Anda di halaman 1dari 50

SISTEM EKSRESI PADA MANUSIA

Organ atau alat-alat


ekskresi pada manusia
terdiri dari:

1. Paru-paru,
2. Hati.
3. Kulit, dan
4. Ginjal.
1. Paru-Paru (Pulmo)
Sistem pernafasan secara garis besarnya terdiri dari paru-paru dan susunan saluran
yang menghubungkan paru-paru dengan yang lainnya, yaitu hidung, tekak, pangkal
tenggorok, tenggorok, cabang tenggorok. Pada awalnya kita menghirup udara melalui
rongga hidung yang kemudian melewati tekak dan pangkal tenggorok kemudian terus ke
tenggorokan. Tenggorok bentuknya seperti pipa yang kuat, terletak di depan
kerongkongan, melalui leher sampai mencapai rongga dada sebelah atas. Dinding
tenggorok diperkuat oleh beberapa cincin rawan yang pada bagian belakangnya terbuka.
Dalam rongga dada, tenggorok bercabang dua yaitu tenggorok kanan dan kiri yang
masing-masing cabang memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Kedua cabang
tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting seperti pada pohon. Pada ranting-rantingnya
yang terakhir terdapat gelembung-gelembung paru-paru yang amat kecil dan amat tipis
dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Dalam
dindingnya mengalir darah melalui pembuluh-pembuluh kapiler, sehingga mudah terjadi
pertukaran gas dari darah ke udara yang terdapat dalam gelembung paru-paru dan
sebaliknya. Darah tersebut mengambil zat pembakar (oksigen) dan mengeluarkan
karbondioksida.
Dari penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan yaitu pertama, fungsi utama
dari adanya sistem pernafasan kita adalah untuk memberikan darah gas oksigen yang
nantinya disalurkan keseluruh tubuh. Kedua, ketika kita bernafas maka yang kita hirup
adalah gas oksigen (lambang kimianya O2 ) sedangkan gas yang dilepaskan diesbut gas
karbondioksida dengan lambang kimianya CO2.
Gambar bagian-bagian paru-paru

Proses terjadinya
pernafasan
1. Hidung
2. Saluran Pernapasan ,
terdiri dari:
 Faring
 Laring
 Trakea(Batang
tenggorok)
 Bronkhus
 Bronkheolus
 Alveolus
3. Paru- Paru
a. FUNGSI PARU-PARU
b. KELAINAN-KELAINAN
Paru-paru merupakan organ yang sangat PADA PARU-PARU
vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru- 1. Asma atau sesak nafas
paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem 2. Kanker Paru-Paru
Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk 3. Emphisema
mengeluarkan KARBONDIOKSIDA (CO2) dan
UAP AIR (H2O).
C. CARA MENGATASI KELAINAN
PADA PARU-PARU

1. Mengatur pola makan dengan


mengkonsumsi makanan yang sehat dan
bergizi secara teratur
2. Berolah raga dengan teratur
3. Istirahat minimal 6 jam per hari
4. Mengindari konsumsi rokok,
minum minuman beralkohol dan narkoba
5. Hindari Stress
2 . HATI

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut
sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga
termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal
dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan
anomia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses
pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Sebagai kelenjar,
hati menghasilkan empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu berasal dari
hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu merupakan cairan kehijauan dan
terasa pahit. Zat ini disimpan di dalam kantong empedut . Empedu mengandung
kolestrol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Empedu
yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu
daya absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat
yang larut dalam air
a. FUNGSI HATI
1.Menghasilkan empedu yang berasal
dari perombakan sel darah merah

2. Menetralkan racun yang masuk ke


dalam tubuh dan membunuh bibit
penyakit

3. Mengubah zat gula menjadi glikogen


dan menyimpanya sebagai cadangan
gula

4. Membentuk protein tertentu dan


merombaknya

5. Tempat untuk mengubah pro vitamin


A menjadi vitamin

Gambar. HATI
6. Tempat pembentukan protrombin yang
berperan dalam pembekuan darah
Zat warna empedu hasil perombakan sel darah
merah yang telah rusak tidak langsung dikeluarkan
oleh hati, tetapi dikeluarkan melalui alat
pengeluaran lainnya. Misalnya, akan dibawa oleh
darah ke ginjal dan dikeluarkan bersama-sama di
dalam urin.

