Anda di halaman 1dari 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : XI MIPA/ Ganjil
Materi Pokok : Totipotensi dan Kultur Jaringan
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menganalisis keterkaitan antara 3.3.6 Menjelaskan kultur jaringan dan
struktur sel pada jaringan tumbuhan totipotensi
dengan fungsi organ pada tumbuhan. 3.3.7 Menganalisis tahapan proses kultur
jaringan
3.3.8 Menjelaskan kelebihan dan
kekurangan kultur jaringan

4.3 Menyajikan data hasil pengamatan 4.3.4 Menyajikan data tahapan kultur
struktur jaringan dan organ pada jaringan berdasarkan pengamatan
tumbuhan. gambar/video.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan saintifik siswa dapat menjelaskan organ-organ pada tumbuhan,
struktur, fungsi dan proses tahapan kultur jaringan dengan benar, bekerja keras, kreatif,
kritis, dan penuh tanggung jawab

D. Materi Pembelajaran
1) Materi Fakta
1. Totipotensi
Sel-sel tanaman dapat tetap bersifat totipoten atau berpotensi penuh, yaitu sel-
sel tersebut dapat mempertahankan potensi zigot untuk membentuk semua bagian
organisme batang. Adanya sifat totipotensi pada jaringan tanaman dimanfaatkan untuk
memperoleh anakan seragam dengan jumlah banyak dan cepat.
Teori totipotensi dikemukakan oleh G. Heberland pada tahun 1898. Pada tahun
1950, F.C Steward dan mahasiswanya memperoleh tanaman wortel utuh dari sel
somatic floem akar wortel.
Tahapan dalam totipotensi sel-sel wortel sehingga terbentuk individu baru
adalah sebagai berikut.
 Floem akar tananaman wortel – dipotong kecil-kecil masing-masing 2 mm –
ditumbuhkan pada media bernutrien – sel-sel membelah, membentuk kalus
(jaringan yang belum berdeferensiasi) – kalus dipisahkan dalam media nutrisi-
kalus membelah diri membentuk embrio – terbentuk tanaman baru.
Berdasarkan sifat totipotensi, satu bagian tanaman dapat diklon menjadi tanaman
identic secara genetic. Usaha memperoleh suatu individu baru dari satu sel atau
jaringan dikenal sebagai kultur sel atau kultur jaringan.

2. Kultur Jaringan dan Teori Totipotensi


Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-
bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur
tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat
memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari
teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian
vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak
tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif.
Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang
besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan
bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih
terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan
konvensional.
Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk
mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut
pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi
aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman sempurna kembali.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak
tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif.
Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang
besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan
bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih
terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan
konvensional.

3. Keuntungan Pemanfaatan
Kultur Jaringan
1) Pengadaan bibit tidak tergantung musim
2) Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyakdengan waktu yang relatif lebih cepat
(darisatu mata tunas yang sudah respon dalam 1tahun dapat dihasilkan minimal
10.000 planlet/bibit)
3) Bibit yang dihasilkan seragam
4) Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
5) Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murahdan mudah
6) Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan
lingkungan lainnya

Landasan kultur jaringan didasarkan atas tiga kemampuan dasar dari tanaman, yaitu:
1. Totipotensi adalah potensi atau kemampuan dari sebuah sel untuk tumbuh dan
berkembang menjadi tanaman secara utuh jika distimulasi dengar benar dan sesuai.
Implikasi dari totipotensi adalah bahwa semua informasi tentang pertumbuhan dan
perkembangan suatu organisme terdapat di dalam sel. Walaupun secara teoritis
seluruh sel bersifat totipotensi, tetapi yang mengekspresikan keberhasilan terbaik
adalah sel yang meristematik.
Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia adalah
seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C.
Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur
wortel. Dengan mengambil satu sel empulur wartel, F.C. Steward bisa
menumbuhkannya menjadi satu individu wortel. Pada tahun 1954, kultur jaringan
dipopulerkan
oleh Muer, Hildebrandt, dan Riker. Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan
tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:
1) Pembuatan media
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.
Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.
Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.
Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya
dengan autoklaf.
2) Inisiasi
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan.
Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah
tunas.
3) Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan
di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga
steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol
yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang
melakukan kultur jaringan juga harus steril.
4) Multiplikasi
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam
eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari
adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan.
5) Pengakaran
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan
akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan
dengan baik.
6) Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic
ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan
memberikan sungkup. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan
barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit
dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

4. Tipe-tipe Kultur Jaringan :


Kultur jaringan (tissue culture) sampai saat ini digunakan sebagai suatu istilah umum
yang meliputi pertumbuhan kultur secara aseptik dalam wadah yang umumnya tembus
cahaya. Sering kali kultur aseptik disebut juga kultur in vitro yang artinya sebenarnya
adalah kultur di dalam gelas.
Dalam pelaksanaannya dijumpai beberapa tipe-tipe kultur, yakni:
1. Kultur biji (seed culture), kultur yang bahan tanamnya menggunakan biji atau
seedling.
2. Kultur organ (organ culture), merupakan budidaya yang bahan tanamnya
menggunakan organ, seperti: ujung akar, pucuk aksilar, tangkai daun, helaian
daun, bunga, buah muda, inflorescentia, buku batang, akar dll.
3. Kultur kalus (callus culture), merupakan kultur yang menggunakan jaringan
(sekumpulan sel) biasanya berupa jaringan parenkim sebagai bahan eksplannya.
4. Kultur suspensi sel (suspension culture) adalah kultur yang menggunakan media
cair dengan pengocokan yang terus menerus menggunakan shaker dan
menggunakan sel atau agregat sel sebagai bahan eksplannya, biasanya eksplan
yang digunakan berupa kalus atau jaringan meristem.
5. Kultur protoplasma. eksplan yang digunakan adalah sel yang telah dilepas bagian
dinding selnya menggunakan bantuan enzim. Protoplas diletakkan pada media
padat dibiarkan agar membelah diri dan membentuk dinding selnya kembali.
Kultur protoplas biasanya untuk keperluan hibridisasi somatik atau fusi sel soma
(fusi 2 protoplas baik intraspesifik maupun interspesifik).
6. Kultur haploid adalah kultur yang berasal dari bagian reproduktif tanaman,
yakni: kepalasari/ anther (kultur anther/kultur mikrospora), tepungsari/ pollen
(kutur pollen), ovule (kultur ovule), sehingga dapat dihasilkan tanaman haploid.

Aplikasi Teknik Kultur Jaringan dalam Bidang Agronomi


a. Perbanyakan vegetatif secara cepat (Micropropagation).
b. Membersihkan bahan tanaman/bibit dari virus
c. Membantu program pemuliaan tanaman (Kultur Haploid, Embryo Rescue, Seleksi
In Vitro, Variasi Somaklonal, Fusiprotoplas, Transformasi Gen /Rekayasa Genetika
Tanaman dll).
d. Produksi metabolit sekunder.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regenerasi


1. Bentuk Regenerasi dalam Kultur In Vitro : pucuk aksilar, pucuk adventif, embrio
somatik, pembentukan protocorm like bodies, dll
2. Eksplan
Eksplan adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk
perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah genotipe/varietas, umur
eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat
digunakan sebagi eksplan adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon,
hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.
3. Media Tumbuh
Di dalam media tumbuh mengandung komposisi garam anorganik, zat pengatur
tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur
jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog (MS), Woody Plant Medium (WPM),
Knop, Knudson-C, Anderson dll.
4. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman
Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ZPT adalah konsentrasi, urutan
penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering
digunakan adalah golongan Auksin seperti Indole Aceti Acid(IAA), Napthalene
Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan
Sitokinin seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA.
Golongan Gibberelin seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti
Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CCC.
5. Lingkungan Tumbuh
Lingkungan tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi
temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran
wadah kultur.
Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu yang
sempurna. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898. Dia
adalah seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C. Steward
menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel. Dengan
mengambil satu sel empulur wartel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya menjadi satu
individu wortel. Pada tahun 1954, kultur jaringan dipopulerkan oleh Muer, Hildebrandt,
dan Riker.
2. Materi Konsep
a) Totipotensi
b) Kultur Jaringan
3. Materi Prosedural
Prosedur pengamatan Kultur Jaringan.
4. Metakognitif
Memecahkan masalah terkait Kultur Jaringan
E. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Pendekatan saintifik
2) Model pembelajaran : STAD (Student Team Achivement Division)
3) Metode pembelajaran : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan individu.

F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan Orientasi 10 menit
 Guru bersama peserta didik mengucapkan salam
panganjali umat dan berdoa bersama
 Guru mengecek kehadiran peserta didik
 Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran.
Apersepsi :
 Guru mengingatkan kembali peserta didik dengan
materi organ pada tumbuhan, dengan bertanya,
“Bagaimana cara tumbuhan berkembang biak?”
 Guru mengaitkan materi dengan pengalaman peserta
didik melalui penayangan gambar tentang organ
tumbuhan dan kultur jaringan dengan menggunakan
PPT.
 Guru menanyakan pendapat peserta didik, “Informasi
apa yang anak-anak dapatkan dari gambar tersebut?”
Motivasi :
 Guru memberikan gambaran, “Pernahkah kalian
membayangkan, tumbuhan berasal dari sebuah jaringan
tumbuhan yang dapat membentuk organ, lalu tumbuh
menjadi tumbuhan yang lengkap seperti induknya,
tidak seperti biasanya dimana tumbuhan
berkembangbiak dengan menggunakan biji”
 Guru memotivasi peserta didik dengan menyampaikan
pentingnya mempelajari organ tumbuhan, sifat
totipotensi dan kultur jaringan
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai
Inti Kegiatan Literasi 70 menit
 Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk
memusatkan perhatian pada topik mengenai organ
tumbuhan, sifat totipotensi dan kultur jaringan
 Guru menginstruksikan peserta didik untuk lebih
memantapkan penguasaan materi dengan membaca
materi mengenai organ tumbuhan, sifat totipotensi dan
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
kultur jaringan dari berbagai sumber seperti buku paket
atau buku-buku penunjang lain atau dari internet.

Critical Thinking (Berpikir Kritis)


 Guru menginstruksikan peserta didik untuk membagi
kelas menjadi beberapa kelompok terdiri atas 5-6 orang
yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman).
 Guru memaparkan secara singkat materi mengenai
organ tumbuhan, sifat totipotensi dan kultur jaringan,
sambil mendemonstrasikan secara simbolis pembuatan
kultur jaringan. Lalu, guru menjelaskan teknis
pengerjaan LKPD dalam kelompok.
 Perwakilan dari setiap kelompok, akan mengambil
pertanyaan yang telah disediakan oleh guru untuk
didiskusikan.
 Pertanyaan yang telah didapat oleh peserta didik akan
didiskusikan bersama anggota kelompoknya.
 Guru mempersilakan jika ada peserta didik yang ingin
bertanya

Kegiatan Literasi
 Peserta didik mengumpulkan informasi dari buku atau
sumber lain selain buku teks sebagai tambahan
informasi

Collaboration (Kerjasama)
Mengamati
 Guru menginstruksikan peserta didik untuk
menghubungkan antara organ tumbuhan, sifat
totipotensi pada tumbuhan dengan perbanyakan
tumbuhan dengan kultur jaringan.

Menanya
 Peserta didik dibimbing untuk merumuskan beberapa
permasalahan yang sekiranya muncul selama proses
pencarian informasi dari buku atau sumber lain.

Creativity (Kreativitas) dan Collaboration (Kerjasama)


Mengumpulkan Data
 Peserta didik dalam masing-masing kelompok
mengumpulkan berbagai informasi terkait organ
tumbuhan, sifat totipotensi dan kultur jaringan
 Peserta didik dapat menggunakan buku pelajaran di
sekolah ataupun literatur lain yang mendukung

Collaboration (Kerjasama) dan Critical Thinking


(Berpikir Kritik)
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Mengasosiasikan
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan
oleh guru.
 Selama kelompok bekerja, guru melakukan
pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan, dan
bantuan apabila diperlukan oleh peserta didik
 Peserta didik menuangkan hasil diskusinya pada kertas
dan menulisnya dengan terstruktur

Communication (Berkomunikasi) dan Creativity


(Kreativitas)
Mengkomunikasikan
 Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi kelompok masing-masing
 Peserta didik menyampaikan hasil diskusi
kelompoknya kepada kelompok yang lain
 Kelompok yang lain diminta menanggapi hasil
pengamatan dan jawaban LKPD atau mengkoreksi
kesalahan pada kelompok penyaji
 Guru bertindak sebagai penengah dalam kegiatan
diskusi dengan memberikan penegasan-penegasan

Penutup Creativity (Kreativitas) 10 menit


 Guru bersama peserta didik menyimpulkan seluruh
kegiatan pembelajaran pada hari ini
 Guru menginstruksikan peserta untuk mengumpulkan
hasil diskusinya
 Guru membubarkan kelompok dan peserta didik
kembali ke tempat duduk masing-masing
 Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya
 Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa
bersama siswa untuk mengucapkan syukur kehadapan
Tuhan dan mengucapkan parama santih.

G. Penilaian
Penilaian Hasil belajar
1. Kompetensi Sikap
a) Teknik Penilaian : Non Test
b) Bentuk Instrumen : Lembar Pengamatan Kompetensi Sikap
2. Kompetensi Keterampilan
a) Teknik Penilaian : Mempresentasikan hasil pengamatan
b) Bentuk Instrumen : Penilaian diskusi
3. Kompetensi Pengetahuan
a) Teknik Penilaian : Tes
b) Bentuk Instrument : Pilihan Ganda, Essay

H. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media pembelajaran: LKPD, power point, video/gambar organ-organ tumbuhan dan
kultur jaringan.
2. Alat/ Bahan: Papan tulis, Spidol, alat tulis, laptop, LCD, video/gambar organ-organ
tumbuhan dan kultur jaringan.
3. Sumber Belajar :
a. Suparmin, dkk. 2014. Biologi Kelas XI peminatan Matematika dan Ilmu alam.
Mediatama : Surakarta
b. Hastuti, Puji. dkk. 2013. BIOLOGI SMA/MA KelasXI Semester 1. Klaten: Viva
Pakarindo
c. Internet
Lampiran
Instrumen Penilaian
1. Penilaian Afektif
Aspek yang dinilai
No. Nama Keterampilan Keterampilan Kerjasama Partisipasi Skor Nilai
bertanya Berkomunikasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1.
2.
Keterangan :
Skor 1 : tidak terampil bertanya/tidak mengumpulkan data/ tidak ada pengelolaan
data/ tidak presentasi.
Skor 2 : kurang terampil bertanya/ kurang mengumpulkan data/ tidak ada
pengelolaan data/ kurang presentasi
Skor 3 : terampil bertanya/ mengumpulkan data/ ada pengelolaan data/presentasi
baik/

Jumlah skor maksimum : 12


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
Nilai yang dicapai = x 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kriteria nilai : 90-100 = A 50-60 = C
70-80 = B <50 =D

2. Penilaian Psikomotorik

Aspek yang dinilai


No. Nama Keterampilan Keterampilan Kerjasama Partisipasi Skor Nilai
bertanya Berkomunikasi
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1.
2.
Keterangan :
Skor 1 : Tidak terampil bertanya/tidak mengumpulkan data/ tidak ada pengelolaan data/ tidak
presentasi
Skor 2 : Kurang terampil bertanya/ kurang mengumpulkan data/ tidak ada pengelolaan data/
kurang presentasi
Skor 3 : Terampil bertanya/ mengumpulkan data/ ada pengelolaan data/presentasi baik
Jumlah skor maksimum : 12
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
Nilai yang dicapai = x 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Kriteria nilai : 90-100 = A 50-60 = C
70-80 = B <50 =D

3. Penilaian Kognitif
Indikator Teknik Bentuk Kriteria
Instrumental/Soal
Pencapaian Penilaian Instrumen penilaian
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
“Struktur dan Fungsi Organ Tumbuhan, Sifat Totipotensi, dan Kultur Jaringan”

Alokasi waktu : 30 menit


Petunjuk Pengerjaan :
1. Diskusikan masalah/pertanyaan yang anda didapat dalam LKPD bersama dengan
teman sekelompokmu!
2. Buatlah hasil diskusi dalam buku tugas atau buku latihan masing-masing!

Pertanyaan :
1. Sebutkan organ-organ generative dan vegetative pada tumbuhan!
2. Jelaskan fungsi dari organ generative pada tumbuhan!
3. Jelaskan fungsi dari organ vegetative pada tumbuhan!
4. Sebutkan dan gambarlah bagian-bagian pada akar!
5. Sebutkan dan gambarlah bagian-bagian pada batang!
6. Sebutkan dan gambarlah bagian-bagian pada daun!
7. Sebutkan dan gambarlah bagian-bagian pada bunga!
8. Sebutkan dan gambarlah bagian-bagian pada buah dan biji!
9. Sebutkan definisi dari totipotensi!
10. Sebutkan definisi dari pluripotensi!
11. Sebutkan definisi dari Polipotensi!
12. Sebutkan definisi dari kultur jaringan!
13. Sebutkan jenis-jenis kultur jaringan!
14. Sebutkan tahapan kultur jaringan!
15. Jelaskan tahapan pada kultur jaringan!
16. Sebutkan dampak positif dari kultur jaringan!
17. Sebutkan dampak negatif dari kultur jaringan!
18. Sebutkan faktor yang mempengaruhi regenerasi tanaman!
Jawaban Lembar Kerja Peserta Didik

1. Organ generative pada tumbuhan adalah bunga, buah, dan biji. Organ vegetative pada
tumbuhan adalah daun, batang, akar.
2.
3. Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi
bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut
dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam
wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak
diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.

Anda mungkin juga menyukai