Anda di halaman 1dari 22

Sebelum membahas materi sistem ekskresi pada manusia, coba deh perhatikan contoh

kasus berikut: Pernah nggak waktu kamu keluar rumah pakai kacamata sama masker, kacamata
kamu berembun gara-gara hembusan nafas kamu? Kenapa bisa gitu ya?

Sebenarnya embun yang keluar itu adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O).
Proses ini menandakan fungsi sistem ekskresi pada tubuh kamu sedang bekerja.

Selain itu, siapakah di antara kamu yang suka olahraga? Olahraga apa yang kamu
gemari? Setelah kamu berolah raga, tubuhmu pasti mengeluarkan keringat. Mengapa demikian?
Hal ini terjadi agar terhindar dari zat-zat yang dapat meracuni tubuh kita. Zat-zat beracun
tersebut merupakan sisa metabolisme yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Proses
mengeluarkan zat-zat beracun ini yang biasa disebut ekskresi.

Saat bernafas, sistem ekskresi mengeluarkan zat-zat berupa CO2 dan H2O. Nah zat yang
keluar tersebut sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh, alias hanya berisi sampah dan racun dari hasil
metabolisme tubuh kamu. Dari analogi sederhana ini, kamu sudah paham kan bagaimana cara
kerja dan fungsi sistem ekskresi pada manusia?

Mengenal Sistem Ekskresi Pada Manusia

Jadi, tubuh kamu memiliki organ-organ penting seperti paru-paru, hati, ginjal, dan kulit
yang disebut sistem ekskresi. Fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah melakukan proses
pembuangan zat-zat beracun sisa metabolisme tubuh kamu dan menjaga keseimbangan cairan
dalam tubuh kamu.

Sistem ekskresi adalah sistem dengan tugas untuk mengolah zat sisa metabolisme dan
racun, lalu membuangnya dari dalam tubuh. Sebab, zat-zat sisa dan racun tersebut bisa
mengakibatkan masalah kesehatan apabila tidak dibuang dari dalam tubuh. Pada sistem ekskresi
manusia, terdapat sejumlah organ yang bekerja untuk tujuan tersebut. Organ-organ tersebut
adalah kulit, paru-paru, hati, dan ginjal. Masing-masing organ memiliki fungsi serta cara kerja
yang berbeda-beda untuk menyingkirkan zat sisa metabolisme dan racun dari dalam tubuhmu.

Proses ini sangat penting untuk menjaga kestabilan homeostatis dan mencegah kerusakan
tubuh, Melindungi sel-sel tubuh dari zat-zat yang bersifat racun, Mempertahankan suhu tubuh,
Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan Menurunkan kadar zat produk metabolisme
dalam tubuh agar tidak terakumulasi dikarenakan pada tubuh manusia menghasilkan berbagai
zat sisa yang sudah tidak diperlukan tubuh seperti urine,keringat,gas karbon dioksida, uap
air,urea,asam urat,dan bilirubin.

Berbagai zat tersebut perlu dikeluarkan karena apabila menumpuk dalam tubuh akan
menimbulkan penyakit,bahkan dapat menyebabkan kematian.Misalnya saja zat sisa urine,apabila
kita sering menahan pengeluaran urine akan memicu terkena penyakit batu ginjal. Ekskresi
adalah salah satu dari empat macam proses pengeluaran, yang lainnya
adalah sekresi,inkresi,dan defekasi.
Sampai di sini sudah paham kan kenapa sistem ekskresi penting banget? Nah, Biar kamu
makin paham mari kita bahas organ-organ apa saja yang termasuk sistem ekskresi, dan apa saja
fungsi sistem ekskresi pada manusia.

Skresi adalah proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang masih digunakan didalam tubuh.
Sekresi adalah proses untuk membuat dan melepaskan substansi kimiawi dalam bentuk lendir
yang dilakukan oleh sel tubuh dan kelenjar. Substansi kimiawi pada sekresi mempunyai
kegunaan tertentu sebelum akhirnya terbuang melalui ekskresi. Contoh sekresi adalah keringat
yang berfungsi untuk agar kulit tidak kering, nah dari situ terdapat fungsi sekresi adalah
membantu lapisan lain agar tidak mudah rusak. Makanya, sebelum zat-zat semacam karbon
dioksida ini numpuk dan jadi racun dalam tubuh kamu, paru-paru sebagai organ ekskresi
mengeluarkan zat beracun tersebut. Bentuknya bisa berupa gas atau cairan hasil sampah
metabolisme tubuh.

Sekresi adalah proses pengeluaran substansi kimia perentuk lendirenim dan hormon oleh
sel dan kelenjar. Dalam tubuh manusia terdapat dua tipe kelenjar yaitu kelenjar eksokrin dan
kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus padapermukaan
tubuh seperti kulit atau organ internal seperti lapisan traktusintestinal. Sedangkan, kelenjar
endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah termasuk kelenjar hepar pankreas
kelenjar eksokrin danendokrin payudara dan kelenjar lakrimalis untuk air mata.

Kelenjar endokrin membuat bahan kimia yang disebut hormon dan meneruskannya
langsung ke aliran darah. Hormon ini dapat dianggap sebagai pesan kimia. Sementara itu,
kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang mengeluarkan zat (elektrolit, protein atau enzim).
Beberapa contohnya, yaitu kelenjar ludah, kelenjar keringat, kelenjar sebaceous, dan pankreas.

Pankreas adalah organ endokrin dan eksokrin. Ini melepaskan enzim tertentu untuk membantu
pencernaan yang dikirim ke usus melalui saluran pankreas.

Pola Hidup untuk Menjaga Kesehatan Sistem Ekskresi

Bagaimana agar kita terbebas dari penyakit-penyakit di atas? Ada beberapa kebiasaan
penting sehari-hari yang harus kita lakukan nih, Sobat.

- Minum air putih yang cukup sesuai kebutuhan

- Membatasi konsumsi soda dan kafein

- Jangan merokok

- Konsumsi makanan berserat

- Bergerak aktif secara fisik

- Membiasakan buang air besar dan kecil dengan tuntas


- Mengenakan pakaian yang menyerap keringat dan dapat meminimalisir pertumbuhan
jamur atau bakteri.

ORGAN ORGAN DALAM EKSKRESI

A. Ginjal
Ginjal adalah dua buah organ yang berbentuk seperti kacang merah yang berada
di kedua sisi tubuh bagian belakang atas, tepatnya di bawah tulang rusuk manusia. Organ
ini terletak di kedua sisi tulang belakang, tepatnya di rongga perut bagian belakang.

Ginjal memiliki bentuk menyerupai kacang merah dan berwarna merah kecokelatan.
Manusia memiliki sepasang ginjal yang berada di sisi kanan dan kiri tubuh. Ginjal kanan
terletak sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena berdekatan dengan hati.
Setiap ginjal berukuran sekitar 10–12 cm atau kira-kira seukuran kepalan tangan orang
dewasa.

Ginjal berfungsi untuk menyaring zat sisa dari makanan, obat-obatan, atau racun
yang terdapat di darah. Selain itu, ginjal juga berperan mengendalikan keseimbangan
cairan dan kadar elektrolit dalam tubuh. Jika tubuh Anda kelebihan garam atau mineral,
ginjal pun akan membuangnya.

Zat sisa yang terkumpul, kemudian akan diubah menjadi urine. Urine akan mengalir
dari ginjal ke kandung kemih melalui saluran yang disebut ureter. Urine tersebut berisi
zat sisa dari ginjal yang akan terbuang saat Anda buang air kecil.

Fungsi Ginjal :
~ Menyaring darah
~ Mengekskresikan zat sisa(urea, asam urat, kreatin, dan zat-zat beracun lainnya)
~ Mengatur volume plasma darah dan jumlah air dalam tubuh
~ Menjaga tekanan osmosis dengan mengatur eksresi garam di dalam tubuh
~ Mengatur PH plasma darah dan cairan tubuh
~ Mengendalikan kadar gula dalam darah
~ Menghasilkan hormon(eritropoietin, kalsitriol, dan renin

• Bagian-bagian ginjal :

*Korteks ginjal atau korteks renalis ~>merupakan bagian ginjal yang paling luar. Bagian
ini dikelilingi oleh lapisan jaringan lemak yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam
ginjal.
*Medula ginjal ~> bagian ini merupakan jaringan halus yang terdapat di dalam ginjal.
Struktur medula terdiri atas piramida ginjal yang meliputi nefron dan tubulus, serta
saluran medula. Tubulus berfungsi untuk mengangkut cairan tubuh dan darah menuju
ginjal.
*Pelvis ginjal merupakan bagian ginjal yang terletak di lapisan paling dalam. Bagian
ginjal ini berbentuk seperti corong yang berfungsi sebagai saluran yang menghubungkan
ginjal dan kandung kemih.

• Proses Pembentukan Urine

1.Filtrasi Proses pembentukan urine yang satu ini dilakukan dengan bantuan dari
ginjal. Setiap ginjal mempunyai sekitar satu juta nefron ,yaitu tempat pembentukan urine.
Pada waktu tertentu, sekitar 20 persen dari darah akan melewati ginjal untuk disaring.
Hal ini dilakukan agar tubuh dapat menghilangkan zat-zat sisa metabolisme (limbah) dan
menjaga keseimbangan cairan, pH darah, dan kadar darah. Proses penyaringan darah pun
dimulai di ginjal. Darah yang mengandung zat sisa metabolisme akan disaring karena
dapat menjadi racun untuk tubuh. Tahapan ini terjadi di badan malphigi yang terdiri dari
glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus bertugas menyaring air, garam, glukosa,
asam amino, urea, dan limbah lainnya agar dapat melewati kapsul Bowman. Hasil
penyaringan ini kemudian disebut sebagai urine primer. Urine primer termasuk urea di
dalamnya merupakan hasil dari amonia yang sudah terakumulasi. Hal ini terjadi ketika
hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.

2. Reabsorpsi Setelah filtrasi, proses pembentukan urine selanjutnya adalah


reabsorpsi, yakni penyaringan ulang. Sekitar 43 galon cairan melewati proses filtrasi.
Namun, sebagian besar akan diserap kembali sebelum dikeluarkan dari tubuh.
Penyerapan cairan tersebut dilakukan di tubulus proksimal nefron, tubulus distal, dan
tubulus pengumpul. Air, glukosa, asam amino, natrium dan nutrisi lainnya diserap
kembali ke aliran darah di kapiler yang mengelilingi tubulus. Setelah itu, air bergerak
melalui proses osmosis, yaitu pergerakan air dari area yang terkonsentrasi tinggi ke
konsentrasi lebih rendah. Hasil dari proses ini adalah urine sekunder. Pada umumnya,
semua glukosa akan diserap kembali. Namun, hal ini tidak berlaku pada penyandang
diabetes karena glukosa berlebih akan tetap dalam filtrat. Setelah proses reabsorpsi
berlangsung terbentuklah urin sekunder. Jika zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh diserap
kembali, dibawa kemana ya zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh? Nah, zat-zat ini
akan disekresikan pada tahap augmentasi.

3. Augmentasi Augmentasi merupakan tahap terakhir dari proses pembentukan


urin pada tubuh manusia. Jadi, seperti yang disebutkan di atas, zat-zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh akan disekresikan, di sinilah tempatnya. Augmentasi terjadi di
tubulus kontortus distal dan tubulus kolektivus (pengumpul) sebagai tempat penyimpanan
urin untuk sementara. Di tahap ini masih terjadi penyerapan kembali pada air, garam
NaCl dan urea sehingga terbentuk urin sebenarnya yang harus dibuang oleh tubuh.

• Zat yang Terkandung didalam Urine


Urine yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar (95%) terdiri atas air
dan zat yang terlarut, yaitu urea, asam urat, dan amonia yang merupakan sisa-sisa
perombakan protein; bermacam-macam garam terutama garam dapur (NaCl); zat
warna empedu yang menyebabkan warna kuning pada urine; dan zat-zat yang
berlebihan di dalam darah, seperti vitamin B dan C, obat-obatan, serta hormon.

• Faktor yang mempengaruhi produksi urine


Jumlah air yang diminum
Stimulus darahHormon ADH
Banyaknya garam yang harus dikeluarkan darah
Gaya hidup & aktivitas
Suhu
Emosi
Usia

Tahukah Anda bahwa air kencing (urine) bisa menjadi indikator dari kondisi kesehatan
tubuh Anda? Dari setitik darah yang hadir di urine, aroma, bahkan sekadar warna urine
dapat menggambarkan kondisi kesehatan tubuh Anda.
Setiap hari, ginjal menyaring 200 liter darah. Sistem penyaringan ginjal yang kompleks
menjaga keseimbangan fungsi kimia dan mineral dalam tubuh dan membuangnya
menjadi urine.
Karena itu, kondisi urine Anda dapat menjadi indikator kesehatan tubuh Anda. Lalu, apa
saja karakteristik urine tidak normal? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

1. Urine Tidak Jernih


Karakteristik urine tidak normal umumnya terlihat dari warnanya. Urine atau air
seni yang normal biasanya berwarna mulai dari kuning pucat hingga kuning tua.
Sementara itu, urine menjadi tidak normal jika berwarna lain, misalnya merah, jingga,
biru, hijau, atau cokelat.
Ada banyak penyebab warna urine tidak normal. Misalnya, akibat mengonsumsi obat-
obatan tertentu, makan makanan tertentu, memiliki kondisi medis tertentu, atau dehidrasi.
Berikut penjelasan mengenai perubahan warna urine yang tidak normal:
• Urine berwarna kuning tua: Urine yang terlihat lebih berwarna tua dibandingkan
biasanya bisa menjadi tanda Anda mengalami dehidrasi.
• Urine berwarna jingga: Selain karena obat-obatan, urine berwarna jingga dapat
menjadi tanda dari masalah kesehatan, seperti masalah pada saluran empedu atau hati,
terlebih apabila tinja Anda berwarna cerah.
• Urine berwarna merah muda atau merah: Kondisi ini diakibatkan oleh makanan,
obat-obatan, keracunan timbal raksa, hingga gangguan kesehatan, seperti infeksi.
• Urine berwarna biru atau hijau: Dapat disebabkan oleh pemeriksaan ginjal atau
kandung kemih. Pada kondisi yang jarang, dapat disebabkan oleh infeksi pada saluran
kemih, atau penyakit langka yang diturunkan.
• Urine berwarna cokelat: Kondisi ini bisa terjadi karena makanan, obat-obatan,
beberapa infeksi saluran kemih, kelainan hati, dan kelainan ginjal, serta cedera otot yang
parah.

2. Urine Berbau
Urine umumnya tidak memiliki aroma yang tajam. Nah, apabila urine Anda
memiliki bau menyengat, maka hal ini menjadi karakteristik urine yang tidak
normal.Aroma bau yang tidak sedap bisa menandakan Anda terkena infeksi bakteri.
Infeksi tersebut bisa berlangsung di sepanjang saluran kandung kemih sehingga menjadi
penyebab bau pada air seni. Para penderita diabetes juga bisa memiliki urine tidak normal
yang berbau tidak biasa. Aroma urine pada diabetesi biasanya berbau manis atau wangi
seperti gula. Selain itu, urine yang berbau seperti amonia bisa menandakan Anda
dehidrasi. Bila Anda mengalami kondisi ini, umumnya kondisi urine bisa berbau
menyengat dan berwarna lebih pekat. Sama halnya pada perubahan warna urine,
makanan tertentu, misalnya asparagus, juga dapat menyebabkan bau spesifik. Selain
makanan, obat-obatan tertentu atau vitamin dapat juga memberikan bau pada urine.

3. Adanya Darah Pada Urine


Urine yang tidak normal bisa dilihat dari adanya darah pada urine. Kondisi dapat
berbahaya dan merupakan tanda kondisi kesehatan yang serius. Penyebabnya, yaitu
adanya cedera, penyumbatan, infeksi, penyakit ginjal, pembesaran prostat, atau kanker.
Bagi Anda yang mengalami tanda urine tidak normal ini, segera periksakan kondisi Anda
untuk penanganan yang sesuai.

4. Urine Berbusa
Urine yang tidak normal dapat terlihat dari adanya busa atau buih pada urine.
Protein dalam urine dapat menjadi suatu penanda utama adanya kerusakan ginjal,
terutama pada orang yang menderita diabetes. Protein ini dapat menghasilkan busa
berlebih pada air seni.
Beberapa hal yang menjadi faktor risiko kerusakan ginjal, antara lain:
• Berusia lebih dari 60 tahun.
• Menderita diabetes.
• Hipertensi.
• Riwayat keluarga yang menderita gagal ginjal.
Urine yang berbusa tidak selalu menandakan adanya masalah kesehatan yang serius. Ada
beberapa hal yang bisa mencetuskan kondisi ini, seperti BAK dengan kecepatan tinggi
dan dehidrasi.

5. Frekuensi Buang Air Kecil yang Tidak Wajar


Selain melihat kondisi urine yang tidak normal, frekuensi Anda BAK juga dapat
menandakan masalah kesehatan tertentu. Jika Anda BAK cukup sering dalam jumlah
yang banyak, bisa jadi Anda menderita diabetes.
Jika darah Anda mengandung banyak ‘gula’ dan tubuh tidak dapat memprosesnya secara
efektif, maka ginjal Anda akan bekerja ekstra keras untuk mengeluarkannya. Kondisi ini
juga akan menyebabkan urine tidak normal, misalnya adanya bau manis.
Jika demikian, maka tidak ada salahnya untuk memeriksakan secara rutin kandungan gula
darah Anda. Selain itu, terapkan pola hidup aktif dan sehat guna menekan potensi
ancaman diabetes yang ada.

6. Tidak Bisa Menahan BAK


Adanya gangguan kesehatan juga bisa ditunjukkan lewat perilaku BAK Anda.
Selain frekuensi yang berlebihan, kesulitan menahan BAK juga dapat menjadi salah satu
tanda yang tidak bisa diabaikan.
Pasalnya, hal ini merupakan tanda adanya infeksi. Infeksi saluran kemih terjadi ketika
bakteri terdapat di saluran kemih dan bereplikasi. Bakteri biasanya masuk ke dalam
saluran kemih melalui uretra.
Tak hanya kesulitan menahan BAK, penderita bisa mengalami rasa panas sewaktu BAK
atau juga mengalami kondisi urine tidak normal, seperti perubahan warna dan bau.

CARA MENJAGA KESEHATAN GINJAL :


 Cukupi Kebutuhan Air
 Minum banyak cairan akan membantu ginjal berfungsi dengan baik
 Makan Makanan Sehat
 Perhatikan Tekanan Darah
 Jangan Merokok atau Minum Alkohol Berlebihan
 Jaga Berat Badan Ideal
Gangguan dan Penyakit pada Ginjal

a) Batu Ginjal
Batu ginjal adalah massa padat seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran
kemih. Batu ini juga dapat terbentuk di dalam ginjal. Proses pembentukan batu ini disebut
urolitiasis. Batu ginjal dapat terbentuk apabila urine mengalami jenuh garam-garaman.
Sekitar 80% batu ginjal terdiri atas garam kalsium oksalat serta sisanya berupa asam urat,
sistein, dan mineral struvit.
Batu yang menyumbat ureter, pelvis ginjal, dan tubulus dapat mengakibatkan
nyeri punggung, Batu juga bisa menyumbat saluran kemih sehingga urine akan
menggenang. Urine yang menggenang dapat menjadi sarang bakteri sehingga dapat
mengakibatkan infeksi saluran kemih. Jika penyumbatan berlangsung lama, urine akan
mengalir balik ke saluran di dalam ginjal. Keadaan ini mengakibatkan ginjal membengkak
sehingga dapat memicu kerusakan ginjal.
Apabila batu ginjal masih berukuran kecil dan tidak mengakibatkan infeksi biasanya
tidak perlu dilakukan pengobatan. Batu tersebut dapat terbuang bersama cairan yang
dikonsumsi dalam jumlah banyak. Sementara itu, batu yang berukuran + 1 cm di dalam
pelvis ginjal atau di bagian ureter bisa dipecahkan dengan gelombang ultrasonik Pecahan-
pecahan batu tersebut selanjutnya akan keluar bersama dengan urine. Selain itu, batu ginjal
juga dapat diangkat dengan membuat sayatan kecil pada kulit. Setelah itu, dilanjutkan
dengan pemecahan menggunakan gelombang ultrasonik. Namun, batu yang berukuran lebih
besar perlu diangkat melalui pembedahan.

b) Diabetes Melitus

Diabetes melitus yang umum dikenal sebagai kencing manis merupakan penyakit
yang disebabkan oleh kurangnya produksi hormon insulin. Hormon insulin berfungsi mengatur
kadar glukosa dalam darah. Pada penderita diabetes melitus, glukosa tersebut tidak dapat diubah
menjadi glikogen sehingga ikut dikeluarkan bersama urine. Penyakit ini ditandai dengan
hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah). Diabetes melitus juga ditandai dengan adanya
poliuria (sering buang air kecil dalam volume yang besar). Gejala yang lain berupa polidipsia
(rasa haus terus menerus) dan polifagia (mudah lapar), Namun, gejala awal yang dapat
digunakan untuk indikasi penyakit diabetes melitus, yaitu tingginya kadar gula darah. Ketika
kadar gula darah mencapai nilai di atas 180 mg/dl, glukosa akan ikut dikeluarkan bersama urine.
Jika kadar glukosa dalam darah lebih tinggi, ginjal memerlukan air dalam volume yang besar
untuk mengencerkan glukosa. Keadaan inilah yang memicu terjadinya poliuria. Selain itu, jika
kandungan glukosa dalam darah melebihi batas normal dapat memperberat kerja ginjal dalam
mereabsorpsi glukosa tersebut. Apabila kondisi ini terjadi secara terus-menerus dapat
mengakibatkan terjadinya gagal ginjal.

c) Albuminuria

Albuminuria adalah terdapatnya albumin maupun protein lain di dalam urine. Gangguan
ini terjadi akibat kerusakan alat filtrasi pada ginjal (glomerulus). Pada penyakit albuminuria yang
berat dapat mengakibatkan adanya pembengkakan yang berisi cairan pada daerah-daerah tertentu
(oedema), misalnya wajah dan pergelangan tangan. Kondisi ini dikarenakan kurangnya kadar
albumin di dalam darah sehingga tekanan osmotik di dalam pembuluh darah makin berkurang.
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan cairan yang berada di pembuluh darah akan merembes ke
jaringan-jaringan lain di luar pembuluh darah sehingga dapat menimbulkan pembengkakan.

d) Hematuria

Hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya darah di dalam urine. Hematuria terjadi
ketika ada struktur saluran kemih yang mengalami kerusakan sehingga darah akan keluar
bersama urine. Hematuria juga dapat diakibatkan karena adanya infeksi pada kandung kemih.
Infeksi tersebut biasanya disebabkan karena ada gesekan dengan batu ginjal. Penyakit hematuria
dapat dicegah dengan cara tidak sering menahan buang air kecil, membersihkan tempat
keluarnya urine dari arah depan ke belakang, dan banyak minum air putih. Penanganan
hematuria dilakukan berdasarkan penyebab adanya darah tersebut sehingga diperlukan
pemeriksaan untuk mengetahui penyebab hematuria. Apabila penyebab hematuria tidak serius,
umumnya tidak dilakukan pengobatan. Namun, jika terindikasi ada infeksi maka dapat diberikan
antibiotik untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi pada
saluran kemih.

e) Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus adalah penyakit akibat kekurangan hormon vasopresin atau hormon
antidiuretik (ADH) yang menyebabkan hilangnya kemampuan mereabsorpsi cairan. Akibatnya,
penderita mengeluarkan urine yang sangat banyak, bahkan dapat mencapai 20 liter per hari.
Diabetes insipidus dapat dicegah dengan cara berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup,
menghindari stres, mengurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak garam, serta
memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan. Adapun diabetes insipidus dapat diobati
dengan cara memberikan suntikan hormon antidiuretik sehingga intensitas pengeluaran urine
kembali normal.
f) Nefritis
Nefritis adalah peradangan pada nefron akibat infeksi bakteri Streptococcus sp. Nefritis dapat
mengakibatkan seseorang mengalami uremia dan oedema. Uremia adalah kondisi terbawanya
urine ke dalam aliran darah akibat adanya kebocoran pada salah satu saluran dalam nefron.
Sementara itu, oedema adalah penimbunan air di beberapa bagian tubuh, misalnya kaki karena
reabsorpsi air terganggu.

g) Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal kronis adalah keadaan ginjal yang mengalami kerusakan permanen sehingga
ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya. Gagal ginjal ditandai dengan oedema (pembengkakan)
diseluruh tubuh, hipertensi, dan kadar kreatinin lebih dari 1,10 mg/dl. darah. Penanganan dan
pengobatan gagal ginjal bertujuan mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi, dan
memperlambat perkembangan penyakit. Dalam beberapa kasus serius penderita gagal ginjal
disarankan untuk melakukan tindakan hemodialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal.

h) Anuria

Anuria ditandai dengan volume urine yang dihasilkan lebih sedikit. Keadaan ini
disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus. Akibatnya, proses filtrasi terganggu
sehingga zat-zat beracun lolos dari saringan. Kondisi ini menyebabkan terjadinya penumpukan
zat-zat beracun tersebut. Hal ini dapat menyebabkanpenyumbatan pada saluran urine sehingga
pengeluaran urine menjadi terhambat atau tidak maksimal. Akibatnya, volume urine yang
dikeluarkan menjadi lebih sedikit.

i) Poliuria

Poliuria ditandai dengan produksi urine yang melebihi batas normal. Poliuria dapat terjadi
karena penyakit diabetes yang tidak dirawat. Penyebab lain yang memungkinkan terjadinya
poliuria, yaitu rusaknya medula ginjal, penyakit anemia, dan sering minum obat-obatan tertentu.

B. Paru-Paru
Paru-paru merupakan struktur yang terbentuk dari bronkus, bronkiolus, dan
alveolus. Paru-paru tersusun atas dua bagian, yaitu paru-paru kiri yang disebut dengan
sinister dan kanan yang bisa disebut dengan dekster. Organ ini terletak di dalam rongga
dada dan dibawahnya menempel dengan diafragma. Paru paru manusia dilindungi oleh
tulang tulang rusuk dan memiliki atau dilapisi oleh selaput tipis yang disebut dengan
pleura.

Meski berjumlah sepasang, tetapi paru-paru kanan dan kiri punya ciri yang
berbeda. Contohnya, paru-paru kiri orang dewasa umumnya berbobot sekitar 325–550
gram, sementara itu bagian kanan memiliki berat sekitar 375–600 gram. Lalu, paru-paru
kanan memiliki tiga bagian (lobus), sedangkan paru-paru bagian kiri memiliki dua bagian
lobus.Hal ini disebabkan paru-paru kanan terdapat 3 bronkiolus, sedangkan paru paru kiri
terdapat 2 bronkiolus. Jadi paru-paru kanan berukuran lebih besar daripada kiri.
Paru paru sebagai organ ekskresi
Seperti yang kita ketahui, Ekskresi adalah proses penghilangan (pengeluaran) produk
limbah metabolisme dan bahan-bahan tidak berguna lainnya dari tubuh suatu organisme.
Pada manusia, organ ini terdiri dari kulit, ginjal, hati dan paru-paru. Nah, jika di beberapa
artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai tiga organ pertama, kali ini giliran
organ paru-paru yang akan kita ungkap lebih lanjut. Bagaimana ya perannya dalam
sistem ekskresi manusia?

Dikenal sebagai pulmo dalam istilah anatomi, paru-paru diketahui tidak hanya
bertanggung jawab dalam proses respirasi (sistem pernapasan pada manusia), tetapi juga
memiliki peranan dalam sistem peredaran darah (sirkulasi) serta sistem eksresi
(pengeluaran zat sisa).
Di tubuh manusia, organ ini terletak di dalam rongga dada bagian kiri dan kanan.
Namun demikian, ukurannya tidaklah sama. Ya, mengingat keberadaan jantung pada
rongga dada sebelah kiri atas, maka paru-paru bagian kiri pun menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan paru-paru di bagian kanan.

Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan Karbondioksida


(CO2) dan Uap air (H2O). Karbondioksida dan uap air ini lalu dilepaskan dan
dikeluarkan paru-paru melalui hidung. Sebagai gantinya, oksigen pun diambil. Jumlah
oksigen yang diambil melalui udara sendiri berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan
hal itu biasanya dipengaruhi oleh berbagai hal. Sebut saja jenis pekerjaan, ukuran tubuh,
serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.

Sebagai hasil zat sisa metabolisme, CO2 diangkut oleh darah melalui tiga cara, yakni
1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhidrase (7% dari seluruh CO2);
2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23%
dari seluruh CO2); dan
3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai
pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2).

Di dalam tubuh, fungsi utama paru-paru memang sebagai alat pernapasan, namun karena
bagian ini juga mengekskresikan zat sisa metabolisme maka paru- paru juga memiliki
peranan dalam sistem ekskresi.
Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat
vena untuk dibawa ke jantung. Dari jantung lalu akan dipompakan ke paru-paru untuk
berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat dieksresikan
di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler yang mempunyai
selaput tipis.
 Struktur Paru-Paru
1. Pleura
Pleura adalah membran tipis berlapis ganda yang melapisi paru-paru.
Lapisan ini mengeluarkan cairan (pleural fluid) yang disebut dengan
cairan serous yang berfungsi untuk melumasi bagian dalam rongga paru
agar tidak mengiritasi paru saat mengembang dan berkontraksi saat
bernapas.

2. Bronkus
Bronkus adalah cabang batang tenggorokan yang terletak setelah
tenggorokan (trachea) sebelum paru-paru. Bagian ini merupakan saluran
udara yang memastikan udara masuk dengan baik dari trakea ke alveolus.
Selain sebagai jalur masuk dan keluarnya udara, bronkus juga berfungsi
untuk mencegah infeksi. Hal ini karena bronkus dilapisi oleh berbagai
jenis sel, termasuk sel yang bersilia (berbulu) dan berlendir. Sel-sel inilah
yang nantinya menjebak bakteri pembawa penyakit untuk tidak masuk ke
dalam paru-paru.

3. Bronkiolus
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus yang berfungsi untuk menyalurkan
udara dari bronkus ke alveoli. Selain itu, bronkiolus juga berfungsi untuk
mengontrol jumlah udara yang masuk dan keluar saat proses bernapas
berlangsung.
4. Alveolus (Alveoli )
Bagian dari anatomi paru yang satu ini merupakan kelompok terkecil yang
disebut kantung alveolar di ujung bronkiolus. Setiap alveoli adalah rongga
berbentuk cekung yang dikelilingi oleh banyak kapiler kecil. Fungsinya
adalah sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Alveoli kemudian menyerap oksigen dari udara yang dibawa oleh


bronkiolus dan mengalirkannya ke dalam darah. Setelah itu, karbon
dioksida yang merupakan produk limbah dari sel-sel tubuh mengalir dari
darah ke alveoli untuk dihembuskan keluar. Pertukaran gas ini terjadi
melalui dinding alveoli dan kapiler yang sangat tipis.

 Fungsi Paru-paru
Fungsi paru-paru sebagai organ ekskresi adalah untuk melakukan
pembuangan zat sisa dari dalam tubuh berupa gas. Definisi umum dari
ekskresi merupakan sebuah proses pembuangan zat sisa metabolisme dan
racun dari dalam tubuh. Paru-paru disebut sebagai organ ekskresi karena
paru-paru menghasilkan zat sisa metabolisme tubuh berupa
karbondioksida. Maka dari itu, organ paru-paru berfungsi sebagai salah
satu organ ekskresi pada manusia.

 Cara menjaga kesehatan paru paru


1. Tidak merokok
2. Olahraga secara rutin
3. Mengindari polusi udara
4. Mengatur pola makan dan minum yang baik
5. Menjaga kebersihan udara di sekitar.
6. Pernafasan, atau melatih mengatur nafas

• Gangguan pada paru-paru

Penyakit paru-paru adalah kondisi yang membuat tidak berfungsi secara normal. Saat
terkena penyakt paru-paru, seseorang umumnya jadi kesulitan bernafas. Beberapa jenis
penyakit paru-paru yang jamak di derita yakni efusi pleura, emfisema, asma, asbestosis.
- Efusi pleura adalah penumpukan cairan di rongga pleura, yaitu rongga antara lapisan
pembungkus paru-paru dengan lapiran pleura yang menempel pada dinding dalam rongga
dada.
- Emfisema adalah penyakit kronis akibat kerusakan kantong udara alveolus Pada paru-
paru akibat paparan zat di udara yang mengiritasi dalam jangka waktu Panjang.
- Asma adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan
saluran pernapasan, sehingga menyebabkan sesak napas.
- Asbestosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh paparan serat asbes dalam jangka
waktu Panjang
- Pneumonia (Radang paru-paru) adalah salah satu jenis penyakit yang menular, adapun
penyebabnya dari penyakit ini adalah karena adanya infeksi akibat paparan virus, bakteri,
dan jamur. Umumnya bakteri yang paling sering menyebabkan penyakit pneumonia
adalah jenis Streptococus dan Mycoplasma penumoniae yang dapat menyebabkan infeksi
jaringan paru atau parenkrim. Gejala utama adalah batuk dengan dengan dahak berdarah,
sesak napas, nyeri dada, dan demam tinggi dengan kesadaran menurun.
- Tuberkulosis (TBC) penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang menyerang jaringan
paru-paru. Penyebab seseorang mengidap TBC adalah bakteri mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar orang memiliki mikroba TBC di dalam tubuhnya, tapi
mikroba ini hanya menyebabkan penyakit di beberapa orang saja, biasanya jika imunitas
atau kekebalan tubuh orang itu menurun. Gejalanya meliputi demam dan batuk terus-
menerus, nafsu makan menurun, dan tubuh yang melemah.

C. Kulit
 Pengertian kulit
Kulit merupakan salah satu organik terbesar dari tubuh dimana kulit membentuk
15% dari berat badan keseluruhan. Kulit mempunyai daya regenerasi yang besar,
misalnya jika kulit terluka, maka sel-sel dalam dermis melawan infeksi lokal kafiler dan
jaringan ikat akan mengalami regenerasi epitel yang tumbuh dari tepi luka menutupi
jaringan ikat yang beregenerasi sehingga membentuk jaringan parut yang pada mulanya
berwarna kemerahan karena meningkatnya jumlah kafiler dan akhirnya berubah menjadi
serabut kolagen keputihan yang terlihat melalui epitel. Bersama dengan rambut, kuku
kelenjar tubuh, dan syaraf struktur kulit manusia membentuk sistem integumen, yaitu
sebuah sistem yang membungkus dan melindungi bagian dalam tubuh. Ketebalan kulit
pada setiap bagian tubuh berbeda-beda (0,5-5 mm) dan rata-rata ketebalannya 1-2 mm.

• Struktur kulit

Berdasarkan strukturnya, kulit terbagi atas tiga lapisan yaitu epidermis (kulit ari), dermis
(kulit jangat), dan hipodermis (jaringan lemak).

a. Epidermis
Epidermis adalah struktur kulit terluar pada tubuh manusia dan selalu mengalami
re generasi, karena peluruhan sel-sel kulit mati setiap hari. Epidermis tersusun atas
lapisan Malpighi dan lapisan tanduk (lapisan korneum).
Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan
spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar, sementara lapisan germinativum
mengandung sel-sel yang aktif membelah diri dan menggantikan lapisan sel-sel pada
lapisan korneum. Lapisan Malpighi juga berfungsi sebagai pelindung dari bahaya sinar
matahari terutama sinar ultraviolet.

Lapisan korneum merupakan lapisan kulit paling luar yang terdiri atas sel gepeng yang
mati, tidak berinti, dan protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat tanduk). Lapisan
tanduk terdiri atas 5 lapisan sel yang disebut stratum yaitu sebagai berikut :
1). Stratum korneum, lapisan yang berfungsi untuk menyerap air dan melindungi lapisan
di bawahnya. Lapisan ini adalah lapisan yang terdiri dari sel tanduk keras yang terbentuk
dari keratin. Lapisan terluar kulit ini berfungsi untuk menyerap air dan melindungi
lapisan kulit yang lebih dalam.
2). Stratum lusidum, lapisan yang berfungsi untuk meredam gesekan antara lapisan
epidermis. Lapisan ini tipis, yang hanya terdapat pada kulit tebal di telapak tangan dan
kaki.
3). Stratum granulosum merupakan lapisan yang menghasilkan lemak dan molekul
lainnya yang berfungsi untuk membentuk sel-sel pelindung kulit.
4). Stratum spinosum berperan dalam menciptakan keratin. Di antara sel spinosum
terdapat sel Langerhans, yaitu sel yang berfungsi sebagai sistem pertahanan kulit.
5). Stratum germinativum (stratum basal) berfungsi sebagai reproduktif. Pada lapisan ini
terdapat melanosit, yaitu sel pembentuk warna kulit (pigmen) yang berfungsi untuk
melindungi kulit dari radiasi.
Dalam anatomi kulit, di bagian epidermis juga terdapat sel-sel yang berfungsi membuat
kulit sensitif terhadap sentuhan.

b. Dermis
Dermis merupakan lapisan kulit paling tebal. Pada lapisan ini terdapat pembuluh darah
dan saraf, kelenjar keringat dan kelenjar minyak (kelenjar sebasea), folikel rambut,
hingga saluran limfa. Dermis berperan dalam menjaga kelenturan kulit dan
mempertahankan kondisi kulit tetap prima. Lapisan kulit dermis sebagian besar terdiri
atas sejenis protein yang disebut kolagen, yang berfungsi membuat kulit terlihat kenyal
dan kencang.

Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang mengandung air, garam, dan urea.
Kelenjar keringat terbagi menjadi dua jenis, yaitu kelenjar ekrin dan kelenjar apokrin.
Kelenjar ekrin terhubung langsung dengan permukaan kulit serta menghasilkan keringat
yang tidak berbau dan encer. Sementara itu, kelenjar apokrin menghasilkan keringat yang
mengandung lemak dan pekat, serta terdapat di folikel rambut, seperti ketiak dan kulit
kepala. Beberapa struktur sel yang dapat ditemukan di dermis yaitu sebagai berikut :
1). Fibroblas berfungsi untuk memproduksi kolagen dan elastin. Fibroblas memegang
peranan penting dalam proses penyembuhan luka, seperti penghentian pembentukan
bekuan fibrin, menciptakan matriks ekstra seluler (ECM) dan pembentukan struktur
kolagen maupun proses kontraksi pada luka. Proses penyembuhan luka akan terganggu
bila fibroblas tidak terbentuk.
2). Sel mast merupakan salah satu jenis sel darah putih, sel mast juga termasuk bagian
dari sistem kekebalan tubuh manusia. Jadi, ketika ada benda asing masuk ke dalam tubuh,
sel mast akan memproduksi histamin granul dan menimbulkan gejala alergi sebagai
bentuk pertahanan diri.
3). Pelengkap Kulit merupakan tempat berkumpulnya folikel rambut kelenjar sebasea
atau kelenjar minyak dan kelenjar keringat pertumbuhan kuku juga dimulai dari sini.

c. Hipodermis
Hipodermis atau lapisan subkutan atau subkutis merupakan lapisan kulit paling bawah
atau paling dalam. Hipodermis berfungsi melekatkan kulit dengan otot atau tulang
menyuplai pembuluh darah, dan terdapat saraf kulit. Pada lapisan subkutan terdapat
jaringan lemak, jaringan penghubung, dan elastin (sejenis protein). Selain mengandung
lemak, di lapisan kulit hipodermis juga terdapat banyak pembuluh darah.

• Sel saraf pada kulit


Kulit setidaknya memiliki 5 jenis sel saraf reseptor. Kelima sel saraf reseptor tersebut di
antara lainnya sebagai berikut :
a.Korpuskula Ruffini
Merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan panas. Ditemukan pada
jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi yang memiliki sebuah kapsula jaringan
ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. Merupakan
mekanoreseptor karena mirip dengan organ tendo golgi.
b. Korpuskula Krause
Merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap rangsangan dingin.
Ditemukan di daerah mikokutis (bibir dan genetalia eksterna) pada dermis dan
berhubungan dengan rambut. Berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50
mikron. Memiliki sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium.
c. Korpuskula Paccini
Merupakan ujung saraf pada kulit yang peka terhadap rangsangan berupa tekanan atau
saraf perasa tekanan kuat. Ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak
kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen, dan genetalia eksterna.
Memiliki bentuk bundar atau lonjong dan besar (panjang 2 mm dan diameter 0,5 hingga 1
mm), bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang karena bentuknya
mirip bawang.
d. Korpuskula Meisner
Merupakan ujung saraf perasa pada kulit yang peka terhadap sentuhan.Terletak pada
papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. Berbentuk silindris.
Sumbu panjangnya tegak lurus di permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan
lebarnya sekitar 40 mikron
e. Ujung saraf bebas yang peka terhadap rangsang tekanan ringan serta rasa sakit
Kelima sel saraf tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu termoreseptor
(ruffini dan krause), mekanoreseptor (meisner dan paccini), dan reseptor rasa sakit yaitu
(ujung saraf bebas) .

• Mekanisme pengeluaran keringat


Mekanisme pengeluaran keringat pada kulit adalah setiap harinya manusia dewasa
mengeluarkan keringat sekitar 225 ml.Semua keringat yang dihasilkan berasal dari
sekitar 2 juta kelenjar keringat yang tersebar pada seluruh lapisan dermis.
Pengeluaran keringat dalam mengatur suhu tubuh terjadi akibat dari kerja sama antara
kelenjar keringat dan pembuluh darah dengan hipotalamus di otak.
Kelenjar keringat menyerap air dan garam dari darah di pembuluh kapiler. Oleh karena
itu keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit mengandung air dan berbagai jenis
garam, misalnya NaCl. Proses penguapan keringat dari permukaan kulit akan melepaskan
panas tubuh sehingga suhu tubuh tetap stabil. Berapa faktor yang dapat memicu
pengeluaran keringat antara lain aktivitas tubuh yang meningkat dan suhu lingkungan
yang tinggi.
Mekanisme pengeluaran keringat oleh tubuh, terjadi dalam empat proses di antaranya:
-Pertama, saat rangsangan dengan cuaca panas muncul menyebabkan peningkatan suhu
pembuluh darah.
-Kedua, rangsangan tersebut memakan diterima hipotalamus dan memberikan respons
dengan mengaktifkan pusat pendingin di otak.
-Ketiga, hipotalamus akan mengaktifkan proses pendinginan suhu dengan cara
merangsang pengeluaran keringat oleh kelenjar keringat serta merangsang pelebaran
pembuluh darah.
-Keempat, pengeluaran keringat dan pelebaran pembuluh darah dapat menurunkan suhu
tubuh sehingga kembali seimbang.

• Fungsi kulit

Kulit memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :


1. Melindungi tubuh
Fungsi kulit yang paling utama adalah melindungi tubuh bagian dalam, seperti tulang,
organ, otot, sendi, saraf, pembuluh darah, dan jaringan ikat tubuh. Kulit juga berperan
sebagai pelindung alami tubuh dari paparan radiasi, zat beracun, serta beragam virus,
bakteri, jamur, dan parasit penyebab infeksi.
2. Menjaga suhu tubuh
Kulit juga berperan sebagai penjaga suhu tubuh, sebab dalam lapisan kedua kulit atau
dermis terdapat saraf dan kelenjar keringat yang berfungsi untuk merespons perubahan
suhu tubuh.
Saat kamu sedang kepanasan atau stres, kulit akan menjaga suhu tubuh pada kisaran
normal dengan cara mengeluarkan keringat dan bila Anda sedang kedinginan, pembuluh
darah di kulit akan menyempit guna menahan panas tubuh.
3. Menyimpan lemak
Kulit juga berfungsi sebagai pusat penyimpanan lemak. Lemak pada jaringan kulit
bertugas untuk melindungi tubuh dari suhu panas dan dingin serta menyangga jaringan
otot dan tulang.
4. Menghasilkan vitamin D alami
Kulit juga berfungsi untuk menghasilkan vitamin D secara alami dengan bantuan sinar
matahari atau sinar UV. Vitamin ini diketahui baik untuk menjaga kesehatan tulang dan
mencegah kanker.
5. Menjadi indra peraba
Kulit terdiri atas saraf sensorik yang berfungsi sebagai indra peraba. Berkat adanya saraf
tersebut, kulit menjadi senstif terhadap berbagai rangsangan dari luar, mulai dari suhu
panas atau dingin, sentuhan, getaran, tekanan, hingga rasa nyeri akibat cedera atau
infeksi.
6. Mendukung penampilan
Sebagai organ terluar, kulit dapat mendukung penampilan sekaligus menjadi daya tarik
tersendiri. Selain itu, kulit yang sehat, lembut, dan terjaga juga dapat meningkatkan rasa
percaya diri orang yang memilikinya.

