Oleh:
JURUSAN BIOLOGI
TAHUN 2018
SISTEM EKSKRESI PADA VERTEBRATA
Ekskresi adalah proses pengeluaran atau pembuangan zat-zat sisa hasil metabolisme
tubuh. Zat-zat sisa metabolisme dapat berupa gas, zat cair dan zat padat. Eksresi adalah prose
pembuangan zat sisa yang berbentuk gas dan cair. Alat dan sistem ekskresi pada setiap
makhluk hidup tidaklah sama. Pada manusia, zat-zat sisa metabolisme di keluarkan melalui
organ-organ tertentu, seperti zat sisa yang berupa gas dan uap air di keluarkan melalui paru-
paru, zat sisa yang berupa air di buang melalui kulit dan ginjal, serta zat sisa yang
mengandung senyawa-senyawa N di buang melalui ginjal dalam bentuk urine.
Pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dari dalam
tubuh, seperti:
a. Hati
b. Ginjal
c. Paru-paru
d. Kulit
e. Kolon atau usus besar
Sistem ekskresi ialah sistem pembuangan proses metabolisme tubuh berupa gas, cairan,
dan padatan melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan. Sistem eksresi ikan seperti juga
pada vertebrata lain, yang mempunyai banyak fungsi antara lain untuk regulasi kadar air
tubuh, menjaga keseimbangan garam dan mengeliminasi sisa nitrogen hasil dari
metabolisme protein.
Organ Eksresi Pisces
Organ eksresi pada pisces yakni:
a. Insang yang mengeluarkan Co2 dan H2O.
b. Kulit, kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licinuntuk
memudahkan gerak di dalam air.
c. Sepasang ginjal sebagian besaryang mengeluarkan urine
1. Insang
Insang, yang berfungsi untuk mengeluarkan CO2 dan H20 Sebagian besar ikan
memilikI 4 buah insing pada setuap sisinya. Insang berbentuk lembaran- lembaran tipis
berwama merah muda dan selalu berada dalam keadaan Iembab Bagian terluar dari
insang berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah Setiap insang terdiri atas beberapa
bagian, antara lain:
a. Filamen insang (hemibranchia gill filament) terdiri atas jaringan lunak, berbentuk
seperti sisir berwarna merah Terletak melekat pada lengkung insang Pada bagian
filamen insang ini banyak mengandung kapiler darah sebagai cabang dari arteri
branchialis dan merupakan tempat terjadinya pengikatan oksigen terlarut dari
dalam air.
b. Tulang lengkung insang (areus branchialis gill arch), memiliki warna putih
Bagian ini berfungsi sebagai tempat melekatnya filamen dan lapis insang pada
tulang lengkung insang terdapat saluran darah (arteri afferent dan arteri efferent)
yang memungkinkan darah dapat keluar masuk ke dalam insang.
c. Tapis insang (gill rakers),berupa sepasang deretan batang tulang rawan yang
pendck dan sedikit bergcrigi, terletak melekat pada bagian depan dari lengkung
insang Tapis insang memiliki fungst untuk menyaring air pernapasan yang
berkaitan dengin fungst insing schagai alat ekskrest IKan-ikan herbivora memiliki
fapis insing yang rapat dan berukuran panjang yang berkaitan dengan fungsmya
sebagai penyaring makanan, berbeds dengan ikan-ikan kamivora yang nan,
betbedsi denga memiliki tapis insang jarang jarang dan berukuran pendek
2. Kulit
1. Pronefros, menupakan tipe ginjal yang paling primitif. ginjal ini terdapat pada
perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat berkembang menjadi ikan
dewasa, ginjal ini menjadi tidak fungsional dan fungsinya digantikan mesonefros.
2. Mesonefros.
Ginjal mesonefros pada ikan terdiri atas sekumpulan tubulus yang di awal perkemban
gannya memiliki susunan yang bersegmen dan di akhir perkembungannya tidak lagi
bersegmen. Setiap tubulus, baik proksimal maupun distal berupa susunan yang
menggulung dan mengumpul arah longitudinal yang disebut dengan duktus
arkinefridikus. Setelah keluar melewati kantung penampungan sisa hasil sistem
pencernaan atau sistem urogenital, bagian proksimal yang beupa beberapa tubulus
mengumpul di kapsul hemisfer sebagai kapsula Bowman pada glomerolus yang
kemudian kapsula di glomerolus akan membentuk kapsula renalis. Proses pengeluarn
air, garam, dan sisa hasil metabolisme yaitu mengikuti aliran darah masuk ke dalam
kapsula dan mengalir ke dalam tubulus kemudian ke duktus arkinefridikus dan
berakhir ke luar tubuh di bagian Kloaka. Sistem ini tidak terjadi pada semua ikan, ada
yang mengalami perubahan sesuai kebuluhan hidup ikan, contohnya pada ikan hiu
dimana fungsi duktus gonnad dan ginjal telah berkembang yang dilengkapi dengan
duktus urinari. Ginjal di dalam tubuh ikan juga mempunyai saluran-saluran yakni:
Ureter (ductus mesonephridicus-saluran Wolffian), merupakan saluran yang
mengalirkan urin yang berasal dari ginjal. Terletak di bagian pinggir dorsal rongga
tubuh dan menuju kebelakang. Pada ikan jantan kedua saluran ini tampak berupa
tabung (ubulus) yang pendek. terentang dari ujung belakang ginjal sampai kantong
urin sedangkan pada ikan betina, saluran ini menuju ke sinus urogemtaha Vesica
urinaria atau disebut juga dengan kantong urin yang merupakan lanjutan dari ureter
kiri dan kanan, berbentuk sperti kantong kecil.
4. Proses Eksresi Pisces
2. AMPHIBI
Eksretoris atau Organ yang digunakan sebagai alat untuk ekskresi dari amfibi adalah
paru-paru dan ginjal. Amfibi sendiri merupakan jenis vertebrata atau hewan dengan tulang
belakang dimana memulai awal hidupnya sebagai organisme air. Alat ekskresi utama katak
berupa ginjal mesonefros. Ginjal pada katak berjumlah sepasang, terletak dikanan dan di kiri
tulang belakang. Pada katak jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Pada katak
betina, saluran ginjal terpisah dengan saluran kelamin. Ginjal katak berhubungan dengan ureter
dan urinaria, sedangkan keluar di kloaka.
1. Paru-Paru
Ekspirasi terjadi saat mengendurnya otot rahang bawah dan berkontraksinya otot perut dan
otot sternohioideus, sehingga paru-paru mengecil dan udara terdorong ke rongga mulut.
Kemudian klep koane membuka, sementara celah tekak menutup sehingga terjadi kontraksi
rahang bawah yang diikuti dengan berkontraksinya otot geniohioideus. Akibatnya rongga
mulut mengecil sehingga mendorong udara kaya CO2keluar melalui koane.Pada katak
pulmo berjumlah sepasang dan berlobus .tugas paru-paru adalah untuk membuang karbon
dioksida serta uap air yang tidak berguna bagi tubuh.
2. Ginjal
Alat ekskresi pada katak ialah ginjal opistonefros yang dihubungkan dengan
ureter di vesika urinaria. Berwarna merah kecokelatan serta terletak di kanan dan kiri
tulang belakang. Alat ekskresi lainnya ialah kulit, paru-paru, dan insang. Pada katak
jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya bersatu, sedangkan katak betina tidak. Saat
mengalami metamorfosis, amfibi mengubah ekskresi amonia menjadi urea. Hal ini terjadi
saat larva berubah jadi berudu dan hewan darat dewasa. Seperti halnya ikan, ginjal pada
katak juga berperan dalam pengaturan kadar air dalam tubuh.
Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk
mengeluarkan air yang berlebih. Karena kulit katak permeable terhadap air, maka pada
saat ia berada di air, banyak air yang masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada saat ia
berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak membuangnya. Katak
menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan cara
mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk
membuang bahan-bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah
melalui glomerulus dibatasi. Katak juga menggunakan kantung kemih untuk konservasi
air. Apabila sedang berada di air, kantung kemih terisi urine yang encer. Pada saat berada
di darat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang hilang melalui
evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama dengan ADH.
Katak dapat mengatur laju filtrasi dengan bantuan hormon, sesuai dengan kondisi
air di sekitarnya. Ketika berada dalam air dengan jangka waktu yang lama, katak
mengeluarkan urine dalam volume yang besar. Namun, kandung kemih katak dapat
dengan mudah terisi air. Air tersebut dapat diserap oleh dinding kandung kemihnya
sebagai cadangan air ketika katak berada di darat untuk waktu yang lama.
3. Kulit
Alat ekskresi pada hewan reptil ada tiga macam, yaitu ginjal, paru-paru, dan kulit.
Paru-paru dan kulit digunakan oleh reptile sebagai sarana sistem pernapasan pada hewan
reptile. Seperti yang kita ketahui, di dalam paru-paru ada struktur yang disebut dengan
alveolus. Alveolus merupakan kantung udara yang kecil namun kaya akan pembuluh
darah. Karena strukturnya yang kaya akan pembuluh darah kapiler, maka pada paru-paru
inilah proses pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida dilakukan. Baca
pula sistem peredaran darah pada reptile.
Sementara itu, kulit memiliki peran yang sama yaitu dalam pertukaran gas.
Perbedaannya, di sini kulit hanya berperan sebagai organ pernapasan pembantu. Jadi
jika paru-paru sedang tidak berfungsi optimal, maka kulit akan mengambil alih sebagian
dari peran paru-paru. Lalu alat ekskresi selanjutnya adalah ginjal. Pada artikel kali ini
kita akan lebih fokus pada ginjal reptile karena ginjal adalah alat ekskresi yang paling
dominan pada reptile. Sistem pembuangan urin juga merupakan sistem ekskresi yang
paling dominan pada reptile.
2. Ginjal
Ginjal yang dimiliki vertebrata sebenarnya terdiri dari tiga jenis, yaitu pronefros,
mesonefros, dan metanefros. Ketiga ginjal tersebut tak semuanya dimiliki oleh hewan
vertebrata termasuk reptile. Ketiga ginjal tersebut juga menggambarkan tingkat
keprimitifan suatu hewan vertebrata, tak seperti hewan invertebrate yang tingkat
keprimitifannya tak dapat dinilai dengan ginjal.
1. Pronefros
Merupakan ginjal paling primitive pada vertebrata. Ginjal ini terdiri atas sel
padat yang tersusun rapat dengan jumlah yang tak begitu banyak. Jumlahnya sekitar 7
hingga 10 sel penyusunnya.
Pronefros selalu berpasangan-pasangan dengan jumlah berbeda bagi setiap
jenis hewan. Pronefros muncul di masa awal kehidupan embrio. Akan tetapi, pada
kondisi dewasa juga dapat ditemukan masih digunakan pada beberapa hewan seperti
pada hewan myxinoidea dan teleostei.
2. Mesonefros
3. Metanefros
Metanefros adalah ginjal yang berada pada tahap paling sempurna pada
vertebrata. Seperti halnya ginjal manusia, metanefros memiliki banyak sekali calyx,
baik calyx mayor dan calyx minor. Ia juga memiliki struktur yang menyerupai pelvis
renaalis pada manusia.
Ginjal metanefros pada reptile akan menyaring urin yang masuk. Urin pada reptile akan
masuk melalui pembuluh-pembuluh yang menuju ke metanefros. Kemudian di sana urin akan
disaring. Metanefros akan membuang asam urat yang terkandung dalam urin.
Metanefros mengekskresikan sebagian besar metabolism reptile dalam bentuk asam urat.
Ini karena asam urat dapat berbahaya bila disimpan terus-menerus dalam tubuh. Karena
pembuangan dalam bentuk asam urat inilah maka reptile tak memerlukan banyak air untuk
membuang nitrogen dalam darah.
Asam urat akan diproses terlebih dahulu dalam metanefros. Sehingga asam urat yang
keluar dalam tubuh reptile akan berwarna putih dan tak lagi beracun bagi tubuhnya. Sementara
itu air yang masih dibutuhkan akan diserap kembali oleh saluran metanefros dan diedarkan
kembali ke tubuh reptile. Beberapa anggota reptile seperti buaya juga mengeluarkan ammonia
dalam sisa metabolismenya. Buaya akan mengeluarkan asam urat dan ammonia dalam fesesnya
karena ginjalnya terletak berdekaatan dengan usus. Sebenarnya zat sisa ini juga dapat digunakan
oleh reptile sebagai alat untuk berlindung dari musuhnya.
4. AVES
Alat ekskresi pada aves (berupa) sepasang ginjal metanefros. Ginjal dihubungkan oleh
ureter ke kloaka, karena burung tidak mempunyai vesika urinaira. Tabung ginjal burung
lebih banyak daripada mamalia karena kecepatan metabolisme buru sangat tinggi.
Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai
kristal putih yang bercampur feses. Khusus pada burung laut, selain mengekskresikan
asam urat juga mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan burung laut meminum air
garam dan makan ikan laut yang mengandung garam.
1. Ginjal
Aves memiliki ginjal yang berperan sebagai sistem ekskresi pada aves. Sepasang
ginjal yang terdapat pada burung memiliki warna coklat serta bertipe metanefors.
Ginjal yang bertipe metanefros ini memiliki ciri khas yaitu tidak memiliki segmen
khusus, tidak terdapat inefrostoma serta memiliki glomerulus dalam jumlah yang
banyak. Hubungan antara ginjal satu dengan yang lainnya ini saling mempengaruhi
fungsi dan kinerjanya dalam tubuh burung. Adapun fungsi tugasnya adalah untuk
mengambil zat dari sisa yang berupa darah akan tetapi berbentuk urine.
Pada hewan aves tidak terdapat kandung kemih atau vesikaurinair, sehingga saluran
ureternya akan langsung menuju pada kloaka. Kloaka sendiri adalah ujung dari 3
saluran pada burung, yaitu saluran urine, saluran kotoran serta saluran reproduksi.
Dengan demikian, burung hanya memiliki satu lubang pembuangan dalam tubuhnya
yang disebut kloaka tersebut. Hal ini bisa dibilang praktis, akan tetapi apabila terjadi
kerusakan pada saluran tersebut maka hal tersebut tentunya dapat membuat kerugian
dan bahkan kematian pada burung.
Asam urat yang dikeluarkan bersama feses warnanya putih dan seperti pasta. Dalam
ginjal burung tidak ada sistem portal renal, seluruh absorpsi limbah dilakukan oleh
glomerulus. Jadi, meskipun glomerulus kecil, namun aktivitasnya tinggi karena tidak
ada bantuan dari sistem portal renal.
2. Paru-paru
Fungsi utama dari paru paru tersebut tidak lain adalah untuk mengeluarkan gas
yang berupa karbon dioksida yang dihasilkan dari metabolisme sel tubuhnya. Adapun
jalur pernafasan yang terjadi pada burung adalah:
Pada mulanya udara akan masuk melalui lubang hidung yang terletak pada
paruhnya
Udara akan masuk kedalam tubuh melalui trakea
Trakea yang bentuknya menyerupai pipa tersebut nantinya akan membawa
udara masuk menuju paru-paru untuk melakukan metabolisme tubuh
Udara yang telah diolah tersebut nantinya akan dikeluarkan lagi berupa senyawa
CO2
3. Kulit
Kulit merupakan salah satu sistem eksreksi pada aves yang umumnya akan
melapisi tubuhnya. Akan tetapi kulit pada burung yang memiliki fungsi khusus ini
dapat ditemukan pada bagian tubuh belakangnya, lebih tepatnya pada ekor burung
atau uropygium. Pada bagian ini terdapat sedikit kulit yang didalamnya terdapat
kelenjar minyak. Kelenjar minyak tersebut memiliki fungsi tugas untuk
menghasilkan minyak yang akan disalurkan keseluruh bagian tubuh burung agar
bulunya tidak cepat basah ketika terkena air. Selain itu, kelenjar minyak tersebut
juga berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dalam bentuk lemak agar
kebutuhan burung tetap terpenuhi.
Ekskret yang terdapat pada saluran eksreksinya memiliki sifat semisolid
yang artinya menyerupai pasta, hal inilah yang mengakibatkan urine pada burung
akan keluar bersamaan dengan fesesnya. Pada ekskret sendiri mengandung
senyawa asam urat atau 2,6,8-trioxpurine dengan sifat yang sulit larut pada air,
kekurangan toksik serta apabila digunakan untuk mengekskresi sesuatu
membutuhkan sedikit air agar nantinya tidak menyebabkan kerusakan pada
embrionya dan tidak membentuk suatu endapan yang berupa kristal. Dimana
apabila terdapat semacam endapan tersebut, maka kemungkinannya burung akan
menjadi sakit dan perlu penanganan lebih lanjut.
4. MAMALIA
Mamalia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa
hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan,
misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat
warna empedu.Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus
dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.
Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari Paru-paru, Hati, Kulit, Ginjal.
1. Paru – Paru
Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang
dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru
kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru
sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang
disebut selaput pleura.
Fungsi Paru – Paru:
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa
paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Didalam paru-paru terjadi proses
pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel
darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan
dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan
dari paru-paru melalui hidung
2. Hati
Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya
di dalam rongga perut sebelah kanan. Berwarna merah tua dengan berat mencapai 2
kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri. Zat racun
yang masuk ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke
seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem
peredaran darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu.
Fungsi Hati
Fungsi Kulit:
Fungsi kulit antara lain sebagai mengeluarkan keringat, pelindung tubuh, menyimpan
kelebihan lemak,mengatur suhu tubuh, dan tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin
D dengan bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet.
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi,
pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah
yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan
pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar
keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan
ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga
sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal.
4. Ginjal
Dunia kedokteran biasa menyebutnya ‘ren’ (renal/kidney). Bentuknya seperti
kacang merah, berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang. Ukurannya kira-kira
11x 6x 3 cm. Beratnya antara 120-170 gram. Struktur ginjal terdiri dari: kulit ginjal
(korteks), sumsum ginjal (medula) dan rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal
terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai penyaring darah. Setiap nefron tersusun
dari Badan Malpighi dan saluran panjang (Tubula) yang bergelung. Badan Malpighi
tersusun oleh Simpai Bowman (Kapsula Bowman) yang didalamnya terdapat
Glomerolus.
Ginjal disebut organ ekskresi karena mengeluarkan zat sisa berupa urine, urine
terdiri dari sebagian besar air (80%-90%), urea, garam-garam mineral dan zat sisa lain
yang berupa racun. Ginjal manusia terdapat 2 buah terletak di rongga perut bagian
belakang. Ginjal terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
Bagian luar/kulit ginjal (Korteks) pada bagian ini terdapat berjuta-juta nefron
untuk proses filtrasi/penyaringan darah. Nefron terdiri dari badan malphigi, badan
malphigi terdiri dari kapsul bowman dan glomerulus.Medula/Sumsum ginjal merupakan
bagian ginjal yang berada pada bagian tengah tempat yang dilalui oleh urine sekunder
.Rongga ginjal (Pelvis) merupakan bagian ginjal yang paling dalam tempat menampung
sementara urine sekunder.
Fungsi Ginjal:
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses,
yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.
1. Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di
kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan
dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses
penyaringan.
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel
darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang
terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium,
klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan.Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin
primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam
lainnya
2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap
kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal
terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui
dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air
melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan
tubulus distal.
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino
dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam
dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi
maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan
tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang
bersifat racun bertambah, misalnya urea.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai
terjadi di tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju
rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika
kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan
sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra.
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea
dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna
dan bau pada urin.Komposisi urin biasanya terdiri atas 95% air, dengan
konsentrasi zat terlarut urea sebesar 9,3 g/L, ion klorida, natrium, kalium,
kreatinin dan ion terlarut lain termasuk hormon. Namun dalam beberapa kasus
karena adanya kelainan pada ginjal, kelainan pada hati, maupun kelainan pada
sistem peredaran darah dapat menyebabkan adanya kandungan lain ditemukan
pada ginjal.
Kandungan zat lain yang ditemukan pada urin dapat menjadi indikasi
adanya kelainan pada ginjal atau tubuh, diantaranya:
Ginjal adalah organ tubuh yang memiliki bentuk seperti kacang. Manusia
biasanya memiliki dua buah ginjal, terletak di kanan dan kiri bagian belakang
rongga perut. Posisi ginjal bagian kiri biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan
ginjal bagian kanan.
Ekskresi – ginjal menyaring dan membuang zat zat racun, urea, kelebihan
garam dan mineral yang tidak bisa disimpan tubuh melalui urin.
Mempertahankan keseimbangan air – ginjal berperan dalam mempertahan
homeostasis tubuh dengan cara mengontrol keseimbangan air dalam
tubuh. Ini bisa dilihat dari volume urin yang dikeluarkan dari ginjal. Saat
tubuh memerlukan air, maka air diserap kembali kedalam tubuh, begitu
pula sebaliknya.
Mengontrol tekanan darah – Pada artikel fungsi enzim renin sebelumnya
telah dibahas bahwa fungsi enzim renin salah satunya membantu
meningkatkan tekanan darah. Enzim renin dihasilkan oleh ginjal apabila
tekanan darah menurun.
Mengontrol produksi sel darah merah – Eritropoietin, adalah hormon yang
dihasilkan ginjal untuk merangsang sumsum tulang memproduksi sel sel
darah saat tubuh kekurangan oksigen. Jenis jenis sel darah yang dihasilkan
dalam sumsum tulang khususnya eritrosit. Fungsi darah ini adalah
mengikat oksigen yang dibutuhkan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
https://maristaramadhiyanti.wordpress.com/ipa-3/sistem-ekskresi/b-pengertian-sistem-ekskresi/
https://www.kamusq.com/2013/04/eksresi-adalah-pengertian-dan-definisi.html
http://www.ilmuhewan.com/sistem-ekskresi-pada-pisces-dan-aves/
https://www.academia.edu/16247974/EKSKRESI_PISCES?auto=download
https://dosenbiologi.com/hewan/sistem-ekskresi-pada-reptil
https://dosenbiologi.com/manusia/sistem-ekskresi-pada-ginjal
https://candramanik.wordpress.com/2015/01/06/anatomi-perbandingan-ekskresi-hewan-
vertebrata/