Anda di halaman 1dari 35

SISTEM

EKSKRESI
BIOLOGI KELAS XI
IPA / IPS
SISTEM EKSRESI
Eksresi: proses

Macam-Macam
pengeluaran zat sisa
metabolisme baik berupa
zat cair dan zat gas yang
sudah tidak bermanfaat
bagi tubuh

• Ginjal → Urine
• Kulit → Keringat
• Paru-paru → Co2 + Uap air
(H2O)
• Hati → Empedu
Perbedaan
Sekresi
proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang masih
digunakan didalam tubuh

kelenjar endokrin: kelenjar Kelenjar eksokrin: kelenjar


yang menghasilkan hormon
yang memiliki saluran yang
dan siyal kimia yang
dilepaskan langsung ke dalam
melepaskan berbagai
aliran darah untuk ditujukan senyawa cair dan semi yang
ke organ yang membutuhkan bukan hormon atau jenis
sinyal kimia lainnya
Contoh: kelenjar ovarium,
kelenjar testis, kelenjar Contoh: kelenjar
tyroid, kelenjar adrenal, dan
keringat,kelenjar saliva,
pankreas
kelenjar susu
Perbedaan

Defekasi: proses
pengeluaran sisa
pencernaan atau fases
melalui anus
Fungsi Sistem Ekskresi

• Membuang Sampah hasil metabolisme


• Karbondioksida (CO2) – Paru-paru
• Racun, Sampah nitrogen - Ginjal
• Obat-obatan - Ginjal
• Keringat – Kulit
• Empedu - Hati
LIMBAH HASIL METABOLISME

Beberapa zat sisa metabolisme yang bersifat racun (toksik) bagi


tubuh antara lain adalah limbah yang mengandung nitrogen.

1. Amonia
Jika amonia tertimbun dalam tubuh akan berakibat fatal. Oleh
kerena itu , amonia di dalam tubuh harus segera diubah dengan
cara memakainya dalam aminasi asam keto , aminasi asam
glutmat, serta pembentukan urea.

2. Urea
Urea berasal dari bahan organik tertentu seperti asam amino dan
purin. Pembentukan urea terjadi di hati. Urea sangat mudah
larut dalam air dan sifat racunya 100.000 kali lebih kecil darpada
amonia. Pembentukan urea berasal dari daur ornitin.
Daur Ornitin
3. Amonia

Asam urat pada manusia berasal dari pemecahan asam


nukleat.
Pada beberapa orang konsentrasi asam urat cukup tinggi
sehingga gas asam urat mengendap.
Jika kristal asam urat terhimpunan di persendian, akan timbul
rasa nyeri. Molekul asam urat berikut.
ORGAN SISTEM
EKSKRESI
1. GINJAL
2. PARU – PARU
3. HATI
4. KULIT
1. GINJAL
A. Fungsi Ginjal

1. Menyaring darah
2. Mengekskresikan zat sisa(urea, asam urat, kreatin, dan zat-zat
beracun lainnya)
3. Mengatur volume plasma darahdan jumlah air dalam tubuh
4. Menjaga tekanan osmosis dengan mengatur eksresi garam di
dalam tubuh
5. Mengatur PH plasma darah dan cairan tubuh
6. Mengendalikan kadar gula dalam darah
7. Menghasilkan hormon(eritropoietin, kalsitriol, dan renin
B. Struktur Ginjal
• manusia memiliki
dua ginjal yang
berada di belakang
tubuh,
• di setiap sisi tulang
belakang pada bagian
paling bawah dari
tulang rusuk.
• berbentuk seperti
dua kacang dan
berukuran panjang
sebesar kepalan
tangan dan tiap ginjal
berbobot 150 gram.
Struktur Ginjal
1. Bagian luar ginjal dinamakan 1. Setiap nefron terdiri dari badan
dengan korteks malpighi(terdapat glomerolus yg
2. Bagian dalam ginjal di selubungi kapsula bowmen)
dinamakan modula 2. Terdapat dua unsur di nefron
3. Bagian dalam terdapat ruang yaitu unsur pembuluh dan unsur
kosong yang dinamakan epitel
dengan pelvis 3. Unsur pembuluh: arteri,
4. Ginjal memiliki nefron yang glomerolus, arteri eferen dan
merupakan unit struktur dan kapiler tubuler
fungsional terkecil 4. Unsur epitel: kapsula bowmen,
5. Jumlah nefron sekitar satu tubulus kontortus proximal,
juta nefron per ginjal lengkung henle, tubulus
kontortus distal, tubulus
kolektifus
Struktur nefron
Sumber : en.wikipedia.org
Korpus renalis (glomerulus dan kapsul Bowman)
Sumber : en.wikipedia.org
C. Proses Pembentukan Urine
Proses pembetukan urine terbentuk melalui tiga tahapan yaitu proses

