Anda di halaman 1dari 10

Proses pengeluaran zat-zat sisa dari dalam tubuh disebut dengan ekskresi.

Organ-organ yang berperan


dalam proses ekskresi.

meliputi kulit paru-paru, ginjal. dan hati.

Kulit berfungsi sebagai pelindung tubuh, alat ekskresi, pencegah masuknya kuman penyakit, pengatur
suhu tubuh, dan pengatur pengeluaran air dari dalam tubuh.

Paru-paru berfungsi mengeluarkan karbon dioksida dan uap air sisa respirasi.

Ginjal tersusun dari kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis). Pada kulit
ginjal terdapat nefron yang berfungsi sebagai alat penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari badan
Malpighi dan saluran panjang (tubulus) yang berkelok-kelok. Badan Malpighi tersusun dari glomerulus
dan kapsul Bowman. Tubulus ginjal terdiri atas tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle. tubulus
kontortus distal, dan tubulus kolektivus.

Ginjal berfungsi untuk menyaring darah. mengeluarkan sisa metabolisme, membuang zat-zat yang
berbahaya bagi tubuh. dan mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah. Hati berfungsi
sebagai tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen, tempat pembentukan dan pembongkaran
protein. tempat pembongkaran sel darah merah (eritrosit) yang telah tua atau rusak, pembentukan
cairan empedu, penetralan racun. dan tempat pembuatan vitamin A dari provitamin A.

Proses metabolisme tubuh meliputi proses menghasilkan energi dan zat yang berguna bagi tubuh.
Dalam proses metabolisme, dihasilkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat-zat ini harus
dikeluarkan dari tubuh karena dapat membahayakan tubuh. Proses pengeluaran zat-zat sisa dari dalam
tubuh disebut ekskresi. Organ-organ yang berperan dalam proses ekskresi meliputi kulit, ginjal, paru-
paru, dan hati.

Kulit
1. Kulit adalah organ pelindung yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Kulit merupakan lapisan
sangat tipis yang ketebalannya hanya beberapa milimeter Organ ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan
kulit ari (epidermis), lapisan kulit jangat (dermis), dan jaringan bawah kulit (subkutan).

a. Kulit ari (epidermis)

Kulit ari tersusun dari lima lapisan, yaitu lapisan tanduk (stratum korneum), stratum lusidum, lapisan
keratohialin (stratum granulosum), lapisan akanta (stratum spinosum), dan stratum basale Lapisan
tanduk berada pada bagian paling luar. Lapisan tanduk merupakan jaringan mati yang terdiri atas
banyak lapis sel pipih. Lapisan tanduk sering mengelupas dan digantikan oleh jaringan di bawahnya
Lapisan tanduk berfungsi melindungi sel-sel di dalamnya dan mencegah masuknya kuman penyakit.

Stratum lusidur terdiri atas lapisan sel yang berbentuk pipih dan tidak berint Lapisan ini dapat terlihat di
telapak tangan dan kaki karena fungsinya sebagai pencegah gesekan antara lapisan epidermis Lapisan
granula terletak di bawah lapisan tanduk. Lapisan ini terdiri atas sel bergranula yang lama-kelamaan
akan mati dan kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan tanduk Pada lapisan ini terdapat
pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit dari sengatan sinar matahari.
Warna pigmen kulit bermacam-macam sehingga ada orang yang berkulit hitam, sawo matang, atau
kuning langsat Apabila lapisan ini tidak mengandung pigmen kulit, orang tersebut menderita albino.

Stratum germinativum tersusun dari dua lapisan sel Lapisan atas (stratum spinosum) mengandung sel-
sel baru Sel-sel ini akan terdorong ke atas menjadi bagian lapisan granula karena di bawahnya terbentuk
sel-sel baru yang dibuat oleh sel yang terus- menerus membelah (stratum basal)

Lapisan ini terletak di bagian paling dalam epidermis. Stratum basal terbentuk dari sel-sel berbentuk
kubus (kolumnar) tersusun vertikal Sel-sel pada lapisan ini bermitosis dan bersifat reproduktif Lapisan ini
yang mendorong sel-sel tua menuju permukaan kulit sehingga terjadi regenerasi sel-sel baru.

b. Kulit jangat (dermis)

Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di dalam kulit jangat terdapat pembuluh darah, kelenjar
keringat (glandula sudorifera), kelenjar minyak (glandula sebassea), dan kantong rambut (Gambar 61)
Selain itu, terdapat juga ujung-ujung saraf indra yang terdiri atas ujung saraf peraba dingin (korpuskula
Krausse), peraba tekanan (korpuskula Paccini), peraba panas (korpuskula Ruffini), peraba sentuhan
(korpuskula Meissner), dan peraba nyeri.

Kelenjar minyak menghasilkan minyak yang disebut sebum yang berguna untuk meminyaki rambut agar
tidak kering. Di bagian bawah kantong rambut terdapat pembuluh kapiler darah yang mengangkut sari
makanan ke akar rambut sehingga rambut terus tumbuh. Di dekat akar rambut terdapat otot rambut.
Pada waktu kita merasa takut atau dingin, otot rambut berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak.
Kelenjar keringat berbentuk pipa terpilin, memanjang dari epidermis hingga masuk ke bagian dermis.
Pangkal kelenjarnya menggulung, dikelilingi oleh kapiler darah dan serabut saraf simpatik. Dari kapiler
darah inilah, kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri atas air, larutan garam, dan urea.
Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran kelenjar keringat dan akhirnya
dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Pengeluaran keringat dipengaruhi oleh cuaca (panas atau dingin).
aktivitas, makanan, dan minuman.

c. Jaringan bawah kulit (subkutan)

Pada jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak (adiposa). Jaringan lemak berfungsi untuk
menyimpan lemak sebagai cadangan makanan dan menjaga suhu tubuh agar tetap hangat. Lihat
Gambar 6.1.

Selain berfungsi sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pelindung tubuh, mencegah masuknya
kuman penyakit, mengatur suhu tubuh, dan menjaga pengeluaran air agar tidak berlebihan.

Bau badan

Umumnya, keringat tidak berbau. Namun, jika keringat melekat di kulit selama beberapa jam, dapat
menimbulkan bau badan. Hal ini akibat aktivitas bakteri yang hidup alami di permukaan kulit. Bakteri-
bakteri ini berkembang biak cepat di keringat.

Pencegahan Bau Badan Cara

Cara terbaik mengurangi bau badan adalah dengan mandi dua kali sehari. Aktivitas tersebut akan
menghapus keringat yang bersifat asam dan mengendalikan pertumbuhan bakteri.

Deodoran dan Antiperspiran

Sesudah mandi, gunakan deodoran yang mengandung antiperspiran pada ketiak untuk mencegah
keringat sampai ke permukaan kulit. Tindakan ini biasanya dapat menghilangkan bau tubuh sepanjang
Deodoran dapat berbentuk semprotan, olesan, ataupun krim. Akan tetapi, jangan menggunakan
deodorant pada kulit yang terluka. Keringat yang menembus serat pakaian dapat menghasilkan bau tak
sedap. Selain itu, bakteri penyebab bau juga dapat merusak bahan pakaian. Jadi, jika banyak
berkeringat, pakaian (terutama yang bersentuhan langsung dengan kulit) harus sering dicuci.

2. Paru-paru

Selain sebagai organ pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai organ ekskresi. Zat yang dikeluarkan
oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO) dan uap air (H,O) yang dihasilkan dari proses pernapasan.
Jadi, fungsi paru-paru adalah mengeluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh
tubuh. Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun bagi tubuh.
berbentuk seperti biji kacang merah. Panjangnya sekitar 10 cm, beratnya kurang lebih 170 gram, dan
terletak di dalam rongga perut. Ginjal berjumlah 2 buah dan berwarna merah keunguan. Ginjal bagian
kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal bagian kanan. Lihat Gambar 6.2.

3. Ginjal

Ginjal berbentuk seperti biji kacang merah. Panjangnya sekitar 10 cm, beratnya kurang lebih 170 gram,
dan terletak di dalam rongga perut. Ginjal berjumlah 2 buah dan berwarna merah keunguan. Ginjal
bagian kiri letaknya lebih tinggi daripada ginjal bagian kanan. Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa
metabolisme dalam bentuk air seni (urine). Urine mengandung air, urea, dan garam mineral. Ginjal
tersusun dari kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan rongga ginjal (pelvis). Lihat Gambar 6.3
(a).

Pada kulit ginjal terdapat nefron yang berfungsi sebagai alat penyaring darah. Di dalam korteks terdapat
kurang lebih satu juta nefron. Setiap nefron tersusun dari badan Malpighi dan saluran panjang (tubulus)
yang berkelok-kelok. Badan Malpighi tersusun dari glomerulus dan kapsul Bowman. Glomerulus
merupakan untaian pembuluh darah kapiler tempat darah disaring. Glomerulus dikelilingi oleh kapsul
Bowman. Lihat Gambar 6.3 (b).

Tubulus ginjal terdiri atas tubulus kontortus proksimal, lengkung Henie tubulus kontortus distal dan
tubulus kolektivus Gambar 3 b Lengkung Henle adalah bagian tubulus yang melengkung pada daerah
medula dan berhubungan dengan tubulus proksimal dan tubulus distal Bagian lengkung Henle ada dua,
yaitu lengkung Henle yang melengkung ke atas (ascenden) dan lengkung Henle yang melengkung ke
bawah (descenden). Tubulus-tubulus ini mengalirkan unine ke rongga ginjal Kemudian, urine dialirkan
melalui saluran ginjal (ureter) dan ditampung dalam kandung kemih.

Ginjal berperan sebagai alat ekskresi dengan cara menyaring darah hingga zat-zat sisa yang terdapat di
dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk air seni (unne) Penyaringan darah hingga terbentuk unine
meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali reabsorpsil, dan pengumpulan (augmentasi).

a. Penyaringan ( filtrasi)

Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal melalui pembuluh arteri
ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar dari pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan Malpighi.
Plasma darah dan zat yang terlarut di dalamnya disaring oleh glomerulus di dalam badan Malpighi
Membran glomerulus dan kapsul Bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut berukuran
kecil sehingga molekul-molekul besar dapat tersaring. Hasil saringan (filtrat) dari glomerulus dan kapsul
Bowman disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Dalam urine primer masih terdapat air, glukosa,
asam amino, dan garam mineral.

b. Penyerapan kembali (reabsorpsi)


Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal Hampir semua gula, vitamin, asam amino ion dan air
diserap kembali Zat-zat yang masih berguna tersebut dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah
yang terdapat di sekitar tubulus Hasil reabsorpsi berupa fitrat tubulus atau urine sekunder Urine
sekunder mengandung air garam, urea, dan pigmen empedu yang memberi warna dan bau pada urine
Lihat Gambar 6.4

c. Augmentasi

Di tubulus kontortus distal beberapa zat sisa, seperti asam urat ion hidrogen, amonia, dan kreatinin
ditambahkan ke dalam urine sekunder sehingga tubuh terbebas dan zat-zat berbahaya. Urine sekunder
yang telah ditambahkan dengan berbagai zat tersebut disebut urine Urine disalurkan melalui tubulus
kolektivus ke rongga ginjal Dari rongga ginjal urine menuju ke kandung kemih melalui saluran ginjal
(ureter) Lihat Gambar 6.4

d. Proses pengeluaran urine

Apabila kandung kemih penuh dengan urine, dinding kandung kemih akan tertekan Kemudian dinding
otot kandung kemih meregang sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Selanjutnya. urine keluar
melalui saluran kencing (uretra) Pengeluaran air melalui urine berkaitan dengan pengeluaran air melalui
keringat pada kulit Pada waktu udara dingin, badan kita tidak berkeringat, pengeluaran air dari dalam
tubuh dilakukan melalui urine sehingga kita sering buang air kecil Sebaliknya pada waktu udara panas,
badan kita banyak mengeluarkan keringat sehingga jarang buang air kecil.

Urine yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar (95%) terdin atas air dan zat yang terlarut yaitu urea,
asam urat, dan amonia yang merupakan sisa-sisa perombakan protein, bermacam-macam garam
terutama garam dapur (NaCl), zat warna empedu yang menyebabkan warna kuning pada urine, dan zat-
zat yang berlebihan di dalam darah, seperti vitamin B dan C obat-obatan, serta hormon

Urine tidak mengandung protein dan glukosa Jika urine mengandung protein, artinya terjadi gangguan
atau kerusakan ginjal pada glomerulus Jika urine mengandung gula, artinya tubulus ginjal tidak
menyerap gula dengan sempurna. Hal ini dapat disebabkan adanya kerusakan pada tubulus ginjal, atau
dapat pula disebabkan oleh tingginya kadar gula di dalam darah sehingga tubulus ginjal tidak dapat
menyerap semua gula yang ada pada filtrat glomerulus. Kadar gula darah yang tinggi disebabkan oleh
terhambatnya proses pengubahan gula darah menjadi glikogen akibat kurangnya produksi hormon
insulin Kelainan ini dikenal sebagai penyakit kencing manis (diabetes melitus) Selain itu dikenal pula
penyakit diabetes insipidus. yang ditandai dengan meningkatnya volume urine 30 kali lipat dari normal
karena kekurangan hormon antidiuretik.

Dilihat dari banyaknya zat yang terkandung di urine, dapat disimpulkan bahwa ginjal merupakan organ
yang sangat penting bagi tubuh. Ginjal berfungsi menyaring darah, mengeluarkan sisa metabolisme,
membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, dan mengatur keseimbangan air serta garam di dalam
darah.

4. Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di dalam rongga perut sebelah kanan di
bawah diafragma Pada orang dewasa normal beratnya kurang lebih 2 kg dan berwarna merah Lihat
Gambar 6.5

Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan rasanya pahit, memiliki pH netral dan
mengandung kolesterol garam-garam mineral garam empedu dan zat warna empedu yang disebut
bilirubin dan biliverdin Empedu yang dihasilkan di hati akan ditampung di dalam kantong empedu
Garam-garam. empedu berfungsi mengemulsikan lemak dalam proses pencernaan makanan Zat warna
empedu yang berwarna hijau kebiruan merupakan zat sisa yang berasal dari perombakan hemoglobin
sel darah merah di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi urobilin yang
berwarna kuning kecokelatan yang memberi warna pada feses dan urine Sisa-sisa pencernaan protein
yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati Urea kemudian dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk
ke dalam ginjal Dari ginjal, urea dikeluarkan bersama-sama dengan unne

Selain sebagai alat ekskresi, hati juga mempunyai fungsi lain yang sangat penting bagi tubuh, di
antaranya sebagai berikut.

a. Tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.

b Tempat pembentukan dan pembongkaran protein Hati membentuk protein albumin, protrombin,
fibrinogen, dan urea

c. Tempat membongkar sel darah merah (eritrosit) yang telah tua atau rusak. Hemoglobin dalam
eritrosit dibongkar menjadi zat besi, globin, dan hemin. Hemin diurai menjadi bilirubin dan biliverdin.

d Pembentukan dan pengeluaran cairan empedu

e. Menetralkan obat dan racun.

f Tempat pembuatan vitamin A dan provitamin A


B. Pencegahan Kelainan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi

Kelainan dan penyakit pada sistem ekskresi manusia, di antaranya anuria, glikosuria, albuminuria,
hematuria, bilirubinaria, batu ginjal. nefritis glomerulus, pielonefritis, sistitis, nefrosis. polisistik dan
gagal ginjal.

1. Anuria

Anuria adalah kegagalan ginjal menghasilkan urine. Anuria dapat disebabkan oleh kurangnya tekanan
untuk melakukan filtrasi atau radang glomerulus sehingga plasma darah tidak dapat masuk ke dalam
glomerulus. Kurangnya tekanan hidrostatik dapat disebabkan oleh penyempitan (konstriksi) arteriol
efferen oleh hormon epinefrin atau oleh pendarahan sehingga darah tidak dialirkan ke ginjal

2. Glikosuria

Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urine Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kerusakan
pada badan Malpighi.

3. Albuminuria

Albuminuria adalah ditemukannya protein albumin dalam urine. Keberadaan albumin yang berlebihan
dalam urine menunjukkan adanya kenaikan permeabilitas membran glomerulus Albuminuria dapat
disebabkan luka pada membran glomerulus akibat penyakit, kenaikan tekanan darah, dan iritasi sel-sel
ginjal oleh zat-zat, seperti racun bakteri, eter, atau logam berat.

4. Hematuria

Keberadaan sel-sel darah merah di dalam urine disebut hematuria. Penyebab hematuria adalah radang
organ-organ sistem urine karena penyakit atau iritasi oleh batu ginjal Jika darah ditemukan di dalam
urine, kondisi ini menunjukkan adanya bagian saluran urine yang mengalami pendarahan.

5. Bilirubinaria

Konsentrasi bilirubin dalam urine yang melebihi batas normal disebut bilirubinaria Bilirubinaria
menunjukkan adanya peruraian hemoglobin dalam darah merah yang berlebihan atau adanya kerusakan
hati atau empedu.

6. Batu Ginjal

Batu ginjal merupakan benda keras yang sering ditemukan d dalam saluran ginjal pelvis ginjal maupun
saluran unine Batu in umumnya berdiameter 2-3 mm dengan permukaan halus atau kasar. Kadang-
kadang dapat ditemukan batu ginjal bercabang yang besar Penyusun utama batu ginjal adalah kristal-
krista asam urat, kalsium oksalat dan kalsium fosfat ditambah dengan kristal-kristal garam, magnesium
fosfat asam urat atau sistin, dan mukoprotein Terbentuknya batu ginjal dapat disebabkan oleh
konsentrasi garam-garam mineral yang berlebihan penurunan jumlah air, kebasaan dan keasaman urine
yang abnormal atau aktivitas kelenjar paratiroid yang berlebihan. Keberadaan batu ginjal dapat
menyumbat ureter, menimbulkan tukak dan meningkatkan kemungkinan infeksi bakteri

7. Nefritis Glomerulus

Nefritis glomerulus merupakan radang ginjal yang melibatkan glomerulus Salah satu penyebab paling
umum adalah reaksi alergi terhadap racun yang dilepaskan oleh bakten Streptococcus yang telah
menginfeksi bagian tubuh lain, khususnya tenggorokan. Nefritis glomerulus menyebabkan sel-sel darah
merah dan protein memasuki filtrat sehingga urine banyak mengandung eritrosit dan protein Nefritis
glomerulus yang parah dapat menyebabkan gagal ginjal.

8. Pielonefritis

Pielonefritis merupakan radang pelvis ginjal, medula, dan korteks akibat infeksi bakteri. Infeksi biasanya
berawal dari pelvis ginjal, kemudian melebar ke dalam ginjal Pielonefritis dapat menyebabkan kerusakan
nefron dan korpuskulum renalis

9. Sistitis

Sistitis adalah radang kandung kemih yang melibatkan lapisan mukosa dan submukosa Sistitis dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri, zat-zat kimia, atau luka mekanis

10. Nefrosis

Nefrosis merupakan kondisi bocornya membran glomerulus Kebocoran ini menyebabkan sejumlah besar
protein berpindah dari darah ke urine sehingga air dan natrium menumpuk dalam tubuh dan
mengakibatkan pembengkakan (edema), khususnya di sekitar lutut, kaki, abdomen dan mata Nefrosis
lebih umum terjadi pada anak-anak, namun dapat terjadi pada semua usia. Meskipun tidak selalu
menyembuhkan hormon steroid sintetis tertentu seperti kortison dan prednison, yang mirip hormon
yang disekresi kelenjar adrenal, dapat menekan terjadinya nefrosis.

11. Polisistik

Polisistik dapat disebabkan oleh kerusakan saluran ginjal yang merusak nefron dan menghasilkan kista di
sepanjang saluran Kelainan ginjal ini umumnya diturunkan Dalam jaringan ginjal muncul kista, lubang
kecil, dan gelembung-gelembung berisi cairan. Kista ini perlahan-lahan bertambah besar hingga
menekan keluar jaringan normal Gagal ginjal sebagai akibat penyakit polisistik biasanya terjadi pada usia
40 tahun ke atas Perkembangan polisistik dapat diperlambat dengan diet, obat, dan pemasukan cairan
12. Gagal Ginjal

Gagal ginjal dihasilkan dari kondisi yang mengganggu fungsi ginjal yaitu nefritis ginjal parah, trauma
ginjal atau tidak adanya jaringan ginjal karena tumor Kondisi tersebut menyebabkan kerusakan pada
semua nefron sehingga nefron tidak berfungsi Gagal ginjal yang parah menyebabkan penumpukan urea
dalam darah Gagal ginjal total dapat menyebabkan kematian dalam waktu 1-2 minggu.

C. Memelihara Kesehatan Organ Ekskresi

Manusia dikatakan sehat jika bagian-bagian tubuh, mulai dan sel hingga sistem organ berfungsi dengan
baik Agar organ tubuh berfungsi dengan baik, perlu dijaga, dirawat, dan dikelola dengan baik pula.
Bagaimanakah cara menjaga dan merawat organ tubuh. terutama organ ekskresi agar dapat bekerja
optimal?

1 Kulit merupakan organ ekskresi yang mengeluarkan air dan garam mineral dalam bentuk keringat Agar
kulit dapat bekerja dengan optimal, permukaan kulit harus bersih dan debu dan kotoran kulit Selain itu,
kulit juga harus bersih dari organisme yang menutup permukaan kulit, misalnya jamur

Agar kulit tetap bersih dan sehat, kulit dibersihkan secara rutin, misalnya mandi dua kali sehari dengan
menggunakan sabun Setelah itu, badan dikeringkan dengan handuk bersih. Kalian dapat menggunakan
losion untuk mencegah kulit kering dan melindungi kulit dari sengatan matahari Mengonsumsi air putih
yang cukup, makan makanan bergizi. berolahraga, dan istirahat yang cukup dapat menjaga kulit selalu
sehat

2. Paru-paru merupakan organ sistem ekskresi yang mengeluarkan air (H,O) berupa uap air dan gas
karbon dioksida (CO.) sisa oksidasi biologi dalam tubuh Agar paru-paru dapat bekerja secara optimal
dalam mengeluarkan H,O dan CO volume paru-paru harus besar.

Volume paru-paru dapat diperbesar dengan berolahraga. olah napas (bernapas teratur dan berirama),
menghindari merokok, asap rokok, asap pabrik, dan asap kendaraan bermotor. cukup istirahat, serta
mengonsumsi makanan bergizi

3. Ginjal adalah organ ekskresi yang mengeluarkan cairan dan sisa metabolisme dalam bentuk urine
Ginjal dapat bekerja secara optimal dan tidak cepat rusak jika darah yang disaring memiliki komposisi
normal, serta tidak berlebihan mengandung zat-zat, seperti protein, mineral, gula, dan asam urat Selain
itu, hasil penyaringan ginjal berupa urine harus cepat dikeluarkan dari tubuh karena dapat
menyebabkan infeksi pada kandung kemih dan saluran ginjal

Untuk menjaga dan merawat ginjal, sebaiknya tidak menahan BAK, tidak duduk terlalu lama, tidak
mengonsumsi minuman beralkohol dan pemicu stamina, cukup minum air putih, berolahraga, dan
istirahat, serta mengonsumsi makanan yang bergizi.
4. Hati merupakan organ ekskresi yang mengeluarkan cairan empedu Empedu memiliki peran dalam
proses pencernaan makanan untuk mengemulsi lemak Untuk menjaga dan merawat kesehatan hati agar
dapat bekerja optimal, dapat dilakukan dengan tidak mengonsumsi minuman beralkohol, tidak
sembarangan minum obat dan suplemen, serta melakukan pola hidup yang sehat dan higienis.

Anda mungkin juga menyukai