Anda di halaman 1dari 24

Sistem Ekskresi Pada Manusia (Artikel Lengkap)

Ekskresi
(Selengkapnya baca artikel tentang Sistem Ekskresi Pada Manusia)
Eksresi adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas. Zat-zat
sisa zat sisa itu berupa urine(ginjal), keringat(kulit), empedu(hati), dan CO2(paru-paru). Zat-zat
ini harus dikeluarkan dari tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan mengganggu bahkan
meracuni tubuh. Selain ekskresi, ada juga defekasi dan sekresi.Defekasi adalah pengeluaran zat
sisa hasil proses pencernaan berupa feses(tinja) melalui anus. Sedangkan sekresi
adalah pengeluaran oleh sel dan kelenjar yang berupa getah dan masih digunakan oleh tubuh
untuk proses lainnya seperti enzim dan hormon.
Ginjal

(Selengkapnya baca artikel tentang Detail Ginjal)


Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di rongga perut sebelah kanan dan kiri ruas
tulang belakang. Letak ginjal sebelah kiri lebih tinggi dari ginjal sebelah kanan. Itu karena di atas
ginjal sebelah kanan terdapat hati yang berukuran besar. Bentuk ginjal seperti biji kacang
berwarna merah keunguan dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal
dibungkus oleh semacam selaput tipis yang disebut kapsul.

Fungsi ginjal:
(Selengkapnya baca artikel tentang 10 Fungsi Ginjal)
Menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah yang dikeluarkan dalam bentuk urin.
Mempertahankan dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh.
Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur konsentrasi garam dalam tubuh.
Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dengan cara mengeluarkan kelebihan asam
atau basa melalui urin.
Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme seperti urea, kreatinin, dan amonia melalui urine.
Bagian-bagian ginjal:
(Selengkapnya baca artikel tentang 20 Bagian-Bagian Ginjal)
Korteks(kulit ginjal), terdapat jutaan nefron yang terdiri dari badan malphigi. Badan malphigi
tersusun atas glomerulus yang diselubungi kapsula Bowman dan tubulus(saluran) yang terdiri
dari tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
Medula(sumsum ginjal), terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut(piramida). Di sini
terdapat lengkung henle yang menghubungkan tubulus kontortus proksimal dan tubulus
kontortus distal.
Rongga ginjal(pelvis), merupakan tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan urin
sementara yang akan dialirkan menuju kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh
melalui uretra.
Proses pembentukan urine dalam bentuk skema:
Darah dari aorta menuju glomerulus(filtrasi atau penyaringan) protein tetap berada di pembuluh
darah dan terbentuk urin primer yang mengandung air, garam, asam amino, glukosa dan
urea >>> tubulus kontortus proksimal(reabsorpsi atau penyerapan kembali) menyerap glukosa,
garam, air, dan asam amino. Terbentuk urin sekunder yang mengandung urea >>> tubulus
kontortus distal(augmentasi atau pengeluaran zat) melepaskan zat-zat yang tidak berguna atau
berlebihan ke dalam urin dan terbentuk urin sebenarnya >>> tubulus kolektivus >>> rongga
ginjal >>> ureter >>> kandung kemih >>>uretra >>> urine keluar tubuh.
(untuk lebih jelasnya, lihat selengkapnya dalam gambar bagian-bagian dan anatomi ginjal)
Jadi, pembentukan urine dibagi menjadi 3 tahap, yaitu filtrasi(penyaringan),
reabsorpsi(penyerapan kembali), dan augmentasi(pengeluaran zat).
Zat-zat yang terkandung dalam urin:
Air. Kurang lebih 95%.

Urea, asam urat, dan amonia dan merupakan sisa pembongkaran protein.
Empedu yang memberikan warna kuning pada urine.
Garam.
Zat yang bersifat racun atau berlebihan lainnya.
Faktor yang memengaruhi jumlah urine yang keluar:
Jumlah air yang diminum.
Banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari darah agar osmosisnya seimbang.
Pengaruh hormon antidiuretik(ADH) atau hormon vasopresin. Yaitu hormon yang mengatur
kadar air dalam darah.
Iklim/musim/cuaca. Ketika musim hujan(dingin) produksi urin berlebihan, ketika musim
kemarau(panas) produksi urin berkurang.
Stimulus atau saraf.
Gangguan dan kelainan pada ginjal:
1. Uremia

tertimbunnya urea dalam darah sehingga mengakibatkan


keracunan.

2. Albuminuria

urine mengandung albumin(protein) yang disebabkan


oleh kerusakan pada glomerulus.

3. Diabetes insipidus

penyakit kekurangan hormon vasopresin atau hormon


antidiuretik(ADH) yang mengakibatkan hilangnya
kemampuan mereabsorpsi cairan. Akibatnya, penderita
bisa mengeluarkan urine berlimpah mencapai 20 liter.

4. Diabetes melitus

terdapat glukosa dalam urine. Terjadi karena menurunnya


hormon insulin yang dihasilkan pankreas.

5. Nefritis

gangguan pada ginjal karena infeksi bakteri streptococcus


sehingga protein masuk ke dalam urine.

6. Batu ginjal

adanya endapan garam kalsium di dalam kantong kemih

7. Gagal ginjal

ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik


sehingga harus dibantu dengan cuci darah atau cangkok
ginjal.

8. Hematuria

urin mengandung darah karena adanya kerusakan pada


glomerulus.

Kulit
Kulit merupakan salah satu alat ekskresi. Karena kulit mengeluarkan keringat. Keringat keluar
melalui pori-pori kulit. Keringat mengandung air dan garam-garam mineral.
Fungsi kulit:
Alat pengeluaran(ekskresi) dalam bentuk keringat.
Pelindung tubuh dari gangguan fisik(sinar, tekanan, dan suhu), gangguan biologis(jamur), dan
gangguan kimiawi.
Mengatur suhu badan.
Tempat pemberntukan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari.
Tempat menyimpan kelebihan lemak.
Sebagai indra peraba.
Bagian-bagian kulit:
(Selengkapnya baca artikel tentang Gambar Anatomi Kulit Berbahasa Indonesia)

1.
Epidermis(lapisan kulit ari)
Merupakan bagian terluar yang sangat tipis. Bagian ini terdiri dari dua lapisan, yaitu:
a. Lapisan tanduk/stratum korneum
Lapisan paling luar dan tersusun dari sel yang telah mati.
Mudah terkelupas.
Tidak memiliki pembuluh darah dan syaraf sehingga tidak terasa sakit dan tidak mengeluarkan
darah bila lapisan ini mengelupas.
b. Lapisan malpighi
Tersusun dari sel-sel hidup.
Terdapat pigmen yang memberikan warna kulit dan melindungi dari sinar matahari.
Terdapat ujung syaraf.
2. Dermis(lapisan kulit jangat)
Lapisan dermis lebih tebal dibandingkan lapisan epidermis. Di lapisan ini terdapat bagian-bagian
berikut:

Pembuluh darah untuk mengangkut zat-zat makanan ke rambut.


Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit.
Ujung syaraf. Yang terdiri dari korpuskulus pacini(reseptor tekanan), korpuskulus
meissners(reseptor raba/sentuhan), korpuskulus ruffini(reseptor panas), reseptor rasa nyeri, dan
korpuskulus krause(reseptor dingin).
Kelenjar minyak. Menghasilkan minyak yang berfungsi untuk meminyaki rambut dan kulit agar
tidak kering.
Kantong rambut merupakan tempat tertanamnya akar rambut.
3. Jaringan bawah kulit(subkutaneus)
Pada jaringan ini terdapat lemak yang berfungsi menahan panas tubuh dan melindungi tubuh
bagian dalam dari benturan.
(untuk lebih jelasnya, lihat selengkapnya dalam gambar bagian-bagian dan anatomi kulit)
Faktor-faktor pemicu keringat:
Peningkatan aktifitas tubuh
peningkatan suhu lingkungan
guncangan emosi
syaraf
Gangguan pada kulit:
(Selengkapnya baca artikel tentang Beberapa Macam Penyakit Kulit)
Jerawat merupakan gangguan pada kelenjar minyak yang umumnya dialami oleh anak remaja.
Scabies atau kudis merupakan penyakit kulit karena tungau(Sarcoptes scabies).
Pruvitus kutanea merupakan penyakit kulit dengan gejala timbul rasa gatal yang dipicu oleh
iritasi saraf sensorik perifer.
Eksim atau alergi merupakan penyakit kulit karena infeksi atau iritasi bahan luar yang termakan
atau menyentuh kulit.
Gangren adalah kelainan pada kulit yang disebabkan oleh matinya sel-sel jaringan tubuh. Ini
disebabkan oleh suplai darah yang buruk di bagian tertentu salah satunya akibat penekanan pada
pembuluh darah tertentu(seperti balutan yang terlalu ketat).
Paru-Paru

(Selengkapnya baca artikel tentang Sistem Pernapasan Pada Manusia dan Paru-Paru)

Paru-paru
juga merupakan salah satu alat ekskresi. Karena paru-paru mengeluarkan gas CO2 dan uap air.
Fungsi paru-paru:
(Selengkapnya baca artikel tentang 10 Fungsi Paru-Paru)
Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida yang tidak dibutuhkan
tubuh. Selain itu masih banyak lagi fungsi paru-paru diantaranya penjaga keseimbangan asam
basa tubuh. bila terjadi acidosis, maka tubuh akan mengkompensasi dengan mengeluarkan
banyak karbondioksida yang bersifat asam ke luar tubuh.
Gangguan pada paru-paru:
Asma atau sesak nafas. Disebabkan alergi terhadap benda-benda asing yang masuk hidung.
Kanker paru-paru. Disebabkan oleh kebiasaan merokok atau terlalu banyak menghirup debu
asbes, kromium, produk petroleum, dan radiasi ionisasi yang memengaruhi pertukaran das di
paru-paru.
Emfisema adalah penyakit pembengkakan alveolus yang menyebabkan saluran pernafasan
menyempit.
Hati

Hati merupakan salah satu alat


ekskresi karena hati mengeluarkan urea dan amonia ke luar tubuh. Hati terletak di rongga perut
bagian kanan di bawah diafragma. Hati berwarna merah tua kecoklatan dengan berat sekitar 2
kg.
(Selengkapnya baca artikel tentang Bagian-Bagian Alat Ekskresi Hati)
Fungsi hati:
Menyimpan glikogen(gula otot) yang merupakan hasil pengubahan dari glukosa karena hormon
insulin.
Menetralkan racun.
Membentuk protrombin(untuk pembekuan darah).
Tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A.
Tempat pembentukan urea dan amonia yang berasal dari pemecahan protein yang rusak yang
selanjutnya dikeluarkan dari tubuh melalui urin.
Tempat pembentukan sel darah merah pada janin.
Sebagai organ ekskresi yang bertugas merombak eritrosit(sel darah merah).

Gangguan pada hati:


Penyakit wilson merupakan penyakit keturunan dengan kadar zat tembaga dalam tubuh yang
berlebihan sehingga mengakibatkan gangguan fungsi hati.
Hepatitis merupakan radang atau pembengkakan hati.
Sirosis merupakan penyakit hati yang kronis dan mengakibatkan guratan pada hati sehingga hati
menjadi tidak berfungsi.

RESUME MATERI: SISTEM EKSKRESI

o Struktur dan fungsi alat-alat ekskresi manusia.


Alat ekskresi pada manusia antara lain paru-paru, kulit, ginjal, hati, yang mengekskresikan hasil
metabolisme.
ALAT EKSKRESI DAN ZAT SISA YANG DIEKSKRESIKAN
NO ALAT EKSKRESI

ZAT YANG DIKSKRESIKAN

Paru

Uap air (H2O) dan CO2

Hati

Bilirubin (zat warna empedu)


Urea

Kulit

Keringat (senyawa N, mineral, air)

Ginjal

Urin (senyawa N,mineral, air)

Colon (usus besar)

Logam berat misal Ca dan Fe

Gb. Paru-Paru

Gb. Hati

Gb. Kulit

Gb. Ginjal

KULIT
LAPISAN KULIT
1.

Epidermis / kulit ari; terdiri 4 lapisan

v Stratum korneum (mati dan selalu mengelupas)


v Stratum lucidum ( bening )
v Stratum granulosum (berpigmen menentukan warna kulit)
v Stratum germinativum aktif membelah)
2.

dermis, terdapat :

v glandua sebasea (kelenjar minyak)


v glandula sudorifera (kelenjar keringat)
v pembuluh darah
v pembuluh syaraf

GINJAL
v jumlah 2 buah seperti kacang
v Letak : dalam rongga perut di daerah pinggang
v Tiap ginjal tersusun dari + 1 juta nefron (unit fungsional ginjal)
v Bagian nefron :
1.

badan malpighi, terdiri dari : kapsula bowman dan glomerulus

2.

Tubulus kontortus, terdiri : Tubulus kontortus proksimal dan Tubulus kontortus distal

3.

lengkung henle

4.

tubulus kolektivus

Gb. Bagian-Bagian Ginjal dan Nefron


o Proses ekskresi pada manusia : Ekskresi sisa-sisa metabolisme melalui paru-paru, hati, ginjal
dan kulit menunjukkan mekanisme yang berbeda.

PROSES PEMBENTUKAN URIN


PROSES

TEMPAT

HASIL

KET

Filtrasi

Glomerulus

Urin primer
(filtrat
glomerulus)

Masih terdapat
glukosa, tidak ada
protein

Reabsorbsi

Tubulus
kontortus dan
lengkung
Henle

Urin sekunder
(filtrat tubulus)

Tidak ada glukosa

Augmentasi

Tubulus
kolektivus

Urin sebenarnya

Peningkatan kadar
urea sangat tinggi

PROSES PEROMBAKAN SEL DARAH MERAH dan PEMBENTUKAN BILIRUBIN OLEH


HATI
Hemin

Hemoglobin

Bilirubin Biliverdin
urobilin
Fe
Globulin

Sel darah merah


Pecah

zat lain

Catatan : bila dalam feses / urin didapatkan urobilin berarti orang tsb normal
Bila dalam feses / urin tidak ada urobilin berarti orang tersebut menderita liver

Uji Urin, dengan tujuan untuk mengetahui kandungan zat yang terdapat dalam urin normal

Zat Makanan

Reagen/Larutan Uji

Hasil Positif

Glukosa

Benedict / Fehling
A+B

Merah Bata + endapan

Protein

Biuret

Ungu

Garam mineral

AgCl

Endapan putih

KELAINAN GINJAL :

Gangguan pada sistem ekskresi, antara lain albuminaria, nefritis, polyuria dll.
v Nefritis : glomerulus terinfeksi mikroba menyebabkan uremia dan edema
v Uremia : urea dan asam urat masuk kembali ke darah
v Edema : penimbunan air di kaki karena reabsorbsi terganggu
v Glukosuria : glukosa dalam darah
v Diabetes melitus : glukosa dalam urin karena kurang hormon insulin
v Diabetes insipidus : urin tinggi karena kurang hormon ADH (Anti diuretik Hormon)
v Albuminaria : albumin dan protein dalam urin
v Batu ginjal : endapan garam
v Poliurea : urin banyak karena kerusakan tubulus
v Anuria : tidak dihasilkan urin
Sumber: Buku Erlangga, ESIS, Intan Pariwara SMA Kelas XI

sistem ekskresi
SISTEM EKRESI

SISTEM EKSKRESI

A.Sistem Ekresi pada manusia


Ekresi adalah proses pembuangan sisa-sisa metabolisme dari tubuh. Sisa metabolisme
karbohidrat dan lemak misalnya, CO2 dan H2O, sedangkan protein berupa asam amino, NH3,
Urea, dan asam urat. Kelebihan air, gas, garam-garam, dan material organik (termasuk sisa-sisa
metabolisme) dieksresikan keluar tetapi bahan yang penting untuk fungsi tubuh akan disimpan.
Bahan-bahan yang dikeluarkan biasanya terdapat dalam bentuk terlarut dan ekresinya melalui
suatu proses filtrasi selektif.
Alat-alat tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistem ekskresi.
Beberapa alat dapat mengekspresikan sisa metabolisme, misalnya paru-paru, hati, kulit dan
ginjal.
1. GINJAL
A. Fungsi Ginjal
1. Membuang zat sisa metabolisme tubuh
2. Mengatur keseimbangan air dan garam di dalam tubuh
3. Membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh seperti obat-obatan, bakteri, dan zat warna
4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa, serta
membuang kelebihan zat makanan tertentu seperti glukosa dan vitmin.
B. Struktur ginjal manusia

Ginjal atau Ren disebut juga buah pinggang, bentuknya seperti biji buah kacang merah. Ginjal
terletak dikanan dan dikiri tulang pinggang yaitu didalam rongga perut pada dinding tubuh
dorsal. Ginjal berjumlah dua buah, berwarna merah keunguan, dan yang kiri terletak agak lebih
tinggi daripada yang kanan. Pada orang dewasa, ginjal berukuran panjang 10-12 cm, lebar 5-6
cm, dan berat 120- 300 gram.
Ginjal terdiri atas dua lapisan, bagian luar disebut korteks (kulit ginjal), sedangkan bagian dalam
disebut medula (sumsum ginjal) lapisan dalam ginjal berupa rongga disebut pelvis renalis.
Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas
badan malphigi yang tersusun dari kapsul Bowman, glomerulus, yang terdapat dibagian korteks,
serta tubulus-tubulus yaitu tubulus kontraktus proksima, tubulus kontraktus distal, tubulus
pengumpul, ( collecting tubule), dan lenkung Henle yang terdapat dibagian mendula, Bagian
lengkung Henle ada dua yaitu lengkung Henle ascendes (menanjak) dan descendes ( menurun).
C. Proses pembentukan urin
Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap filtrasi
(penyaringan), tahap reabsorpsi ( penyerapan kembali), dan tahap augmentasi (pengeluaran zat).
1. Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi terjadi di kapsul bowman dan glomerulus, struktur penyaringan darah yaitu dinding
terluar kapsul bowman tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih. Antara dinding luar dengan
dinding dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontrotas
proksimal. Dinding dalam kapsul Bowman tersusun dari sel-sel khusus yang disebut podasit.
Proses filtrasi :
Ketika darah masuk glomerulus maka tekana darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan
komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus,
kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng filtrasi masuk kedalam ruang kapsul
bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul bowman disebut filtrasi glomerulus atau urin
primer.
2. Reabsorpsi ( penyerapan kembali )
Reabsopsi trjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan sebagian tubulus kontrotus
distal.
Urutan terjadinya reabsopsi dapat kita ketahui lewat penjelasan berikut ini. Urin primer masuk
dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal. Urin primer ini hipotonis dibanding plasma
darah. Kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi
air dan ion Cl- secara pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung henle. Filtrat ini telah
berkurang volumenya dan bersifat isotonisdengan cairan pada jaringan di sekitar tubulus
kontortus proksimal. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di sekitarnya.
Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsorpsi Na+ dan air

dibawah kontrol ADH.


3. Augmentasi (Pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus
pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+,Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urin
sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa kepelvis renalis. Dari pelvis renalis, urin
mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria ( kandungan kemih) yang merupakan tempat
penyimpanan semantara urin.
D. FAKTOR-FAKTOR yang mempengaruhi produksi urin.
1. EMOSI
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.
2. KONSENTRASI DARAH
Konsentrasi air dan larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin.
3. SUHU
Jika suhu eksternal dan internal naik diatas normal maka kecepatan respirasi meningkat dan
pembuluh kutaneus melebar sehingga cairan tubuh berdifusi dari kapiler ke permukaan kulit.

4. ZAT-ZAT DIURETIK
Misalnya, kopi, the dan alkohol karena zat trsebut dapat menghanmbat reabsorpsi ion Na+.
E. Gangguan pada ginjal
-Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman, biasanya akibat
bakteri streptococus.
-Batu ginjal terbentuk karena pengendapan garam kalsium didalam rongga ginjal, saluran ginjal
dan kantung kemih.
-Albuminuria adalah ditemukannya albumin dalam urin.
-Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin.
-Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah dalam urin.
-Ketosis adalah ditemukannya keton didalam darah.
-Diabetus insipadus adalah suatu penyakit yang berakibat penderitanya mengeluarkan urin terlalu
banyak.

2.PARU-PARU
Paru-paru menghasilkan zat ekskresi berupa gas CO2 dan H2O (Uap air) melalui proses
pernapasan. Pada alveolus paru-paru terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 secara difusi. Gas O2

berikatan dengan hemoglobin membentuk Hb(O2)4 dan dikatalisis oleh enzim 2.3difosfogliserat (DPG). Senyawa ini kemudian dibawa ke jaringan untuk diolah menjadi energi
dalam bentuk ATP. Proses ini disebut respirasi sel. Hasil sampingan dari respirasi sel adalah CO2
dan H2O yang bereaksi membentuk H2CO3. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim karbonat
anhidrase yang dihasilkan eritrosit.H2O3- terionisasi menjadi ion H+ dan Hco3 untuk diangkut
melalaui darah menuju paru-paru. Sesampainya dikapiler alveolus paru-paru, diuraikan menjadi
CO2 dan H2O. Kedua gas ini selanjutnya di ekskresikan ke atmosfer melalui hidung.
A. Gangguan pada paru-paru
Kelainan pada paru-paru dapat disebabakan oleh beberapa hal, diantaranya infeksi bakteri, virus,
atau karena abses dan silika. Contoh penyakit paru paru yang disebabkan oleh bakteri ialah
penyakit TBC paru-paru, pleuritis, silikos, dan edema paru.

3. HATI ( HEFAR)
A. Fungsi hati
1. Menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen.
2. Tempat berlangsungnya sintesa protein.
3. Detoksifikasi (menetralkan) racun yang dibawa oleh darah
4. Tempat berlangsungnya sintesis tertentu, misalnya globulin.
5. Merombak eritrosit yang telah tua dengan sel histiosit.
6. Tempat pembentukan urea.
Hati berperan sebagai alat ekskresi karena mengeluarkan caira empedu. Empedu yang yang
dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantung empedu (vesika felea) dan dikeluarkan ke usus
halus untuk membantu sistem pencernaan, misalnya :
1. Mencernakan lemak
2. Mengaktifkan lipase
3. Mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang dapat larut dalam air
4. Membantu daya absorpsi lemak pada dinding usus.
B. Gangguan pada hati
-Hepatitis merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh serangan virus hepatitis.
-Penyakit kuning disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu.
-Penyakit kanker hati bermula dari peradangan yang mengganggu fungsi hati.

4. KULIT
A. Fungsi kulit

1. Alat ekskresi, yaitu mengeluarkan keringat.


2. Pengatur suhu tubuh, yaitu melalui penguapan.
3. Tempat menyimpan cadangan makanan, yaitu lemak.
4. Mengurangi penguapan air.
5. Indra peraba yang dapat merasakan sentuhan, tekanan dan rasa sakit.
B. Struktur kulit

Berdasarkan struktur kulitnya, kulit tersusun atas dua lapis yaitu epidermis dan dermis.
1. Epidermis (kulit ari)
Epidermis terdiri atas stratum korneum (lapisan tanduk), stratum lusidum, stratum granulosum,
dan germinatium. Fungsi stratum korneum melindungi sel-sel dan mencegah masuknya bibit
penyakit. Stratum lusidum merupakan lapisan yang berwarna bening, sedangkan stratum
granulosum merupakan lapisan yang mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum
berfungsi untuk degenerasi kulit lama.
2. Dermis (Kulit jangat) atau korium
Pada lapisan dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar minyak
( glandula sebassea), dan kelenjar keringat (glandula sudorifera). Kelenjar minyak terletak dekat
akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut. Kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang
terdiri atas air, 1% larutan garam, dan urea.
C. Gangguan pada kulit
-Kudis merupakan prnyakit kulit yang disebabkan infeksi oleh tungau.
-Gangren meripakan matinya sel-sel kulit karena tidak mendapatkan suplai makanan karena
berhentinya aliran darah
-Jerawat merupakan gangguan kronis pada pada kelenjar minyak pada kulit, terutama wajah.
-Panu merupakan penyakit kulit yang disebabkan infeksi jamur Malassezia furfur

C. Sistem Ekskresi pada invertebrata

1. Sistem ekskresi protozoa


Pada protozoa, pengeluaran sisa-sisa metabolisme melalui membran sel secara difusi. Protozoa
mempunyai organel ekskresi berupa vakuola berdenyut ( vakuola kontraktif ) yang bekerja
secara periodik serta berperan mengatur kadar air dalam sel. Sewaktu mengeluarkan air sisa-sisa
air ikut dikeluarkan.
2. Sistem ekskresi coelentrata dan porifera
Pada Coelentrata dan porifera, pengeluaran sisa metabolisma berlangsung secara difusi, dari sel
tubuh ke epidermislalu dari epidermis ke lingkungan hidupnya yang berair.
3. Sistem ekskresi cacing pipih
Pengeluaran sisa metabolisme pada cacing pipih dan cacing pita dilakukan dengan solenosit yang
disebut juga protonefridium atau sel api. Sel api menyerap sisa metabolisme dari sel-sel
disekitarnya, lalu mengalirkan silia ke duktus ekskretorius.
4. Sistem ekskresi cacing tanah
Sistem ekskresi pada cacing tanah (Lumbricus terrestris ) berupa sepasang nefridium. bagian
pangkal nefridium yang terbuka dan berbentuk corong bersilia disebut nefrosom. Ujung lainnya
yang bermuara ke luar tubuh disebut nefridiofor. Selain nefridium, cacing tanah juga
menggunakan kulit dan anus sebagai organ ekskresinya.
5. Sistem ekskresi serangga
Serangga mempunyai alat ekskresi berbentuk buluh-buluh halus berwarna kekuning-kuningan
yang disebut dengan tubulus malphigi (buluhh malphigi). Zat metabolisme diserap dari cairan
jaringan oleh buluh malphigi bagian ujung distal. Cairan kemudian diteruskan ke buluh malphigi
bagian proksimal. Cairan tersebut membentuk kristal asam urat kering yang kemudian masuk ke
usus belakang dan akhirnya keluar bersama feses.

C. Sistem Ekskresi pada vertebrata


1. Sistem ekskresi pada ikan
Alat ekskresi pada ikan beruoa sepasang ginjal opistonefros yang terikat disisi dorsal (punggung)
rongga tubuh. Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar dan air laut berbeda. Ikan
yang hidup di air tawar mengekskresikan amonia, aktif menyerap ion anorganik melalui insang,
dan mengeluarkan urin dalam volume yang besar. Ikan yang hidup diair laut mengekspresikan
ion- ion melalui insang, dan mengeluarkan urin dalam volume yang kecil.
2. Sistem ekskresi pada amfibi

Amfibi mempunyai alat ekskresi berupa paru-paru, ginjal, hati, kloaka, dan kulit. Contoh hewan
amfibi adalah katak. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya bersatu,
dihubungkan dengan ureter di versika urinaria (kantung kemih). Katak memiliki kulit yang
lembab, kulit tersebut membantu katak dalam proses difusi gas.
3. Sistem ekskresi pada reptil
Alat ekskresi pada reptil adalah sepasang ginjal metanefros. Metanefros berkembang dari ginjal
pronefros dan mesonefros yang terdapat saat stadium embrio. Hasil ekskresinya adalah asam
urat. Bila dibandingkan amfibi, reptil hanya mengguankan sedikit air untuk membilas sampah
nitrogen dari darah, karena sebagian besar zat sisa metebolisme dikeluarkan sebagai asam urat.
Pada beberapa anggota reptilia seperti buaya dan penyu, selain asam urat juga diekskresikan
asam amino.
4. Sistem ekskresi pada aves
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros. Ginjal; dihubungkan ureteer ke kloaka
karena burung tidak mempunyai vesika urinaria. Tubulus ginjal burung lebih banyak daripada
mamalia sehingga kecepatan metabolisme burung sangat tinggi. Tubulus ginjal ini membentuk
lengkung henke berukuran kecil. Air dalam tubuh disimpan melalui proses reabsorpsi di tubulus.
Didalam kloaka juga terjadi reabsopsi air untuk menyimpan air daolam tubuh. Sampah nitrogen
diekskresikan sebagai asam urat yang dikeluarkan melalui kloaka sebagai kristal putih yang
bercampur feses.

Sistem ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal,
dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ tersebut adalah ginjal.
1. Ginjal
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan bermacam-macam
garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal
juga berfungsi mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut
dalam air; mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan;
serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.
Gbr. Alat-alat ekskresi pada manusia yang berupaginjal, kulit, paruparu, dan kelenjar keringat
a. Struktur Ginjal
Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan kanan
tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan
panjangnya 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju
ginjal.
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
a. korteks (bagian luar) b. medulla (sumsum ginjal) c. pelvis renalis (rongga ginjal).
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron 100 juta sehingga permukaan kapiler

ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak. Setiap nefron terdiri
atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul
Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul
Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada
badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada
dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal.
Gbr. Ginjal terletak di dorsal pinggang berjumlah sepasang
Gbr. Struktur dalam (anatomi) ginjal
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter
(berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat
penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing menuju luar tubuh
urin melewati saluran yang disebut uretra.
b. Proses-proses di dalam GinjalDi dalam ginjal terjadi rangkaian prows filtrasi, reabsorbsi, dan
augmentasi.
1. Penyaringan (filtrasi)
Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel
endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah proses penyaringan.
Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan adalah tekanan hidrolik dan
permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain penyaringan, di glomelurus terjadi pula
pengikatan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan
kecil terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat,
garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.
Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya
serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat glomerulus masih dapat
ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garamgaram lainnya.
2. Penyerapan kembali (Reabsorbsi)
Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus
akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat
sisa serta urea pada tubulus kontortus distal.
Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa
sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung
ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari
zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin seku Zder yang komposisinya
sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan
ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah,
misalnya ureum dari 0,03`, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder.
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui
peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus
proksimal dan tubulus distal.
3. Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus
distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea,
dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warm dan bau pada
urin.
Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin
Hormon anti diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior akan
mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karma meningkatkan permeabilitias sel
terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi
banyak dan encer. Sebaliknya, jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin
sedikit dan pekat. Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakti diabetes
insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat encer.
Gambar 4:Mekanisme kerja pengaruh hormon ADH terhadap produksi urin.
Selain ADH, banyak sedikitnya urin dipengaruhi pula oleh faktor-faktor berikut :
a. Jumlah air yang diminumAkibat banyaknya air yang diminum, akan menurunkan konsentrasi
protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid protein menurun sehingga tekanan filtrasi
kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi banyak.
b. Saraf
Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen sehingga aliran
darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang efektif karena tekanan darah menurun.
c. Banyak sedikitnya hormon insulin
Apabila hormon insulin kurang (penderita diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan
dikeluarkan lewat tubulus distal. Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses
penyerapan air, sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.
2. Paru-paru (Pulmo)
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karma mengekskresikan zat
Sisa metabolisme maka dibahas pula dalam sistem ekskresi. Karbon dioksida dan air hash
metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat vena untuk dibawa ke jantung, dan dari
jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2
dapat berdifusi atau dapat dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara
banyak kapiler yang mempunyai selaput tipis.
Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%) diangkut oleh plasma darah dalam bentuk
senyawa HC03, sedangkan sekitar 25% lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi
hemoglobin (HbC02).
3. Hati (Hepar)
Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem
pencernaan. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi karma menghasilkan empedu. Hati juga
berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dap biliverdin, dap setelah mengalami
oksidasi akan berubah jadi urobilin yang memberi warna pada feses menjadi kekuningan.
Demikian juga kreatinin hash pemecahan protein, pembuangannya diatur oleh hati kemudian
diangkut oleh darah ke ginjal.
Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol maka cairan empedu akan

masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan darah menjadi lebih kuning. Penderitanya
disebut mengalami sakit kuning.
4. Kulit (Cutis)
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma mengandung kelenjar keringat (glandula
sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa metabolisme. Pusat pengatur
suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas kelenjar keringat dalam mengeluarkan
keringat.
Keringat mengandung air, larutan garam, dap urea. Pengeluaran keringat yang berlebihan bagi
pekerja berat menimbulkan hilang melanositnya garam-garam mineral sehingga dapat
menyebabkan kejang otot dan pingsan.
Selain berfungsi mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai pelindung terhadap
kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai organ penerima rangsang
(reseptor), serta pengatur suhu tubuh.
Kulit terdiri atas dua bagian utama yaitu: epidermis dan dermis.
a. Epidermis (lapisan terluar) dibedakan lagi atas:1. stratum korneum berupa zat tanduk (sel
mati) dan selalu mengelupas2. stratum lusidum3. stratum granulosum yang mengandung
pigmen4. stratum germinativum ialah lapisan yang selalu membentuk sel-sel kulit ke arah luar.
b. DermisPada bagian ini terdapat akar rambut, kelenjar minyak, pembuluh darah, serabut saraf,
serta otot penegak rambut.
Kelenjar keringat akan menyerap air dan garam mineral dari kapiler darah karena letaknya yang
berdekatan. Selanjutnya, air dan garam mineral ini akan dikeluarkan di permukaan kulit (pada
pori) sebagai keringat. Keringat yang keluar akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh
akan tetap.
Dalam kondisi normal, keringat yang keluar sekitar 50 cc per jam. Jumlah ini akan berkurang
atau bertambah jika ada faktor-faktor berikut suhu lingkungan yang tinggi, gangguan dalam
penyerapan air pada ginjal (gagal ginjal), kelembapan udara, aktivitas tubuh yang meningkat
sehingga proses metabolisme berlangsung lebih cepat untuk menghasilkan energi, gangguan
emosional, dan menyempitnya pembuluh darah akibat rangsangan pada saraf simpatik.

Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme yang berlangsung
dalam tubuh organisme. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi. Alat
ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati, sedangkan
alat pengeluaran pada hewan invertebrata berupa nefridium, sel api, atau buluh Malphigi.
Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu melakukan
osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar

penyusun cairan tubuh.


Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat
sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat
warna empedu, dan asam urat.
Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal
dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak
berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai sebagai dapar
(penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai
kebutuhan, misalnya sebagai pelarut.
Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel.
Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara
disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam
bentuk urea.
Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati
dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang
berguna memberi warna pada tinja dan urin.
Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan
mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air
rendah.
Tugas pokok alat ekskresi ialah membuang sisa metabolisme tersebut di atas walaupun alat
pengeluarannya berbeda-beda.
SISTEM EKSKRESI PADA INVERTEBRATA
Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata. Invertebrata belum
memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada vertebrata. Pada umumnya, invertebrata
memiliki sistem ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu
dengan invertebrata lainnya.
Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api. Nefridium adalah
tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata. Berikut ini akan dibahas sistem
ekskresi pada cacing pipih (Planaria), cacing gilig (Annellida), dan belalang.
1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih
Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium. Protonefridium
tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium
terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia.
Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan
beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan
menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran
bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh
(nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.
.Gbr. Struktur alat ekskresi pada casing pipih
Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke
sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung

dari sel ke air.


2. Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska
Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium. Pada cacing
tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang
metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di
bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga
tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan. Corong
(nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.
Gbr. Sistem ekskresi pada anelida
Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung. Kemudian
gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang
(corong) yang kedua, disebut nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke
nefridium oleh gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium,
bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel
tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi.
Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan
substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa. Zat sisa ada dua
bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum. Oleh karena cacing tanah
hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di
dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
3. Alat Ekskresi pada BelalangAlat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat
pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan
benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal dinding
usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan
zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi seperti paru-paru pada
vertebrata.
Belalang tidak dapat mengekskresikan amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam
tubuhnya. Amonia yang diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut
asam urat. Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.
Pembuluh Malpighi terletak di antara usus tengah dan usus belakang. Darah mengalir lewat
pembuluh Malpighi. Saat cairan bergerak lewat bagian proksimal pembuluh Malpighi, bahan
yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai asam urat, sedangkan air dan berbagai garam
diserap kembali biasanya secara osmosis dan transpor aktif. Asam urat dan sisa air masuk ke
usus halus, dan sisa air akan diserap lagi. Kristal asam urat dapat diekskresikan lewat anus
bersama dengan feses.
Gbr. Sistem Ekskresi pada belalang

Anda mungkin juga menyukai