Anda di halaman 1dari 4

Sistem Ekskresi Manusia

Kelas xi

A. Pengertian Dan Organ Sistem Ekskresi


Sistem Ekskresi Merupakan suatu proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tisak di
perlukan oleh tubuh
Organ Sistem Ekskresi Manusia
1. Ginjal

Ginjal merupakan organ ekskresi pada manusia yang berbentuk seperti kacang. Jumlahnya dua dan terletak di
kanan dan kiri tulang belakang, tepatnya di bawah hati dan limpa. Dalam tubuh manusia dewasa, ginjal biasanya
memiliki panjang sekitar 11 cm. Berat dan besarnya bervariasi, tergantung jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya
ginjal pada sisi lain. Pada lelaki dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6
cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan.
Pada wanita dewasa, berat ginjal sekitar 115 – 155 gram. Volume rata-rata ginjal adalah 146 cm3 di kiri dan 134
cm3 di kanan. Ginjal berfungsi melakukan penyaringan terhadap darah didalam tubuh. Disamping itu juga
mengatur tingkat keseimbangan air, dan mengatur konsentrasi garam yang ada pada tubuh.
Ginjal menerima darah dari sepasang arteri renalis, dan darah keluar lewat vena renalis. Setiap ginjal berhubungan
dengan ureter, tabung yang membawa urin keluar ke kandung kemih.
Sebagai alat ekskresi, ginjal akan menjalankan tiga tahapan dalam proses pembuangan, termasuk penyaringan
(filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi) dan pengumpulan (augmentasi) yang dijelaskan lebih lanjut pada buku
Seri Biologi Organ Tubuh Manusia – Ginjal & Kandung Kemih.
Pada tahap Penyaringan atau filtrasi ginjal menyaring cairan dalam darah, sebelum akhirnya kembali ke jantung
dan paru paru. Cairan yang tersaring berupa urin primer yang masih mengandung air, glukosa, dan asam amino.
Namun sudah tidak mengandung protein dan darah. Kemudian Penyerapan kembali atau reabsorbsi terjadi di
bagian ginjal yang bernama tubulus kontortus proksimal. Disini tubulus kontortus proksimal menyerap kembali
zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh.
Adapun hasil dari proses reabsorbsi adalah urin sekunder. Pengumpulan atau Augmentasi Dalam tahap ini terjadi
pengumpulan cairan yang telah dilakukan dalam tahapan-tahapan sebelumya. Ini merupakan tahapan terakhir dan
terjadi di bagian tubulus kontortus distal. Cairan yang dihasilkan oleh tahapan ini sudah berbentuk urin
sesungguhnya. Proses Pembentukan Urin:
 Filtrasi: Proses penyaringan sel-sel darah. Hasil dari proses filtrasi berupa urin primer yang masih
mengandung air, glukosa, dan asam amino. Akan tetapi sudah tidak mengandung protein dan darah.
 Reabsorbsi: Proses penyerapan kembali zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Hasil dari proses
reabsorbsi adalah urin sekunder.
 Augmentasi: Proses pengumpulan cairan dari proses sebelumnya. Hasil dari proses augmentasi adalah urin
sesungguhnya.
2. Kulit

Kulit adalah lapisan jaringan pelindung paling luar pada manusia, yang terdapat di permukaan tubuh. Sama seperti
ginjal, kulit juga memiliki peran dalam sistem ekskresi karena mampu mengeluarkan zat–zat sisa berupa kelenjar
keringat. Fungsi lain dari kulit adalah melindungi tubuh terhadap patogen dan kehilangan air yang berlebihan.
Kulit terdiri dari 3 macam lapisan, yang masing-masing memiliki fungsi sendiri, diantaranya:
a. Epidermis (Lapisan Kulit Ari)
Epidermis adalah sebuah lapisan kulit paling luar dan sangat tipis. Epidermis terdiri dari lapisan tanduk
dan lapisan malphigi. Lapisan tanduk adalah sebuah sel-sel mati yang mudah mengelupas dan tidak
mengandung pembuluh darah serta serabut saraf, sehingga lapisan ini tidak dapat mengeluarkan darah
saat mengelupas. Sementara lapisan malphigi adalah sebuah lapisan yang terdapat di bawah lapisan
tanduk, yang tersusun dari sel-sel yang hidup dan memiliki kemampuan untuk membelah diri. Di dalam
lapisan malphigi terdapat sebuah pigmen yang dapat menentukan warna kulit serta melindungi sel dari
kerusakan akibat sinar matahari.
b. Dermis (Lapisan Kulit Jangat)
Dermis adalah sebuah lapisan kulit yang terletak di bawah lapisan epidermis. Lapisan ini lebih tebal
daripada lapisan epidermis dan terdiri dari beberapa jaringan, termasuk pembuluh kapiler yang bertugas
untuk menyampaikan nutrisi pada akar rambut dan sel kulit; kelenjar keringat yang bertugas untuk
menghasilkan keringat; kelenjar minyak yang akan menghasilkan minyak agar kulit dan rambut tidak
kering; pembulu darah untuk mengedarkan darah ke seluruh sel atau jaringan; ujung-ujung saraf yang
meliputi ujung saraf perasa, peraba, rasa nyeri, rasa panas, dan rasa sentuhan; dan kantong rambut yang
menjadi tempat akar, batang dan kelenjar minyak rambut.
c. Lapisan Bawah Kulit
Lapisan ini terletak di bawah dermis, diantara lapisan jaringan ikat bawah kulit dengan dermis yang
dibatasi oleh sel lemak. Dan lemak ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari benturan, sebagai sumber
energi dan penahan suhu tubuh.
3. Paru-Paru

Ada sepasang paru-paru di dalam tubuh manusia, yakni paru-paru kanan dan kiri. Keduanya terletak di rongga
dada, dimana paru-paru kanan biasanya lebih besar, sementara paru-paru kiri yang berdekatan dengan jantung
lebih kecil. Selain menjadi organ dalam sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran
darah (sirkulasi), paru-paru juga berperan dalam sistem ekskresi. Fungsinya mengeluarkan gas-gas sisa proses
pernapasan yaitu gas CO² (karbon dioksida) dan H2O (uap air).

Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi mengeluarkan Karbondioksida (CO2) dan Uap air (H2O).
Karbondioksida dan uap air ini lalu dilepaskan dan dikeluarkan paru-paru melalui hidung. Sebagai gantinya,
oksigen pun diambil. Jumlah oksigen yang diambil melalui udara sendiri berbeda-beda tergantung pada kebutuhan
dan hal itu biasanya dipengaruhi oleh berbagai hal. Sebut saja jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun
jenis bahan makanan yang dimakan. Sebagai hasil zat sisa metabolisme, CO2 diangkut oleh darah melalui tiga
cara, yakni:
 Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari
seluruh CO2);
 Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari seluruh CO2)
 Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai pertukaran klorida (70%
dari seluruh CO2).
Di dalam tubuh, fungsi utama paru-paru memang sebagai alat pernapasan, namun karena bagian ini juga
mengekskresikan zat sisa metabolisme maka paru- paru juga memiliki peranan dalam sistem ekskresi.
Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke
jantung. Dari jantung lalu akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan
CO2 dapat berdifusi atau dapat diekskresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak
kapiler yang mempunyai selaput tipis.

4. Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah
diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga berperan dalam sistem ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu
fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan
asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
Organ tubuh manusia sendiri tersusun secara rapi dan harmonis, sehingga proses kerjanya saling mendukung satu
sama lain seperti halnya dengan hati dan ginjal yang proses kerjanya dibahas lebih lanjut pada buku Cari Tahu
Yuk! Ensiklopedia: Tubuh Manusia.
Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Sebagai organ yang berperan dalam
sistem ekskresi – karena mengekskresikan getah empedu dan urea, hati memiliki beberapa fungsi, antara lain:
 Menghasilkan getah empedu: Getah empedu adalah getah hasil perombakan sel darah merah. Getah ini terdiri
dari dua komponen, yaitu garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu bertugas untuk mengemulsi
lemak, sementara zat warna empedu adalah yang membuat feses dan urine, yang dikeluarkan bersamaan
dengan getah empedu, kekuningan.
 Menghasilkan urea dan amonia: Urea dan amonia adalah salah satu hasil perombakan protein yang harus
dibuang dari tubuh karena beracun. Urea ini akan diserap ke dalam darah, disaring oleh ginjal, lalu keluar
dari tubuh bersama urine. Sementara amonia akan diikat oleh ornitin kemudian dibawa keluar bersama urin
atau dimasukkan ke dalam empedu. Amonia inilah yang akan membuat urin berbau menyengat.
 Merombak sel–sel darah merah yang sudah tua: Hasil perombakan sel darah merah ini disebut globin, zat
besi, dan heme. Untuk zat besi dan globin sendiri akan diproses ulang untuk menghasilkan hemoglobin yang
baru, yang dapat digunakan oleh tubuh kembali. Sedangkan untuk heme itu sendiri, akan diubah menjadi
bilirubin dan biliverdin yang nantinya akan dioksidasi di usus menjadi urobilin yang berguna sebagai zat
warna urin dan feses.
 Mensintesis beberapa zat: Selain sebagai tempat untuk menghasilkan empedu, hati juga berfungsi dalam
sintesis zat. Hal ini dikarenakan hati mengeluarkan beberapa enzim yang salah satunya adalah enzim
arginase. Enzim ini berfungsi untuk mengubah arginin menjadi urea dan ornifi yang dapat meningkatkan
NH3 dan CO2.

B. Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Ekskresi


Setiap organ pada sistem ekskresi ini punya peran tersendiri untuk membuang sisa metabolisme. Dan setiap organ
tersebut punya risiko penyakit yang mengintainya. Lalu apa saja penyakit pada sistem ekskresi?
1. Uremia
Penyakit sistem ekskresi uremia terjadi saat ginjal sudah mengalami kerusakan. Akibatnya, racun atau limbah
pada tubuh yang biasanya dikeluarkan ginjal malah berakhir di aliran darah. Penyakit sistem ekskresi
uremian ini adalah kondisi yang serius, dan kalau nggak segera diobati maka bisa mengancam jiwa. Uremia
juga merupakan tanda tahap terakhir penyakit ginjal kronis.
2. Gagal Ginjal
Gagal ginjal, salah satu penyakit sistem ekspresi ini terjadi saat ginjal kehilangan kemampuan untuk cukup
menyaring limbah dari darah.
Ketika kondisinya udah parah banget, upaya penyembuhannya dilakukan melalui cuci darah rutin dan
transplantasi ginjal. Berbagai penyakit yang dapat menyerang tubuh manusia lainnya dan penyebabnya dapat
juga Grameds baca melalui buku karya Larousse dengan judul Ensiklopedai Cerdas: Tubuh Manusia dibawah
ini.
3. Batu Ginjal
Batu ginjal muncul sebagai pemadatan mineral dan garam yang mengendap di dalam ginjal. Penyakit saluran
ekspresi ini bisa menyebbakn rasa sakit yang parah banget saat ginjal berjaan melewati saluran kemih, meski
biasanya nggak menyebabkan kerusakan permanen.
4. Diabetes Insipidus
Di dalam tubuh manusia ada yang disbeut hormin ADH yang berperan dalam proses reabsorbsi cairan pada
ginjal. Bila jumlahnya berkurang, maka volume urin yang dikeluarkan tubuh bisa meningkat hingga 30 kali
lipat.
5. Uretris
Selain pada ginjal, penyakit sistem ekskresi bisa terjadi pada ureter. Ureter adalh suatu organ berbentuk
tabung untuk mengeluarkan urin dari ginjal ke kandung kemih. Saat ureter ini mengalami peradangan yang
disebabkan oleh infeksi, penderita akan mengalami rasa sakit saat buang air kecil dan keberadaan darah pada
urin.
6. Pneumonia
Pneumonia masuk sebagai salah satu penyakit sistem ekskresi karena fungsi paru-paru sebagai tempat
pertukaran karbondioksida dan oksigen. Pnuemonia disebabkan adanya infeksi oleh bakteri, virus, atau jamur
di alveolus. Akibatnya, oksigen jadi susah masuk karena alvelolus, tempat pertukaran tersebut penuh dengan
cairan.
7. Asma
Asma muncul karena ada penyempitan saluran pernapasan di paru-paru. Penderitanya mengalami sesak dan
sulit bernapas. Penyakit sistem ekskresi yang menyerang ginjal dan paru-paru membuat tubuh kesulitan
mengeluarkan racun dan keseimbangan proses metabolisme. Yang terpenting, jaga kesehatan dengan banyak
konsumsi makanan yang bergizi dan cairan yang baik untuk tubuh.
8. Kutu Air
Kutu air adalah penyakit yang timbul karena keringat pada kulit tidak bisa dikeluarkan dengan baik. Ketika
kult terus-terusan lembap, daerah tersebut menjadi tempat terbaik jamur untuk berkembang biak. Kutu air
adalah infeksi jamur pada kulit yang mengakibatkan Anda menderita gatal, kulit bersisik, dan rasa seperti
terbakar.
9. Jerawat
Jerawat sebetulnya bukan diakibatkan oleh keringat yang dibuang pada ekskresi, namun keringat yang
menumpuk akan mengakibatkan munculnya bakteri yang menyebabkan jerawat. Di sisi lain, terlalu sering
mengelap keringat juga bisa membuat kulit iritasi.

Anda mungkin juga menyukai