Disusun Oleh:
Nama : Adelia Putri
NIM : K4317001
Kelas :A
Kelompok :1
I. JUDUL
Sistem Ekskresi
II. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami sistem ekskresi dalam tubuh manusia
2. Mahasiswa memahami proses pembentukan urine di ginjal
3. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urine
III. ALAT DAN BAHAN
Sampel urine, alat tulis, pH meter, thermometer, gelas ukur
IV. PRINSIP KERJA
1. Menyediakan 1 termometer, gelas ukur dan pH meter pada setiap kelompok.
2. Melakukan pengukuran urin meliputi parameter volume, pH, warna, dan suhu
V. DATA PENGAMATAN
Nama Kondisi Urin
probandus/umur/
jenis kelamin Warna pH Volume Suhu
Kuning 6 175 ml 33oC
Kuning tua 6 180 ml 33oC
Kuning tua 6 85 ml 33oC
Alfin/20 tahun/P Kuning tua 6 85 ml 33oC
Kuning tua 6 115 ml 33oC
Kuning tua 6 125 ml 33oC
Kuning 6 76 ml 33oC
VI. PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi merupakan salah satu sistem dalam tubuh makhluk hidup. Sistem
ini bertugas mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi
oleh tubuh. Selain membuang zat-zat sisa metabolisme, sistem ekskresi juga bisa
mengatur konsentrasi garam dan air di dalam tubuh (Zikra, 2016). Sistem
ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa pada makhluk hidup
seperti karbondioksida, urea, racun dan lainnya. Sisa-sisa metabolisme ini berupa
senyawa-senyawa yang bersifat toksik (racun) sehingga jika tidak dikeluarkan dapat
menyebabkan terganggunya fungsi organ-organ di dalam tubuh. Organ-organ yang
berperan dalam sistem ekskresi pada manusia meliputi kulit, ginjal, paru-paru, dan hati.
B. Organ-organ Sistem Ekskresi
1. Ginjal
a. Pengertian
Ginjal merupakan organ ekskresi yang berbentuk mirip kacang dan organ
ekskresi bagi manusia. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi
menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama
dengan air dalam bentuk urin (Satria, 2018).
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal
dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal,
dibawa melalui ureter menuju kandung kemih sampai akhirnya dibuang keluar
tubuh melalui uretra.
1. Korteks ginjal
Korteks merupakan bagian terluar dari ginjal yang memiliki fungsi sebagai
tempat terjadinya filtrasi dan ultafiltrasi. Di dalam korteks terdapat nefron
yag membuat permukaan ginjal lebih luas.
2. Medulla ginjal
Medula ginjal merupakan bagian yang memiliki bentuk kerucut menyerupai
piramida. Satu ginjal terdiri dari 8 – 12 piramida. Pada medula ada beberapa
saluran seperti tubulus kolektivus, lengkung henle, dan tubulus kontortus.
Fungsi medula ginjal sendiri untuk menyerap zat nutrisi yang masih dapat
digunakan dari hasil saringan korteks ginjal.
3. Pelvis ginjal
Pelvis atau rongga ginjal merupakan bagian dari ureter yang melebar. Pelvis
merupakan tempat pengumpulan urin sementara sebelum urin tersebut
menuju ke organ eksresi selanjutnya.
4. Pembuluh darah ginjal
Ginjal mempunyai arteri dan vena utama. Sama halnya pada organ lain,
arteri memiliki fungsi untuk membawa darah bersih yang berisikan oksigen
dan nutrisi.
5. Nefron
Nefron merupakan struktur terpenting dari ginjal. Nefron memiliki sebagai
unit penyaringan darah dan untuk menghasilkan urin. Manusia mempunyai
2 jenis nefron, yaitu nefron kortikal memiliki lengkung henle yang pendek,
sedangkan nefron jukstamedularis memiliki lengkung henle yang lebih
panjang. 80 persen nefron yang ada di ginjal manusia ialah nefron kortikal,
sedangkan 20 persen lainnya adalah nefron jukstamedularis. Nefron terdiri
dari beberapa bagian utama :
Badan malphigi, merupakan bagian nefron ginjal yang terdiri dari
glomerulus dan kapsula bowman. Fungsi badan malpigi adalah sebagai
tempat dimana terdapatnya alat penyaringan darah.
Glomerulus, merupakan struktur yang berfungsi sebagai tempat
penyaringan darah untuk menyaring air, asam amino, garam, urea dan
glukosa. Hasil dari saringan glomerulus disebut urin primer.
