NIM : K011201233
Kelas : Biomedik II kelas D 2021
Proses pembuatan urine di dalam ginjal dimulai dengan tahap filtrasi (penyaringan)
yang terjadi di glomerulus. Kemudian zat sisa hasil penyaringan ini disebut urine primer
yang berisi air, glukosa, garam dan urea. Zat ini nantinya akan masuk dan disimpan
sementara dalam kapsul bowman. Lalu tahap selanjutnya adalah rebsorpsi (penyerapan
kembali) yang terjadi di tubulus kontortus dan lengkung henle. Setelah urine primer
disimpan sementara di kapsul Bowman, kemudian menuju saluran pengumpul. Dalam
perjalanannya menuju saluran pengumpul, proses pembentukan urine masuk kedalam
reabsorpsi.Zat-zat yang masih dapat digunakan seperti glukosa, asam amino, dan garam
tertentu akan diserap lagi oleh tubulus proksimal dan lengkung Henle. Penyerapan kembali
dari urine primer akan menghasilkan urine sekunder. Kemudian tahap terakhir adalah
augmentasi (pengeluaran zat sisa) yang terjadi di kontordus distal. Pengeluaran zat
augmentasi ini menghasilkan urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan
lengkung henle akan mengalir menuju tubulus distal. Urine sekunder akan melalui
pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang sudah tidak lagi berguna bagi
tubuh. Selanjutnya, terbentuklah urine yang sesungguhnya. Ketika kandung kemih
memenuhi kapasitas, sinyal yang dikirim ke otak memberitahu seseorang untuk segera
buang air kecil. Ketika kandung kemih kosong, urine mengalir keluar dari tubuh melalui
uretra, yang terletak di bagian bawah kandung kemih.
Adapun gangguan yang dapat terjadi pada ginjal adalah nefritis, batu ginjal, diabetes
insipidus, hematuria, dan albuminuria.
2. Hati
Hepar atau yang biasa disebut dengan hati merupakan organ yang sangat penting dalam
tubuh manusia. Hati sendiri merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh.
Pada tubuh orang dewasa bobotnya mencapai 1,5 kg atau 3-5% dari total berat badan.
Posisinya berada di dalam rongga perut sebelah kanan, tepat di bawah diafragma. Hati
tersusun dari lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudatus, lobus kuadrat, saluran empedu,
pembulu darah, serta lobulus.
1) Sindrom Alagille (SA) atau Allegile Syndrome: adalah sebuah kelainan genetik yang
berdampak pada hati, jantung, ginjal, dan sistem organ tubuh lainnya. Allegile ini
menyebabkan manusia mempunyai saluran empedu yang sangat kecil, sehingga
bilirubin yang harusnya bisa dikeluarkan malah tertampung di dalam hati.
2) Atreasia Billier atau Biliary Atresia: adalah kondisi dimana saluran empedu yang
terbentang dari hati ke usus halus terlalu sempit atau bahkan tidak ada sama sekali.
Ketimbang genetik, atresia bilier sejauh ini lebih berpotensi disebabkan oleh kejadian
di rahim atau sekitar waktu kelahiran.
3) Penyakit kuning. Di Indonesia, kondisi kulit dan mata yang menguning dikenal dengan
penyakit kuning. Penyakit ini disebabkan oleh kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam
aliran darah yang melebihi batas normal. Tingkat bilirubin menjadi tinggi karena
adanya kelainan sel atau peradangan pada hati.
4) Kolestasis. Terjadi ketika aliran cairan empedu dari hati berkurang atau tersumbat.
Cairan empedu dihasilkan hati guna membantu proses pencernaan. Aliran empedu yang
terhambat ini dapat menyebabkan penumpukan bilirubin dan memicu penyakit kuning.
3. Kulit
Kulit merupakan banteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan
anggota tubuh yang pagar luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar. Kulit
berfungsi sebagai alat ekskresi untuk mengeluarkan keringat, pelindung tubuh bagian luar,
menyimpan kelebihan lemak, mengatur suhu tubuh, dan sebagai tempat pembuatan vitamin
D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet. . Secara
garis besar, struktur lapisan kulit terbagi menjadi 3, yaitu epidermis, dermis, dan
hipodermis:
1) Epidermis, merupakan lapisan kulit terluar, memberikan pelindung tahan air dan
menciptakan warna kulit kita. Ini juga rumah bagi pori-pori, yang memungkinkan
minyak dan keringat keluar. Epidermis terdiri dari stratum korneum, stratum lusidium,
stratum granulosum, dan stratum germinativum.
2) Dermis, terletak di bawah epidermis. Lapisan dermis terdiri atas:
a) Pembuluh darah, membawa darah berisi makanan dan oksigen untuk menyuplai
minum keringat dan rambut akar.
b) Rambut, Produksi rambut terjadi di lapisan epidermis. Rambut berfungsi dalam
mengatur suhu tubuh, ketika kita kedinginan, rambut akan menegak dan menangkap
udara yang ada di sekitar rambut.
c) Ujung saraf, yaitu salah satu bagian sel saraf yang mengirimkan informasi dari
lingkungan luar. Terdapat berbagai reseptor, mislanya reseptor sentuhan, tekanan,
sakit, dan suhu.
d) Kelenjar keringat (glandula sudorifera) menghasilkan keringat yang di dalamnya
terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui
saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui pori-pori.
e) Kelenjar minyak (glandula sebasea) menghasilkan minyak yang berfungsi untuk
mencegah kulit kering.
f) Jaringan lemak kulit, berfungsi menyimpan lemak dan sebagai pelindung
3) Hipodermis, yang merupakan lapisan kulit lemak atau jaringan ikat yang merupakan
rumah dari kelenjar keringat dan lemak dan juga sel-sel kolagen. Lapisan Hipodermis
ini dikenal juga sebagai sebagai jaringan subkutis atau subkutan. Hipodermis terdiri
atas lapisan atau jaringan lemak sebagai lapisan lemak, jaringan ikat sebagai Jaringan
ikat bawah kulit, fibroblast, dan pembuluh darah limfa.
Gangguan pada kulit:
4. Paru-Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada dan bagian bawahnya menempel pada
diafragma. Paru-paru kanan memiliki tiga bagian (lobus) yang berbeda. Sementara paru-
paru bagian kiri memiliki dua bagian lobus. Berdasarkan hal itu, paru-paru kanan memiliki
ukuran dan berat yang lebih besar dibanding paru-paru kiri. Di dalam tubuh, fungsi utama
paru-paru memang sebagai alat pernapasan, namun karena bagian ini juga
mengekskresikan zat sisa metabolisme maka paru- paru juga memiliki peranan dalam
sistem ekskresi. Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan
Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Karbon dioksida dan uap air ini dilepaskan dan
dikeluarkan paru-paru melalui hidung.
Struktur Paru-paru:
1) Trakea, merupakan lanjutan saluran nafas dari laring, sebagai perantara antara laring
dan bagian paru-paru lain.
2) Pleura, merupakan membran tipis berlapis ganda yang melapisi paru-paru. Lapisan ini
mengeluarkan cairan (pleural fluid) untuk melumasi bagian dalam rongga paru agar
tidak mengiritasi paru saat mengembang dan berkontraksi saat bernapas.
3) Bronkus adalah cabang batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan sebelum
paru-paru. Sebagai saluran udara, bronkus memastikan udara masuk dengan baik dari
trakea ke alveolus. Bagian ini berfungsi untuk mencegah infeksi bakteri penyebab
penyakit.
4) Bronkiolus adalah cabang dari bronkus yang berfungsi untuk menyalurkan udara dari
bronkus ke alveoli. Fungsi lain dari bonkiolus adalah mengontrol jumlah udara yang
masuk dan keluar ketika proses bernapas berlangsung.
5) Alveoli merupakan rongga cekung yang dikelilingi oleh kapiler kecil. Alveoli memiliki
peran sebagai tempat oksigen dan karbon dioksida saling bertukar. Setelah oksigen
diserap, darah akan mengalirkan karbon dioksida menuju alveoli untuk dihembuskan
keluar. Karbon 15 dioksida sendiri dianggap sebagai limbah dalam tubuh. Pertukaran
antara oksigen dan karbon dioksida tersebut terjadi pada dinding alveoli dan kapiler
yang sangat tipis.
Proses metabolisme pada paru-paru dimulai dengan oksigen yang masuk melalui
hidung pergi menuju trakea melewati tenggorokan. Di trakea, udara akan dibagi-bagi ke
dalam saluran-saluran udara yang disebut saluran bronkus dan langsung memasuki paru-
paru. Di paru-paru udara akan terbagi lagi ke dalam bronkiolus menuju ke alveolus
(kantung udara). Alveolus adalah tempat terjadinya pertukaran antara oksigen dan
karbondioksida. Dalam alveolus, oksigen akan diserap oleh pembuluh darah lalu disalurkan
ke jantung. Kemudian, organ jantung akan memompa oksigen untuk sel-sel tubuh. Proses
penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh itulah yang akan menghasilkan karbon dioksida.
Lalu, karbon dioksida tersebut akan diserap oleh darah dan dibawa kembali ke paru-paru
untuk dikeluarkan dari tubuh melalui hembusan napas bersama uap air. Jadi, Proses
metabolisme ini menghasilkan karbon dioksida yang akan diserap oleh darah dan dibawa
kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan dalam bentuk gas dan cairan. Gas dan cairan itulah
yang disebut CO2 dan H2O.
Gangguan pada paru-paru:
C. Kesimpulan
Sistem ekskresi pada manusia adalah sistem yang bertugas untuk mengolah dan membuang
zat sisa metabolisme dan racun dari dalam tubuh. Jika tidak dikeluarkan dari tubuh, zat-zat
tersebut dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Sistem ekskresi pada manusia terdiri
atas sejumlah organ yaitu, ginjal, hati, kulit, dan paru-paru. Masing-masing organ ekskresi
tersebut memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda untuk membuang zat sisa dan racun dari
dalam tubuh. Dalam sistem ekskresi ginjal berfungsi untuk menyaring darah serta
mengeluarkan kotoran dan racun melalui urine, paru-paru: mengeluarkan karbon dioksida,
kulit: mengeluarkan kotoran dan racun melalui keringat dan hati menghasilkan cairan empedu.
Namun organ-organ ini dapat memiliki gangguan atau penyakit. Apabila organ-organ ini tidak
berfungsi dengan baik maka akan mempengaruhi sistem kerja metabolisme tubuh.
Jawaban:
Penyebab:
Air kemih kekurangan, atau memiliki kadar substansi yang rendah, yang biasanya
menghambat mineral ini mengumpul jadi satu dan mengkristal (saling melekat).
Air kemih mengandung lebih banyak mineral (kalsium, oksalat, fosfat, asam urat atau
kista) daripada yang dapat dilarutkannya.
Terdapat kondisi, seperti penyakit ginjal kista, infeksi saluran air kemih, dan gangguan
metabolik.
Faktor gizi mencakup asupan cairan yang rendah, asupan garam yang tinggi, asupan
makanan yang kaya oksalat serta asupan makanan kaya purine yang tinggi.
Faktor lingkungan, misalnya, tinggal di iklim panas
Faktor genetika
Pengobatan:
Jawaban:
Mekanisme kerja satu ginjal akan sama dengan mekanisme kerja ginjal pada manusia
normal dan sehat seperti pada bagian:
Namun, orang yang memiliki 1 ginjal harus menjaga fungsi ginjal dengan baik agar
terhindar dari infeksi ginjal atau saluran urinenya dengan pola hidup yang baik. Selain itu
orang dengan 1 ginjal tidak boleh lelah dalam beraktivitas, jika hanya memiliki satu ginjal
saja maka organ tersebut harus bekerja lebih keras karena neufron ginjal yang berfungsi
menyaring darah akan berkurang selisihnya 1% setiap tahunnya artinya mempercepat
penurunan fungsi ginjal karena hanya 1 ginjal yang bekerja. Itulah yang menyebabkan
terjadinya kelainan pada tubuh jika hanya dengan 1 ginjal karena penurunan fungsi ginjal
akan berdampak pada organ-organ lainnya juga.
3. Isyanita (Kelompok 4)
Menurut sumber yang saya dapatkan, penyakit kolestatis pada hati terjadi karena
kekurangan cairan empedu atau adanya sumbatan pada saluran empedu dan salah satu
gejalanya yaitu penyakit kuning. Nah pertanyaan saya, apa yang menyebabkan kita
kekurangan cairan empedu serta apakah kalau kita mengalami penyakit kuning kita juga
mengalami penyakit kolestatis?
Jawaban:
Kekurangan cairan empedu dapat disebabkan oleh adanya infeksi atau peradangan karena
adanya penyumbatan pada saluran empedu yang dapat terjadi karena:
a) Batu empedu, yaitu partikel keras di dalam kantung empedu yang biasanya merupakan
kumpulan kolesterol
b) Lumpur bilier, yaitu cairan empedu yang telah tercampur dengan kolesterol dan kristal
garam
c) Penyakit infeksi, seperti HIV/AIDS yang memicu peradangan pada saluran empedu.
d) Gangguan pada pembuluh darah, biasanya akibat diabetes
e) Jaringan parut pada saluran empedu
f) Tumor pada saluran empedu
Lalu apakah juga menderita penyakit kuning maka otomatis menderita kolestatis?
Berdasarkan sumber, yaitu web Halodoc, penyebab penyakit kuning itu dibagi 3, yaitu pre-
hepatik, hepatik, dan post hepatik yang mana penyebab kolestatis berada pada bagian
hepatik dan post hepatic. Ini berarti penyakit kuning tidak selamanya akan disertai dengan
kolestatis.
Kelompok 2 – SISTEM ENDOKRIN
Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus. Kelenjar ini mensekresi hormone langsung ke
dalam cairan jaringan disekitar sel-selnya. Sebaliknya kelenjar eksokrin seperti kelenjar
saliva, mensekresi produknya ke dalam duktus.
Kelenjar endokrin biasanya mensekresi lebih dari satu jenis hormone (Kelenjar paratiroid
yang hanya mensekresi produknya ke dalam duktus.
Konsentrasi hormone dalam sirkulasi adalah rendah
Kelenjar endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik.
2. Kelenjar
Kelenjar endokrin adalah kelenjar sistem endokrin yang mensekresikan produk,
hormone, langsung ke ruang interstitial dan kemudian diserap ke dalam darah daripada
melalui saluran. Kelenjar utama sistem endokrin meliputi kelenjar pineal, kelenjar
hipofisis, pankreas, ovarium, testis, kelenjar adrenal, kelenjar tiroid, hipotalamus, dan
kelenjar paratiroid. Kelenjar hipofisis dan Hipotalamus merupakan organ neuroendokrin.
3. Sel
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1) Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi
sebagai penghasil hormone. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada
hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga
disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat
menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti
yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2) Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-
benar berfungsi sebagai penghasil hormone, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf.
Kelenjar endokrin sejati melepaskan hormone yang dihasilkannya secara langsung
ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada
hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata.
Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta,
Crustaceae, Cephalopoda
2) Kelenjar Hipothalamus.
Hipotalamus adalah bagian dari otak yang mengeluarkan bahan kimiawi berupa
hormone yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengendalikan organ dan sel-sel
tubuh. Beberapa hormone penting yang dihasilkan Hipotalamus:
a) Hormone antidiuretik yang berfungsi mengatur keseimbangan kadar air dalam
tubuh, termasuk volume darah, yang pada akhirnya memengaruhi tekanan darah.
b) Hormone oksitosin memengaruhi sistem reproduksi seperti proses persalinan,
menyusui, maupun ejakulasi. Hormone ini juga mengendalikan berbagai perilaku
manusia seperti gairah seksual, rasa cemas, serta membangun ikatan emosi antara
ibu dan bayi dalam proses menyusui
c) Somatostatin, merupakan hormone yang bekerja di sistem saraf pusat, berfungsi
menghambat dan membatasi produksi maupun kerja hormone lain, terutama
hormone pertumbuhan (growth hormone, GH) dan TSH (thyroid-stimulating
hormone).
d) Hormone pelepas hormone pertumbuhan (growth hormone-releasing hormone,
GHRH) Hormone ini berperan dalam pertumbuhan, termasuk perkembangan fisik
pada anak-anak serta metabolisme pada orang dewasa, dengan merangsang
pelepasan hormone pertumbuhan.
e) Hormone pelepas gonadotropin (gonadotropin-releasing hormone, GRH) Bekerja
merangsang pelepasan hormone yang berhubungan dengan fungsi reproduksi,
misalnya proses menstruasi, pubertas, dan pematangan organ seksual.
f) Hormone pelepas kortikotropin (corticotropin-releasing hormone, CRH)
Mengontrol respons tubuh terhadap stres fisik dan emosional, serta bertanggung
jawab untuk menekan nafsu makan dan juga memicu rasa cemas.
g) Hormone pelepas tirotropin. Hormone ini yang akan merangsang produksi hormone
tiroid, untuk mengendalikan metabolisme tubuh, sistem kardiovaskular,
perkembangan otak, mengontrol otot, serta kesehatan pencernaan dan tulang.
4) Kelenjar Adrenal.
Setiap orang memiliki dua buah kelenjar adrenal. Kedua kelenjar ini terletak di atas
ginjal dan berukuran kurang lebih separuh ibu jari. Meski berukuran kecil, namun
kelenjar adrenal memainkan peranan penting dalam memproduksi hormone dan
mendukung berbagai fungsi di dalam tubuh. Beberapa hormone yang dihasilkan
Kelenjar Adrenal yaitu:
a) Hormone kortisol atau hormone stres dihasilkan di lapisan adrenal luar (korteks).
b) Hormone aldosteron dihasilkan di lapisan adrenal luar.
c) Hormone adrenalin Disebut juga hormone epinefrin, dihasilkan di lapisan adrenal
dalam atau medula.
d) Hormone noradrenalin, disebut juga dengan hormone norepinefrin.
7) Kelenjar Pineal.
Kelenjar pineal merupakan kelenjar endokrin yang mengatur irama harian aktivitas
tubuh. Kelenjar pineal terletak jauh di dalam otak di daerah yang disebut epithalamus,
di mana dua bagian otak bergabung. Pada manusia, kelenjar pineal terletak di tengah
otak; ia duduk di lekukan tepat di atas talamus, yang merupakan area yang
mengoordinasikan berbagai fungsi yang berkaitan dengan indera kita.
Hormone utama yang dihasilkan dan disekresikan oleh kelenjar pineal adalah
melatonin. Melatonin berperan dalam mengatur ritme biologis, contohnya ketika
sedang tidur. Ketika malam hari, konsentrasi melatonin akan mengalami peningkatan
sehingga mengakibatkan seseorang akan mengantuk dan akhirnya tidur. Sementara
ketika siang hari, konsentrasi melatonin akan menurun dan membuat orang menjadi
terjaga. Maka dari itu, fungsi dari jenis hormone ini sangatlah penting bagi aktivitas
manusia setiap harinya.
8) Kelenjar Timus, adalah salah satu kelenjar yang terdapat pada tubuh manusia yang
letaknya berada di rongga dada pada bagian atas. Kelenjar ini berfungsi untuk
memproses limfosit atau sejenis sel darah putih yang dapat membantu untuk melawan
infeksi pada tubuh manusia. Selain itu, fungsi lain dari kelenjar timus ini juga adalah
untuk mengembangkan meastenia gravis atau sebuah kondisi sel T menyerang system
saraf yang terhubung pada otot. Hormone tang dihasilkan kelenjar timus adalah
hormone thymosin, dan Beberapa jenis hormone, seperti insulin dan melatonin
(hormone pengatur tidur), juga diproduksi oleh kelenjar ini, tapi jumlahnya hanya
sedikit.
9) Kelenjar Hipofisis atau pituitari merupakan suatu kelenjar yang berada di dalam
otak. Dimana kelenjar ini akan memproduksi hormone yang berperan dalam membantu
mengatur pertumbuhan, tekanan darah, produksi dan pembakaran energy serta berbagai
macam fungsi organ tubuh lainnya. Kelenjar hipofisis terdiri dari dua bagian yaitu
bagian depan (lobus anterior) dan bagian belakang (posterior). Hormone yang
diproduksi lobus anterior:
a) Hormone pertumbuhan (growth hormone atau GH). Hormone ini bekerja pada
tulang, otot, tulang rawan, dan kulit.
b) Thyroid stimulating hormone (TSH atau tirotropin). Peran TSH dalam tubuh adalah
untuk merangsang kelenjar tiroid (kelenjar gondok) untuk memroduksi tiroksin.
Fungsi utama dari hormone tiroksin adalah mengatur metabolisme tubuh.
c) Hormone Adrenokortikotropik (ACTH). ACTH dalam tubuh berperan dalam
mengaktifkan kelenjar adrenal. Peran lainnya adalah menjaga tingkat tekanan darah
dan glukosa darah.
d) Prolaktin (PRL). Fungsi prolaktin adalah memberi sinyal tubuh sekresi air susu
setelah kelahiran anak (pada wanita). Pada pria, hormone prolaktin ditemukan
dengan kadar rendah yang berguna pada produksi sperma.
e) Follicle Stimulating Hormone (FSH). Hormone yang dihasilkan kelenjar pituitari
jenis ini memiliki peran pada kerja organ reproduksi. Pada perempuan, FSH
memiliki fungsi mengatur produksi sel telur/ovarium. Sedangkan pada laki-laki,
FSH berperan dalam menghasilkan sperma.
f) Luteinizing Hormone (LH). Sama seperti FSH, LH juga memiliki peran dalam kerja
organ reproduksi. Pada perempuan, LH memiliki fungsi untuk menstimulasi
hormone estrogen dan progesteron yang dapat memicu ovulasi. Sedangkan pada
laki-laki, LH dapat mempengaruhi hormone testosteron dalam menghasilkan
sperma.
g) Hormone oksitoksin. Hormone oksitosin memiliki peran pada saat proses
melahirkan. Kerja dari hormone oksitosin adalah memicu kontraksi rahim yang
berguna pada proses kelahiran anak dan berperan dalam proses produksi air susu
ibu (ASI).
h) Hormone Antidiuretik atau Anti Diuretic Hormone (ADH). Tugas dari ADH adalah
mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.
2) Regulasi Hormoneal
Berbagai proses dalam sistem endokrin membantu mengatur sekresi hormone dan
tindakan yang dihasilkan. Ini sangat penting bagi tubuh untuk mempertahankan kontrol
atas aksi hormone. Dengan kata lain, regulasi diperlukan untuk memungkinkan
hormone untuk memulai reaksi yang diinginkan ketika dibutuhkan dan membawanya
ke akhir setelah tindakan telah selesai. Misalnya, ketika tubuh ditekankan, kelenjar
hipotalamus mulai mengeluarkan hormone pelepas kortikotropin (CRH) ke dalam
darah.Ini berjalan menuju saluran sel yang memiliki zat yang berfungsi dalam
merangsang pelepasan hormone adrenocorticotrophic (ACTH). ACTH kemudian
bergerak dalam darah ke kelenjar adrenal, untuk merangsang sel-sel korteks adrenal
yang mengeluarkan hormone kortisol. Ketika tubuh telah beradaptasi atau bereaksi
cukup terhadap stres dan tubuh tidak lagi membutuhkan energi lebih banyak, sekresi
kortisol terputus oleh umpan balik negatif. Artinya, semakin tinggi konsentrasi
hormone kortisol dalam darah ‘beri tahu 'hipotalamus bahwa tindakan telah selesai.
Akibatnya, hipotalamus berhenti mengeluarkan hormone pelepas kortikotropin dan
produksi kortisol berkurang.
3) Peraturan Kimia
Bahan kimia juga dapat mengatur pelepasan hormone, seperti ketika kelenjar endokrin
merespons perubahan konsentrasi bahan kimia dalam tubuh. Misalnya, hormone
paratiroid yang memiliki fungsi yang cukup penting bagi kesehatan di dalam tubuh
Ketika kadar kalsium dalam darah turun di bawah ambang tertentu, kelenjar paratiroid
mulai mengeluarkan lebih banyak hormone paratiroid, yang membantu meningkatkan
konsentrasi kalsium dalam aliran darah. Setelah kadar kalsium naik ke tingkat yang
cukup untuk memenuhi fungsi seluler normal dalam tubuh, produksi hormone akan
berkurang.
2) Hormone golongan protein dan peptida bersifat larut dalam air atau hidrofilik dan
disintesis di retikulum endoplasma granuler (REG) pada sel endokrin dimulai dari
prekursor hormone yang belum mempunyai aktivitas biologis sebagai hormone,
kemudian menjadi prohormone dan dibawa ke badan Golgi dan dikemas dalam vesikel
sekretorik pada akhirnya vesikel disimpan di sitoplasma, apabila dikeluarkan dengan
cara eksositosis.
3) Hormone amina berasal dari tirosin. Dua kelompok hormone yang berasal dari tirosin
adalah hormone-hormone kelenjar tiroid dan medulla adrenal, dibentuk oleh aksi
enzim-enzim yang berada di kompartemen sitoplasmik sel kelenjar. Hormone tiroid
disintesis dan disimpan di kelenjar tiroid dan berikatan dengan makromolekul protein
tiroglobulin yang disimpan di folikel besar di kelenjar tiroid. Sekresi hormone terjadi
ketika amina dipisahkan dari tiroglobulin dan hormone berbentuk bebas sekresi dalam
aliran darah. Setelah memasuki peredaran darah, kebanyakan hormone tiroid
berkombinasi dengan protein plasma, khususnya thyroxine-binding globulin, yang
perlahan-lahan melepaskan hormone ke jaringan target.
2) Diabetes insipidus ialah gangguan penyakit yang disebabkan oleh gangguan tingkat
sirkulasi pada hormone ADH yang memiliki fungsi mengatur cairan dalam tubuh.
Hormone ADH dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Penyebab utama diabetes
insipidus ialah saat ginjal kurang merespon hormone ADH yang ada dan berakibat
ginjal mengeluarkan terlalu banyak cairan dan urin yang dihasilkan pun kurang pekat.
Penyebab lain diabetes insipidus, ialah penyakit ginjal, obat-obatan, gangguan
elektrolit, kondisi lain (kehamilan, anemia, kekurangan protein, dll). Penyakit ini
jarangan menyebabkan kematian. Jenis dan etiologi penting untuk rencana terapi.
Diagnosis dan terapi yang tepat akan membantu kualitas hidup pasien penderita
diabetes insipidus.
3) Hipotiroid adalah penyakit yang terjadi karena kurangnya hormone tiroksin yang
diproduksi dari kelenjar tiroid (Sherwood, 2010). Hipotiroid menyebabkan banyak
kelainan dalam tubuh karena hormone dari kelenjar tiroid berfungsi untuk mengatur
metabolisme dalam tubuh. Akibat yang ditimbulkan dari hipotiroid ini ialah
meningkatnya berat badan tanpa ada alasan yang jelas, mudah lelah, mudah lupa,
kurangnya kesadaran diri. Apabila hipotiroid sudah ada sejak lahir, maka akan terjadi
kretinisme, yaitu keadaan dimana perkembangan fisik dan mental menjadi terhambat.
Ditandai dengan tubuh kecil, bentuk kepala menonjol, tangan dan kaki pendek, dan
lainnya. Sedangkan pada orang dewasa, gejalanya yaitu wajab sembab dan juga rambut
menjadi rontok.
4) Hipertiroid adalah keadaan dimana tubuh memproduksi terlalu banyak hormone tiroid.
Penyebab utama kelainan ini ialah penyakit gaves, yaitu penyakit autoimun dimana
tubuh memproduksi TSI (thyroid stimulating immunoglobulin) juga dikenal sebagai
LATS (long acting thyroid stimulator), yang merupakan antibodi yang menuju reseptor
TSH (thyroid stimulating hormone) pada sel tiroid. Pasien penderita hipertiroid ditandai
dengan terjadinya perbesaran kelenjar tiroid. Hipertiroid ditemukan di semua usia.
5) Penyakit addison terjadi pada kelenjar adrenal. Penyakit ini disebabkan karena
produksi korteks adrenal terlalu sedikit dari biasanya. Penyebab utama pada penyakit
addison ini merupakan kelainan autoimun dimana terjadi kesalahan pada produksi
hormone aldosteron dan kortisol yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal menjadi terlalu
sedikit.
6) Sindrom cushing adalah adanya rangsangan berlebih dari korteks adrenal dengan
jumlah hormone CRH dan/atau ACTH, terdapat tumor pada kelenjar adrenal yang
mengakibatkan kesulitan dalam mensekresi hormone kortisol ACTH, terdapat tumor
yang mensekresi hormone ACTH selain dari kelenjar pituitari, yang biasanya terdapat
pada paru-paru.
8) Akromegali adalah penyakit akibat produksi Growth Hormonee (GH) yang berlebih.
Penyakit ini umumnya disebabkan oleh adenoma kelenjar hipofisis, suatu bentuk tumor
jinak yang baru terjadi setelah usia dewasa.
G. Kesimpulan
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi dan mengatur
hormone dalam aliran darah untuk mengontrol banyak fungsi tubuh. Sistem ini tumpang tindih
dengan sistem saraf dan eksokrin dan tanggung jawabnya meliputi metabolisme, pertumbuhan,
dan perkembangan seksual. Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah pituitari, hipotalamus,
dan pineal yang terletak di otak, tiroid dan paratiroid di leher, timus, adrenal dan pankreas di
perut, dan gonad, indung telur atau testis di perut bagian bawah. Sistem endokrin memiliki
fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu mensekresikan hormone-hormone yang
bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol
perkembangan seksual dan reproduksi.