of the speech.
Mempertahankan kandungan larutan inorganik (Na+, K+, Cl-, CO2, dan garam mineral lain) pada level yang
sesuai kebutuhan tubuh.
Mempertahankan volume air plasma pada level normal.
Mengeluarkan substansi non-nutrisi dan berbahaya bagi tubuh (limbah metabolik) seperti ammonia, urea,
billirubin dan lain-lain.
Mempertahankan keseimbangan osmotik di dalam tubuh.
Berdasarkan rincian fungsi dari sistem ekskresi yang telah diuraikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa agar dapat mempertahankan kondisi homeostasis, sistem ekskresi
harus memiliki, paling tidak, tiga kemampuan, yaitu:
Sistem ekskresi harus mampu mengeluarkan zat sisa (limbah metabolik) yang
membahayakan tubuh.
Sistem ekskresi harus mampu menjaga kondisi cairan dan garam-garam mineral di
dalam tubuh dalam batas ambang normal.
Sistem ekskresi harus mampu mempertahankan konsentrasi substansi lain (yang
diperlukan oleh tubuh) di dalam cairan tubuh pada batas yang dapat ditolelir oleh
tubuh.
Sistem dan organ ekskresi
Limbah metabolik berarti semuansubstansi yang dikeluarkan dari tubuh melalui sistem
ekskresi karena substansi tersebut tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh.
Berikut adalah produk limbah metabolic utama pada semua organisme:
Produk berbasis nitrogen seperti amoniak, uria dan asam urat yang merupakan produk sampingan
dari metabolisme protein.
Produk sampingan ini dikeluarkan dari dalam tubuh melalui sistem ekskresi yaitu sistem
urinasi (urinary system).
Air dan karbondioksida yang merupakan produk sampingan dari metabolisme
karbohidrat atau glukosa. Air dikeluarkan dari tubuh melalui beberapa mekanisme
ekskresi antara lain urinasi, keringat dan respirasi, sedangkan karbondioksida
diekskresikan dari tubuh melalui sistem respirasi.
Garam-garam mineral, merupakan produk dari proses netralisasi (reaksi antara senyawa
asam dan basa). Garam-gram mineral dapat diekskresikan bersama dengan keringat dan
urin.
EKSKRESI NITROGEN
Peningkatan suhu tubuh akan segera direspon oleh pusat pengatur panas tersebut.
Satu hal yang dapat dilakukan adalah mengkoordinasikan aktivitas pembuluh darah yaitu untuk
mengadakan vasodilatasi (pelebaran ukuran/diameter pembuluh darah).
Vasodilatasi pada pembuluh darah perifer menyebabkan aliran darah perifer (subkutan) menjadi
lebih cepat (sehingga volume darah yag mengalir menjadi lebih besar).
Sebagai akibatnya panas yang terbawa oleh aliran darah perifer lebih cepat dan lebih banyak
bersinggungan dengan permukaan integumentum.
Selain itu aktivitas glandula sudorifera untuk mengekskresikan cairan keringat, berarti panas yang
dibawa cairan keringat ikut keluar.
Panas juga dilepaskan melalui proses urinasi. Cairan urin membawa panas, dengan kata lain bila
terjadi pengeluaran urin maka panas ikut terbuang.
Selain itu, proses defekasi (pembuangan feses), proses oviposisi pada aves, dan proses ekspirasi
juga dapat membantu proses pelepasan panas tubuh sehingga panas tubuh hewan tetap dalam
kondisi seimbang.
Salivasi juga dapat mendukung pelepasan panas tubuh hewan.
Bila panas berlebihan, maka muskulus subcutaneous maupun muskuli arektor pilus (muskulus
arektor plume, pada aves) mengalami relaksasi, akibatnya rambut atau bulu akan rebah dan tidak
akan terjadi aktivitas menggigil. Keadaan yang demikian akan mengurangi produksi panas
metabolit.
Keadaan sebaliknya, bila tubuh mengalami cekaman dingin (membutuhkan panas), akan terjadi
kontraksi muskuli tersebut sehingga rambut atau bulu tegak dan terjadi aktivitas menggigil,
akibatnya terjadi penambahan panas.
Ekskresi karbondioksida
Keberadaan karbondioksida yang melebihi ambang batas normal dapat membahayakan tubuh hewan. Selain
bersifat racun, karbondioksida juga dapat menurunkan pH cairan (plasma) tubuh, sehingga gas ini harus
dikeluarkan dari tubuh hewan.
Peningkatan kadar karbondioksida dalam cairan tubuh akan diterima oleh khemoreseptor karbondioksida
yang disebut korpus karotikus dan korpus aortikus.
Reseptor ini terdapat pada pangkal aorta. Bila reseptor terpacu, maka impuls akan menuju pusat kardio
respiratoria, akibatnya muncul impuls koordinatif menuju efektor, yaitu jantung dan paru-paru.
Jantung akan meningkatkan frekuensi denyut sedangkan paru-paru akan meningkatkan frekuensi inspirasi-
ekspirasi. Peningkatan denyut jantung akan meningkatkan kecepatan aliran darah sehingga transportasi
karbondioksida lebih cepat sampai ke paru-paru.
Oleh karena frekuensi inspirasi-ekspirasi meningkat, maka karbondioksida lebih cepat dilepaskan dan
dikeluarkan ke atmosfer.
Homeostasis
Kondisi homeostasis merupakan prasyarat agar proses fisiologis di dalam tubuh dapat berjalan secara
optimal, sebagai akibatnya hewan akan mengalokasikan sebagian besar energinya untuk mencapai dan
mempertahankan kondisi homeostasis tersebut.
Berikut adalah
beberapa cara yang dilakukan hewan untuk menjaga kondisi homeostasis, antara lain:
1) Mengeluarkan produk limbah ke luar tubuh.
2) Menjaga konsentrasi cairan dan garam-garam mineral di dalam tubuh organisme padalevel atau kisaran normal
(yang dapat ditolerir oleh tubuh).
3) Menjaga konsentrasi substansi lain (yang diperlukan oleh tubuh) di dalam cairan tubuh pada kisaran normal.
Mekanisme homeostasis
TERIMAKASIH