Anda di halaman 1dari 4

SISTEM EKSKRESI

KELAS XI SEMESTER 2
A. SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan oleh
tubuh. Zat-zat itu antara lain:
1. Paru-paru zat yang diekskresikan berupa CO2 (utama) dan H2O) (uap air)
2. Kulit zat yang diekskresikan berupa garam-garam (utama), urea, dan uap air
3. Hati zat yang dieksresikan yaitu Urea, bilirubin antibiotik, logam berat, narkotika
4. Ginjal zat yang diekskresikan yaitu H2O, garam-garam mineral dan sampahsampah metabolisme yang
mengandung nitrogen (urea, amoniak, dan asam urat), CO2
1. Paru-paru
Di dalam paru-paru terdapat alveolus atau gelembunggelembung udara, di sinilah terjadinya
pertukaran gas O 2 dan CO2. Paru-paru juga dibungkus oleh selaput yang disebut pleura. Dengan adanya
pleura, maka paru-paru dapat bergerak elastis, mengembang dan mengempis.
Struktur paru-paru seperti busa yang banyak terdapat rongga-rongga atau kantung kecil, yang disebut
alveolus. Dengan adanya struktur seperti ini maka akan memperluas permukaannya sehingga pertukaran
O2 dan CO2 di dalam paru-paru dapat menjadi efisien.
Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke
jantung, dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan
CO2 berdifusi atau dieksresikan ke alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler
yang mempunyai selaput tipis.
Karbon dioksida dari jaringan, sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam bentuk
senyawa HCO3, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksihemoglobin
(HbCO2).
2. Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar tubuh yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari kerusakan/pengaruh
lingkungan. Kulit berfungsi sebagai pelindung terhadap kerusakan-kerusakan fisik akibat gesekan,
penyinaran, kuman-kuman, panas, zat kimia, dan lain-lain. Selain itu, kulit juga berfungsi untuk
mengurangi kehilangan air, mengatur suhu tubuh, menerima rangsang dari luar, dan ekskresi.
Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam (dermis).
a. Epidermis
Epidermis adalah bagian luar kulit yang agak tipis berupa jaringan epitel.
Epidermis dikenal juga dengan nama kulit ari yang terdiri dari beberapa
lapisan.
1) Stratum korneum
Stratum korneum atau disebut juga lapisan zat tanduk merupakan lapisan sel
mati yang selalu mengelupas dan tersusun atas berlapis-lapis jaringan sel
pipih. Stratum korneum berfungsi untuk melindungi sel-sel dan mencegah
masuknya bibit penyakit.
2) Stratum lusidum
Stratum lusidum merupakan lapisan sel mati yang jernih dan tidak berinti.
Lapisan ini berfungsi untuk mengganti sel-sel yang terdapat pada lapisan
stratum korneum dan hanya ditemukan pada kulit tebal, seperti kulit telapak
tangan. Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut. Semakin
banyak melanin yang dihasilkan dari sel-sel ini, maka warna kulit akan menjadi semakin gelap.
3) Stratum granulosum
Stratum granulosum merupakan lapisan yang disusun oleh sel-sel pipih berisi granula berwarna gelap
mengandung keratohialin. Lapisan ini memiliki fungsi yang sama dengan stratum lusidium, yaitu
mengganti sel-sel yang terdapat pada lapisan stratum korneum. Stratum granulosum, yang menghasilkan
pigmen warna kulit, yang disebut melamin. Lapisan ini terdiri atas sel-sel hidup dan terletak pada bagian
paling bawah dari jaringan epidermis.
4) Stratum spinosum
Stratum spinosum merupakan lapisan sel-sel bentuknya polihedral dan tersusun rapat, serta
permukaannya menampakkan bentukan seperti duri.
5) Stratum germinativum
Stratum germinativum merupakan lapisan yang tersusun atas selapis sel kubus. Lapisan ini aktif
melakukan pembelahan dan berfungsi membentuk lapisan sel baru.
b. Dermis
Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis dan terdiri atas jaringan ikat yang mengandung serat-
serat elastis dan kolagen. Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf,
kelenjar keringat (glandula sundorifera), serta kelenjar minyak (glandula sebassea) yang letaknya dekat
akar rambut.
Kelenjar keringat berfungsi untuk mengeluarkan keringat yang mengandung zat sisa metabolisme.
Kelenjar ini berbentuk seperti pipa terpilin yang memanjang. Pangkal kelenjar ini berhubungan dengan
kapiler darah serta serabut saraf simpatik. Dari kapiler darah tersebut, kelenjar keringat akan menyerap air
dengan larutan garam dan sedikit urea.
Pengaturan kerja kelenjar keringat berada di bawah pengaruh pusat pengaturan suhu badan
(hipotalamus) dan enzim brandikinin yang kerjanya dirangsang oleh perubahan suhu tubuh. Pada orang
yang memiliki aktivitas yang cukup tinggi dalam kesehariannya, pengeluaran keringat akan lebih banyak
dari kondisi normal sehingga air dan garam banyak yang terbuang. Hal ini akan mengakibatkan orang
tersebut mengalami dehidrasi.
Pada saat lingkungan sedang panas kelenjar keringat aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar.
Melebarnya kapiler menyebabkan merembesnya air dan sisa metabolisme menjadi keringat. Aktifnya
kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan.
Penguapan menyebabkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan panas lagi.
Berkeringat merupakan cara kulit menjaga keseimbangan suhu tubuh dengan lingkungannya. Ketika
cuaca sedang buruk atau suhu lingkungan dingin, kelenjar keringat menghentikan aktivitasnya, kemudian
kapiler darah di kulit menyempit. Pada keadaan ini darah tidak dapat membuang air dan sisa metabolisme.
Dengan demikian, suhu tubuh tetap seperti semula, dan tidak berkurang suhunya. Penguapan sangat
jarang terjadi agar tubuh tidak kedinginan.
3. Hati
Hati dapat berfungsi sebagai kelenjar sekresi karena mampu menghasilkan zat-zat yang berguna
dan sekaligus dapat berfungsi sebagai kelenjar ekskresi karena dapat menetralkan zat-zat racun yang
selanjutnya harus dibuang.
Sebagai kelenjar sekresi, hati menghasilkan garam empedu yang dapat mengemulsikan lemak
sehingga lebih mudah dicerna, sedangkan sebagai kelenjar ekskresi, hati melakukan dua fungsi penting,
yaitu menetralisasi sisa metabolisme protein menjadi urea yang kemudian diekskresikan melalui urine, dan
merombak sel-sel darah merah yang telah tua menjadi bilirubin yang kemudian diekskresikan melalui
feses.
Protein dalam tubuh setelah mengalami metabolisme akan menghasilkan
zat-zat sisa yang mengandung nitrogen. Metabolisme protein akan
menghasilkan asam amino yang selanjutnya diuraikan menjadi NH4OH dan
senyawa NH3. Senyawa terakhir tersebut bersifat racun bagi sel sehingga
harus segera dibuang. NH3 dalam sel segera diikat oleh karbon dioksida
(CO2) dan asam amino ornitin membentuk asam amino sitrulin. Asam-
asam amino ini tidak bersifat racun, relatif kecil sehingga masih dapat
berdifusi meninggalkan sel masuk aliran darah dan akhirnya ke hati. Sitrulin
yang masuk ke hati selanjutnya diubah oleh enzim sitrulin transaminase
menjadi arginin, dan arginin akan diubah oleh
enzim arginase menjadi ornitin kembali dan urea. Urea keluar dari hati
bersama aliran darah dan kemudian akan disaring melalui glomerulus
dalam ginjal, dan keluar bersama urine. Ornitin yang dihasilkan kemudian
digunakan kembali untuk menetralisasi NH3. Proses perubahan dari ornitin
ke ornitin kembali merupakan suatu siklus dan disebut siklus Krebs Ornitin
atau siklus Krebs Urea.
Eritrosit yang telah tua akan menjadi rusak dan harus segera dibinasakan di
hati. Ada sel-sel khusus yang bertugas “menangkap” atau merombak eritrosit
tua tersebut yang disebut histiosit. Hemoglobin yang terkandung dalam
eritrosit yang telah tua akan dipecah menjadi heme dan globin. Heme terdiri
atas
zat besi (Fe) dan cincin porfirin. Zat besi tersebut kemudian diambil dan
disimpan di hati selanjutnya disimpan dalam sumsum tulang untuk
pembentukan sel darah merah baru. Cincin porfirin diubah menjadi biliverdin
dan direduksi lagi menjadi bilirubin. Bilirubin dilepaskan ke dalam darah. Di
dalam usus, bilirubin diubah menjadi urobilinogen yang kemudian diekskresikan oleh ginjal dalam bentuk
urine. Urobilinogen memberikan warna kuning pada urine, sedangkan urobilinogen dan bilirubin memberi
warna kuning pada tinja/feses.