Gangguan dan Penyakit pada Kulit

a. Xerosis
Xerosis adalah keadaan kulit yang tampak kering dan kasar. Keadaan ini terajdi pada
seluruh tubuh terutama pada tungkai bawah yang diakibatkan oleh kelembapan kulit yang
rendah. Xerosis ini mencerminkan adanya kelainan pada proses maturase dari epidermis
sehingga menghasilkan permukaan kulit yang tidak rata. Kelainan ini ditandai dengan
rasa gatal sehingga terjadi peradangan pada permukaan kulit. Peradangan ini disebabkan
adanya kelainan pada lapisan tanduk.

b. Jerawat
Jerawat adalah kondisi abnormal kulit yang ditandai dengan tersumbatnya pori-pori kulit
sehingga menimbulkan kantong nanah yang meradang. Munculnya jerawat dapat dipicu
karena produksi minyak yang berlebihan akibat peningkatan produksi hormon androgen.
Produksi minyak yang berlebih tersebut bercampur dengan sel kulit mati. Ketika sel-sel
kulit mati berca,pur dengan debu atau kotoran, campiran yang tebal dan lengket tersebut
dapat membentuk penyumbat yang menjadi bintik hitam atau putih. Selain itu, bakteri
cenderung berkembang biak pada pori-pori kulit yang tersumbat. Akibatnya, pori-pori
yang tersumbat terus membengkak dan mungkin pecah sehingga menyebabkan radang ke
kulit sekitarnya. Jerawat dapat dicegah dengan beberapa upaya antara lain rajin
membersihkan wajah, mengurangi konsumsi makanan berlemak, tidak menggunakan
kosmetik secara berlebihan, menghindari stres, dan minum banyak air putih.

c. Biang Keringat
Biang keringat disebabkan oleh tersumbatnya saluran keringat sehingga terjadi
penumpukan keringat di bawah lapisan kulit. Sumbatan ini dipicu oleh bakteri
Staphylococcus epidermis. Bakteri tersebut biasanya hidup di permukaan kulit dan tidak
menyebabkan infeksi, tetapi berperan dalam memicu penyumbatan saluran keringat.
Selain itu, saluran keringat juga dapat tersumbat oleh sel-sel kulit mati yang tidak dapat
terbuang secara sempurna. Penumpukan keringat inilah yang mengakibatkan iritasi pada
kulit dan ruam, biasanya ditandai dengan munculnya bintik-bintik kemerahan yang
disertai rasa gatal. Biang keringat umumnya terjadi pada suhu panas dan kondisi lembab
yaitu pada saat tubuh yang tertutup pakaian mengeluarkan keringat lebih banyak dari
biasanya. Bagian tubuh yang dapat terkena biang keringat antara lain leher, punggung,
dan dada.

d. Lentigo
Lentigo ditandai adanya bercak-bercak hiperpigmentasi pada kulit yang berwarna coklat
hitam. Jika bercak ini terdapat pada kulit yang terkena sinar matahari disebut solar
lentigo. Apabila bercak ini muncul pada orang yang sudah tua, bercak tersebut tidak
dapat hilang. Namun, jika bercak muncul pada kulit orang yang masih muda bercak dapat
hilang jika terkena paparan sinar matahari. Lentigo yang muncul pada orang masih muda
disebut freckles.

e. Kanker Kulit
Kanker kulit adalah pertumbuhan sel-sel kulit yang bersifat ganas (tidak terkendali).
kanker ini dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti berikut.
1) Paparan zat-zat yang bersifat karsinogenik.
2) Menurunnya daya tahan kulit.
3) Berkurangnya melanosit.
4) Paparan zat-zat radioaktif.
5) Paparan sinar UV.
f. Eksim atau Dermatitis
Eksim ditandai dengan kulit yang meradang dan mengalami iritasi. Radang ini umumnya
terjadi di bagian tangan dan kaki. Eksim pada orang yang berkulit putih akan tampak
berwarna merah muda, lalu berubah menjadi coklat. Sementara itu, eksim pada kulit
gelap akan tampak lebih gelap sehingga mempengaruhi pigmen kulit. Eksim ini apabila
dibiarkan dapat menimbulkan rasa gatal dan memicu terjadinya infeksi. Oleh karena itu,
eksim perlu diobati untuk menghilangkan rasa gatal.

g. Skabies
Scabies adalah penyakit yang diakibatkan oleh reaksi alergi terhadap tungau (Sarcoptes
scabei). Penyakit ini ditandai dengan timbulnya rasa gatal pada malam hari, tampak lebih
kecil, serta terjadi abrasi yang dikarenakan adanya garukan dan goresan pada ruam.
Penyakit ini dapat menular melalui kontak kulit, tidur seranjang, dan menggunakan
handuk yang sama dengan orang yang terinfeksi.

h. Kusta atau Lepra


Kusta adalah penyakit infeksi kronis pada kulit yang diakibatkan oleh bakteri
Mycobacterium leprae. penyakit ini apabila tidak segera ditangani dapat mengakibatkan
kerusakan pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata.

CARA MENJAGA KESEHATAN KULIT :


1. Terapkan pola makan sehat
2. Tidak merokok
3. Kelola stres sebaik mungkin
4. Lebih banyak beraktivitas fisik
5. Tidur yang cukup
6. Hindari alkohol
7. Lindungi kulit dari sinar matahari
8. Cuci muka dengan benar
9. Gunakan pelembap sesuai jenis kulit
10. Hindari produk yang bisa mengiritasi kulit

D. Hati

Apa Itu Hati? Hati merupakan salah satu organ yang perannya sangat vital dalam tubuh
manusia. Organ yang sering disebut liver ini merupakan organ terbesar di dalam tubuh.
Organ yang berwarna cokelat ini memiliki berat sekitar 1,5 kilogram.

Hati terletak di rongga perut kanan bagian atas, tepat di bawah rusuk bagian kanan.
Organ ini memiliki dua bagian, yaitu bagian kanan dan kiri. Lobus kanan hati merupakan
bagian terbesar yang ukurannya lima sampai enam kali lebih besar daripada lobus kiri.

Fungsi Hati

Hati memiliki fungsi bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Fungsi hati mulai dari
menghancurkan racun di dalam darah, menghasilkan protein, hingga membantu proses
pencernaan. Berikut ini fungsi hati lainnya:

1. Menghancurkan Sel Darah Merah

Fungsi hati yang satu ini bukannya menghancurkan sembarang sel darah merah, tapi sel
darah merah yang sudah tua. Proses ini membuat feses berwarna cokelat. Namun, jika
feses ini berwarna pucat atau putih, atau warna urine menjadi lebih gelap, bisa menjadi
pertanda masalah pada organ hati. Contohnya, hepatitis yang disebabkan oleh virus.

Selain warna feses dan urine, masalah hati juga bisa ditandai oleh perubahan warna mata
dan kulit. Umumnya, warna mata berubah menjadi kekuningan, mengindikasikan adanya
penyakit kuning dalam tubuh. Penyakit kuning atau jaundice ini disebabkan oleh
penumpukkan bilirubin.

2. Membersihkan Darah

Fungsi hati lainnya adalah membersihkan darah dari senyawa berbahaya. Seperti yang
berasal dari obat-obatan, alkohol, hingga racun.

3. Memproduksi Protein

Organ yang satu ini bertanggung jawab untuk memproduksi protein, seperti albumin yang
berfungsi menjaga cairan dalam sistem sirkulasi tubuh. Protein yang berperan sebagai
faktor pembekuan darah dan sistem kekebalan tubuh juga dihasilkan oleh hati.

4. Metabolisme Protein

Hati juga berperan dalam membantu metabolisme protein dengan mengubah amonia
menjadi urea yang dikeluarkan bersama urine oleh ginjal.

5. Penyimpanan Nutrisi

Hati berperan penting dalam proses penyimpanan nutrisi tubuh. Misalnya zat besi,
vitamin A, B12, D, dan K, serta asam folat.

6. Memproduksi Cairan Empedu dan Energi

Organ ini berperan dalam produksi cairan empedu yang bertugas membantu dalam proses
pencernaan makanan. Hati juga menyimpan energi untuk tubuh dalam bentuk glikogen
dan mengubahnya menjadi glukosa ketika glukosa darah rendah.

7. Memproduksi Kolesterol dan Hormon

Organ terbesar ini bertanggung jawab atas produksi kolesterol dan trigliserida, serta
protein pembawanya agar dapat dialirkan dalam darah. Hati juga berfungsi untuk
memproduksi hormon pertumbuhan anak-anak.

STRUKTUR HATI

Bila dilihat dengan mata telanjang, anatomi hati terdiri dari empat lobus (bagian) dengan
ukuran yang berbeda. Berikut ini bagian-bagian lobus hati yang perlu Anda kenali.

1. Lobus kanan (right lobe of liver)

Lobus kanan adalah bagian terbesar di hati dengan ukuran 5 – 6 kali lebih besar daripada lobus
kiri.
2. Lobus kiri (left lobe of liver)

Berbeda dengan lobus kanan, bagian hati yang satu ini berbentuk lebih runcing dan kecil. Lobus
kiri dan kanan dipisahkan oleh ligamen falciform.

3. Lobus kaudatus

Ukuran lobus kaudatus memang lebih kecil dibanding dua lobus sebelumnya. Letak lobus ini
memanjang dari sisi belakan lobus kanan dan membungkus pembuluh darah balik utama (vena
cava inferiori).

4. Lobus kuadrat

Dibandingkan dengan lobus kaudatus, lobus kuadrat berada lebih rendah dan berada di sisi
belakang lobus kanan hingga membungkus kantong empedu. Lobus kuadrat dan kaudratus juga
jarang terlihat pada gambar anatomi karena letaknya berada di belakang lobus kiri dan kanan.
Setelah mengenal lobus hati, ada bagian hati lainnya yang juga termasuk dalam organ
pencernaan, mulai dari saluran empedu hingga lobulus hati.

Saluran empedu merupakan saluran penghubung hati dan kantong empedu, yaitu tempat
penyimpanan empedu. Empedu adalah zat yang diproduksi tubuh untuk membantu mencerna
lemak dan akan disimpan di dalam kantong empedu. Selanjutnya, saluran empedu bertemu
dengan saluran hepatik kiri dan kanan yang lebih besar. Kedua saluran ini nantinya membawa
empedu dari lobus hati bagian kiri dan kanan.

Kemudian, dua saluran hepatik juga akan bergabung sehingga membentuk satu saluran
untuk mengalirkan semua empedu dari hati. Sebagian besar empedu yang dihasilkan dari hati
dialirkan ke kantong penyimpanan, sampai digunakan untuk proses pencernaan.

5. Pembuluh darah

Berbedan organ tubuh lainnya, suplai darah dari hati memiliki sistem vena portal hepatik. Darah
yang berasal dari organ seperti limpa, pankreas, kantong empedu, dan usus akan berkumpul di
dalam vena portal hepatik. Dari tempat tersebut, darah dikirim ke organ hati yang akan diproses
dahulu sebelum diteruskan.

• Gangguan pada hati

Gangguan fungsi hati sering kali muncul pada orang yang menderita penyakit hati.
Terganggunya fungsi hati bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi,
konsumsi alkohol berkepanjangan, faktor genetik, penyakit autoimun, kanker hati, hingga
efek samping obat-obatan, termasuk obat atau suplemen herbal. Beberapa jenis nya ada
hepatitis, sirosis, kanker hati, penyakit kuing (jaundice).
- Hepatitis adalah penyakit peredangan pada hati yang disebabkan oleh virus.
Hepatitis juga disebabkan oleh kondisi atau penyakit lain, seperti kebiasaan
mengonsumsi alcohol penggunaan obat-obatan tertentu atau autoimun

- Sorosis adalah kondisi rusaknya hati akibat terbentuk akibat penyakit hati
berkepanjangan, misalnya karena hepatisis atau kecanduan alcohol.

- Kanker hati merupakan kanker yang bermula dari organ hati dan dapat
menyebar ke organ lain dalam tubuh. Kondisi ini bermutasi ketika sel-sel dalam hati
bermutasi dan membentuk tumor.

- Penyakit kuning merupakan kondisi menguningnya kulit dan bagian putih mata
yang disebabkan oleh gangguan pada pembentukan dan pembuangan bilirubin.

CARA MENJAGA KESEHATAN HATI :

 Menjaga berat badan


 Makan makanan yang seimbang
 Lindungi diri dari hepatitis B atau C
 Hindari racun
 Hindari alkohol
 Berhenti merokok
 Hindari penggunaan obat-obatan terlarang
 Ikuti petunjuk pada semua obat.

TEKNOLOGI SISTEM EKSKRESI

1. Cangkok Kulit

Cangkok kulit (skin grafting) merupakan tindakan pemindahan seluruh atau sebagian ketebalan
kulit dari pendonor kepada penerima yang memerlukan skin grafting. Untuk melakukan hal
tersebut bisa menggunakan kulit dari orang lain maupun diri sendiri. Biasanya, kulit yang
didonor ini diambil dari bagian perut, paha, pantat, atau punggung. Teknologi sistem ekskresi
pada cangkok kulit memiliki tujuan untuk menangani luka bakar tergolong parah dangan luka
cukup luas.Teknologi skin grafting tak hanya menangani beragam luka pada tubuh. Cangkok
kulit bisa dimanfaatkan untuk bedah rekonstruktif atau operasi plastik.

2. Transplantasi Ginjal

Terapi transplantasi ginjal menjadi pilihan bagi kebanyakan pasien yang mengalami gagal ginjal
maupun memiliki penyakit ginjal stadium akhir. Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk
meninngkatkan kualitas hidup pasien, yang mempunyai gangguan tersebut. Sebelum
transplantasi ginjal dilakukan, ada serangkaian tes yang perlu dilewati untuk memastikan ginjal
dari pendonor cocok pada tubuhnya. Pasien disarankan untuk tidak minum alkohol, berhenti
merokok, rutin berkonsultasi dengan dokter, berolahraga sesuai anjuran dokter, dan
mengonsumsi obat serta makanan sesuai anjuran dokter.
3. Hemodialisis

Bagi orang awam, hemodialisis lebih dikenal dengan cuci darah. Tujuan dari cuci darah yakni
untuk membersihkan darah dari zat sisa metabolisme menggunakan metode penyaringan yang
dilakukan di luar tubuh. Cara efektif untuk menolong penderita gagal ginjal ialah dengan
melakukan cuci darah. Hemodialisis memakai media yang berguna menjadi ginjal buatan pasien.
Alatnya bernama dialiser, di dalamnya terdapat cairan dialisat dan membran permeabel.
Teknologi ini mempunyai alat pengontrol dan pencatat tekanan, aliran darah, dan suhu. Agar bisa
menyaring semua darah, setiap pasien biasanya butuh waktu sembilan sampai 12 jam seminggu.
Pelaksanaan Hemodialisis dibagi jadi tiga kali, sehingga perlu tiga hingga lima jam untuk satu
kali cuci darah.

4. ESWL (Extra Shock Wave Lithotripsy)

ESWL (Extra Shock Wave Lithotripsy) merupakan penghancuran batu saluran kemih dengan
gelombang kejut (shock wave) yang ditransmisikan dari luar tubuh. Teknologi ini membantu
memperkecil ukuran batu saluran kemih sehingga dapat dikeluarkan bersama dengan urine.

Anda mungkin juga menyukai