Kapsula Bowman, merupakan organ berbentuk seperti kapsul yang
membungkus glomelurus. Fungsi Kapsula bowman adalah untuk
mengumpulkan cairan hasil penyaringan glomerulus.
Tubulus Kontortus Proksimal, merupakan tempat penyerapan kembali
(reabsorbsi) urin primer. Hasil dari penyaringan tubulus kontortus
proksimal disebut urin sekunder. Urin sekunder ini mengandung kadar
urea yang tinggi.
Lengkung Henle, saluran setengah lingkaran yang mengaitkan antara
tubulus kontortus proksimal dengan tubulus kontortus distal. Lengkung
Henle menjaga supaya urin tidak kembali pada organ yang sudah
dilewatinya.
Tubulus kontortus distal, merupakan tempat untuk melepaskan zat
tidak bermanfaat atau berlebihan dalam urin sekunder. Proses yang
dikerjakan oleh tubulus kontortus distal dinamai proses augmentasi. Hasil
dari cairan yang telah melewati tubulus kontortus distal adalah urin yang
sesungguhnya.
Tubulus Kolektivus, merupakan saluran sempit yang panjang, berfungsi
untuk menampung urin sementara di dalam nefron sebelum disalurkan ke
pelvis ginjal.
b. Fungsi
1. Menyaring dan membersihkan darah
Menyaring dan membersihkan darah merupakan cara kerja dari nefron.
Apabila darah tidak dibersihkan, maka banyak racun di dalamnya yang
dapat membahayakan tubuh.
2. Mengatur volume darah
Ginjal bisa melakukan pengaturan volume darah dan juga mengatur
kandungan zat terlarut di dalam darah agar selalu seimbang. Tubuh bisa
mengalami kekeringan atau banyak cairan yang akan terkumpul di dalam
tubuh akibat tidak dapat terbuang.
3. Mendaur Ulang Air, Mineral, Glukosa dan Gizi
Nefron akan menyerap kembali zat-zat yang terlarut dalam darah namun
masih dibutuhkan oleh tubuh sehingga terdapat suatu kepastian bahwa zat
yang nantinya terbuang benar-benar sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh lagi.
Akan tetapi jika kandungan zat-zat tersebut di dalam tubuh sudah melebihi
ambang batas yang dibutuhkan, maka ginjal akan meloloskannya
(membuangnya).
4. Mengatur Keseimbangan Kandungan Kimia Darah
Ginjal dapat mengatur kandungan kimia dalam darah seperti kadar garam,
kalium, urea atau zat kimia lainnya agar tetap seimbang. Bila tidak, maka
tubuh dapat keracunan bahkan bisa merambah berat kerja organ lain seperti
jantung.
5. Menjaga Darah agar Tidak Terlalu Asam
Salah satu fungsi ginjal yang tak kalah pentingnya yaitu mengatur kadar pH
dalam darah.
6. Penghasil hormone
Hormon yang dihasilkan yaitu hormon eritroprotein yang berfungsi untuk
merangsang peningkatan laju pembentukan sel darah merah oleh sumsum
tulang.
7. Mengatur keseimbangan
Ginjal berfungsi untuk mengatur keseimbangan osmotik dan
mempertahankan keseimbangan ion dalam plasma.
c. Gambar+keterangan
3. Hati
a. Pengertian
Hati merupakan kelenjar terbesar di tubuh, beratnya 1-2,3 kg. Hati berada
di bagian atas rongga abdomen yang menempati bagian terbesar region
hipokondriak di bawah diafragma. Setiap lobus tersusun dari lobulus yang
berbentuk polihedral (segi banyak). Tiap lobulus terdiri atas sel-sel hati yang di
gabung bersama oleh jaringan hati. Bagian depan dilindungi oleh iga-iga.
Hati terbungkus dalam kapsul tipis yang tidak elastic dan sebagian
tertutupi oleh lapisan peritoneum. Lapisan peritoneum membentuk ligament
penunjang yang melekatkan hati pada permukaan inferior diafragma. Hati
memiliki empat lobus. Dua lobus yang berukuran paling besar dan jelas terlihat
adalah lobus kanan yang berukuran lebih besar, sedangkan lobus yang
berukuran lebih kecil, berbentuk baji, adalah lobus kiri. Dua lobus lainnya
adalah lobus kaudatus dan kuadratus yang berada di permukaan
posterior. Fisura porta merupakan nama yang diberikan untuk permukaan
posterior hati dimana banyak struktur yang masuk dan keluar kelenjar.
b. Fungsi
1. Menetralkan racun (detoksifikasi)
Hati Mampu menghilangkan sebuah racun yang masuk ke dalam darah
dengan suatu cara membersihkannya terhadap sebuah zat-zat yang
berbahaya. Contohnya alkohol dan obat-obatan yang di minum baik secara
sengaja ataupun tidak sengaja.
