Anda di halaman 1dari 30

1st

Grade

SISTEM EKSKRESI
NAMA KELOMPOK:

● Dirga Dwi Cahyo


● Kelania
● Nurchinta
● Reza Permana Putra
● Stefani Nuraulia Desrina
● Zacky Hafidz Alfadli
Pengertian Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi adalah sistem yang melakukan pengeluaran zat


sisa hasil metabolisme tubuh (eliminasi) yang tidak dibutuhkan
untuk menjagakeseimbangan tubuh melalui osmoregulasi.

Osmoregulasi adalah mekanisme pengaturan jumlah pelarut dan


zat terlarut dalam tubuh.
FUNGSI SISTEM
EKSKRESI
• Membuang Sampah hasil metabolisme
 Paru-paru - Karbondioksida (CO2)
 Ginjal - Racun, Sampah nitrogen -
Obat-obatan
 Kulit - Keringat
 Hati – Cairan Empedu
Zat yang Dibuang

 
ORGAN-ORGAN EKSKRESI
a) Ginjal
1. Fungsi
Membuang sisa metabolisme:
• Sampah nitrogen
• Obat-obatan 
• Racun
Mengatur 
• keseimbangan air dalam tubuh 
• Kandungan elektrolit
• Asam -Basa cairan darah
• Tekanan darah
• Produksi sel darah merah
• Pengaktifan vitamin D
ORGAN-ORGAN EKSKRESI
2. Bagian - bagian Ginjal
o Selubung kapsula → Jaringan ikat tipis yang menyelubungi masing-
masing ginjal. Berfungsi untuk melindungi bagian dalam ginjal.
o Korteks → Bagian ginjal yang terdapat pada bagian nefron
o Medulla → Bagian ginjal yang menghubungkan antara tubula
proksimal dan distal
o Pelvis → Bagian ginjal yang berfungsi sebagai penampung urine
sementara sebelum kandung kemih.
o Arteri ginjal → Pemasok darah dalam ginjal.
o Vena ginjal → Membawa darah keluar dari ginjal menuju jantung.
o Nefron → Unit satuan fungsional ginjal.
o Ureter → Saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung kemih.
BAGIAN BAGIAN NEFRON
• Glomerulus tempat penyaringan darah yang akan menyaring
garam, glukosa, urea dan menghasilkan urine primer.
• Kampsula Bowman kantong yang membungkus glomerulus.
Fungsinya mengumpulkan cairan hasil penyaringan glomerulus.
• Tubulus Kontortus Proksimal: tempat penyerapan kembali urine
primer yang menyerap glukosa, garam, air, asam amino dan
menghasilkan urine sekunder.
• Lengkung Henle: penghubung antara tubulus kontortus proksimal
dan tubulus kontortus distal.
• Tubulus Kontortus Distal : tempat untuk melepaskan zat-zat yang
tidak berguna dan berlebihan ke dalam urine sekunder. Fungsinya
menghasilkan urine sesungguhnya.
• Tubulus Kolektivus: tabung sempit yang menampung urine dari
nefron, untuk disalurkan ke Pelvis menuju kandung kemih.
Fungsinya mengumpulkan urine dari beberapa tubulus dan dibawa
ke Pelvis.
PROSES PEMBENTUKAN URINE

b) Reabsorpsi
Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)Urine primer yang
a) Filtrasi masih meloloskan zat penting akan diserap kembali
oleh kapiler peritubular. Reabsorpsi terjadi pada
Filtrasi (Penyaringan) yaitu darah tubulus kontortus proximal, lengkung henle, tubulus
bertekanan tinggi masuk ke dalam kontortus distal, Dilakukan melalui:
glomerulus dan tersaring dengan • Reabsorpsi obligat Yang mutlak terjadi: reabsorpsi
tidak meloloskan sel dan protein air (osmosis) dan glukosa, asam amino, vitamin
darah. Menghasilkan urine primer dan mineral (transport aktif) pada tubulus kontortus
proksimal.
• Reabsorpsi fakultatif yang terjadi sesuai kebutuhan
reabsorpsi air di lengkung henle, tubulus kontortus
distalm tubulus kolektivus. Menghasilkan urine
sekunder.
PROSES PEMBENTUKAN URINE

c) Augmentasi (Penambahan)Urine

Urine sekunder kemudian mengalami


penambahan zat seperti urobilin, H*,
NH4, dan urea. Penambahan zat-zat ini
memberikan warna dan bau pada
urine.Menghasilkan urine tersier
(sesungguhnya).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBENTUKAN URINE

Faktor Internal
• Hormon ADH
• Hormon Insulin
• Sistem renin-angiotensin-aldosteron

Faktor Eksternal
• Suhu
• Lingkungan
• Jumlah air yang
diminum
• Alkohol
KARAKTERISTIK URINE

a) Sifat fisik
• Warna
KARAKTERISTIK URINE

• Tingkat Kekeruhan : Berwarna kuning pucat hingga


kuning tua. Selain jumlah cairan di dalam tubuh, warna
urine juga dapat berubah ketika kita mengkonsumsi obat-
obatan tertentu, atau mengalami penyakit tertentu
• Ph: 4,7-8
• Volume: 800-2.500 ml/harii
• Berat Jenis: 1,003-1,035 g/cm³
• Berbau khas

b) Komposisi
Urine terdiri atas 95% air dan zat-zat terlarut, zat tersebut antara
lain:
• Urine Normal: zat buangan nitrogen (urea, asam urat, kreatinin),
benda keton, asam hipurat, toksin, zat kimia asing, pigmen,
enzim, vitamin, hormone (HCG terdapat pada wanita hamil) dan
elektrolit.
• Urine Abnormal: albumin, glukosa, sel darah merah, zat kapur,
batu ginjal, kelebihan badan keton.
ORGAN-ORGAN EKSKRESI
b) Hati
 Terdiri atas dua lobus besar yang dibatasi jaringan ikat ligament falsiformis
(lobus kanan dan kiri). 

 Pembungkus hati: jaringan ikat podat kapsula hepatica.

 Setiap lobus terdiri atas sejumlah lolobus (unit hepar) berbentuk polygonal
yang dipisahkan oleh percabangan dari kapsula hepatica (kapsula ligesom).

 Fungsi hati:
a) Empedu → Membantu pencernaan lemak dengan cara mengemulsikan
lemak, mengaktifkan lipase, membantu absorpsi 
b) Trombopoietin → Hormone glikoprotein yang mengendalikan produksi
keeping darah oleh sumsum tulang belakang.
c) Albumin → Komponen plasma darah.
d)  Angiotensinogen → Peningkatan tekanan darah. 
e) Enzim arginase → Mengubah argin menjadi ornitin dan urea.
ORGAN-ORGAN EKSKRESI

 Fungsi lain hati:


a) Menyimpan glikogen, lemak, zat besi,
zat tembaga serta vitamin A. D dan
B12.
b) Mengaktifkan vitamin D. 
c) Fagosit bakteri oleh makrofag sel
kupffer.
d) Degradasi hormon insulin.
e)  Degrasi ammonia menjadi urea
ORGAN-ORGAN EKSKRESI
c) Paru - Paru
Paru – paru berperan untuk mengeluarkan sisa
metabolisme berupa CO2 dan H2O berbentuk uap
air.

Oksigen masuk lewat hidung menuju trakea lewat


tenggorokan. Kemudian udara yang mengandung oksigen
dialirkan menuju bronkiolus melalui dua saluran bronkus.
Udara yang mengandung oksigen dialirkan menuju alveolus
melalui bronkiolus. Selanjutnya terjadi pertukaran antara
Oksigen dengan Karbondioksida. Oksigen diserap oleh
pembuluh darah dan dialirkan ke jantung. Sedangkan
Karbondioksida dibawa kembali ke paru-paru untuk
dikeluarkan dari tubuh melalui hembusan napas.
ORGAN-ORGAN EKSKRESI
d) Kulit
Fungsi
• Ekskresi : lemak dan keringat 
• Sebagai perlindungan
• Pengatur suhu badan
• Metabolisme: menyintetis vitamin D 
• Komunikasi
STRUKTUR KULIT
1. EPIDERMIS
 
 Jaringan epitel yang tersusun atas sel kulit hidup dan
mati, yang terdiri dari 5 lapisan, yaitu:
1) Stratum Korneum, lapisan paling atas yang diganti
oleh sel baru setiap 15-30 hari. 
2) Stratum Lusidum, jernih dan transparan, 4-7 lapisan
sel-sel pipih tidak berintin yang mati atau hampir
mati. 
3) Stratum Granulosum, 3-5 lapisal sel bergranula
keratohiolin. 
4) Stratum Spinosum, lapisal sel spina (tanduk) yang
memiliki tonjolan penghubung intraseluler
(dermosom)
5) Stratum Basalis (germinativum), sel/ lapisan sel
yang melekat pada jaringan ikat dari lapisan kulit di
bawahnya dermis. Di bawah stratum basalis
terdapat melanin
2. DERMIS
Lapisan Papilar, (renggang) papilla
menyerupai jari yang menonjol ke dalam
lapisan epidermis, mengandung banyak
pembuluh darah dan reseptor sensor taktis
(sentuhan). Lapisan Retikuler, tersusun atas
jaringan ikat regular rapat, kolagen. serat
elastic. Simpul kolagen dan serat
menyebabkan keriput.

3. HIPODERMIS
Lapisan yang mengikat kulit secara longgar
dengan organ-organ yang ada dibawahnya.
KELENJAR KULIT
a) Kelenjar Keringat (epidermis)
1. Ekrin, kelenjar sederhana dan berpilin dan menyebar di seruluh tubuh. Contohnya
tangan
2. Apokrin, kelenjar keringat yang besar dengan penyebaran terbatas pada bagian
tubuh terntu, seperti area payudara dan ginjal
 Kontrol Pengeluaran Keringat diatur oleh hipotalamus di otak yang menghasilkan
enzim bradikinin (mempengaruhi pelebaran pembuluh darah dan kelenjar
keringat).Jika darah melalui hipotalmus melebihi batas (panas), rangsangan suhu
tersebut diteruskan oleh saraf simpatis ke kulit, pembuluh darah menyebar. Aliran
darah permukaan kulit meningkat sehingga terjadi kanduksi paras di bagian
permukaan dan membuang panas. Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air,
garam dan sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke
permukaan kulit dalam bentuk keringat.

b) Kelenjar Sebaseus  Mengeluarkan sebum (campuran lemak. zat lilin, minyak


dan pecahan-pecahan sel) fungsinya untuk melembutkan kulit bakterisida dan
pertahanan terhadap evaporasi
Gangguan Sistem Ekskresi
1. Gangguan Sistem Urinaria
a. Glikosuria
Ekskresi glukosa ke urine sehingga menyebabkan dehidrasi karena banyak air yang terekskresi

b. Albuminaria
Ginjal tidak dapat melakukan penyaringan

c. Batu Ginjal
Pengendapan pada rongga ginjal atau kandung kemih

d. Diabetes Melitus (kencing manis)


• Diabetes Melitus tipe 1 (pada usia remaja)
• Diabetes Melitus tipe 2 (saat usia dewasa)

Gambar penyakit batu ginjal


e. Diabetes Insipidus
Urine berjumlah banyak disertai rasa
haus.

f. Poliura
Kelebihan produksi air seni.

9. Gagal Ginjal (anuria)


Kegagalan memproduksi urine.

h. Uremia
Keadaan toksik saat darah mengandung banyak
urea karena kegagalan fungsi ginjal.
Nefritis Radang nefron pada ginjal karena
bakteri Streptococcus Sp. (masuk melalui
pernapasan)
2. Gangguan Hati

a. Penyakit Hati (Liver)

Disebabkan infeksi virus, amoeba penyebab disentri, cacing.


plasmodium penyebab malaria dan Toxoplasma Sp.

b. Sirosis Hati (Cirrhosis)


Berubahnya sel hati menjadi jaringan ikat fibrosa yang disebabkan
oleh miras serta hepatitis B dan C.

c. Hemokromatosis
Kelainan genetic menyebabkan tubuh terlalu banyak menyerap
Gambar penyakit sirosis hati
zat besi dari makanan tersimpan di organ tertentu.
3. Gangguan Kulit
.
a. Eksem (Dermatis)
Radang kulit hebat dan dapat melepuh
(jika pecah mengeluarkan cairan.
Disebabkan oleh factor keturunan, stress dan emosi, atau kontak dengan senyawa alergenik.

b. Kadas / Kurap
Bercak kemerahan pada kulit, berbentuk bundar dan jernih di tengahnya disebabkan infeksi jamur.

c. Kudis
Infeksi tungau dan kutu air.

Gambar kudis dan kurap :


d. Athelete's Foot
Infeksi jamur di sela-sela kaki.

e. Vitiligo
Kulit kehilangan melanin, tampak bercak putih yang bisa menyebar pada kulit.

f. Jerawat
Kulit yang meradang, pori-pori tersumbat dan kadang berkantung nanah.
Disebabkan oleh infeksi bakteri, perubahan hormonal atau kotoran.
TEKNOLOGI SISTEM ELESTERESI

• Hemodialisis (Cuci Darah)

Proses pembersihan darah dari zat sisa


metabolism menggunakan ginjal buatan
berupa mesin dialiser yang berisi
membran selektif permeable dan cairan
dialisat. Untuk penderita gagal ginjal.
• Transplantasi Ginjal
Terapi penggantian ginjal pasien
dengan ginjal orang lain. Untuk
penderita gagal ginjal dan
penyakit ginjal stadium akhir.
• ESWL (Extracorporeal
Shock Wave Lithotripsy)

Penghancuran batu saluran


kemih menggunakan
gelombang kejut yang di
transmisikan dari luar tubuh.
• Skin Grafting (Cangkok Kulit)

Memindahkan sebagian atau seluruh


ketebalan kulit dari pendonor ke resipien
yang membutuhkan. Dapat berasal dari kulit
sendiri / orang lain. Biasanya kulit yang
diambil dari paha, pantat atau perut.
Thankyou for your
attention

Anda mungkin juga menyukai