Filtrasi
Reabsorpsi
Augmentasi
1). Filtrasi(Penyaringan)
1. Filtrasi terjadi di Glomerolus
2. Filtrasi merupakan perpindahan cairan dari glomerolus menuju ke
kapsula bowman dengan menembus membran filtrasi
3. Membran filtrasi terdiri dari tiga lapisan yaitu
1. Sel endotelium glomerolus
2. Membran basiler
3. Epitel kapsula bowmen

1. Cairan yang di saring adalah: sel


darah, trombosit, dan sebagian besar
protein agar tidak ikut di keluarkan
2. Hasil berupa urine primer yang
mengandung glukosa, sedikit protein,
garam-garam, natrium, kalium, dan
asam amino
2). Reabsorpsi(Penyerapan kembali)
1. Reabsorpsi: Proses Konsentrasi air rendah Na+ ditransportasikan
pemindahan/penyerapa di darah dideteksi dari tubulus kontortus
hipotalamus proximal ke kalpiler
n kembali cairan dari
pembuluh renalis
menuju ke pembuluh Pelepasan hormon Meningkatkan tekanan
darah yang ADH(antideurituk osmotik darah
mengelilinginya hormon) oleh hipofisa
2. Tempat terjadi: Tubulus posterior Reabsorpsi obligat
kontortus proximal
3. Zat-zat yang di Peningkatan membran
reabsorpsi: zat makanan, tubulus kontortus Konsentrasi air dalam
garam anorganik, air, distal darah meningkat
protein, glukosa, asam
asetoasetat, v dan Konsentrasi
Reabsorpsi air dalam
vitamin fakultatif
4. Hasil berupa urine ADH di darah
hambat normal
sekunder
3). Augmentasi(Penambahan kembali)
1. Augementasi merupakan proses
penambahan kembali zat-zat
yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
2. Tempat terjadi: tubulus kontortus
distal
3. Hasil: urine sebenarnya
4. Kandungan: air, urea, zat-zat yang
tidak dibutuhkan, dan ion
hidrogen
5. Urine kemudian masuk ke tubulus
kontortus kolektivus kemudian
meuju ke kantong kemih
D. Penyimpanan Sementara Urine dan Berkemih
• Urine dari duktus kolektivus ke pelvis renalis, ke ureter, kemudian ke vesika
urinaria (kandung kemih).
• Dinding kandung kemih berlipat-lipat sengan struktur otot yang dapat
meregang untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan urine.
• Keinginan buang air kecil disebabkan isi urine dalam kandung kemih sudah
mencapai 170 – 230 mL.
• Urine dari kandung kemih mengalir ke uretra kemudian melalui lubang luar
dibuang keluar tubuh.
E. Faktor yang Memengaruhi Proses Pembentukan Urine
• Faktor internal
• Hormon ADH: mengontrol pengeluaran urine.
• Hormon insulin: menurunkan kadar glukosa darah.
• Sistem renin-angiotensin-aldosteron
• Faktor eksternal
• Suhu lingkungan
• Jumlah air yang diminum
• Alkohol dapat menghambat pembebasan ADH
F. Karakteristik Urine
• Sifat fisik urine: volume normal 800 – 2500 mL/hari, warna kuning pucat
sampai kuning tua, berat jenis 1,003 – 1,035 g/cm 3, pH 4,7 – 8, bau khas
amonia.
• Komposisi urine: zat buangan nitrogen (urea, asam urat, dan kreatinin),
benda keton, asm hipurat, toksin, zat kimia asing, pigmen, enzim, vitamin,
hormon, dan elektrolit.
• Urine tidak normal: albumin, glukosa, sel darah merah, zat kapur, batu
ginjal, dan badan keton dengan jumlah berlebihan.
2. Hati
Dalam menjalankan perannya sebagai organ ekskresi, hati memiliki beberapa fungsi,
antara lain:
 Menetralkan racun (detoksifikasi) untuk menghindarkan tubuh dari zat-zat
beracun.
 Menghasilkan empedu dari perombakan sel-sel darah merah dengan tujuan
mengemulsikan lemak agar mudah dicerna oleh enzim lipase.
 Menghasilkan urea dan amonia dari perombakan protein yang bersifat racun yang
terjadi pada saat adanya asam amino berlebih dalam tubuh.
 Menyimpan gula dalam bentuk glikogen sebagai cadangan dalam memenuhi
kebutuhan glukosa dalam darah.
 Menyintesis enzim arginase yang berfungsi mengubah asam amino arginine
menjadi asam amino ornitin dan urea.
 Merombak sel-sel darah merah yang sudah tua menjadi hemin, globin, dan zat
besi.
Gambar Struktur Hati (Hepar)
3. Paru-paru

• Berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolisme berupa CO2 dan H2O


yang berbentuk uap air.
• Keduanya dihasilkan pada proses katabolisme intraseluler di
mitokondria untuk menghasilkan energi berupa ATP.
• Zat sisa CO2 dan H2O diangkut oleh darah menuju jantung, ke
paru-paru, kemudian dibuang keluar tubuh melalui saluran
pernapasan.
4. Kulit
1. Fungsi Kulit
• Ekskresi, perlindungan, pengaturan suhu badan, metabolisme, dan komunikasi.
2. Struktur Kulit
• Epidermis, terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum (sel-sel pipih), stratum
granulosum (prekursor pembentukan keratin), stratum spinosum, dan stratum
basalis/germinativum (terdapat melanosit yang menghasilkan pigmen melanin).
• Dermis, terdiri atas lapisan papilar (jaringan ikat areolar renggang) dan lapisan
retikuler (jaringan ikat ireguler).
• Hipodermis (subkutaneus),mengikat kulit dengan organ di bawahnya,
mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan ujung saraf.
3. Kelenjar pada Kulit
• Kelenjar keringat, di lapisan dermis.
• Ekrin, kelenjar sederhana, meluas ke seluruh tubuh.
• Apokrin, kelenjar besar dan bercabang dengan penyebaran terbatas
pada bagian tubuh tertentu.
• Kelenjar sebaseus
Mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke foliker rambut. Sebum
adalah campuran lemak, zat lilin, minyak, dan pecahan sel.
Sumber : commons.wikimedia.org
Diagram kulit
4. Kontrol Pengeluaran Keringat
• Pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus di otak.
• Jika darah yang melewati hipotalamus melebihi batas normal (panas),
rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatis ke kulit.
• Pembuluh darah melebar, aliran darah di kulit meningkat, terjadi konduksi
panas, dan panas terbuang.
• Pengeluaran keringan dipengaruhi oleh: lingkungan, aktivitas tubuh,
emosi, dan kondisi psikis.
B. GANGGUAN SISTEM EKSKRESI
Gangguan Sistem Urinaria
• Glukosuria, ekskresi glukosa ke dalam urine.
• Albuminuria, glomerulus gagal melakukan penyaringan protein.
• Batu ginjal, adanya endapan senyawa kalsium dan asam urat pada rongga ginjal atau
kandung kemih.
• Diabetes mellitus, banyaknya glukosa dalam urine karena kurangnya hormon insulin untuk
mengubah glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di hati.
• Diabetes insipidus, produksi urine berlebihan dan encer karena kekurangan hormon ADH.
• Poliuria, kelebihan produksi air seni akibat rasa haus yang terus-menerus atau
mengonsumsi cairan yang bersifat diuretik.
B. GANGGUAN SISTEM EKSKRESI
Gangguan Sistem Urinaria

• Gagal ginjal (anuria), ginjal gagal memproduksi urine.

• Uremia, darah banyak mengandung urea karena ginjal gagal


membuang urea keluar dari tubuh.
• Nefritis, radang nefron karena infeksi bakteri Streptococcus sp.
B. GANGGUAN SISTEM EKSKRESI
Gangguan Fungsi Hati

• Penyakit hati, disebabkan oleh infeksi virus, Amoeba penyakit


disentri, cacing, plasmodium, dan Toxoplasma sp.
• Sirosis hati, berubahnya sel-sel hati menjadi jaringan ikat fibrosa
sehingga kehilangan fungsinya.
• Hemokromatosis, kelainan genetik yang menyebabkan tubuh terlalu
banyak menyerap zat besi dari makanan sehingga banyak tersimpan
di dalam organ-organ tertentu.
B. GANGGUAN SISTEM EKSKRESI
Gangguan pada Kulit
• Eksem (dermatitis), radang kulit akibat faktor keturunan, emosi dan stres, atau kontak dengan senyawa
alergen.
• Kadas/kurap, bercak merah karena infeksi jamur.
• Kudis, gatal akibat infeksi tungau dan kutu air.
• Athlete’s foot, infeksi jamur di sela-sela jari kaki.
• Vitiligo, gangguan pigmentasi kulit.
• Jerawat, radang kulit atau pori-pori tersumbat akibat infeksi bakteri, perubahan hormonal, atau kotoran.
• Pruvitus kutanea, gatal karena iritasi saraf sensoris perifer.
• Kalvus, penyakit mata ikan karena virus/bakteri dan gesekan terus-menerus
C. TEKNOLOGI SISTEM EKSKRESI
• Hemodialisis (cuci darah), proses pembersihan darah dari zat-zat sisa metabolisme melalui
proses penyaringan di luar tubuh.

• Transplantasi ginjal, terapi penggantian ginjal pasien dengan ginjal dari orang yang hidup
atau yang sudah meninggal.

• ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy), penghancuran batu saluran kemih


menggunakan gelombang kejut yang ditransmisikan dari luar tubuh.

• Skin grafting, memindahkan sebagian atau seluruh ketebalan kulit dari donor ke resipien
yang membutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai