PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah
tidak digunakan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil,
hasil buangan itu antara lain berupa urine. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan
tidak hanya berupa urine saja. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat, gas
karbon dioksida,serta zat warna empedu.
Untuk lebih memahami tentang penyakit-penyakit dan penyebab terjadinya
penyakit yang berhubungan dengan gangguan ginjal.
B. Tujuan
Menguji Kandungan zat makanan yang terdapat pada urine manusia seperti
glukosa dan protein.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang
(masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya
retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm)
dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah
kanan. Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:
Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus
rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).
Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan
antara calix major dan ureter.
B. Pengertian Urine
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam
darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana
komunikasi olfaktori.
C. Kandungan Urine
Zat-zat yang terkandung di dalam urine antara lain seperti berikut :
1. Ureum :
Ureum merupakan hasil akhir dari metabolisme protein. Ureum berasal asam
amino yang tidak mengandung asam amoniak lagi, karena amoniaknya sudah
dipindahkan ke hati. Ureum disekresikan rata-rata 30 gram per hari.
Perlu Diketahui :
Setiap menitnya, seperempat darah yang dipompakan oleh jantung kurang lebih
sebanyak 1,2 liter, darah mengalir ke ginjal dan mengalami proses-proses filtrasi
di dalam ginjal.
Air kencing yang dihasilkan tubuh yang sehat adalah steril. Pada kasus seseorang
yang terdesak berada di padang pasir yang panas tanpa air maka air kencing dapat
digunakan sebagai pengganti air minum.
Dalam situasi tertentu, air kencing dapat digunakan sebagai cairan antiseptik.
Proses pembentukan urin Tubulus kontortus proksimal Reabsobsi air ion dan
semua nutrin organic bikarbonat Lengkung henlo reabsorbsi air (bagian desenden)
ion sodium dan klorid (bagian asendon) Duktus kolekvus reasorbsi air dari
penyerapan atau sekresi sodium, potasium, hidrogen, dan ion Duktus papilla
mengirim urine menuju pelvis renalis Tubulus kontortus distal sekresi ion
asam,basa,racun, roabsorbsi air dan ion sodium (di bawah control hormon)
Cabang Esenden Cabang desenden menghasilkanfiltrat Tubulus Glomerolus
renalis.
2.Kreatin :
Yaitu Kreatin merupakan zat hasil buangan dari otot.
3. Asam urat :
Asam urat memiliki kadar normal dalam darah kurang lebih 23 mg setiap
100 cc. Dari jumlah asam urat di atas sekitar 1,52 mg akan dikeluarkan melalui
urin setiap hari.
4. Natrium klorida (garam dapur) :
Garam seperti natrium dan kalium klorida masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut maka zat ini
akan dikeluarkan melalui urin. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa
sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan
materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin
berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh,
misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan
yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa
yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang
terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung
oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat
digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu
penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan
mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
D. Fungsi Urine
Fungsi utama urine adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau
obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat
yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari
ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan
mengandung bakteri.
Namun jika urine berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat,
secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal
dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril Urin
dapat menjadi penunjuk dehidrasi.
Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang
bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning
pekat atau cokelat. Terapi urin Amaroli adalah salah satu usaha pengobatan
tradisional India, Ayurveda.
Kegunaan lain Seorang Doktor sedang bereksperimen menggunakan urin
untuk membasuh luka luar sebagai pencegah infeksi dan diminum untuk
meredakan sakit lambung dan usus. Bangsa Romawi kuno menggunakan urin
sebagai pemutih pakaian. Di Siberia, orang Kroyak meminum urin orang yang
telah mengkonsumsi fly agaric (sejenis jamur beracun yang menyebabkan
halusinasi bahkan kematian) atau sejenisnya untuk berkomunikasi dengan roh
halus. Dahulu di Jepang, urin dijual untuk dibuat menjadi pupuk. Penggunaan urin
sebagai obat telah dilakukan oleh banyak orang, diantara mereka adalah
Mohandas Gandhi, Jim Morrison, dan Steve McQueen. Warna kuning keemasan
dalam urin pernah dianggap berasal dari emas.
Para ahli kimia menghabiskan banyak waktu untuk mengekstrak emas
dari urin yang akhirnya justru menghasilkan white phosporous, yang ditemukan
oleh ahli kimia Jerman, Hennig Brand di tahun 1669 ketika ia sedang mendistilasi
urin yang difermentasikan. Pada tahun 1773, ahli kimia Perancis, Hilaire Rouelle,
menemukan urea ketika ia mendidihkan urin hingga kering.
E. Proses pembentukan Urine
Sebagai alat ekskresi, ginjal berperan dalam proses pembentukan urin.
Pembentukan urin melalui serangkaian proses yang panjang dan tahap tahap
tertentu, yaitu sebagai berikut:
1. Filtrasi
Pada tahap ini, terjadi penyaringan zat beracun yang terjadi di badan
malpighi. Pada badan malpighi ini, kapsul Bowman menyaring zat-zat dari darah
yang ada di glomerulus. Darah itu masih banyak mengandung air, garam, gula,
urea, dan lain-lain. Setelah mengalami penyaringan, terbentuklah filtrat
glomerulus. Filtrat ini disebut urin primer. Di dalam urin primer ini masih
terkandung banyak zat yang diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini antara lain glukosa,
garam-garam urea, asam amino, asam urat, kecuali protein tidak ditemukan di
sini. Sebanyak 99% filtrate glomerulus ini nantinya masih akan diserap kembali.
2. Reabsorbsi
Urine primer dari glomerulus selanjutnya dialirkan menuju tubulus
proksimal. Di sini, urin primer ini mengalami penyerapan kembali zat-zat yang
masih digunakan oleh tubuh, antara lain glukosa, asam amino, dan air. Zat-zat
yang diserap kembali akan dikembalikan ke dalam darah melewati kapiler darah
di sekitar tubulus, juga terjadi penyerapan natrium di lengkung Henle, sisanya
akan membentuk urin sekunder. Di dalam urin sekunder tidak terdapat zat yang
berguna. Di sini ditemukan kadar urea yang tinggi.
3. Augmentasi
zat bukan gula seperti asam hemogentisat, formalin, salisilat kadar tinggi, vitamin
C dsb juga menggunakan reduksi.
Tes Benedict
Alat dan bahan
1. Tabung reaksi
2. Lampu spritus
3. Rak tabung reaksi
4. Penjepit tabung reaksi
5. Pipet 1 ml dan 5 ml
6. Reagen benedict
Cara Kerja Test Benedict
Tabel pengamatan
No
1
Keterangan
Masukan 5 ml reagen benedict
ke dalam tabung reaksi.
2.
Teteskan sebanyak 5-8 tetes urin
kedalam tabung.
3.
Dipanaskan diatas lampu spritus
selama 3 menit mendidih
Gambar pada menit ke 1
4.
Gambar pada menit ke 2
5.
6.
Secara semikuantitatif
Hasil dari table pengamatan didapatkan yaitu :
++++ : Warna merah bata atau merah keruh (lebih dari 3,5% glukosa)
presipitat
alkohol.
Protein Bence Jones, protein ini larut dalam pada suhu
didih urine, terlihat kekeruhan pada suhu kira-kira 60
derajat celcius.
10
11
(+)
kepingan (0,2-0,5%)
(++++)
12
13
glikogen maka glukosa yang telah dikonsumsinya tidak bisa lagi di simpan di
hati,karena sudah dalam keadaan penuh. Karena itulah akhirnya glukosa akan di
biarkan lewat begitu saja melewati saluran pembentukkan urine. Dan disaat terjadi
proses Reabsorpsi di tubulus akan terjadi penyerapan glukosa berlebih oleh darah,
yang menjadikan darah akan kelebihan glukosa . Akibatnya saat terjadi luka, luka
akan sulit di sembuhkan. Penyakit seperti ini dapat disembuhkan dengan
mengatur pola makanan, apabila kita mengatur pola makan dan tidak
mengonsumsi glukosa secara berlebih maka secara bertahap jumlah glukosa
dalam darah secara bertahap akan berkurang, dan secara bertahap penyakit ini
akan sembuh.
penyakit Albuminuria yang di sebabkan adanya protein di dalam urine.
Penyakit ini disebabkan akibat adanya kerusakan alat-alat filtrasi yaitu kapsul
bowman pada ginjal, sehingga urin masih mengandung senyawa albumin atau
protein.. Penyakit ini umumnya di sebabkan karena bawaan dari lahir, dan
penyebabnya bukan karena bawaan dari lahir untuk saat ini belum di temukan.
Saat orang yang mempunyai kerusakan kapsul bowman mengkonsumsi protein
lebih dari kebutuhan tubuhnya, maka protein yang ada
dalam saluran
pembuangan tidak dapat di serap oleh kapsul bowman sehingga protein di biarkan
begitu saja lewat.
2.
14
masih digunakan oleh tubuh, antara lain glukosa, asam amino, dan air. Zat-zat
yang diserap kembali akan dikembalikan ke dalam darah melewati kapiler darah
di sekitar tubulus, juga terjadi penyerapan natrium di lengkung Henle, sisanya
akan membentuk urine sekunder. Di dalam urine sekunder tidak terdapat zat yang
berguna hanya saja kadar urea yang sangat tinggi.
3) Augmentasi
Urine sekunder yang telah terbentuk kemudian dialirkan ke dalam tubulus
distal. Di sini terjadi proses augmentasi, yaitu penyerapan air dan penambahan
zat-zat seperti ion H+, K+, kreatinin dan urea dalam urine sehingga urine hanya
berisi zat-zat yang benar-benar sudah tidak berguna lagi. Melalui proses
augmentasi inilah akan terbentuk urine yang sesungguhnya. Urine ini akan
dikumpulkan melalui pembuluh pengumpul ke rongga ginjal kemudian dialirkan
ke kandung kencing atau vesika urinaria, melalui saluran ureter. Di dalam
kandung kencing, urin mengalami penampungan sementara di sana. Setelah itu,
urine akan dikeluarkan melewati saluran uretra menuju lubang seni.
Kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengamatan
1. Pengocokan tidak rata sehingga warna yang dihasilkan tidak akurat
2. Pada saat pembakaran tabung, tabung reaksinya terlalu tinggi diangkat
sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan warna yang tidak
semestinya.
3. Pada penghitungan waktu, masalahnya karena jika waktunya tidak sesuai
yang ditentukan maka akan terjadi perubahan warna yang tidak semestinya
4. Sifat subjektif yaitu pada saat melakukan interpretasi semikuantitatif, hal
ini dapat menimbulkan permasalahan antara pembacaan hasil antara orang
yang satu dengan orang yang lain berbeda.
15
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Dan apabila urine yang mengandung glukosa saat urine diberi larutan
benedict kemudian di panaskan maka warna urine akan berubah menjadi merah
bata. Tetapi apabila urine tidak mengandung glukosa maka warna urine tidak
berubah.
Interpretasi hasil pengamatan tes benedict yaitu :
(-)
keruh
(+)
1% glukosa)
(++) : kuning kehijauan atau kuning keruh (1-1,5% glukosa)
(+++)
(++++)
glukosa)
16
(+)
(0,2-0,5%)
(++++)
17
LAMPIRAN
18
19