Anda di halaman 1dari 16

Nama : Afrilies Regitha Vinka Padanun (Kelompok 1)

NIM : K011201233
Kelas : Biomedik II kelas D 2021

Resume Materi Presentasi

Kelompok 1 - SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

A. Pengertian dan Fungsi


Sistem ekskresi adalah sistem pembuangan zat-zat sisa atau metabolisme pada makhluk
hidup, seperti karbon dioksida, urea, dan racun melalui alat ekskresi. Di dalam tubuh terjadi
proses pembakaran sari-sari makanan agar diperoleh zat gizi atau energi yang berguna bagi
tubuh. Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud),
dalam proses pembuangan dihasilkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh. Jika zat-zat
tersebut tetap berada di dalam tubuh dan tidak dibuang akan membahayakan kesehatan. Oleh
karena itu zat-zat yang tidak berguna harus dikeluarkan dari tubuh. Sistem ekskresi ini
berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh dengan cara membuang bahan-bahan sisa
metabolisme yang dikeluarkan oleh sel, mengolah dan membuang zat sisa metabolisme dan
racun dari dalam tubuh, membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
kita, mengatur suatu konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi), serta
mempertahankan suatu temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi).

B. Organ-organ Ekskresi Pada Manusia


1. Ginjal
Ginjal merupakan komponen utama penyusun sistem ekskresi manusia yaitu urin.
Manusia memiliki sepasang ginjal berukuran sekitar 10 cm. Ginjal berbentuk seperti
kacang merah, berwarna keunguan, dan berjumlah 2 buah. Letak ginjal di rongga perut
sebelah kiri dan kanan ruas-ruas tulang pinggang. Ginjal orang dewasa beratnya ± 200
gram. Secara umum ginjal menjadi 3 bagian, yaitu kulit ginjal, sumsum ginjal, dan rongga
ginjal. Ginjal berfungsi untuk menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa metabolisme
dalam bentuk urine, mengatur konsentrasi garam dan keseimbangan asam basah darah,
mengatur tekanan darah dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh, mengekskresikan
gula darah yang melebihi kadar normal dan mengatur keseimbangan kadar asam, basa, dan
garam di dalam tubuh, membuang kelebihan nutrien tertentu seperti gula dan asam amino
ketika konsentrasinya meningkat dalam darah, serta mengeluarkan substansi asing dan
berbahaya dari darah, seperti iodida, pigmen, obat-obatan dan bakteri

Proses pembuatan urine di dalam ginjal dimulai dengan tahap filtrasi (penyaringan)
yang terjadi di glomerulus. Kemudian zat sisa hasil penyaringan ini disebut urine primer
yang berisi air, glukosa, garam dan urea. Zat ini nantinya akan masuk dan disimpan
sementara dalam kapsul bowman. Lalu tahap selanjutnya adalah rebsorpsi (penyerapan
kembali) yang terjadi di tubulus kontortus dan lengkung henle. Setelah urine primer
disimpan sementara di kapsul Bowman, kemudian menuju saluran pengumpul. Dalam
perjalanannya menuju saluran pengumpul, proses pembentukan urine masuk kedalam
reabsorpsi.Zat-zat yang masih dapat digunakan seperti glukosa, asam amino, dan garam
tertentu akan diserap lagi oleh tubulus proksimal dan lengkung Henle. Penyerapan kembali
dari urine primer akan menghasilkan urine sekunder. Kemudian tahap terakhir adalah
augmentasi (pengeluaran zat sisa) yang terjadi di kontordus distal. Pengeluaran zat
augmentasi ini menghasilkan urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan
lengkung henle akan mengalir menuju tubulus distal. Urine sekunder akan melalui
pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang sudah tidak lagi berguna bagi
tubuh. Selanjutnya, terbentuklah urine yang sesungguhnya. Ketika kandung kemih
memenuhi kapasitas, sinyal yang dikirim ke otak memberitahu seseorang untuk segera
buang air kecil. Ketika kandung kemih kosong, urine mengalir keluar dari tubuh melalui
uretra, yang terletak di bagian bawah kandung kemih.

Adapun gangguan yang dapat terjadi pada ginjal adalah nefritis, batu ginjal, diabetes
insipidus, hematuria, dan albuminuria.

2. Hati
Hepar atau yang biasa disebut dengan hati merupakan organ yang sangat penting dalam
tubuh manusia. Hati sendiri merupakan kelenjar terbesar yang terdapat di dalam tubuh.
Pada tubuh orang dewasa bobotnya mencapai 1,5 kg atau 3-5% dari total berat badan.
Posisinya berada di dalam rongga perut sebelah kanan, tepat di bawah diafragma. Hati
tersusun dari lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudatus, lobus kuadrat, saluran empedu,
pembulu darah, serta lobulus.

Fungsi hati yaitu membantu dalam metabolisme karbohidrat, membantu metabolisme


lemak, membantu metabolisme protein, menetralisir obat-obatan dan hormone,
mensekresikan cairan empedu, mensintesis garam-garam empedu, sebagai tempat
penyimpanan, sebagai fagosit, mengaktifkan vitamin D, serta menghasilkan kolesterol
tubuh. Gangguan pada hati:

1) Sindrom Alagille (SA) atau Allegile Syndrome: adalah sebuah kelainan genetik yang
berdampak pada hati, jantung, ginjal, dan sistem organ tubuh lainnya. Allegile ini
menyebabkan manusia mempunyai saluran empedu yang sangat kecil, sehingga
bilirubin yang harusnya bisa dikeluarkan malah tertampung di dalam hati.
2) Atreasia Billier atau Biliary Atresia: adalah kondisi dimana saluran empedu yang
terbentang dari hati ke usus halus terlalu sempit atau bahkan tidak ada sama sekali.
Ketimbang genetik, atresia bilier sejauh ini lebih berpotensi disebabkan oleh kejadian
di rahim atau sekitar waktu kelahiran.
3) Penyakit kuning. Di Indonesia, kondisi kulit dan mata yang menguning dikenal dengan
penyakit kuning. Penyakit ini disebabkan oleh kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam
aliran darah yang melebihi batas normal. Tingkat bilirubin menjadi tinggi karena
adanya kelainan sel atau peradangan pada hati.
4) Kolestasis. Terjadi ketika aliran cairan empedu dari hati berkurang atau tersumbat.
Cairan empedu dihasilkan hati guna membantu proses pencernaan. Aliran empedu yang
terhambat ini dapat menyebabkan penumpukan bilirubin dan memicu penyakit kuning.

