler.
Malpighi).
5. Stratum germinativum
(stratum basalis).
5. Gangguan pada Kulit
1. Jerawat, kulit yang meradang akibat pori-pori tersumbat 8. Hiperhidrosis, keluarnya keringat berlebihan yang terjadi
dan kadang menimbulkan kantong nanah, terjadi akibat pada seluruh tubuh atau bagian tubuh tertentu, seperti
infeksi bakteri, perubahan hormonal, atau kotoran. telapak tangan atau kaki.
2. Pruvitus kutanea, gatal yang dipicu oleh iritasi saraf 9. Bromhidrosis, keluarnya keringat yang berbau, sehingga
sensoris perifer, dapat terjadi pada penderita kencing menimbulkan bau badan.
manis, hati, dan penyakit kelenjar tiroid. 10. Vitiligo, gangguan pigmentasi, sehingga kulit kehilangan
3. Kudis, gatal akibat infeksi tungau atau kutu air. melanin. Akibatnya tampak bercak-bercak putih putih
4. Kadas/kurap, bercak kemerahan pada kulit yang kadang pada kulit yang bisa melebar.
berbentuk bundar dan jernih di bagian tengahnya, 11. Athlete’s foot, infeksi jamur di sela-sela jari kaki.
disebabkan infeksi jamur. 12. Kalvus, penyakit mata ikan yang disebabkan oleh virus
5. Eksim (dermatitis), radang kulit yang hebat, gatal, dan atau bakteri.
disertai melepuhnya kulit. 13. Biduran, munculnya bentol-bentol tak beraturan di kulit
6. Biang keringat (miliaria), ruam merah yang disertai rasa disertai rasa gatal, terjadi karena alergi terhadap dingin,
gatal disebabkan tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat makanan, atau bahan kimia tertentu.
oleh sel kulit mati. 14. Psoriaris, kelainan berupa kulit kemerahan yang dapat
7. Anhidrosis, keadaan saat kulit tidak dapat berkeringat terjadi di kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut.
karena luka bakar, penyakit, pengaruh obat-obatan, atau 15. Kanker kulit, kelainan pada sel kulit yang disebabkan
kelenjar keringat yang tidak berfungsi lagi oleh mutasi pada DNA sel, terjadi karena paparan sinar
matahari berlebihan.
3. Kelenjar dan Komponen Lain pada Kulit
a. Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Terletak di lapisan dermis kulit.
1) Ekrin, kelenjar keringat tubuler sederhana dan berpilin. mengandung air yang membantu
pendinginan melalui penguapan untuk mempertahankan suhu tubuh.
2) Apokrin, kelenjar keringat yang besar dan bercabang.
b. Kelenjar minyak (glandula sebaseus)
Kelenjar minyak mengeluarkan sebum yang dialirkan ke folikel rambut. Sebum adalah campuran
lemak, zat lilin, minyak, dan pecahan-pecahan sel, berfungsi sebagai pelembut kulit, bakterisida, dan
pertahanan terhadap evaporasi.
c. Rambut
Ada dua macam tipe rambut:
1) Rambut lanugo adalah rambut yang halus dan tidak berpigmen, biasanya terdapat pada
tubuh bayi.
2) Rambut terminal adalah rambut yang lebih keras, mengandung banyak pigmen, dan
memiliki medula,l merupakan rambut kepala pada orang dewasa.
d. Kuku
Kuku merupakan kulit yang telah berubah. Bagian-bagian kuku:
1) Proksimal, terletak di dalam lipatan kulit yang merupakan bagian paling tipis di daerah ini.
2) Lunula, bagian berwarna putih merupakan awal dari pertumbuhan kuku.
3) Badan kuku, bagian yang tidak tertutup dan terikat kuat pada bagian dalam palung kuku.
4) Ujung kuku adalah bagian kuku yang bebas dan bagian sisi-sisinya dibatasi oleh lipatan kulit.
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Pengeluaran Keringat
1) Suhu lingkungan. Jika suhu lingkungan panas, tubuh
akan memproduksi keringat lebih banyak daripada jika
lingkungan dingin.
2) Aktivitas tubuh. Pekerjaan yang memerlukan banyak
gerak dan tenaga menyebabkan keringat yang
dihasilkan oleh tubuh menjadi lebih banyak.
3) Emosi. Orang yang sedang mengalami gejolak emosi
sering kali mengeluarkan keringat lebih banyak.
4) Kondisi psikis. Orang yang marah akan mengeluarkan
banyak keringat, karena terjadi pelebaran pembuluh
darah.
5) Ukuran tubuh. Ukuran tubuh yang besar (karena tinggi
atau karena besar) cenderung mudah berkeringat
daripada ukuran tubuh yang kecil
K. Teknologi Sistem Ekskresi
Berkaitan dengan Sistem Urinaria Berkaitan dengan Kulit
1. Transplantasi ginjal. 1. Skin grafting (cangkok kulit).
2. ESWL,i untuk menghancurkan 2. Scanning laser hair removal system,
batu saluran kemih. teknologi untuk mengatasi kulit
3. Hemodialisis (cuci darah) kepala yang bermasalah.
3. Galvanic system, alat listrik kecantikan

1. Radioterapi, untuk penderita


kanker paru-paru. 1. Test pack hepatitis merupakan alat
2. Inhaler, obat semprot untuk yang praktis untuk mendeteksi
pederita asma. penyakit hepatitis.

Berkaitan dengan Paru-Paru Berkaitan dengan Sistem Hati


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai