Anda di halaman 1dari 33

Biolog

XI

Sistem Eksresi
Name Group : Imelda Silvi
Zalfa Disyimbi

Teacher : Yeti Ruwaidayati S.Pd


Pengertian
 Ekskresi adalah pengeluar an zat sisa metabolisme yang
tidak dipakai lagi oleh sel dan darah (tubuh) dan harus
dikeluarkan dari tubuh contoh:kering di,air seni,CO2,H2O,

 Sekresi adalah proses Pengeluaran getah sekr et oleh sel


dan kelenjar.Getah yang dikeluarkan/dihasilkan ini masih
berguna untuk tubuh contoh:hormondanenzim

 Defekasi adalah proses Pengeluaran sisa pencernaan


makanan dalam bentuk feses.
Fungsi sistem eksresi
•Menurunkan kadar zat produk
metabolit dalam tubuh agar tidak
terjadi penimbunan.
•Melindungi sel-sel tubuh dari zat
•Menjaga Keseimbangan Cair antubuh
(homeostatis)
•Membantu mempertahankan suhu
tubuh
Organ organ eksresi manusia
01 Ginjal 02 Hati

03 Paru-paru 04 Kulit
1. Ginjal
Ginjal merupakan komponen utama penyusun sistem ekskresi manusia yaitu
urin. Manusia memiliki sepasang ginjal berukuran sekitar 10 cm. Letak ginjal di rongga
perut sebelah kiri dan kanan ruas-ruas tulang pinggang. Ginjal berfungsi untuk
menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah, mempertahankan
keseimbangan cairan tubuh, mengeskresikan gula darah yang melebihi kadar normal
dan mengatur keseimbangan kadar asam, basa, dan garam di dalam tubuh.
Struktur

.”
Fungsi
Ginjal berfungsi untuk menyaring zat-zat sisa
metabolisme seperti sampah nitrogen, obat-obatan,
racun, dan gula darah berlebih menjadi cairan urin.
Ini berfungsi untuk mengatur kesetimbangan air dalam
tubuh, kandungan elektrolit, asam-basa dalam darah,
tekanan darah, produksi sel darah merah, dan
pengaktifan vitamin D.
Proses pembentukan
Urine
Proses Pembentukan Urin
• Filtrasi: proses penyaringan sel-sel darah. Hasil
dari proses filtrasi berupa urin primer yang masih
mengandung air, glukosa, dan asam amino. Tapi
sudah tidak mengandung protein dan darah.
• Reabsorbsi: proses penyerapan kembali zat-zat
yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Hasil dari
proses reabsorbsi adalah urin sekunder.
• Augmentasi: proses pengumpulan cairan dari
proses sebelumnya. Hasil dari proses augmentasi
adalah urin sesungguhnya.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses
pembentukan Urine

Internal Eksternal
 Hormon ADH, Hormon Insulin, dan
Suhu lingkungan, Jumlah air yang
Sistem renin-angiotensin-
diminum, dan alkohol.
aldosteron

Komposisi Urine
Urine terdiri atas 95% air dan zat-zat yang
terlarut.
2. Hati
Hati berada di dalam rongga perut
sebelah kanan di bawah diafragma yang
dilindungi oleh selaput tipis bernama
kapsula hepatis.
struktur
Fungsi

Hati berfungsi untuk menghancurkan racun dalam


darah dan membantu proses pencernaan. Hati
menghasilkan cairan empedu untuk mengemulsikan
lemak, mengaktifkan lipase dan membantu absorpsi. 
Selain itu hati juga memproduksi zat-zat lain seperti:

• Trombopoietin: Hormon glikoprotein mengendalikan produksi


keping darah oleh sumsum tulang belakang.
• Albumin: menjaga komponen plasma darah.
• Angiotensinogen: peningkatan tekanan darah.
• Enzim arginase: mengubah argin menjadi ornitin dan urea
• Enzim Glutamate-oksaloasetat transferase
• Enzim Glutamare-piruvat transferase
—Someone
• Enzim Laktat dehydrogenase
Famous
3. Paru-paru
Paru-paru manusia berjumlah sepasang, terletak di dalam rongga
dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru memiliki fungsi
utama sebagai organ pernapasan. Paru-paru juga merupakan organ
ekskresi yang berfungsi mengeluarkan gas-gas sisa proses
pernapasan yaitu gas CO2 (karbon dioksida) dan H2O (uap air). Paru-
paru selain berfungsi sebagai organ ekskresi, juga berfungsi sebagai
organ yang menjaga suhu dan tingkat kelembaban di dalam tubuh
agar tetap normal.
4. Kulit
Kulit adalah organ ekskresi yang menutupi
seluruh bagian tubuh dan paling peka
terhadap rangsangan. Rangsangan yang
dimaksud bisa berupa sentuhan, panas,
dan tekanan. 
Kulit akan mengeluarkan zat-zat yang
sudah tidak bermanfaat bagi tubuh dalam
bentuk keringat. Faktor-faktor yang
memengaruhi produksi keringat di dalam
tubuh, diantaranya aktivitas, berat badan,
suhu lingkungan, dan ketebalan pakaian.
Kelenjar keringat
Kulit manusia memiliki sekitar 2–4 juta kelenjar keringat. Kelenjar ini tersebar di
seluruh bagian tubuh, namun paling banyak terdapat di telapak tangan, kaki, wajah,
dan ketiak.

Kelenjar keringat terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:


• Kelenjar ekrin yang terhubung langsung dengan permukaan kulit dan menghasilkan
keringat yang tidak berbau dan encer
• Kelenjar apokrin yang menghasilkan keringat yang mengandung lemak dan pekat,
serta terdapat di folikel rambut, seperti ketiak dan kulit kepala
Proses terjadinya keringat
• Kelenjar keringat akan menyerap air, larutan garam, dan urea dari kapiler
darah yang letaknya berdekatan. Selanjutnya, zat-zat yang terlarut itu
dikeluarkan ke permukaan kulit melalui pori-pori sebagai keringat. Bila
udara dingin pengeluaran keringat menjadi lebih sedikit sehingga
pengeluaran air dari tubuh banyak melalui ginjal dan menyebabkan sering
ekskresi urine. Pengeluaran keringat yang berlebihan mengakibatkan
hilangnya garam-garam mineral dari tubuh. Sehingga dapat menimbulkan
kekejangan otot dan pingsan.

• Mekanisme pengeluaran keringat ditentukan oleh pusat pengatur suhu,


yaitu hipotalamus. Hipotalamus menghasilkan enzim bradikinin yang
mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika rangsangan berupa
perubahan suhu pada pembuluh darah, maka rangsangan tersebut akan
diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat.
Fungsi kulit

1. Sebagai pelindung organ tubuh bagian dalam dari kerusakan.


2. Sebagai tempat tumbuhnya rambut.
3. Sebagai indera peraba.
4. Mengatur jumlah air yang masuk ke dalam tubuh.
5. Mengatur suhu tubuh.
6. Tempat menyimpan vitamin D serta kelebihan lemak.
struktur
Kulit terdiri dari tiga struktur,
1. Epidermis: jaringan epitel yang tersusun atas
sel kulit hidup dan terdiri atas 5 lapisan, Stratum
Korneum,Stratum Lusidum, Stratum
Granulosum, Stratum Spinosum, dan Stratum
Basalis.
2. Dermis: terbagi menjadi Lapisan Papilar dan
Lapisan Retikuler
3. Hipodermis: Lapisan yang mengikat kulit
secara longgar dengan organ-organ yang ada
dibawahnya.
Penyakit dan gangguan
01 Ginjal 02 Hati
. Kolestasis
. Nefritis Akut Kolestasis terjadi ketika aliran cairan empedu dari hati berkurang atau
Peradangan pada nefron ginjal. Pengidap nefritis akut mengalami tersumbat. Cairan empedu dihasilkan hati guna membantu proses
demam, muntah, tekanan darah tinggi, nyeri punggung, dan pencernaan. Aliran empedu yang terhambat ini dapat menyebabkan
gangguan kencing. penumpukan bilirubin dan memicu penyakit kuning.
. Infeksi Saluran Kencing . Sirosis
Terjadi saat bakteri menginfeksi saluran kencing. Kondisi ini Sirosis merupakan kondisi terbentuknya luka atau jaringan parut di hati
ditandai dengan demam, nyeri saat berkemih, dan sering buang air yang bersifat kronis. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan hati yang
kecil. sulit diobati dan memicu kegagalan hati. Kebiasaan minum minuman

03
beralkohol dan infeksi virus hepatitis merupakan penyebab paling umum
Paru-paru sirosis.

• Pneumonia. Pneumonia adalah infeksi yang


menyebabkan kantung-kantung udara di
04 Kulit
• Dermatitis Seboroik. Pada orang dewasa, dermatitis
dalam paru menjadi meradang dan membengkak.
seboroik dapat muncul di bagian tubuh mana saja. ...
... • Eksim. Eksim adalah kondisi kulit umum yang
• Tuberkulosis. Tuberkulosis (TBC)
menyebabkan kulit gatal, merah, kering, dan teriritasi
adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh
Sistem
eksresi pada
hewan
Amonotelik
Urikotelik
kelompok hewan yang produk
ekskresinya adalah ammonia. hewan yang menekskresikan produk
Contohnya: Echinodermata,  bernitrogennya dalam bentuk asam urat
Polichaeta, Cephalopoda,  (uric acid). Contohnya: Insekta, 
Bivalvia, Krustasea, Gastropoda terestrial, sebagian besar 
invertebrata akuatik, Crocodilia Reptil (kadal, ular dan beberapa jenis
 dan ikan air tawar (beberapa  kura-kura), dan Burung.
Teleostei).

Ureotelik   Guanotelik 
kelompok hewan yang mengekskresi produk
limbah nitrogennya dalam bentuk urea. kelompok hewan yang produk
Contohnya: Mamalia, Amfibia (dewasa), ikan  ekskresinya adalah guanin.
Elasmobranchii, dan beberapa jenis  Contohnya: Arachnida.
kura-kura.
Vertebrata
Alat ekskresi pada Vertebrata adalah ginjal. Tipe ginjal pada
Vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros .

1. Ikan
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros.
Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air tawar berbeda
dengan yang hidup di air laut.

[!] Mekanisme Ekskresi Ikan Air Tawar


Pada ikan air tawar, untuk menghindari supaya tidak terlalu banyak air yang masuk ke dalam tubuh dilakukan dengan cara sedikit
meminumnya namun banyak mengeluarkan urine. Selain itu, tubuhnya dilindungi oleh kulit dan sisik-sisik yang tidak mudah
dilalui oleh air, serta terjadi pertukaran air dan garam melalui selaput tipis di dalam insang dan mulutnya.
Untuk mengimbangi kehilangan garam dari dalam tubuhnya, maka air tawar akan mengeluarkan urine yang sangat encer melalui
ginjalnya dan mengabsorpsi garam secara aktif melalui sel-sel khusus yang terdapat pada insang

[!!] Mekanisme Ekskresi Ikan Air Laut


Ikan air laut akan selalu mempunyai kecenderungan kehilangan air, sehingga terancam bahaya dehidrasi. Untuk mengatasinya
maka selain dilengkapi dengan selubung kulit dan sisik-sisik yang kedap air, ikan air laut banyak minum dan sedikit mengeluarkan
urine. Garam-garam yang masuk bersama air yang diminumnya akan dikeluarkan secara aktif melalui insang.
2

2. Amfibi
Alat ekskresi amfibi berupa ginjal mesonefros. Zat-
zat seperti urine, garam-garam, dan air yang
berlebihan akan diserap dan dikeluarkan oleh ginjal.
Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan
melalui ureter menuju ke kantong kemih. Kemudian
urine dikeluarkan melalui kantong kemih ke kloaka.
3. Reptil
Alat ekskresi pada reptil adalah sepasang ginjal
metanefros. Zat-zat sisa metabolisme
diekskresikan pada ginjal dan bermuara di kloaka.
Pada kulit reptil terdapat kelenjar penghasil asam
urine yang berfungsi untuk mengusir musuhnya.
Hasil ekskresi reptil adalah asam urat. Asam urat
yang dikeluarkan berbentuk pasta (bubur) berwarna
putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung
ginjal.
4. Burung
Alat ekskresi burung berupa paru-paru, ginjal (metanefros), dan kulit. Saluran
ekskresi, dan saluran pencernaan bersatu dan bermuara pada kloaka. Burung
tidak mempunyai kantong urine sehingga urine yang dihasilkan oleh ginjal
langsung bercampur dengan sisa pencernaan di kloaka. Zat sisa nitrogen
dibuang sebagai asam urat. Asam urat ini dikeluarkan melalui kloaka sebagai
kristal putih yang bercampur dengan feses. Pada burung laut, selain
mengekskresi asam urat juga mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan
garam.
Avertebrata
Pada hewan Avertebrata atau Invertebrata belum terdapat
sistem ekskresi. Oleh karena itu, hewan Avertebrata
memiliki alat dan cara ekskresi khusus.

1. Protozoa
Protozoa memiliki vakuola kontraktil untuk melakukan proses ekskresi.
Vakuola kontraktil bekerja secara periodik untuk mengatur kadar air
dalam sel. Pada saat mengeluarkan air, sisa-sisa metabolisme ikut
dikeluarkan.
2. Platyhelminthes
Contoh Platyhelminthes adalah Planaria. Alat
ekskresi pada Planaria, yaitu sel api. Cairan
tubuh yang melewati sel api akan di saring,
sedangkan zat-zat sisa akan diserap oleh sel
api. Di dalam sel api terdapat silia. Gerakan
silia akan mendorong zat-zat sisa ke arah
saluran gabungan yang selanjutnya akan
dibuang keluar tubuh melalui lubang ekskresi.
3. Annelida
Contoh Annelida adalah cacing tanah. Alat ekskresinya,
yaitu nefridium. Pada saat cairan melalui nefridia, zat-zat
yang dibutuhkan oleh tubuh akan diserap oleh darah,
sedangkan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
akan ditampung didalam kantong kemih dan akhirnya akan
dikeluarkan melalui nefridiofora, yaitu lubang nefridium yang
terdapat pada permukaan setiap ruas tubuh.
4. Insekta

Alat ekskresi insekta adalah pembuluh Malpighi yang


melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa
metabolisme berupa senyawa nitrogen yang berasal dari
cairan tubuh di dalam darah diubah menjadi asam urat.
Asam urat akan diserap oleh pembuluh Malpighi,
kemudian diteruskan ke usus yang terdapat di dalam
Teknologi penanggulan
kelainan system eksresi

Adanya teknologi sistem ekskresi berguna untuk membantu


kinerja ekskresi dalam tubuh yang mengalami masalah.
Teknologi sistem eksresi membantu kenyamanan dan
kelangsungan hidup manusia.
1. Transplantasi Ginjal
Pada teknologi ini pasien akan menjalani terapi penggantian
ginjalnya dengan ginjal orang lain, yang tentunya cocok
dengan pasien. Terapi transplantasi ginjal menjadi pilihan bagi
kebanyakan pasien yang mengalami gagal ginjal maupun
memiliki penyakit ginjal stadium akhir.

2. Hemodialisis
Bagi orang awam, hemodialisis lebih dikenal dengan cuci darah.
Tujuan dari cuci darah yakni untuk membersihkan darah dari
zat sisa metabolisme menggunakan metode penyaringan yang
dilakukan di luar tubuh.
Thanks!
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai