PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap hari tubuh organisme menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh.
Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan zat-zat sisa dalam
tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi.
Alat eksresi pada masing-masing mahluk hidup berbeda-beda. Tubuh hewan 60 sampai 95
persen tubuhnya terdiri dari air yang tersebar dalam cairan intrasel dan ekstrasel dan sewaktu-
waktu konsentrasi cairannya tersebut bisa berubah, maka keseimbangan harus dipertahankan
oleh hewan melalui mekanisme yang disebut dengan OSMOREGULASI (proses untuk menjaga
keseimbangan antara jumlah air dan zat terlarut yang ada dalam tubuh hewan).
Secara umum proses osmoregulasi adalah upaya atau kemampuan untuk mengontrol
keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungannya melalui mekanisme
pengaturan tekanan osmose. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan
konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel menerima terlalu
banyak air maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka sel akan
mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat
yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup.
Sebagai makhluk hidup kita masih hidup sampai saat ini karena setiap saat kita selalu
bernafas menghirup udara. Makhluk hidup, di dunia ini, baik itu hewan maupun manusia akan
mati (wafat) jika sudah tidak dapat bernafas lagi. Sebenarnya bagaimana sistem pernafasan yang
terdapat dalam tubuh kita ? maka dari itu penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang sistem
pernapasan pada mammalia khususnya manusia.
Sistem pernapasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran yang
menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal tenggorok,
tenggorok, cabang tenggorok.
PEMBAHASAN
A. Sistem ekresi
1. Pengertian Sistem Ekresi
Sistem ekresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang sudah tidak
digunakan lagi oleh tubuh. seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil
metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat
ekskresi yang dimiliki oleh makhluk hidup berbeda-beda. Semakin tinggi tingkatan mahluk
hidup, semakin kompleks alat ekskresinya.
Melalui kulit dikeluarkan zat sisa berupa keringat. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu:
a. Lapisan kulit ari (epidermis)
Kulit ari tersusun dari dua lapisan yaitu lapisan tanduk dan lapisan malpighi. Lapisan
tanduk adalah bagian kulit yang paling luar terdiri atas sel-sel mati dan dapat
mengelupas. Lapisan Malpighi terletak di bawah lapisan tanduk dan terdiri atas sel-sel hidup.
Pada lapisan Malpighi terdapat pigmen yang memberi warna pada kulit dan melindungi kulit dari
sinar matahari. Bila lapisan Malpighi tidak mengandung pigmen, orang tersebut
dinamakan albino.
b. Lapisan kulit jangat
Kulit jangat berisi pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar minyak, kantong rambut, ujung
saraf perasa panas, dingin, nyeri, dan sentuhan. Akar rambut dan batang rambut berada dalam
kantong rambut. Dekat akar rambut terdapat otot polos yang berfungsi menegakkan rambut pada
saat merasa dingin atau merasa takut.
c. Jaringan ikat bawah kulit
Jaringan ikat bawah kulit banyak mengandung lemak yang berguna sebagai cadangan
makanan, menahan panas tubuh, dan melindungi tubuh bagian dalam terhadap benturan dari luar.
3. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan atas,
berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan
pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica).
Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula
glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yan gtelah tua disebut histiosit.
Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di
dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga bacteri
serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak
akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.
4. Paru-paru
Pada proses pernafasan dihasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap air yang akan
keluar melalui lubang hidung, zat sisa itu harus dikeluarkan karena dapat mengganggu fungsi
tubuh. Penguraian karbohidrat (glukosa) dan lemak kecuali menghasilkan energi akan
menghasilkan zat sisa berupa CO2 dan H2O yang akan dikeluarkan lewat paru-paru
Manusia memiliki sepasang paru-paru yang terletak di rongga dada. Paru-paru berfungsi
sebagai organ pernafasan yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2 + uap air. Uap air
dan CO2 berdifusi di dalam alveolus kemudian dikeluarkan melalui lubang hidung.
C. SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN
Ikan merupakan vertebrata yang hidup di air sehingga zat sisa metabolismenya berupa
cairan. Alat pengeluaran pada ikan adalah sepasang ginjal yang berbentuk memanjang dan
berwarna coklat. Pada ikan bertulang sejati (misal: ikan mas), saluran ginjal dan saluran kelamin
bermuara di satu tempat yang disebut lubang urogenital yang terletak di belakang anus. Sebagian
ikan bertulang rawan memiliki kelenjar pada permukaan kulitnya. Kelenjar tersebut berfungsi
untuk menghasilkan lendir untuk melicinkan tubuh ikan sehingga memudahkan gerakan ikan di
dalam air
Alat pengeluaran ikan terdiri dari Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O, Kulit ;
kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di
dalam air.,Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine. dua tipe ginjal pada ikan,
yaitu;
1. Pronefros, Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan
embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan
digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikan‘hagfish’(Myxine) dan lamprey.
2. Mesonefros, Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio
emniota.
Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah,
tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan
diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya
dengan cara khusus. Terdapat perbedaan adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam
proses eksresi. Keduanya memiliki cara yang berlawanan dalam mempertahankan keseimbangan
kadar garam di dalam tubuhnya. Mekanisme eksresi ikan air tawar berbeda dengan ikan air laut.
Ikan air tawar mengeksreksi ammonia dan aktif menyerap ion anorganik melalui insang serta
mengeluarkan urine dalam jumlah besar. Sebalknya pada air laut mengeksresksikan sampah
nitrogen berupa trimetilamin oksida (TMO), mengekresikan ion-ion lewat insang dan
mengeluarkan urine sedikit.
2. SISTEM EKSRESI PADA MAMALIA
Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit berbeda karena
mamalia dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya. Paru-paru mamalia
mempunyai permukaan ber spon (spongy texture) dan dipenuhi liang epitelium dengan itu
mempunyai luas permukaan per isipadu yang lebih luas berbanding luas permukaan paru-paru..
Paru-paru terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), dilindungi oleh struktur bertulang
tulang selangka dan diselaputi karung dwi dinding dikenali sebagai pleura. Lapisan karung
dalam melekat pada permukaan luar paru-paru dan lapisan karung luar melekat pada dinding
rongga dada. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh lapisan udara yang dikenali sebagai rongga
pleural yang berisi cecair pleural ini membenarkan lapisan luar dan dalam berselisih sesama
sendiri, dan menghalang ia daripada terpisah dengan mudah.
3. SISTEM EKSKRESI PADA AMFIBI
Saluran ekskresi pada katak yaitu ginjal, paru-paru,dan kulit. Saluran ekskresi pada katak
jantan & betina memiliki perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin & saluran urin bersatu
dengan ginjal, sedangkan pada katak betina kedua saluran itu terpisah. Walaupun begitu alat
lainnya bermuara pada satu saluran dan lubang pengeluaran yang disebut kloaka.
Cacing tanah memiliki alat pengeluaran berupa anus, kulit, dan nefridia. Anus berfungsi
mengeluarkan sisa-sisa makanan hasil proses pencernaan. Kulit berfungsi untuk melepaskan
karbon dioksida sebagai hasil dari proses oksidasi dan nefridia berfungsi dalam pembuangan zat
sisa metabolisme yang berbentuk cair. Nefridia memiliki pangkal berupa corong bersilia yang
disebut nefrostom. Nefrostom berupa pembuluh panjang yang tergulung di dalam segmen tubuh.
Ujung pembuluh ini membesar membentuk gelembung yang membuka ke area luar melalui
lubang - lubang kecil yang disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk
nefridia oleh gerakan otot dan gerakan silia. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang
nefrida, bahan - bahan yang berguna seperti molekul makanan, air, dan ion akan diambil oleh sel
- sel tertentu dari nefridia. Bahan-bahan tersebut selanjutnya akan menembus pembuluh kapiler
dan disirkulasikan kembali. Zat sisa metabolisme berupa nitrogen dan sedikit air yang tersisa di
dalam nefridia kadang diekskresikan keluar.
molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium, setiap segmen dalam
tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa
corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada
segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga
tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem
pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang
berliku-liku pada segmen berikutnya.
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung.
Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan
lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom
masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang
nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh
sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan
lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan
substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
.8. ALAT EKSKRESI PADA BELALANG (INSEKTA)
Alat pengeluaran pada serangga dinamakan buluh malpighi yang merupakan pembuluh -
pembuluh halus berwarna putih kekuning kuningan yang terletak diantara usus tengah dan usus
belakang. Buluh malpighi bermuara ke dalam usus. Buluh malpighi merupakan alat pengeluaran
yang berfungsi seperti ginjal. Serangga juga mempunyai sistem trakea untuk mengeluarkan zat
sisa hasil proses oksidasi berupa karbon dioksida. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru - paru.
Nitrogen merupakan zat sisa metabolisme yang sebagian digunakan kembali dalam pembuatan
zat kitin. Nitrogen yang sebagian lagi dibuang dalam bentuk asam urat kering Belalang tidak
dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya.
Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat.
Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah
mengalir lewat pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal
pembuluh Malpighi, bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam
urat, sedangkan air dan berbagai garam diserap kembali biasanya secara osmosis
dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke usus halus, dan sisa air akan
diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus bersama dengan
feses.
9. SISTEM EKSKRESI PADA PROTOZOA (Hewan bersel satu)
Protozoa tidak memiliki organ pengeluaran khusus sehingga zat sisa metabolismenya
dikeluarkan melalui rongga berdenyut (vakuola kontraktil) atau melalui kulit secara difusi dan
osmosis
Alat pengeluaran pada burung berupa pari-pari, hati, ginjal, dan kulit.aluran ginjal, saluran
kelamin, dan saluran pencernaan bermuara pada sebuha lubang yang disebut kloaka. Burung
menghasilkan kelenjar minyak yang terdapat pada ujung ekornya. kelenjar ini menghasilkan
minyak untuk membasahi bulu-bulunya
2. OSMOREGULASI
1. PENGERTIAN OSMOREGULASI
Secara umum proses osmoregulasi adalah upaya atau kemampuan untuk mengontrol
keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungannya melalui mekanisme
pengaturan tekanan osmose. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan
konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel menerima terlalu
banyak air maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka sel akan
mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat
yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup.
Hal ini penting dilakukan terutama oleh organisme perairan karena :
1. Harus terjadi keseimbangan antara substansi tubuh dan lingkungan.
2. Membran sel yang merupakan tempat lewatnya beberapa substansi yang bergerak cepat.
3.Adanya perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dan lingkungan.
Dalam proses inti osmoregulasi, terjadi suatu peristiwa osmosis, dimana perpindahan
cairan yang encer ke cairan yang pekat shingga akan tercipta suatu kondisi konsentrasi yang
sama dan disebut dengan isotonis. Isotonis adalah dua macam larutan yang mempunyai tekanan
osmotik sama (isoosmotik) Pada kondisi Osmoregulasi: isotonis adalah tekanan osmotik dua
macam cairan misal: tekanan osmotik antara cairan tubuh dan air laut (lingkungan hidup hewan).
Dalam keadaan normal (osmosis), cairan akan mengalir dari cairan yang encer menuju cairan
yang pekat. Agar tidak mengalir dari cairan yang encer ke cairan yang pekat, maka diberikan
tekanan dengan besaran tertentu, dan tekanan ini disebut dengan tekanan osmotic larutan
(besarnya tekanan yang diperlukan untuk mencegah aliran cairan encer ke bagian pekat).
Tekanan osmotic sama dengan konsentrasi osmotic, sehingga apabila tekanan osmotic tinggi,
maka larutankonsentrasi osmotic juga akan tinggi. Sehingga akan diperoleh larutan yang
Hiperosmotik (larutan yang mempunyai konsentrasi osmotik lebih tinggi daripada larutan yang
lain) dan larutan yang Hipoosmotik (larutan yang memiliki konsentrasi osmotik lebih rendah
daripada larutan lainnya.)
Untuk organisme akuatik, proses tersebut digunakan sebagai langkah untuk
menyeimbangkan tekanan osmose antara substansi dalam tubuhnya dengan lingkungan melalui
sel yang permeabel. Dengan demikian, semakin jauh perbedaan tekanan osmotik antara tubuh
dan lingkungan, semakin banyak energi metabolisme yang dibutuhkan untuk mmelakukan
osmoregulasi sebagai upaya adaptasi, hingga batas toleransi yang dimilikinya. Oleh karena itu,
pengetahuan tentang osmoregulasi sangat penting dalam mengelola kualitas air media
pemeliharaan, terutama salinitas. Hal ini karena dalam osmoregulasi, proses regulasi terjadi
melalui konsentrasi ion dan air di dalam tubuh dengan kondisi dalam lingkungan hidupnya.
Regulasi ion dan air pada ikan terjadi hipertonik, hipotonik atau isotonik tergantung pada
perbedaan (lebih tinggi, lebih rendah atau sama) konsentrasi cairan tubuh dengan konsentrasi
media1,2. Perbedaan tersebut dapat dijadikan sebagai strategi dalam menangani komposisi cairan
ekstraselular dalam tubuh ikan2. Untuk ikan-ikan potadrom yang bersifat hiperosmotik terhadap
lingkungannya dalam proses osmoregulasi, air bergerak ke dalam tubuh dan ion-ion keluar ke
lingkungan dengan cara difusi. Keseimbangan cairan tubuhnya dapat terjadi dengan cara
meminum sedikit air atau bahkan tidak minum sama sekali. Kelebihan air dalam tubuhnya dapat
dikurangi dengan membuangnya dalam bentuk urin. Untuk ikan-ikan oseanodrom yang bersifat
hipoosmotik terhadap lingkungannya, air mengalir secara osmose dari dalam tubuhnya melalui
ginjal, insang dan kulit ke lingkungan, sedangkan ion-ion masuk ke dalam tubuhnya secara
difusi1,2. Sedangkan untuk ikan-ikan eurihalin, memiliki kemampuan untuk dengan cepat
menyeimbangkan tekanan osmotik dalam tubuhnya dengan media (isoosmotik), namun karana
kondisi lingkungan perairan tidak selalu tetap, maka proses ormoregulasi seperti halnya ikan
potadrom dan oseanodrom tetap terjadi
2. SISTEM RESPIRASI
Hewan bertubuh lunak (Mollusca) yang hidup di air, seperti siput, cumi-cumi, dan kerang
(Bivalvia) bernapas menggunakan insang. Aliran air masuk ke dalam insang dan terjadi
pertukaran udara dalam lamela insang. Mollusca yang hidup di darat, seperti siput darat (bekicot)
bernapas menggunakan paru-paru.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh
(bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran
darah tertutup.
Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung.
Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa darah menuju
jantung.
Sistem sirkulasi sangat penting dalam mempertahankan hidup. Fungsi utamanya adalah
menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel, serta mengangkut zat buangan seperi karbon
dioksida. Pada negara berkembang, dua kejadian kematian utama disebabkan oleh infark
miokardium dan stroke pada sistem pembuluh nadi, misalnya arterosklerosis.
Penggambaran
Sistem pembuluh nadi memiliki bagian tekanan yang tinggi pada sistem sirkulasi. Tekanan darah
biasanya menunjukkan tekanan pada pembuluh nadi utama. Tekanan pada saat jantung
mengembang dan darah masuk ke jantung disebut diastol. Tekanan sistol berarti tekanan darah
saat jantung berkontraksi dan daeah keluar jantung. Tekanan darah ini dapat dikur dengan
tensimeter atau sfigmomanometer.
Anatomi
Lapisan terluar disebut tunika adventitia yang tersusun dari jaringan penyambung. Di lapisan
selanjutnya terdapat tunika media yang tersusun atas otot polos dan jaringan elastis. Lapisan
terdalam adalah tunika intima yang tersusun atas sel endothelial. Darah mengalir di dalam pada
lumen.
Latin
Cor
Sistem organ
Kardiovaskular
Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah
lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti
berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu
organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah.
Permukaan Jantung
Jantung terletak dalam rongga dada agak sebelah kiri, di antara paru-paru kanan dan paru-paru
kiri. Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar kepalan tangan. Jantung adalah satu otot
tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga torakik, di balik
tulang dada. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.
Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang
bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat
kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan
antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung.
Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah jantung yang
merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada
lapisan luar jantung menunjukkan di mana dinding pemisah di antara serambi & bilik jantung.
Struktur internal jantung
Secara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari atas
ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan
ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa
jantung terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.
Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan gaya
gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas dan memerlukan gaya yang lebih besar untuk
mensuplai peredaran darah besar, khususnya pembuluh aorta, untuk memompa ke seluruh bagian
tubuh yang memiliki pembuluh darah.
Tiap serambi dan bilik pada masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup.
Katup di antara serambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup berdaun
tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau
katup bikuspidalis (katup berdaun dua).
Pengertian Termoregulasi
Termoregulasi adalah suatu mekanisme makhluk hidup untuk mempertahankan suhu
internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir. Proses yang terjadi pada hewan untuk
mengatur suhu tubuhnya agar tetap konstan dinamis. Mekanisme Termoregulasi terjadi dengan
mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas.Termoregulasi manusia
berpusat pada hypothalamus anterior terdapat tiga komponen pengatur atau penyusun sistem
pengaturan panas, yaitu termoreseptor, hypothalamus, dan saraf eferen serta termoregulasi dapat
menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi
dibandingkan lingkungan sekitarnya (Soewolo, 2000).
A. Pengaruh Suhu Pada Lingkungan Hewan Dibagi Menjadi Tiga Golongan, yaitu
1. Poikiloterm.
Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih
tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan yang tidak mampu mempertahankan suhu
tubuhnya. Suhu tubuh hewan berfluktuasi sesuai dengan suhu lingkungannya. Sebetulnya suhu
tubuh tidak betul-betul sama dengan suhu lingkungan, sebab kalau diukur teliti, suhu selnya
sedikit diatas suhu lingkungannya. Menghadapi fluktuasi suhu lingkungan, hewan poikilotermik
melakukan konformitas suhu. Laju kehilangan panas pada hewan poikilotermik lebih tinggi dari
pada laju produksi panas, sehingga suhu tubuhnya lebih ditentukan oleh suhu lingkungan
eksternalnya dari pada suhu metabolisme internalnya.
2. Homoiterm.
Homoiterm sering disebut hewan berdarah panas karena mampu menjaga panas suhu
tubuhnya. Pada hewan homoiterm suhunya lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor
dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm dapat melakukan
aktifitas pada suhu lingkungan yang berbeda akibat dari kemampuan mengatur suhu tubuh.
Hewan homoiterm mempunyai variasi temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur,
faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam, faktor makanan yang
dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air.
Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu
tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian panas
hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi
menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah bangsa burung dan
mamalia. Hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan
suhu lingkungan sekitarnya. Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang
diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang.
3. Heterotermik
Yaitu kelompok hewan yang pada saat tertentu memiliki sifat poikilotermik dan pada saat
lain bersifat homeotermik, dan kelompok hewan yang mengatur suhu tubuh secara parsial, yaitu
regulasinya terbatas pada bagian tubuh tertentu. Disebut juga endotermik fakultatif , mampu
melakukan regulasi fisiologik tetapi tidak mengatur secara tepat sepanjang waktu. Heterotermik
dapat di buktikan pada insekta tertentu, yang ektotermik pada saat istirahat dan tetapi bersifat
endotermik pada saat aktif.
B. Panas Yang Hilang Dapat Berlangsung Secara Radiasi, Konveksi, Konduksi Dan
Evaporasi.
Interaksi panas hewan dengan lingkungan menguntungkan untuk mengatur suhu tubuh
meningkatkan/menurunkan pelepasan panas dari tubuh dan memperoleh panas melaui :
a. Konduksi
Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan karena kontak dengan suatu benda. Atau
perpindahan langsung gerakan termal antara molekul-molekul permukaan tubuh, seperti ketika
hewan duduk dalam kolam air dingin atau di atas batu yang panas. Panas akan selalu dihantarkan
benda bersuhu lebih tinggi ke benda bersuhu lebih rendah yang dipengaruhi oleh:
Luas permukaan benda yang saling bersentuhan
Perbedaan suhu awal antara kedua benda tersebut
Konduktivitas panas (tingkat kemudahan untuk mengalirkan panas yang dimiliki suatu benda)
dari kedua benda
Konduktivitasnya rendah
Penahan panas yang baik ialah rambut dan bulu
Hanya akan melepaskan sejumlah kecil panas dari tubuhnya ke benda lain yang bersentuhan
dengannya
b. Konveksi
Perpindahan panas antara dua benda yang terjadi melalui zat alir (fluida) yang bergerak.
Atau konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui permukaan
tubuh, seperti ketika tiupan angin turut menghilangkan panas dari permukaan tubuh hewan yang
berkulit kering. Konveksi juga memberi kontribusi dalam kenyamanan dan kesejukan yang
diberikan oleh kipas angin kepada manusia selama hari-hari panas, tetapi sebagian besar dari
pengaruh ini disebabkan oleh pendinginan melalui evaporasi. Sebaliknya, faktor wind-
chill (tiupan angin) memperburuk kekejaman suhu musim dingin yang sangat dingin.
Proses Konveksi:
Berlangsung sampai suhu tubuh kembali ke suhu normal
Perpindahan panas bisa dipercepat, apabila kecepatan aliran fluida di sekeliling tubuh
ditingkatkan
Terjadi dari lingkungan ke tubuh hewan, misalnya pada saat udara panas bertiup di dekat hewan,
lama-kelamaan tubuh hewan akan menjadi lebih panas juga
c. Radiasi
Radiasi adalah emisi dari energi electromagnet yang dihasilkan oleh semua benda nol,
termasuk tubuh hewan dan matahari. Radiasi dapat memindahkan panas di antara benda-benda
yang tidak melakukan kontak langsung, seperti ketika hewan menyerap panas radiasi dari
matahri.Sebagai contoh, radiasi sinar matahari.
C. Produksi Panas
Pada hewan ada mekanisme yang mempengaruhi kecepatan panas tubuh guna
menstabilkan suhu tubuhnya (termoregulasi), diantaranya:
1. Mekanisme tingkah laku
2. Mekanisme otonomik, seperti mempercepat metabolisme simpanan energi.
3. Mekanisme adaptif atau aklimatisasi, yang lebih lamban dibandingkan mekanisme yang lain.
Yaitu memproduksi penambahan panas pada metabloisme basal.
Kecepatan transfer panas ke dalam atau keluar tubuh dipengaruhi oleh tiga faktor:
1. Luas permukaan. Luas permukaan per gram berbanding terbalik dengan peningkatan massa
tubuh. Ini berarti bahwa hewan kecil memiliki suatu aliran panas lebih tinggi per unit berat
tubuh.
2. Perbedaan suhu. Makin dekat seekor hewan menjaga suhu tubuhnya ke suhu lingkungan makin
sedikit panas akan mengalir ke dalam atau keluar tubuhnya.
3. Konduktansi panas spesifik permukaan tubuh hewan. Permukaan jaringan poikiloterm memiliki
konduktansi panas yang tinggi, sehingga hewan ini memiliki suhu tubuh mendekati suhu
lingkungan (kecuali apabilal hewan berjemur di panas matahari).
Hewan homeoterm memiliki bulu, rambut atau lapisan lemak untuk mengurangi
konduktansi permukaan tubuhnya. Insulasi seperti ini menimbulkan perbedaan suhu antara pusat
tubuh dengan lingkungan hewan yang berjarak beberapa milimeter atayu sentimeter, sehingga
perbedaan temperatur kurang besar, jadi kecepatan aliran panas dikurangi. Sifat yang penting
dari rambut dan bulu adalah menyerap dan menahan panas, sehingga memiliki konduktivitas
panas yang rendah, jadi tidak merambatkan panas.
D. Termoregulasi Pada Hewan Poikiloterm.
Suhu tubuh hewan poikilotermik ditentukan oleh keseimbangannya dengan kondisi suhu
lingkungannya, dan berubah seperti berubah-ubahnya suhu lingkungan. Pada hewan poikiloterm
air, misalnya kerang, udang, dan ikan, suhu tubuhnya sangat ditentukan oleh keseimbangan
konduktif dan konvektif dengan air mediumnya, dan suhu tubuhnya mirip suhu air. Hewan
memproduksi panas internal secara metabolik, dan ini mungkin meningkatkan suhu tubuh di atas
suhu air. Namun air menyerap panas begitu efektif dan hewan poikilotermik tidak memiliki
insulasi sehingga perbedaan suhu hewan dengan air sangat kecil.
Pada hewan poikilotermik darat, misalnya katak, keong dan serangga, suhu tubuhnya
dapat lebih mendekati suhu udara lingkungan. Input radiasi panas dari matahari atau sumber lain
mungkin meningkatkan suhu tubuh di atas suhu lingkungan, dan penguapan air melalui kulit dan
organ-organ respiratori menekan suhu tubuh beberapa derajat di bawah suhu lingkungan.
Hewan darat dapat memelihara keseimbangann tubuh dengan mengurangi penguapan dan
kehilangan panas lewat konduksi dan memaksimalkan penambahan panas melalui radiasi dan
panas metabolik. Sianar matahari digunakan oleh serangga dan reptil sebagai sumber eksternal
tubuhnya. Untuk meningkatkan jumlah panas yang dapat diserap, hewan tergantung pada warna
tubuh dan orientasinya relatif terhadap matahari. Banyak hewan yang dapat merubah warna
kulitnya melalui penyebaran dan kontraksi sel-sel pigmen hitam paada kulitnya. Karena hampir
separuh energi matahari berada dalam cahaya tampak, kulit berwarana gelap akan menyerap
energi panas matahri daripada berwarna cerah.
E. Termoregulasi Pada Hewan Homeoterm.
Hewan homeoterm mempunyai suhu tubuh yang konstan pada berbagai suhu lingkungan
yang berubah-ubah. Kebnyakan burung dan mamalia dan lingkungannya yang normal akan
mempertahankan suhu tubuhnya di atas duhu lingkungannya. Suhu bagian dalam mamalia
umunya berkisar antara 37-40o C, sedangkan golongan burung mempunyai suhu tubuh sedikit
lebih tinggi yaitu 41-42,5o C. Kondisi homeotermik menyangkut keseimbangan yang serasi antar
dua faktor, yaitu”
1. Produksi panas
2. Kehilangan panas
Laju produksi panas dan kehilangan panas pada hewan sangat bervariasi, tergantung pada
kondisi lingkungannya (panas, dingin), aktivitasnya (diam, aktif). Untuk memelihara
keseimbanagn suhu tersebut, hewan homeoterm melakukan regulasi kimiawi dan regulasi fisik.
Regulasi kimiawi menyangkut produksi panas metabolik, sedangkan regulasi fisik menyangkut
kegiatan fisik untuk memodifikasi kehilangan panas.
F. Respon Terhadap Dingin dan Panas.
Jika hewan homeoterm dihadapkan pada suhu lingkungan yang ekstrem, maka tingkat
aktivitas termiregulatori untuk memelihara kekonstanan suhu tubuhnya meningkat sesuai dengan
perubahan suhu lingkungan. Hewan endoterm dapat meregulasi suhu tubuhnya dengan mengatur
kecepatan kehilangan panas melalui pengaturan hantaran permukaan tubuh. Penyesuaian ini
termasuk respon-respon seperti respon vasomotor, perubahan pose tubuh, regulasi pilomotor, dan
kefektivan insulasi bulu dan rambut. Dalam rentangan suhu ini bulu dan rambut ditegakkan oleh
otot pilomotor dalam kulit untuk menyediakan lapisan udara tenang yang tebal, dan pada ujung
atas rentangan suhu ini bulu dan rambut ditempelkan ke kulit.
Bila suhu lingkungan diturunkan, hewan endoterm akan merespon dengan berbagai reflek
yang cenderung mengkonservasi panas. Pembuluh darah di kulit akan menyempit, rambut dan
bulu dapat berdiri, dan hewan akan mempersempit permukaan tubuhnya yang bersinggungan
dengan udara. Misalnya menekuk tubuhnya dan menyembunyikan anggota tubuh.
Pada suhu yang moderat kecepatan basal produksi panas seimbang dengan kehilangan
suhu ke lingkungan. Rentangan suhu moderat ini disebut zona suhu netral. Di bawah suhu netral
hewan, endoterm meningkatkan produksi panas di atas tingkat basal agar mengimbangi
kehilangan panas (termogenesis). Produksi panas akan meningkat secara linier dengan
penurunan suhu sampai di bawah suhu kritis bawah. Antara zona suhu netral dengan suhu kritis
bawah ini disbut dengan zona regulasi metabolik.
Bila suhu lingkungan berada dibawah suhu kritis bawah, mekanisme regulasi akan gagal,
tubuh mendingin, kecepatan metabolik turun. Dalam keadaan ini hewan berada dala zona
hipotermia. Dimana produksi panas metabolik tidak dapat mengimbangi
turunnnyasuhulingkungan. Bila suhu lingkungan naik lebih tinggi dari suhu netral, maka hewan
akan melakukan aktivitas yang cenderung melepaskan (membuang) panas, misalnya masuk ke
dalam air dan sebagainya. Peningkatan suhu hanya dapat ditoleransi oleh hewan homeoterm
sampai suhu kritis atas. Antasa zona suhu netral dengan suhu kritis atas disebut zpna
termoregulasi fisik. Di atas zona ini pelepasan panas oleh hewan tidak dapat mengimbangi
naiknya suhu lingkunan sehingga suhu tubug akan ikut naik.
G. Termoregulasi Pada Hewan Heterotermik
Heterotermik adalah hewan yang mampu memproduksi panas endotermik dalam berbagai
tingkat, tetapi umumnya tidak meregulasi suhu tubuhnya dalam rentangan pendek. Heterotermik
mungkin dapat dibedakan menjadi dua kelompok: heterotermik temporal dan heterotermik
regional. Heterotermik temporal merupakan suatu kategori yang luas, dimana suhu tubuh hewan
dapat berbeda setiap saat, misalnya terdapat pada serangga terbang, phyton dan beberapa ikan,
yang dapat meningkatkan suhu tubuh di atas suhu lingkungan dengan sifat panas yang
dibangkitkan sebagai suatu hasil yang melibatkan aktivitas otot. Sedangkan heterotermik
regional sebenarnya adalah poikilotermik seperti teleostei besar yang dapat mncapai suhu tubuh
dalam (suhu jaringan dalam) cukup tinggi melalui aktivitas otot, sementara jaringan periferal dan
ekstremitas mendekati suhu lingkungannya. Contoh pada ikan hiu, tuna dan pada serangga
terbang.
H. Adaptasi Pada Termoregulasi hewan
Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai
contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan
perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas.
Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok
dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di
dalam sarangnya.
Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu dan
rambut pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi
pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk
mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya
dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada beberapa hewan untuk
menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk menurunkan suhu tubuh
dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinga ke tubuh. Manusia menggunakan pakaian
adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.
Kesimpulan
Secara umum proses osmoregulasi adalah upaya atau kemampuan untuk mengontrol
keseimbangan air dan ion antara di dalam tubuh dan lingkungannya melalui mekanisme
pengaturan tekanan osmose. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan
konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel menerima terlalu
banyak air maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka sel akan
mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat
yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup.
2.Pengertian respirasi
Respirasi dalam ilmu biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup
melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi
hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan
pernapasan. Namun, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada
istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu
hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan
oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.
3. Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi
memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh
(bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran
darah tertutup.
4.Termoregulasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh hewan untuk mempertahankan panas
tubuhnya. Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah
elemen-elemen dari homeostasis.
DAFTAR PUSTAKA
Eckert, R. 1983. Animal Energetics and Temperature in: Animal Physiology Mechansm and
Adaptation. 2nd Edition. WH Freeman and Company. New York.
Isnaini, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisiu
Mitchell, Campbell Reece. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Nielsen, Knut Schmidt. 1997. Animal Physiology Adaptation and Environment: Cambridge
University Press.
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: proyek pengembangan guru sekolah
menengah IBRD Loan No. 3979. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Sukarsono. 2009. Ekologi Hewan. Malang: UMM Press