2. Metabolisme karbohidrat
Metabolisme karbohidrat yaitu sebuah Glukosa dan monoksarida lain
seperti galaktosa dan fluktosa yang diubah ke glikogen. Glikogen ialah
karbohidrat yang pembentukannya dari ratusan unit glukosa yang terikat
secara bersama. Keuntungan menyimpan suatu karbohidrat menjadi
glikogen ialah untuk memudahkan dalam menghasilkan energi, produksi
energi yang tinggi, dan tidak mengganggu kandungan dari suatu cairan
antarsel.
3. Membantu membuang zat bilirubin
Zat Bilirubin ialah zat yang tidak baik untuk tubuh sehingga harus
dibuang melalui sebuah sistem ekskresi.
4. Melancarkan Metabolisme lemak Dalam Tubuh
Hati juga memiliki fungsi untuk mengeluarkan lemak, lemak akan
keluar ketika dibutuhkan tubuh dari sebuah tempat penyimpanannya lalu
diangkut melalui darah menuju ke hati dan dipecah menjadi sebuah asam
lemak dan gliserol
5. Sebagai Tempat Untuk Pembentukan dan Pembongkaran Sel Darah Merah
Dalam jangka 6 bulan kehidupan janin, hati akan menghasilkan sebuah
sel darah merah yang berangsur-angsur diambil alih oleh sebuah sumsum
tulang yang dimana terdiri dari 3 juta sel darah yang melewati hati yang
akan dihancurkan dalam setiap detiknya. dan suatu zat yang masih terdapat
dalam darah akan digunakan untuk membentuk sel darah merah yang baru.
6. Metabolisme protein
Fungsi untuk metabolismekan protein, yaitu Terdapat asam amino yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh yang akan dikeluarkan dalam bentuk urea dan
asam urat yang melalui sel hati ke dalam darah untuk diekresi oleh ginjal
dan selanjutnya dibuang melalui urine.
7. Untuk penyimpanan berbagai zat
Hati juga memiliki fungsi untuk tempat dalam penyimpanan berbagai
suatu zat seperti lemak, glikogen, vitamin A, B12, D, dan K, serta zat besi.
8. Sintetis kolesterol dan protein plasma
Hati juga memiliki fungsi untuk dapat mensintetis koleterol, steroid,
dan produk protein plasma yang misalnya prtorombin, fibrinogen, dan
sebagian besar globulin.
9. Menghasilkan suatu zat yang dapat melarutkan sebuah lemak
Hati juga menghasilkan sekitar 0,5 – 1 liter suatu cairan empedu
dalam setiap hari. Cairan empedu tersebut akan melarutkan sebuah lemak
yang ada didalam usus.
10. Untuk Mengatifkan vitamin D
c. Gambar+keterangan
d. Proses pembentukan getah empedu
Cairan empedu berasal dari penghancuran hemoglobin eritrosi yang sudah
tua atau rusak. Hemoglobin kemudian akan diuraikan menjadi hemin, zat besi
dan globin. Zat besi dan globin akan disimpan di dalam hati dan dikirim ke
sumsum tulang untuk menjadi bahan utama pembentukan sel darah merah baru,
heme “hermin” akan dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin. Kedua zat ini
merupakan zat pemberi warna bagi cairan empedu sehingga cairan empedu
berwarna hijau biru. Zat warna tersebut akan mengalami oksidasi menjadi
urobilin. Kemudian urobilin dieksresikan ke luar tubuh melalui feses dan urin.
Zat inilah yang memberikan warna kekuningan pada feses dan urin.
e. Proses pembentukan urea dan ammonia
Proses pembentukan urea pada manusia disebut sebagai siklus urea. Siklus
urea ini hanya dapat terjadi di hati karena pada siklus urea melibatkan enzim
arginase yang hanya dapat diproduksi oleh hati. Urea terbentuk ketika sel tubuh
kelebihan asam amino sehingga mengalami deaminasi. Dalam proses
deaminasi, gugus amin (-NH) dipindahkan dari asam amino. Proses ini
menghasilkan amonia yang beracun.Ammonia bersifat racun bagi tubuh kita
apabila dalam jumlah yang terlalu banyak, sehingga perlu diubanh menjadi
senyawa yang relative aman bagi tubuh kita yaitu diubah menjadi urea. Jika
kadar urea di tubuh kita terlalu tinggi, maka tubuh kita juga akan mengalami
gangguan, sehingga urea yang sudah kita buat di hati harus segerak kita
keluarkan melalui ekskresi lewat urin kita.
Berikut ini merupakan rangkaian dari siklus urea tersebut :
Pada awalnya ammonia yang merupakan produk sisa dari pembongkara
asam amino akan dialirkan menuju ke hati. Kemudian ammonia akan bereaksi
dengan ornitin dan karbon dioksida membentuk sitrulin. Selanjutnya, sitrulin ini
akan menangkap ammonia dan bereaksi membentuk arginin. Kemudian arginin
akan dipecah oleh enzim arginase membentuk urea, ornitin dan air. Urea akan
dialirkan menuju ke ginjal untuk dibuang dalam bentuk urin. Sedangkan ornitin
akan kembali menangkap ammonia seperti pada tahap awal siklus urea ini.
Dari penjelasan diatas, maka dapat kita tulis reaksi sederhananya seperti berikut
ini:
1. Ornitin + NH3 + CO2 -> sitrulin
2. Sitrulin + NH3 -> arginine
3. Arginin + enzim arginase -> urea + ornitin + H2O
VII. KESIMPULAN
1. Sistem ekskresi dalam tubuh manusia
Sistem ekskresi manusia terdiri dari 4 organ:
a. Ginjal: hasil ekskresinya berupa urin
b. Kulit: hasil ekskresinya berupa keringat
c. Hati: hasil ekskresinya berupa cairan empedu
d. Paru-paru: hasil ekskresinya berupa H2O + CO2
2. Proses pembentukan urine di ginjal
Proses Tempat Hasil
Filtrasi Glomerulus & kapsula Urin primer
bowman
Reabsorbsi Tubulus kontortus Urin sekunder
proksimal
Augmentasi Tubulus kontortus distal Urin sesungguhnya
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urine
Faktor internal: hormon antidiuretik (ADH), hormon insulin, kondisi psikologis (gejolak
emosi dan stress)
Faktor eksternal: suhu lingkungan, konsumsi garam, jumlah air yang diminum, konsumsi
alkohol dan kafein
Bakhtiar, Arief. (2016). Faal Paru Statis. Jurnal Respirasi. Vol 2(3): 91-98
Ganong, W.F. 1999 ; Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC. Edisi 17. Halaman
536 - 537, 552 - 554.
Hoffman, R., 2005. Thalassemia Syndromes. In: B. G. Forget & A. R. Cohen, eds.
Hematology: Basic Principles and Practice. 4th ed. Philadelphia: Elsevier Inc.
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/frekuensi-buang-air-kecil-yang-normalDiakses pada
tanggal 26 Maret 2020
Khadijah. (2015). Penggunaan Strategi Know-Want-Learn (Kwl) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Biologi Pada Pokok Bahasan Sistem Ekskresi Manusia Untuk Siswa
Kelas Xi Ipa 2 Sma Negeri 1 Salo. Perspektif Pendidikan dan Keguruan. Vol 6(11)
Merdia M, Nanang Heryana. (2010). Biologi Umum. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi.
Munker R, Erhard H, Jonathen G, Ronald P, 2006. Modern Hematology Biology and
Clinical Management, 2nd Edition. New Jersey, Human Press Inc, 2006: 127-136.
Pujianto, Sri (2014). Menjelajah Dunia Biologi. Surakarta: Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
Satria, Agung. (2018). Pembelajaran 3d Sistem Ekskresi Manusia Berbasis Virtual Reality
Dan Android. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (JTIIK). Vol. 5(4): 381-
388
Sayogo, William. (2017). Potensi +Dalethyne Terhadap Epitelisasi Luka Pada Kulit Tikus
Yang Diinfeksi Bakteri MRSA. Jurnal Biosains Pascasarjana. Vol 19(1)
Wilmar, M. (2000). Praktikum Urin, Penuntun Praktikum Biokimia. Jakarta: Widya
Medika.
Yunus, Faisal. (1997). Sistem Pernapasan dan Fungsi Paru. Workshop Respiratory
Physiologi, Jakarta
Zikra., Heffi A, & Ramadhani S. (2016). Pengembangan Compact Disc (Cd) Interaktif
Materi Sistem Eksresi Pada Manusia Untuk Siswa Sma. BioCONCETTA. Vol 2(1):
102-113
IX. LAMPIRAN
Tiga lembar laporan sementara
Satu lembar dokumentasi praktikum
Lampiran
Laporan sementara
Dokumentasi praktikum
Hari 1 Hari 2
Hari 3 Hari 4
Hari 5 Hari 6
Hari 7