3. Kulit
Kulit merupakan banteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan
anggota tubuh yang pagar luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar. Kulit
berfungsi sebagai alat ekskresi untuk mengeluarkan keringat, pelindung tubuh bagian luar,
menyimpan kelebihan lemak, mengatur suhu tubuh, dan sebagai tempat pembuatan vitamin
D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet. . Secara
garis besar, struktur lapisan kulit terbagi menjadi 3, yaitu epidermis, dermis, dan
hipodermis:

1) Epidermis, merupakan lapisan kulit terluar, memberikan pelindung tahan air dan
menciptakan warna kulit kita. Ini juga rumah bagi pori-pori, yang memungkinkan
minyak dan keringat keluar. Epidermis terdiri dari stratum korneum, stratum lusidium,
stratum granulosum, dan stratum germinativum.
2) Dermis, terletak di bawah epidermis. Lapisan dermis terdiri atas:
a) Pembuluh darah, membawa darah berisi makanan dan oksigen untuk menyuplai
minum keringat dan rambut akar.
b) Rambut, Produksi rambut terjadi di lapisan epidermis. Rambut berfungsi dalam
mengatur suhu tubuh, ketika kita kedinginan, rambut akan menegak dan menangkap
udara yang ada di sekitar rambut.
c) Ujung saraf, yaitu salah satu bagian sel saraf yang mengirimkan informasi dari
lingkungan luar. Terdapat berbagai reseptor, mislanya reseptor sentuhan, tekanan,
sakit, dan suhu.
d) Kelenjar keringat (glandula sudorifera) menghasilkan keringat yang di dalamnya
terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui
saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui pori-pori.
e) Kelenjar minyak (glandula sebasea) menghasilkan minyak yang berfungsi untuk
mencegah kulit kering.
f) Jaringan lemak kulit, berfungsi menyimpan lemak dan sebagai pelindung
3) Hipodermis, yang merupakan lapisan kulit lemak atau jaringan ikat yang merupakan
rumah dari kelenjar keringat dan lemak dan juga sel-sel kolagen. Lapisan Hipodermis
ini dikenal juga sebagai sebagai jaringan subkutis atau subkutan. Hipodermis terdiri
atas lapisan atau jaringan lemak sebagai lapisan lemak, jaringan ikat sebagai Jaringan
ikat bawah kulit, fibroblast, dan pembuluh darah limfa.
Gangguan pada kulit:

1) Karena peradangan: dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergen, dermatitis


atopik.
2) Karena kelainan autoimun: psoriasis, vitiligo, skleroderma, pemfigus, dan discoid lupus
erythematosus.
3) Karena infeksi : Infeksi bakteri (bisul, impetigo, kusta, folikulitis dan selulitis), Infeksi
virus (cacar, herpes zoster atau cacar ular, kutil, molluscum contagiosum, dan campak),
infeksi jamur (kurap, tinea cruris (infeksi jamur di selangkangan), panu, dan kutu air),
dan infeksi parasit, seperti kutu dan tungau, merupakan jenis parasit yang sering
menimbulkan penyakit kulit, yaitu kudis. Selain kedua jenis parasit tersebut, infeksi
cacing juga bisa menimbulkan penyakit kulit.
4) Ada juga penyakit kulit yang mematikan, yaitu kanker kulit. Kanker kulit disebabkan
oleh pertumbuhan sel ganas di kulit. Ada beberapa jenis kanker kulit, yaitu melanoma,
aktinik keratosis, karsinoma sel basal, dan karsinoma sel skuamosa.

4. Paru-Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada dan bagian bawahnya menempel pada
diafragma. Paru-paru kanan memiliki tiga bagian (lobus) yang berbeda. Sementara paru-
paru bagian kiri memiliki dua bagian lobus. Berdasarkan hal itu, paru-paru kanan memiliki
ukuran dan berat yang lebih besar dibanding paru-paru kiri. Di dalam tubuh, fungsi utama
paru-paru memang sebagai alat pernapasan, namun karena bagian ini juga
mengekskresikan zat sisa metabolisme maka paru- paru juga memiliki peranan dalam
sistem ekskresi. Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan
Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O). Karbon dioksida dan uap air ini dilepaskan dan
dikeluarkan paru-paru melalui hidung.
Struktur Paru-paru:

1) Trakea, merupakan lanjutan saluran nafas dari laring, sebagai perantara antara laring
dan bagian paru-paru lain.
2) Pleura, merupakan membran tipis berlapis ganda yang melapisi paru-paru. Lapisan ini
mengeluarkan cairan (pleural fluid) untuk melumasi bagian dalam rongga paru agar
tidak mengiritasi paru saat mengembang dan berkontraksi saat bernapas.
3) Bronkus adalah cabang batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan sebelum
paru-paru. Sebagai saluran udara, bronkus memastikan udara masuk dengan baik dari
trakea ke alveolus. Bagian ini berfungsi untuk mencegah infeksi bakteri penyebab
penyakit.
4) Bronkiolus adalah cabang dari bronkus yang berfungsi untuk menyalurkan udara dari
bronkus ke alveoli. Fungsi lain dari bonkiolus adalah mengontrol jumlah udara yang
masuk dan keluar ketika proses bernapas berlangsung.
5) Alveoli merupakan rongga cekung yang dikelilingi oleh kapiler kecil. Alveoli memiliki
peran sebagai tempat oksigen dan karbon dioksida saling bertukar. Setelah oksigen
diserap, darah akan mengalirkan karbon dioksida menuju alveoli untuk dihembuskan
keluar. Karbon 15 dioksida sendiri dianggap sebagai limbah dalam tubuh. Pertukaran
antara oksigen dan karbon dioksida tersebut terjadi pada dinding alveoli dan kapiler
yang sangat tipis.

Proses metabolisme pada paru-paru dimulai dengan oksigen yang masuk melalui
hidung pergi menuju trakea melewati tenggorokan. Di trakea, udara akan dibagi-bagi ke
dalam saluran-saluran udara yang disebut saluran bronkus dan langsung memasuki paru-
paru. Di paru-paru udara akan terbagi lagi ke dalam bronkiolus menuju ke alveolus
(kantung udara). Alveolus adalah tempat terjadinya pertukaran antara oksigen dan
karbondioksida. Dalam alveolus, oksigen akan diserap oleh pembuluh darah lalu disalurkan
ke jantung. Kemudian, organ jantung akan memompa oksigen untuk sel-sel tubuh. Proses
penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh itulah yang akan menghasilkan karbon dioksida.
Lalu, karbon dioksida tersebut akan diserap oleh darah dan dibawa kembali ke paru-paru
untuk dikeluarkan dari tubuh melalui hembusan napas bersama uap air. Jadi, Proses
metabolisme ini menghasilkan karbon dioksida yang akan diserap oleh darah dan dibawa
kembali ke paru-paru untuk dikeluarkan dalam bentuk gas dan cairan. Gas dan cairan itulah
yang disebut CO2 dan H2O.
Gangguan pada paru-paru:

1) Penyakit pernapasan obstruktif, adalah penyakit paru yang menyebabkan kelainan


ventilasi akibat gangguan obstruksi saluran napas Adapun yang termasuk penyakit
pernapasan obstruktif antara lain ialah: penyakit paru obstruktif kronik (PPOK),
Bronkitis kronik, emfisema, asma, dan brokiektasis.
2) Penyakit pernapasan restriktif, yang ditandai dengan berkurangnya volume paru,
peningkatan pernapasan, dan ventilasi yang tidak memadai dan / atau oksigenasi. Ada
beberapa macam penyakit pernapasan restriktif, yaitu: sarcoidosis, Fibrosis paru
idiopatik, pnemokoniosis, pneumonitis hipersensivitas, dan eosinofilia paru.

C. Kesimpulan
Sistem ekskresi pada manusia adalah sistem yang bertugas untuk mengolah dan membuang
zat sisa metabolisme dan racun dari dalam tubuh. Jika tidak dikeluarkan dari tubuh, zat-zat
tersebut dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Sistem ekskresi pada manusia terdiri
atas sejumlah organ yaitu, ginjal, hati, kulit, dan paru-paru. Masing-masing organ ekskresi
tersebut memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda untuk membuang zat sisa dan racun dari
dalam tubuh. Dalam sistem ekskresi ginjal berfungsi untuk menyaring darah serta
mengeluarkan kotoran dan racun melalui urine, paru-paru: mengeluarkan karbon dioksida,
kulit: mengeluarkan kotoran dan racun melalui keringat dan hati menghasilkan cairan empedu.
Namun organ-organ ini dapat memiliki gangguan atau penyakit. Apabila organ-organ ini tidak
berfungsi dengan baik maka akan mempengaruhi sistem kerja metabolisme tubuh.

Tanya Jawab Kelompok 1

1. Riangga Putra Saldi (Kelompok 3)


Apakah penyebab penyakit batu ginjal atau nefrolitiasis berhubungan dengan proses
pembentukan urin, bagaimana pengobatan serta pencegahan yang efektif dilakukan?

Jawaban:
Penyebab:
 Air kemih kekurangan, atau memiliki kadar substansi yang rendah, yang biasanya
menghambat mineral ini mengumpul jadi satu dan mengkristal (saling melekat).
 Air kemih mengandung lebih banyak mineral (kalsium, oksalat, fosfat, asam urat atau
kista) daripada yang dapat dilarutkannya.
 Terdapat kondisi, seperti penyakit ginjal kista, infeksi saluran air kemih, dan gangguan
metabolik.
 Faktor gizi mencakup asupan cairan yang rendah, asupan garam yang tinggi, asupan
makanan yang kaya oksalat serta asupan makanan kaya purine yang tinggi.
 Faktor lingkungan, misalnya, tinggal di iklim panas
 Faktor genetika
Pengobatan:

a) Jika batu ginjal masih kecil:


 Minum air putih yang banyak
 Diberi resep obat pereda nyeri
b) Jika batu ginjal besar, tersedia opsi perawatan berikut ini:
 Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL): menggunakan gelombang kejut
untuk memecahkan batu ginjal kemudian dikeluarkan melalui air kemih pada
beberapa hari berikutnya.
 Diberikan resep obat untuk membantu memecahkan batu ginjal.
 Percutaneous Nephrolithotripsy (PCNL): Pembedahan membuat sayatan kecil pada
punggung untuk memasukkan alat khusus (nephroscope) ke dalam ginjal, untuk
menemukan dan mengangkat batu ginjal.
 Uretero-Renoscopy (URS): Endoskop dimasukkan melalui urethra ke dalam
kantung kemih dan ke batu yang berada dalam ginjal. Selanjutnya, batu dipecahkan
dan diangkat.
Pencegahan:
 Banyak minum air putih
 Tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan sarat kalsium
 Mengurangi konsumsi daging, unggas, atau ikan untuk mencegah batu jenis asam urat

2. Asyifa Zahrany (Kelompok 2)


Seperti yg telah kita ketahui Ginjal manusia terdiri dari 2 buah, jika salah satu nya
diambil atau rusak, maka masih ada ginjal yang satunya lagi. Pertanyaannya bagaimana
mekanisme kerja ginjal jika yang bekerja hanya satu, dan mengapa masih ada kelainan-
kelainan yang terjadi pada tubuh jika kita kehilangan salah satu ginjal mengingat maraknya
orang-orang yang berfikiran bahwa mereka masih bisa hidup nyaman setelah mereka
memperjualbelikan ginjal mereka?

Jawaban:
Mekanisme kerja satu ginjal akan sama dengan mekanisme kerja ginjal pada manusia
normal dan sehat seperti pada bagian:

a) Filtrasi yaitu utk penyaringan darah di glomerolus menghasilkan urin primer.


b) Reabsorbsi yaitu proses penyerapan kembali zat yang masih dibutuhkan tubuh. Terjadi
di tubulus kontortus proksimal. Hasil reabsorbsi disebut sebagai urin sekunder.
c) Augmentasi merupakan proses penambahan kembali zat yang tidak dibutuhkan
maupun yang berlebihan di dalam tubuh. Terjadi di tubulus kontortus distal. Hasil
augmentasi berupa urin sebenarnya.

Namun, orang yang memiliki 1 ginjal harus menjaga fungsi ginjal dengan baik agar
terhindar dari infeksi ginjal atau saluran urinenya dengan pola hidup yang baik. Selain itu
orang dengan 1 ginjal tidak boleh lelah dalam beraktivitas, jika hanya memiliki satu ginjal
saja maka organ tersebut harus bekerja lebih keras karena neufron ginjal yang berfungsi
menyaring darah akan berkurang selisihnya 1% setiap tahunnya artinya mempercepat
penurunan fungsi ginjal karena hanya 1 ginjal yang bekerja. Itulah yang menyebabkan
terjadinya kelainan pada tubuh jika hanya dengan 1 ginjal karena penurunan fungsi ginjal
akan berdampak pada organ-organ lainnya juga.

3. Isyanita (Kelompok 4)
Menurut sumber yang saya dapatkan, penyakit kolestatis pada hati terjadi karena
kekurangan cairan empedu atau adanya sumbatan pada saluran empedu dan salah satu
gejalanya yaitu penyakit kuning. Nah pertanyaan saya, apa yang menyebabkan kita
kekurangan cairan empedu serta apakah kalau kita mengalami penyakit kuning kita juga
mengalami penyakit kolestatis?
Jawaban:

Kekurangan cairan empedu dapat disebabkan oleh adanya infeksi atau peradangan karena
adanya penyumbatan pada saluran empedu yang dapat terjadi karena:

a) Batu empedu, yaitu partikel keras di dalam kantung empedu yang biasanya merupakan
kumpulan kolesterol
b) Lumpur bilier, yaitu cairan empedu yang telah tercampur dengan kolesterol dan kristal
garam
c) Penyakit infeksi, seperti HIV/AIDS yang memicu peradangan pada saluran empedu.
d) Gangguan pada pembuluh darah, biasanya akibat diabetes
e) Jaringan parut pada saluran empedu
f) Tumor pada saluran empedu
Lalu apakah juga menderita penyakit kuning maka otomatis menderita kolestatis?
Berdasarkan sumber, yaitu web Halodoc, penyebab penyakit kuning itu dibagi 3, yaitu pre-
hepatik, hepatik, dan post hepatik yang mana penyebab kolestatis berada pada bagian
hepatik dan post hepatic. Ini berarti penyakit kuning tidak selamanya akan disertai dengan
kolestatis.
Kelompok 2 – SISTEM ENDOKRIN

A. Defenisi dan Fungsi


Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi dan mengatur
hormone dalam aliran darah untuk mengontrol banyak fungsi tubuh. Sistem ini tumpang tindih
dengan sistem saraf dan eksokrin dan tanggung jawabnya meliputi metabolisme, pertumbuhan,
dan perkembangan seksual. Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah pituitari, hipotalamus,
dan pineal yang terletak di otak, tiroid dan paratiroid di leher, timus, adrenal dan pankreas di
perut, dan gonad, indung telur atau testis di perut bagian bawah. Secara umum sistem endokrin
berfungsi untuk membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang, menstimulasi urutan perkembangan, mengkoordinasi sistem reproduktif,
memelihara lingkungan internal optimal, dan melakukan respons korektif dan adaptif ketika
terjadi situasi darurat.
Karakteristik sistem endokrin:

 Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus. Kelenjar ini mensekresi hormone langsung ke
dalam cairan jaringan disekitar sel-selnya. Sebaliknya kelenjar eksokrin seperti kelenjar
saliva, mensekresi produknya ke dalam duktus.
 Kelenjar endokrin biasanya mensekresi lebih dari satu jenis hormone (Kelenjar paratiroid
yang hanya mensekresi produknya ke dalam duktus.
 Konsentrasi hormone dalam sirkulasi adalah rendah
 Kelenjar endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik.

B. Bagian-bagian Sistem Endokrin


1. Struktur utama
Sistem endokrin manusia terdiri dari beberapa sistem yang beroperasi melalui loop
umpan balik. Beberapa sistem dari umpan balik penting dimediasi melalui hipotalamus dan
hipofisis.
TRH - TSH - T3 / T48
GnRH - LH / FSH - Hormone Seks
CRH - ACTH - Kortisol
Renin - Angiotensin - Aldosteron
Leptin vs Insulin

2. Kelenjar
Kelenjar endokrin adalah kelenjar sistem endokrin yang mensekresikan produk,
hormone, langsung ke ruang interstitial dan kemudian diserap ke dalam darah daripada
melalui saluran. Kelenjar utama sistem endokrin meliputi kelenjar pineal, kelenjar
hipofisis, pankreas, ovarium, testis, kelenjar adrenal, kelenjar tiroid, hipotalamus, dan
kelenjar paratiroid. Kelenjar hipofisis dan Hipotalamus merupakan organ neuroendokrin.

3. Sel
Sel-sel penyusun organ endokrin dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

1) Sel Neusekretori, adalah sel yang berbentuk seperti sel saraf, tetapi berfungsi
sebagai penghasil hormone. Contoh sel neusekretori ialah sel saraf pada
hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin sehingga dapat juga
disebut sebagai sel neuroendokrin. Sesungguhnya, semua sel yang dapat
menghasilkan sekret disebut sebagai sel sekretori. Oleh karena itu, sel saraf seperti
yang terdapat pada hipotalamus disebut sel neusekretori.
2) Sel endokrin sejati, disebut juag sel endokrin kelasik yaitu sel endokrin yang benar-
benar berfungsi sebagai penghasil hormone, tidak memiliki bentuk seperti sel saraf.
Kelenjar endokrin sejati melepaskan hormone yang dihasilkannya secara langsung
ke dalam darah (cairan tubuh). Kelenjar endokrin sejati dapat ditemukan pada
hewan yang memepunyai sistem sirkulasi, baik vertebrata maupun invertebrata.
Hewan invertebrata yang sering menjadi objek studi sistem endokrin yaitu Insekta,
Crustaceae, Cephalopoda

C. Jenis Kelenjar yang Termasuk ke Dalam Sistem Endokrin


1) Kelenjar Ptituitari, dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) karena
pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormone dari
kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim. Pituitari dibagi
2 bagian, yaitu anterior dan posterior.
a) Hipofisis anterior:
 Hormone Somatotropin (untuk pembelahan sel, pertumbuhan)
 Hormone tirotropin (sintesis hormone tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
 Hormone Adrenokortikotropin (merangsang kelenjar korteks membentuk
hormone)
 Hormone Laktogenik (sekresi ASI)
 Hormone Gonadotropin (FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria
pembentukan spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus
luteum,pada pria merangsang sel interstitial membentuk hormone testosteron)
b) Hipofisis Medula (membentuk hormone pengatur melanosit)
c) Hipofisis posterior
 Hormone oksitosin (merangsang kontraksi kelahiran)
 Hormone Vasopresin (merangsang reabsorpsi air ginjal)

2) Kelenjar Hipothalamus.
Hipotalamus adalah bagian dari otak yang mengeluarkan bahan kimiawi berupa
hormone yang dibutuhkan tubuh untuk membantu mengendalikan organ dan sel-sel
tubuh. Beberapa hormone penting yang dihasilkan Hipotalamus:
a) Hormone antidiuretik yang berfungsi mengatur keseimbangan kadar air dalam
tubuh, termasuk volume darah, yang pada akhirnya memengaruhi tekanan darah.
b) Hormone oksitosin memengaruhi sistem reproduksi seperti proses persalinan,
menyusui, maupun ejakulasi. Hormone ini juga mengendalikan berbagai perilaku
manusia seperti gairah seksual, rasa cemas, serta membangun ikatan emosi antara
ibu dan bayi dalam proses menyusui
c) Somatostatin, merupakan hormone yang bekerja di sistem saraf pusat, berfungsi
menghambat dan membatasi produksi maupun kerja hormone lain, terutama
hormone pertumbuhan (growth hormone, GH) dan TSH (thyroid-stimulating
hormone).
d) Hormone pelepas hormone pertumbuhan (growth hormone-releasing hormone,
GHRH) Hormone ini berperan dalam pertumbuhan, termasuk perkembangan fisik
pada anak-anak serta metabolisme pada orang dewasa, dengan merangsang
pelepasan hormone pertumbuhan.
e) Hormone pelepas gonadotropin (gonadotropin-releasing hormone, GRH) Bekerja
merangsang pelepasan hormone yang berhubungan dengan fungsi reproduksi,
misalnya proses menstruasi, pubertas, dan pematangan organ seksual.
f) Hormone pelepas kortikotropin (corticotropin-releasing hormone, CRH)
Mengontrol respons tubuh terhadap stres fisik dan emosional, serta bertanggung
jawab untuk menekan nafsu makan dan juga memicu rasa cemas.
g) Hormone pelepas tirotropin. Hormone ini yang akan merangsang produksi hormone
tiroid, untuk mengendalikan metabolisme tubuh, sistem kardiovaskular,
perkembangan otak, mengontrol otot, serta kesehatan pencernaan dan tulang.

3) Kelenjar Tiroid dan Paratiroid.


Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang memiliki bentuk cuping yang kembar serta di
antara kedua cuping tersebut ditemukan daerah yang bisa menggenting. Kelenjar tiroid
ini dapat ditemukan di bawah jakun tepat di depan trakea. Sedangkankelenjar paratiroid
merupakan empat kelenjar yang tersusun berpasangan dengan ukuran yang hampir
sama yaitu hampir sebesar kacang polong. Kelenjar ini melekat pada bagian bawah dan
juga atas dari kelenjar tiroid. Tepatnya berada pada setiap sisi dari kelenjar tiroid yang
ada di dalam leher. Beberapa hormone yang dihasilkan Kelenjar Tiroid adalah:
a) Hormone Tiroksin, membantu metabolisme yang terjadi di dalam tubuh.
b) Hormone Triiodotironin, memiliki fungsi untuk membantu distribusi garam serta
air yang berada di dalam tubuh organisme atau manusia.
c) Hormone Kalsitonin, memiliki peran penting dalam menjaga kalsium di dalam
darah untuk tetap seimbang.

4) Kelenjar Adrenal.
Setiap orang memiliki dua buah kelenjar adrenal. Kedua kelenjar ini terletak di atas
ginjal dan berukuran kurang lebih separuh ibu jari. Meski berukuran kecil, namun
kelenjar adrenal memainkan peranan penting dalam memproduksi hormone dan
mendukung berbagai fungsi di dalam tubuh. Beberapa hormone yang dihasilkan
Kelenjar Adrenal yaitu:
a) Hormone kortisol atau hormone stres dihasilkan di lapisan adrenal luar (korteks).
b) Hormone aldosteron dihasilkan di lapisan adrenal luar.
c) Hormone adrenalin Disebut juga hormone epinefrin, dihasilkan di lapisan adrenal
dalam atau medula.
d) Hormone noradrenalin, disebut juga dengan hormone norepinefrin.