4. Ginjal
Ginjal terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut korteks atau kulit ginjal, dengan tebal sekitar
1 cm. Pada bagian ini terdapat bagian ginjal yang paling penting, yaitu nefron, yang merupakan unit
fungsional penyusun utama ginjal, Nefron ini berfungsi sebagai alat penyaring.. Bagian dalam ginjal
disebut medula atau sumsum ginjal. Medula memiliki bentuk seperti piramid yang puncaknya mengelilingi
pelvis. Pada puncak piramid terdapat lubang-lubang kecil tempat keluarnya pembuluh penyalur urine ke
dalam pelvis. Pelvis atau piala ginjal bercabang-cabang menjadi kaliks mayor. Kaliks mayor bercabang-
cabang lagi menjadi kaliks minor. Kaliks minor adalah tempat pertama bermuaranya urin yang nantinya
memasuki kaliks mayor, akhirnya ke pelvis untuk disimpan sementara sebelum dialirkan ke kantung kemih
melalui ureter.
Susunan nefron terdiri atas bagian-bagian berikut.
1) Badan malphigi, yang meliputi kapsul Bowman dan glomerulus.
2) Tubulus kontortus yang meliputi tubulus proksimal, Henle, dan tubulus distal.
Proses Pembentukan Urin
Sebagai alat ekskresi, ginjal berperan dalam proses
pembentukan urin. Pembentukan urin melalui serangkaian
proses yang panjang dan tahaptahap tertentu, yaitu sebagai
berikut.
1) Filtrasi
Pada tahap ini, terjadi penyaringan zat beracun yang terjadi
di badan malpighi. Pada badan malpighi ini, kapsul Bowman
menyaring zat-zat dari darah yang ada di glomerulus. Darah
itu masih banyak mengandung air, garam, gula, urea, dan lain-lain. Setelah
mengalami penyaringan, terbentuklah filtrat glomerulus. Filtrat ini disebut
urin primer. Di dalam urin primer ini masih terkandung banyak zat yang
diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini antara lain glukosa, garam-garam urea,
asam amino, asam urat, kecuali protein tidak ditemukan di sini. Sebanyak
99% filtrat glomerulus ini nantinya masih akan diserap kembali.
2) Reabsorbsi
Urin primer dari glomerulus selanjutnya dialirkan menuju tubulus proksimal.
Di sini, urin primer ini mengalami penyerapan kembali zat-zat yang masih
digunakan oleh tubuh, antara lain glukosa, asam amino, dan air. Zat-zat
yang diserap kembali akan dikembalikan ke dalam darah melewati kapiler
darah di sekitar tubulus, juga terjadi penyerapan natrium di lengkung Henle,
sisanya akan membentuk urin sekunder. Di dalam urin sekunder tidak
terdapat zat yang berguna. Di sini ditemukan kadar urea yang tinggi.
3) Augmentasi
Urin sekunder yang telah terbentuk kemudian dialirkan ke dalam tubulus
distal. Di sini terjadi proses augmentasi, yaitu penyerapan air dan
penambahan zat-zat seperti ion H+, K+, kreatinin dan urea dalam urin
sehingga urin hanya berisi zat-zat yang benar-benar sudah tidak berguna
lagi. Melalui proses augmentasi inilah akan terbentuk urin yang
sesungguhnya. Urin ini akan dikumpulkan melalui pembuluh pengumpul ke
rongga ginjal kemudian dialirkan ke kandung kencing atau vesika urinaria,
melalui saluran ureter. Di dalam kandung kencing, urin mengalami penampungan sementara di sana.
Setelah itu, urin akan dikeluarkan melewati saluran uretra menuju lubang seni.
Pembuangan amoniak hanya membantu jalan utama yang biasanya melalui glomerulus. Zat pewarna
makanan atau obat juga disekresi melalui tubulus. Pengaturan konsentrasi air dalam darah dan di dalam
tubulus ginjal diatur oleh hormon anti diuretik atau ADH (Anti Diuretik Hormon). Apabila air di dalam darah
berkurang maka akan terdeteksi oleh reseptor dalam otak dan merangsang kelenjar pituitary untuk
memproduksi ADH. ADH akan menyebabkan air dalam tubulus ginjal terserap ke dalam darah dan
menyebabkan urin menjadi pekat, tetapi darah agak encer. Jika darah sedang encer, misalnya setelah
minum banyak air, ADH tidak diproduksi. Maka urin pekat yang hipertonis akan menyebabkan air di dalam
darah terserap ke dalam tubulus bersatu dengan urin, dan disalurkan ke kantong kemih untuk dibuang.
Komposisi Urin
Urin merupakan zat buangan sisa metabolisme. Zat-zat yang terkandung di dalam urin antara lain seperti
berikut.
1) Ureum merupakan hasil akhir dari metabolisme protein. Ureum berasal asam amino yang tidak
mengandung asam amoniak lagi, karena amoniaknya sudah dipindahkan ke hati. Ureum disekresikan
rata-rata 30 gram per hari.
2) Kreatin merupakan zat hasil buangan dari otot.
3) Asam urat memiliki kadar normal dalam darah kurang lebih 2–3 mg setiap 100 cc. Dari jumlah asam
urat di atas sekitar 1,5–2 mg akan dikeluarkan melalui urin setiap hari.
4) Natrium klorida (garam dapur) Garam seperti natrium dan kalium klorida masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut maka zat ini akan dikeluarkan melalui
urin.
SOAL !
1. Hasil ekskresi di bawah ini yang benar adalah ....
a. enzim b. keringat c. HCl lambung d. saliva e. hormone
2. Kelebihan protein dalam tubuh tidak dapat disimpan, tetapi ....
a. diekskresikan melalui organ ekskresi b. disintesis menjadi senyawa lemak untuk disimpan
c. dirombak dalam usus menjadi senyawa lain yang mengandung unsur lain
d. dirombak dalam hati menjadi urea dan senyawa lain yang bermanfaat
e. dirombak menjadi senyawa lain yang bermanfaat
3. Ginjal mempunyai jutaan nefron yang terletak di bagian ....
a. korteks b. medulla c. piramida ginjal d. badan malpighi e. korteks dan medulla
4. Penyakit ginjal yang ditandai adanya albumin dan protein dalam urin adalah ....
a. albuminaria b. uremia c. diabetes melitus d. glucosuria e. hidronefrosis
5. Kelebihan asam amino akan mengalami deaminasi dan selanjutnya membentuk urea melalui daur ....
a. ornitin b. arginin c. krebs d. urea e. sitrulin
6. Tiga zat yang kenaikannya dalam urin paling tinggi adalah ....
a. kreatin, SO4, dan urea b. SO4, NH4, dan K c. NH4, Cl, dan K
d. PO4, SO4, dan NH4 e. SO4, Cl, dan urea
7. Zat-zat diuretika seperti kopi dan alkohol dapat meningkatkan volume urin karena ...
a. meningkatkan sekresi ADH b. memacu kerja ADHc. menghambat reabsorpsi air
d. memacu filtrasi di kapsul Bowman e. menghambat reabsorpsi Na+
8. Tempat perombakan sel darah merah yang rusak menjadi empedu adalah di ....
a. ginjal b. kulit c. paru-paru d. kolon e. hati
9. Adanya hormon anti diuretik dalam darah menyebabkan . . . . a. kadar air dalam darah meningkat
b. kadar air dalam tubulus meningkat c. kadar gula dalam darah meningkat
d. kadar air dalam darah dan tubulus meningkat e. kadar gula dalam darah menurun
10. Selain sebagai organ sekresi, hati juga berfungsi sebagai organ ekskresi. Sebagai organ ekskresi, hati
melakukan proses …
a. menghasilkan empedu dan merombak protein
b. mengubah NH3 menjadi urea dan merombak sel darah merah yang telah tua
c. merombak sel darah merah dan menghasilkan empedu
d. mencerna protein, lemak, dan karbohidrat
e. menyimpan vitamin dan mengubah NH3 menjadi urea

Anda mungkin juga menyukai