7. Fungsi lain dari hati adalah mengubah zat


buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan dalam
empedu dan urin, serta mengubah glukosa yang
diambil dari darah menjadi glikogen yang disimpan
di sel-sel hati.
b.KELAINAN-KELAINAN PADA HATI

Gangguan pada hati yang umumnya dijumpai di


masyarakat saat ini adalah hepatitis atau penyakit
kuning. Disebut demikian karena tubuh penderita
menjadi kekuningan, disebabkan zat warna empedu
beredar ke seluruh tubuh. Penyakit ini disebabkan
oleh serangan virus yang dapat menular melalui
makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah.
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati.
Penyebab penyakit hepatitis yang utama adalah virus.
Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah cukup
banyak dan digolongkan menjadi virus hepatitis A, B,
C, D, E, G, dan TT.
C. MENGATASI KELAINAN-
KELAINAN PADA HATI

Cara mengatasi kelainan-kelainan


pada hati diantaranya adalah dengan:
1. Pemberian vaksinasi
2. Makan makanan yang sehat
3. Menghindari penggunaan obat-
obatan terlarang
4. Berolahraga dengan teratur
5. Sterilisasi penggunaan jarum
suntik
6. Menghindari pergaulan bebas
(berganti-ganti pasangan)
3. KULIT

Gambar. KULIT
Diagram Kulit Manusia
Manusia memiliki 3 juta kelenjar keringat. Kelenjar keringat dapat ditemukan
di dermis, dekat permukaan luar kulit. Kebanyakan terdapat di telapak tangan
dan kaki, dan tidak terdapat di bibir. Dengan aktivitas fisik yang berat dalam
suhu hangat sampai panas, kelenjar akan mengeluarkan sekitar 2 liter keringat
lebih banyak dari biasanya. Kulit memiliki 2 jenis kelenjar keringat:
kelenjar keringat apokrin dan merokrin. Kedua jenis kelenjar ini tersusun atas
sel mioepitel (dari bahasa Latin: myo-, "otot"), sel epitel khusus yang terletak
antara sel kelenjar dan lamina basalis di bawahnya. Kontraksi sel mioepitel
memeras kelenjar dan melepaskan sekret yang sudah menumpuk. Aktivitas
sekretorik sel kelenjar dan kontraksi sel mioepitel dikendalikan oleh
sistem saraf otonom dan hormon yang beredar dalam tubuh.
Di samping itu, kelenjar serumen, yang memproduksi kotoran telinga, dan
kelenjar susu, sering dianggap sebagai modifikasi kelenjar keringat. Kedua
kelenjar itu nampak sebagai susunan sel yang bundar dan mengelilingi lumen di
tengah. Sel yang mengelilingi lumen adalah epitel kubus berlapis.
a. Fungsi Penting Kelenjar Minyak

Fungsi kelenjar minyak adalah , yang


mengeluarkan pelumas dan lemak
lainnya, penting bagi kesehatan kulit
kita. Sebagaimana kita lihat, kelenjar
minyak, sebagaimana jaringan lainnya,
memiliki peran tersendiri: mencegah
kulit kita kering. Kelenjar minyak
ditempatkan bersama kelenjar keringat
untuk tujuan ini
b. Fungsi kulit
antara lain sebagai berikut:
a. Mengeluarkan keringat
b. Pelindung tubuh
c. Menyimpan kelebihan lemak
d. Mengatur suhu tubuh, dan
e. Tempat pembuatan vitamin D dari
pro vitamin D dengan
bantuan sinar matahari yang
mengandung ultraviolet
C. ANATOMI KULIT

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan
luar adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari
ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari mesoderm
adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat
serta subkutis..
DERMIS
EPIDERMIS
terdiri dari 5 lapisan, yaitu Merupakan bagian yang paling
penting di kulit yang sering
• staratum Komeum dianggap sebagai “True Skin”.
Terdiri atas jaringan ikat yang
• Staratum Lusidum
menyokong epidermis dan
• Staratum Granulosum menghubungkannya dengan
jaringan subkutis. Tebalnya
• staratum Spinosun bervariasi, yang paling tebal pada
telapak kaki sekitar 3 mm.
• startu Basale
Dermis terdiri dari dua lapisan :
•Lapisan papiler; tipis
mengandung jaringan ikat jarang.
•Lapisan retikuler; tebal terdiri
Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, dari jaringan ikat padat.
sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan
mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan
pengenalan alergen (sel Langerhans).
 SUBKUTIS

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis


yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat
jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar
dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya
berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan
nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke
dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur
dasar, isolasi panas, cadangan kalori, kontrol bentuk
tubuh dan mechanical shock absorber.
d. KLASIFIKASI LUKA

Luka dapat terjadi pada trauma, pembedahan,


neuropatik, vaskuler, penekanan dan keganasan
Luka diklasifikasikan dalam 2 bagian : e. PENYEMBUHAN LUKA
 Luka Akut
Fisiologi penyembuhan luka
 Luka Kronik
secara alami akan mengalami
fase-fase seperti dibawah ini :
 Fase inflamasi
 Fase proliferasi atau
fibroplasi
 Fase remodeling atau
maturasi
 Faktor yang mempengaruhi
b. Faktor umum
penyembuhan luka :
1.Usia
a. Faktor lokal
2.Anemia
1.Suplai pembuluh darah yang kurang
3.Anti inflammatory drugs
2.Denervasi
4.Cytotoxic and metabolic drugs
3.Hematoma
5.Diabetes mellitus
4.Infeksi
6.Hormon
5.Iradiasi
7.Infeksi sistemik
6.Mechanical stress
8.Jaundice
7.Dressing material
9.Penyakit menular
8.Tehnik bedah
10.Malnutrisi
9.Irigasi
11.Obesitas
10.Elektrokoagulasi
12.Temperatur
11.Suture materials
13.Trauma, hipovolemia dan
12.Antibiotik
hipoksia
13.Tipe jaringan
14.Uremia
14.Facilitious wounds
15.Vitamin C dan A
f. MENGATASI KELAINAN PADA KULIT

Kulit perlu mendapat perawatan yang tepat agar


senantiasa sehat. Berikut 4 langkah perawatan kulit yang
sangat mendasar:
a. Makan makanan yang mengandung nutrisi
b.Minum air putih minimal 8 gelas setiap hari
c.Berolahraga dengan teratur
d.Mandi untuk membersihkan badan
4. GINJAL

a. Struktur Ginjal
Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan
kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan
panjangnya ± 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju
ginjal.
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
a. korteks (bagian luar)
b. medulla (sumsum ginjal)
c. pelvis renalis (rongga ginjal).
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga permukaan
kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron
terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat
kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih.
Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial.
Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman
yang pada dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh
ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai
tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing
menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra.
Gambar struktur Anatomi Ginjal
Gambar. Ginjal Terletak di Dorsal Pinggang
Berjumlah sepasang
a.FUNGSI GINJAL
1. Menyaring dan membersihkan darah dari
zat-zat sisa metabolisme tubuh
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya
berlebihan
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali)
elektrolit tertentu yang dilakukan oleh
bagian tubulus ginjal
4. Menjaga keseimbanganan asam basa
dalam tubuh manusia
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan
membentuk dan mematangkan sel-sel darah
merah (SDM) di sumsum tulang.
b. PROSES PEMBENTUKAN URINE
Ginjal berperan dalam proses
pembentukan urin yang terjadi
melalui serangkaian proses, yaitu
•Penyaringan (filtrasi)
•Penyerapan kembali (reabsorbsi)
•Augmentasi
C. HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI URIN

Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan
mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karma meningkatkan
permeabilitias sel terhadap air

Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor berikut :

•Jumlah air yang diminum


• Saraf
•Banyak Sedikitnya hormon
insulin
•1. Gagal Ginjal

d. KELAINAN PADA GINJAL


Kelainan-kelainan pada ginjal diantaranya adalah gagal ginjal dan batu ginjal.

Gagal ginjal merupakan kelainan pada ginjal dimana ginjal sudah tidak dapat berfungsi
Sebagaimana mestinya yaitu menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme.
Penyebab terjadinya gagal ginjal antara lain disebabkan oleh:
1. Makan makanan berlemak
2. Kolesterol dalam darah yang tinggi
3. Kurang berolahraga
4. Merokok, dan
5. Minum minuman beralkohol.
•E. MENGATASI GAGAL GINJAL

Kemajuan ilmu pengetahuan, memungkinkan fungsi ginjal digantikan. Penggantian


fungsi tersebut dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT) atau Terapi Pengganti
Ginjal (TPG). Ada dua cara TPG, yakni transplantasi/cangkok ginjal dan dialisis/cuci darah
. Dialisis/cuci darah dibedakan menjadi:
1. HD (Hemodialisis), dialisis dengan bantuan mesin
2. PD (Peritoneal Dialisis), dialisis melalui rongga perut
3. Batu Ginjal
Batu ginjal merupakan kristal yang terlihat seperti batu yang terbentuk di ginjal.
Kristal-kristal tersebut akan berkumpul dan saling berlekatan untuk membentuk formasi
“batu”. Apabila batu tersebut menyumbat saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih,
saluran kemih manusia yang mirip selang akan teregang kuat karena menahan air seni yang
tidak bisa keluar.hal itu tentu menimbulkan rasa sakit yang hebat.
SISTEM EKSRESI PADA
VERTEBTATA

Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal. Struktur ginjal
yang paling primitive pada vertebrata disebut akrinefros atau holonefros. Pada
prinsipnya, terdapat beberapa ginjal pada vertebrata, yaitu:
•Pronefros.
• opistonefros.
• Mesonefros
•metanefros.
Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio
atau larva. Selanjutnya pronefros akan berubah menjadi mesonefros,
kemudian setelah hewan dewasa berubah lagi menjadi metanefros.
Opistonefros terdapat pada kelompok hewan Anamniota
(Cyclostomata, Pisces, dan Amfibi), sedangkan mesonefros terdapat
pada fase embrio Amniota (Reptil, Aves, dan Mamalia). Namun
setelah dewasa, mesonefros ini berubah menjadi metanefros.
A. SISTEM EKSRESI PADA PISCES
Sistem eksresi ikan seperti juga pada vertebrata lain, yang mempunyai
banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air tubuh, menjaga
keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari metabolisme
protein. Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
•Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
•Kulit, kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin
untuk memudahkan gerak di dalam air.
•Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.
yang berperan dalam mengeliminasi
kelebihan garam.
Berkembang dua tipe Ginjal berfungsi untuk menyaring sesuatu
ginjal pada ikan, yaitu; yang terlarut dalam air darah dan hasilnya akan
Pronefros dikeluarkan lewat korpus renalis. Tubulus yang
Ginjal pronefros adalah yang bergulung berperan penting dalam menjaga
paling primitif, meski keseimbangan air. Hasil yang hilang pada bagian
terdapat pada perkembangan tubulus nefron, termasuk air dan yang lain,
embrional sebagian besar diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah. Korpus
ikan, tetapi saat dewasa tidak renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada
fungsional, fungsinya akan ikan air laut, sehingga cairan tubuh tidak banyak
digantikan oleh mesonephros. keluar karena penting untuk menjaga over dilusi
Perkecualian pada (agar cairan tubuh tidak terlalu encer).
ikan‘hagfish’(Myxine) dan Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan
lamprey. air laut, memiliki korpus renalis yang besar dan
 Mesonefros mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada
Ginjal ikan bertipe ikan air tawar. Bangunan seperti kantung kemih
mesonefros, berfungsi seperti pada beberapa jenis ikan hanya untuk
opistonefros pada embrio penampung urine sementara, dan umumnya
emniota. hanya berupa perluasan dari bagian akhir duktus
ekskretori.
OSMOREGULASI
Pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak bagi kehidupan ikan,
sehingga proses-proses fisiologis tubuhnya berfungsi normal.
•Osmoregulasi dilakukan dengan berbagai cara melalui:
- ginjal
- kulit
- membran mulut
Osmoregulasi pada ikan air tawar
• Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis.
Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh.
• Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomeruli
dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan
garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya.
Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali pada
tubuli proximallis dan garam-garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal
bersifat impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air.
• Urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi.
Osmoregulasi pada ikan air laut
• Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam
darahnya. Ikan air laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-
sel tubuhnya karena proses osmosis. Untuk itu, insang ikan air laut
aktif mengeluarkan garam dari tubuhnya. Untuk mengatasi
kehilangan air, ikan ‘minum’air laut sebanyak-banyaknya. Dengan
demikian berarti pula kandungan garam akan meningkat dalam cairan
tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan kelebihan
garam harus dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi
osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit
dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi
sebagai penahan air.
• Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya
lebih kecil daripada ikan air tawar.
B. SISTEM EKSRESI PADA AMPHIBI
Alat ekskresi pada katak ialah ginjal
opistonefros yang dihubungkan dengan ureter di
vesika urinaria. Berwarna merah kecokelatan serta
terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Alat
ekskresi lainnya ialah kulit, paru-paru, dan insang.
Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran
kelaminnya bersatu, sedangkan katak betina tidak.
Saat mengalami metamorfosis, amfibi mengubah
ekskresi amonia menjadi urea. Hal ini terjadi saat
larva berubah jadi berudu dan hewan darat dewasa.
Seperti halnya ikan, ginjal pada katak juga berperan
dalam pengaturan kadar air dalam tubuh.
Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk
mengeluarkan air yang berlebih. Karena kulit katak permeable terhadap air, maka
pada saat ia berada di air, banyak air yang masuk ke tubuh katak secara osmosis.
Pada saat ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak
membuangnya. Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai
dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh
glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan – bahan yang
diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui glomerulus
dibatasi. Katak juga menggunakan kantung kemih untuk konservasi air. Apabila
sedang berada di air, kantung kemih terisi urine yang encer. Pada saat berada di
darat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang hilang melalui
evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama dengan
ADH.
C. SISTEM EKSRESI PADA REPTIL
Alat ekskresi pada Reptil berupa sepasang ginjal metanefros, kulit, dan paru-
paru. Metanefros berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan alat
ekskresi utama saat stadium embrio menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke
vesika urinaria yang bermuara langsung ke kloaka. Bentuk ureter menyempit di
bagian posterior, ukurannya kecil, dan permukaannya beruang-ruang. Selain ginjal,
reptile memiliki kelenjar kulit yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna
untuk mengusir musuh. Pada jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang vesika
urinaria tambahan yang juga bermuara langsung ke kloaka dan berfungsi sebagai
organ respirasi.
Pada kura-kura betina, alat respirasinya juga
berperan membasahi tanah yang dipersiapkan
untuk pembuatan sarang sehingga menjadikan
tanah lebih lunak dan mudah digali. Hasil ekskresi
reptile adalah asam urat. Dibandingkan Amfibi,
Reptil hanya menggunakan sedikit air untuk
membilas sampah nitrogen dari darah karena
sebagian sisa metabolisme diekskresikan sebagai
asam urat yang tidak beracun dalam bentuk pasta
berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian
tabung ginjal. Pada beberapa anggota Reptil,
seperti buaya dan kura-kura air, selain
mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan
amonia. Khusus pada kura-kura laut terjadi
ekskresi garam dari sepasang kelenjar garam di
kepala yang bermuara di sudut mata, sehingga
sering terlihat seperti mengeluarkan air mata.
Anggota lainnya, seperti ular, crocodilian, dan
alligator tidak mempunyai vesika urinaria
sehingga asam urat keluar bersama feses.
D. SISTEM EKSRESI PADA AVES
Alat ekskresi berupa sepasang ginjal metanefros, kulit, dan paru-paru. Ginjal
dihubungkan oleh ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung
ginjal burung lebih banyak dari mamalia karena kecepatan metabolisme burung sangat tinggi.
Tiap 1 ml kubik jaringan korteks burung mengandung 100 sampai dengan 500 tabung ginjal
yang membentuk lengkung Henle kecil. Air dalam tubuh disimpan melalui reabpsorpsi di
tubulus. Di dalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh.
Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal
putih yang bercampur feses.
Khusus pada burung laut, seperti camar, selain mengekskresikan asam urat juga
mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan karena meminum air gram dan makan ikan laut
yang banyak mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam di atas
mata. Larutan garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan
akhirnya garam menetes dari ujung paruh. Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi
memiliki kelanjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk
meminyaki bulu-bulunya.

Anda mungkin juga menyukai