5) Kelenjar Pankreas. Kelenjar ini memiliki 2 fungsi, yaitu:


a) Sebagai kelenjar Endokrin: Pankreas menghasilkan hormone-hormone sebagai
berikut: Insulin, Glukagon, Somatostatin, dan Polipeptida Pankreas. Hormone-
hormone endokrin ini utamanya mengatur keseimbangan kadar gula dalam tubuh.
b) Sebagai kelenjar Eksokrin: Pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang
dialirkan ke saluran cerna. Enzim tersebut memiliki fungsinya masing-masing.
Misalnya, enzim lipase untuk menguraikan lemak, kemotripsin dan tripsin untuk
mencerna protein, serta amilase untuk menguraikan karbohidrat.

6) Kelenjar Kelamin, adalah kelenjar endokrin yang memproduksi dan mengeluarkan


steroid yang mengatur pembangunan tubuh dan mengendalikan karakteristik seksual
sekunder. Gonad adalah organ yang memproduksi sel kelamin. Pada pria, gonadnya
adalah testis yang bertanggung jawab menghasilkan sperma, dan pada wanita gonadnya
adalah ovarium yang bertanggung jawab menghasilkan ovum. Secara umum, kelanjar
kelamin (kelenjar gonad) pada laki-laki dan perempuan sangat berbeda baik dari segi
struktur fisiologis, kandungan dan jumlah hormone yang dikandungnya. Kelenjar
gonad pada wanita (ovarium) menghasilkan hormone estrogen, progesteron, dan
testosterone.

7) Kelenjar Pineal.
Kelenjar pineal merupakan kelenjar endokrin yang mengatur irama harian aktivitas
tubuh. Kelenjar pineal terletak jauh di dalam otak di daerah yang disebut epithalamus,
di mana dua bagian otak bergabung. Pada manusia, kelenjar pineal terletak di tengah
otak; ia duduk di lekukan tepat di atas talamus, yang merupakan area yang
mengoordinasikan berbagai fungsi yang berkaitan dengan indera kita.
Hormone utama yang dihasilkan dan disekresikan oleh kelenjar pineal adalah
melatonin. Melatonin berperan dalam mengatur ritme biologis, contohnya ketika
sedang tidur. Ketika malam hari, konsentrasi melatonin akan mengalami peningkatan
sehingga mengakibatkan seseorang akan mengantuk dan akhirnya tidur. Sementara
ketika siang hari, konsentrasi melatonin akan menurun dan membuat orang menjadi
terjaga. Maka dari itu, fungsi dari jenis hormone ini sangatlah penting bagi aktivitas
manusia setiap harinya.

8) Kelenjar Timus, adalah salah satu kelenjar yang terdapat pada tubuh manusia yang
letaknya berada di rongga dada pada bagian atas. Kelenjar ini berfungsi untuk
memproses limfosit atau sejenis sel darah putih yang dapat membantu untuk melawan
infeksi pada tubuh manusia. Selain itu, fungsi lain dari kelenjar timus ini juga adalah
untuk mengembangkan meastenia gravis atau sebuah kondisi sel T menyerang system
saraf yang terhubung pada otot. Hormone tang dihasilkan kelenjar timus adalah
hormone thymosin, dan Beberapa jenis hormone, seperti insulin dan melatonin
(hormone pengatur tidur), juga diproduksi oleh kelenjar ini, tapi jumlahnya hanya
sedikit.

9) Kelenjar Hipofisis atau pituitari merupakan suatu kelenjar yang berada di dalam
otak. Dimana kelenjar ini akan memproduksi hormone yang berperan dalam membantu
mengatur pertumbuhan, tekanan darah, produksi dan pembakaran energy serta berbagai
macam fungsi organ tubuh lainnya. Kelenjar hipofisis terdiri dari dua bagian yaitu
bagian depan (lobus anterior) dan bagian belakang (posterior). Hormone yang
diproduksi lobus anterior:
a) Hormone pertumbuhan (growth hormone atau GH). Hormone ini bekerja pada
tulang, otot, tulang rawan, dan kulit.
b) Thyroid stimulating hormone (TSH atau tirotropin). Peran TSH dalam tubuh adalah
untuk merangsang kelenjar tiroid (kelenjar gondok) untuk memroduksi tiroksin.
Fungsi utama dari hormone tiroksin adalah mengatur metabolisme tubuh.
c) Hormone Adrenokortikotropik (ACTH). ACTH dalam tubuh berperan dalam
mengaktifkan kelenjar adrenal. Peran lainnya adalah menjaga tingkat tekanan darah
dan glukosa darah.
d) Prolaktin (PRL). Fungsi prolaktin adalah memberi sinyal tubuh sekresi air susu
setelah kelahiran anak (pada wanita). Pada pria, hormone prolaktin ditemukan
dengan kadar rendah yang berguna pada produksi sperma.
e) Follicle Stimulating Hormone (FSH). Hormone yang dihasilkan kelenjar pituitari
jenis ini memiliki peran pada kerja organ reproduksi. Pada perempuan, FSH
memiliki fungsi mengatur produksi sel telur/ovarium. Sedangkan pada laki-laki,
FSH berperan dalam menghasilkan sperma.
f) Luteinizing Hormone (LH). Sama seperti FSH, LH juga memiliki peran dalam kerja
organ reproduksi. Pada perempuan, LH memiliki fungsi untuk menstimulasi
hormone estrogen dan progesteron yang dapat memicu ovulasi. Sedangkan pada
laki-laki, LH dapat mempengaruhi hormone testosteron dalam menghasilkan
sperma.
g) Hormone oksitoksin. Hormone oksitosin memiliki peran pada saat proses
melahirkan. Kerja dari hormone oksitosin adalah memicu kontraksi rahim yang
berguna pada proses kelahiran anak dan berperan dalam proses produksi air susu
ibu (ASI).
h) Hormone Antidiuretik atau Anti Diuretic Hormone (ADH). Tugas dari ADH adalah
mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh.

D. Cara Kerja Sistem Endokrin


1) Hormone, Reseptor, dan Interaksi Sel
Hormone endokrin dilepaskan oleh kelenjar spesifik dan bergerak ke seluruh tubuh
dalam aliran darah untuk mencapai saluran sel, yang akan memberikan efek tertentu.
Setiap hormone mengenali sel target mereka dari banyak sel lain dalam tubuh melalui
reseptor yang ada pada sel, yang dapat mereka ikat. Reseptor kemudian memulai
serangkaian reaksi kimia di dalam sel untuk menghasilkan efek hormone yang
dimaksudkan.Sebagai contoh, banyak hormone endokrin dapat merangsang pelepasan
bahan kimia yang menginduksi atau mencegah produksi gen tertentu. Setelah aksi
hormone, pelepasan hormone dari kelenjar endokrin harus diatur oleh loop umpan balik
negatif untuk mengontrol proses dan mencegah aktivasi reseptor yang terus menerus
dan berlebihan

2) Regulasi Hormoneal
Berbagai proses dalam sistem endokrin membantu mengatur sekresi hormone dan
tindakan yang dihasilkan. Ini sangat penting bagi tubuh untuk mempertahankan kontrol
atas aksi hormone. Dengan kata lain, regulasi diperlukan untuk memungkinkan
hormone untuk memulai reaksi yang diinginkan ketika dibutuhkan dan membawanya
ke akhir setelah tindakan telah selesai. Misalnya, ketika tubuh ditekankan, kelenjar
hipotalamus mulai mengeluarkan hormone pelepas kortikotropin (CRH) ke dalam
darah.Ini berjalan menuju saluran sel yang memiliki zat yang berfungsi dalam
merangsang pelepasan hormone adrenocorticotrophic (ACTH). ACTH kemudian
bergerak dalam darah ke kelenjar adrenal, untuk merangsang sel-sel korteks adrenal
yang mengeluarkan hormone kortisol. Ketika tubuh telah beradaptasi atau bereaksi
cukup terhadap stres dan tubuh tidak lagi membutuhkan energi lebih banyak, sekresi
kortisol terputus oleh umpan balik negatif. Artinya, semakin tinggi konsentrasi
hormone kortisol dalam darah ‘beri tahu 'hipotalamus bahwa tindakan telah selesai.
Akibatnya, hipotalamus berhenti mengeluarkan hormone pelepas kortikotropin dan
produksi kortisol berkurang.

3) Peraturan Kimia
Bahan kimia juga dapat mengatur pelepasan hormone, seperti ketika kelenjar endokrin
merespons perubahan konsentrasi bahan kimia dalam tubuh. Misalnya, hormone
paratiroid yang memiliki fungsi yang cukup penting bagi kesehatan di dalam tubuh
Ketika kadar kalsium dalam darah turun di bawah ambang tertentu, kelenjar paratiroid
mulai mengeluarkan lebih banyak hormone paratiroid, yang membantu meningkatkan
konsentrasi kalsium dalam aliran darah. Setelah kadar kalsium naik ke tingkat yang
cukup untuk memenuhi fungsi seluler normal dalam tubuh, produksi hormone akan
berkurang.

4) Regulasi Saraf Tiruan


Sistem saraf juga dapat mempengaruhi pelepasan hormone dalam tubuh. Misalnya,
selama proses persalinan, kepala janin mendorong ke arah leher rahim. Stimulasi saraf
di serviks mengaktifkan pelepasan hormone oksitosin dari kelenjar hipofisis untuk
meningkatkan frekuensi dan intensitas kontraksi uterus, dan untuk membebaskan
seluruh zat yang berada di dalam tubuh. Tidak seperti regulasi hormone dan kimia, ini
adalah umpan balik positif, di mana reaksi 19 menyebabkan peningkatan stimulus awal
dan respons lebih lanjut. Hormone hanya berhenti diproduksi ketika bayi lahir dan
tekanan pada serviks berkurang.
E. Klasifikasi Hormone
1) Hormone kelompok steroid diproduksi oleh bagian kortek adrenal, testes, Ovarium,
dan plasenta. Kelompok hormone ini disintesis dari bahan dasar kolesterol, bersifat
larut dalam lipid, bersifat lipofilik atau hidrofobik sehingga hormone ini dapat melintasi
membran sel dengan mudah dan terikat dengan reseptornya yang berada di intraseluler.
Meskipun hormone ini hanya disimpan dalam jumlah sedikit di sel endokrin
penghasilnya, sejumlah besar ester kolesterol yang tersimpan di vakuola sitoplasma
dapat dengan cepat dimobilisasi untuk sintesis steroid setelah adanya stimulus.
Kebanyakan kolesterol di dalam sel penghasil steroid berasal dari plasma, tapi sintesis
de novo juga terjadi di sel penghasil steroid.

2) Hormone golongan protein dan peptida bersifat larut dalam air atau hidrofilik dan
disintesis di retikulum endoplasma granuler (REG) pada sel endokrin dimulai dari
prekursor hormone yang belum mempunyai aktivitas biologis sebagai hormone,
kemudian menjadi prohormone dan dibawa ke badan Golgi dan dikemas dalam vesikel
sekretorik pada akhirnya vesikel disimpan di sitoplasma, apabila dikeluarkan dengan
cara eksositosis.

3) Hormone amina berasal dari tirosin. Dua kelompok hormone yang berasal dari tirosin
adalah hormone-hormone kelenjar tiroid dan medulla adrenal, dibentuk oleh aksi
enzim-enzim yang berada di kompartemen sitoplasmik sel kelenjar. Hormone tiroid
disintesis dan disimpan di kelenjar tiroid dan berikatan dengan makromolekul protein
tiroglobulin yang disimpan di folikel besar di kelenjar tiroid. Sekresi hormone terjadi
ketika amina dipisahkan dari tiroglobulin dan hormone berbentuk bebas sekresi dalam
aliran darah. Setelah memasuki peredaran darah, kebanyakan hormone tiroid
berkombinasi dengan protein plasma, khususnya thyroxine-binding globulin, yang
perlahan-lahan melepaskan hormone ke jaringan target.

F. Penyakit Sistem Endokrin


1) Diabetes mellitus. Diabetes mellitus adalah gangguan dalam metabolisme tubuh
ditandai dengan naiknya kadar gula darah disebabkan kekurangan hormone insulin atau
hormone insulin tidak bekerja dengan maksimal. Diabetes mellitus terbagi atas dua,
yaitu diabetes mellitus tipe 1 adalah gangguan autoimun karena pankreas tidak dapat
mensekresikan hormone insulin. Sedangkan diabetes mellitus tipe 2 adalah keadaan
dimana tubuh seseorang tidak maksimal dalam menerima hormone insulin sehingga
tubuh tidak peka terhadap insulin. Diabetes mellitus dapat menyebabkan banyak
komplikasi yang membahayakan.

2) Diabetes insipidus ialah gangguan penyakit yang disebabkan oleh gangguan tingkat
sirkulasi pada hormone ADH yang memiliki fungsi mengatur cairan dalam tubuh.
Hormone ADH dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Penyebab utama diabetes
insipidus ialah saat ginjal kurang merespon hormone ADH yang ada dan berakibat
ginjal mengeluarkan terlalu banyak cairan dan urin yang dihasilkan pun kurang pekat.
Penyebab lain diabetes insipidus, ialah penyakit ginjal, obat-obatan, gangguan
elektrolit, kondisi lain (kehamilan, anemia, kekurangan protein, dll). Penyakit ini
jarangan menyebabkan kematian. Jenis dan etiologi penting untuk rencana terapi.
Diagnosis dan terapi yang tepat akan membantu kualitas hidup pasien penderita
diabetes insipidus.

3) Hipotiroid adalah penyakit yang terjadi karena kurangnya hormone tiroksin yang
diproduksi dari kelenjar tiroid (Sherwood, 2010). Hipotiroid menyebabkan banyak
kelainan dalam tubuh karena hormone dari kelenjar tiroid berfungsi untuk mengatur
metabolisme dalam tubuh. Akibat yang ditimbulkan dari hipotiroid ini ialah
meningkatnya berat badan tanpa ada alasan yang jelas, mudah lelah, mudah lupa,
kurangnya kesadaran diri. Apabila hipotiroid sudah ada sejak lahir, maka akan terjadi
kretinisme, yaitu keadaan dimana perkembangan fisik dan mental menjadi terhambat.
Ditandai dengan tubuh kecil, bentuk kepala menonjol, tangan dan kaki pendek, dan
lainnya. Sedangkan pada orang dewasa, gejalanya yaitu wajab sembab dan juga rambut
menjadi rontok.

4) Hipertiroid adalah keadaan dimana tubuh memproduksi terlalu banyak hormone tiroid.
Penyebab utama kelainan ini ialah penyakit gaves, yaitu penyakit autoimun dimana
tubuh memproduksi TSI (thyroid stimulating immunoglobulin) juga dikenal sebagai
LATS (long acting thyroid stimulator), yang merupakan antibodi yang menuju reseptor
TSH (thyroid stimulating hormone) pada sel tiroid. Pasien penderita hipertiroid ditandai
dengan terjadinya perbesaran kelenjar tiroid. Hipertiroid ditemukan di semua usia.

5) Penyakit addison terjadi pada kelenjar adrenal. Penyakit ini disebabkan karena
produksi korteks adrenal terlalu sedikit dari biasanya. Penyebab utama pada penyakit
addison ini merupakan kelainan autoimun dimana terjadi kesalahan pada produksi
hormone aldosteron dan kortisol yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal menjadi terlalu
sedikit.

6) Sindrom cushing adalah adanya rangsangan berlebih dari korteks adrenal dengan
jumlah hormone CRH dan/atau ACTH, terdapat tumor pada kelenjar adrenal yang
mengakibatkan kesulitan dalam mensekresi hormone kortisol ACTH, terdapat tumor
yang mensekresi hormone ACTH selain dari kelenjar pituitari, yang biasanya terdapat
pada paru-paru.

7) Pubertas prekoks adalah pubertas dini, dimana keadaan seseorang mengalami


pubertas lebih awal dari biasanya. Pubertas prekoks sering terjadi pada perempuan.
Pubertas prekoks ini terjadi akibat adanya aktifitas dari luteinizing hormonee (LH). Dari
hasil penelitian Benedict ditemukan bahwa hampir sepertiga wanita yang menderita
MAS mengalami pubertas prekoks Keadaan yang terjadi pada pasien perempuan yang
mengalami pubertas prekoks ini adalah menstruasi yang datang tiba–tiba, yang
mengakibatkan perdarahan pada vagina yang terjadi pada waktu usia satu tahun
kelahiran. Keadaan lain yang terjadi pada perempuan dengan sindrom ini adalah tidak
adanya rambut kemaluan atau jumlahnya yang lebih sedikit dari yang normal. Penderita
MAS perempuan yang mengalami pubertas prekoks ini memiliki faktor predisposisi
yang tinggi terhadap resiko terjadinya kanker payudara. Pada anak laki-laki, pubertas
prekoks ini jarang dijumpai.

8) Akromegali adalah penyakit akibat produksi Growth Hormonee (GH) yang berlebih.
Penyakit ini umumnya disebabkan oleh adenoma kelenjar hipofisis, suatu bentuk tumor
jinak yang baru terjadi setelah usia dewasa.

G. Kesimpulan
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi dan mengatur
hormone dalam aliran darah untuk mengontrol banyak fungsi tubuh. Sistem ini tumpang tindih
dengan sistem saraf dan eksokrin dan tanggung jawabnya meliputi metabolisme, pertumbuhan,
dan perkembangan seksual. Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah pituitari, hipotalamus,
dan pineal yang terletak di otak, tiroid dan paratiroid di leher, timus, adrenal dan pankreas di
perut, dan gonad, indung telur atau testis di perut bagian bawah. Sistem endokrin memiliki
fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu mensekresikan hormone-hormone yang
bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol
perkembangan seksual dan reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai