MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Fisiologi Hewan
Dosen: Risda Arba Ulfah, M.Si.
Oleh:
Nama :
NIM :
Kelas :
Yuni Maryeti
1147020077
B
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang mana
atas rahmat serta karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini hingga
batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, para
sahabatnya. Serta kepada kita semua selaku umatnya hingga akhir jaman.
Makalah
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan...................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................3
A. Pengertian dan Fungsi Sistem Ekskresi.............................................3
B. Sistem Ekskresi Pada Pisces...........................................................5
C. Sistem Ekskresi Pada Amphibi......................................................13
D. Sistem Ekskresi Pada Reptil.........................................................15
E. Sistem Ekskresi Pada Aves...........................................................16
F.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbagai reaksi kimia terjadi di dalam sel-sel tubuh kita untuk
menjaga kita tetap hidup. Reaksi kimia tersebut menghasilkan beberapa zat
sisa yang bersifat racun dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Sebagai
contoh, pemexahan glukosa dalam sistem pernafasan menghasilkan zat sisa
berupa karbon dioksida. Karbon dioksida bersifat racun bagi tubuh sehingga
dikeluarkan dari dalam darah melalui paru-paru (Astuti, dkk., 2012).
Tubuh melakukan begitu banyak proses metabolisme, seperti
pencernaan, respirasi dan sebagainya. Proses-proses seperti itu pada akhirnya
akan menghasilkan limbah yang tidak dikeluarkan jika tidak dikeluarkan akan
menyebabkan penyakit. Limbah yang dihasilkan beraneka ragam bentuknya,
mulai dari gas, cair, sampai padat. Untuk itu, kita memerlukan organ
pengeluaran
yang
berbeda-beda
pula.
Proses
pembebasan
sisa-sisa
metabolisme dari tubuh disebut ekskresi. Kelebihan air, gas, garam-garam dan
material-material organik (termasuk sisa-sisa metabolisme) diekskresikan
keluar tetapi substan yang esensial untuk fungsi-fungsi tubuh disimpan.
Material-material yang dikeluarkan ini biasanya terdapat dalam bentuk
terlarut dan ekskresinya melalui suatu proses filterisasi selektif. Alat-alat
tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistem
ekskresi. Manusia dan hewan memiliki sistem ekskresi yang berbeda
(Kartono dan Moeljanto, 2008).
Karena setiap spesies tidak sama proses metabolisme dan adaptasinya
terhadap lingkungan sehingga sistem ekskresi tubuhnya pun berbeda. Pada
makalah ini akan dibahas mengenai anatomi perbandingan sistem ekskresi
pada hewan yang menitik beratkan pada ekskresi pada subfilum vertebrata
yaitu pisces, amphibi, reptil, aves, dan mamalia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem ekresi dan fungsi sistem ekskresi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem ekskresi dan fungsinya.
2. Untuk mengetahui sistem ekskresi pada pisces.
3. Untuk mengetahui sistem ekskresi pada amphibi.
4. Untuk mengetahui sistem ekskresi pada reptil.
5. Untuk mengetahui sistem ekskresi pada aves.
6. Untuk mengetahui sistem ekskresi pada mamalia.
D. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah menambah wawasan
mahasiswa dalam perbandingan sistem ekskresi hewan vertebrata,
memahami mekanisme osmoregulasi pada hewan vertebrata, dan
memahami pentingnya sistem ekskresi dalam mengatur osmoregulasi dan
metabolise tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi merupakan hal pokok dalam homeostasis karena
sistem tersebut membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap
ketidakseimbangan cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion
tertentu sesuai kebutuhan. Sistem ekskresi sangat beraneka ragam, tetapi
semuanya memiliki kemiripan fungsional. Secara umum, sistem ekskresi
menghasilkan urin melalui dua proses utama yaitu filtrasi cairan tubuh dan
penyulingan larutan cairan yang dihasilkan dari filtrasi itu (Campbell, dkk,
2004).
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh,
seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil
metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui
alat ekskresi. Alatekskresi yang dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.
Semakin tinggi tingkatan mahluk hidup, semakin kompleks alat
ekskresinya. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi
(Sugiarti, 2010) :
2.
3.
4.
(termoregulasi).
Homeostasis.
Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal. Struktur
besar ikan memiliki 4 buah insang pada setiap sisinya. insang berbentuk
darah
(arteri
afferent
dan
arteri
efferent)
yang
dibelakang anus, sedangkan pada beberapa jenis ikan yang lain memiliki
kloaka (Romansah, 2012).
Sistem ekskresi pada ikan seperti halnya pada hewan kelas vertebrata
yang lain, yaitu berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme,
terutama yang mengandung nitrogen yang berasal dari metabolisme
protein di dalam tubuh ikan.alat ekskresi yang utama pada ikan adalah
ginjal (ren). pada ikan berkembang dua tipe ginjal, yakni :
1.
2.
Ginjal ikan terdiri atas dua bagian, yaitu ginjal dan saluran-salurannya:
1. Ginjal (ren), yang merupakan tipe ginjal mesonefros. Berjumlah
sepasang,
= saluran Wolffian),
duktus gonad dan ginjal telah berkembang yang dilengkapi dengan duktus
urinari (Permatasari, 2013).
Ikan beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cara khusus.
Terdapat perbedaan adaptasi antara ikan air laut dan ikan air tawar dalam
proses ekskresi. Keduanya memiliki cara yang berlawanan dalam
mempertahankan keseimbangan kadar garam di dalam tubuhnya.
Air garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan
pada kadar garam rendah dapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam
tubuh. Ginjal ikan harus berperan besar untuk menjaga keseimbangan
garam tubuh. Beberapa ikan laut memiliki kelenjar eksresi garam pada
insang, yang berperan dalam mengeliminasi kelebihan garam. Ginjal
berfungsi untuk menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan
hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus renalis. Tubulus yang bergulung
berperan penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang hilang pada
bagian tubulus nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam
aliran darah. Korpus renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan
air laut, sehingga cairan tubuh tidak banyak keluar karena penting untuk
menjaga
over
difusi
(agar
cairan
tubuh
tidak
terlalu
encer).
10
Kulit
Membran mulut
Pada ikan air tawar konsentrasi zat terlarut pada cairan tubuhnya
sangat berbeda dengan konsentrasi zat terlarut yang ada di lingkungannya.
Di dalam cairan tubuh ikan, konsentrasi zat-zat terlarut lebih tinggi
daripada konsentrasi zat terlarut yang ada di lingkungan. Hal tersebut
menyebabkan masalah osmotik bagi ikan-ikan air tawar, karena secara
osmosis air berpindah dari larutan yang konsentrasi zat terlarutnya rendah
ke larutan yang konsentrasi zat telarutnya lebih tinggi, sehingga secara
konstan tubuh ikan akan kemasukan air dari lingkungannya. Oleh karena
itu, tubuh ikan diselimuti lendir untuk mencegah masuknya air ke dalam
tubuh ikan secara berlebihan. Namun, tidak menutup kemungkinan juga
jika tubuh ikan masih dapat kemasukan air dari lingkungan dan ion-ion di
dalam tubuhnya keluar melalui insang. Ikan air tawar memperoleh
kelebihan air melalui permukaan tubuhnya, khususnya melalui insang dan
air yang terkandung di dalam makanannya, sehingga ikan air tawar tidak
banyak minum kecuali yang terkandung dalam makanan. Selain kelebihan
air, ikan air tawar juga mengalami kehilangan zat-zat terlarut yang ada di
dalam urinnya (urin merupakan sampah yang dihasilkan melalui sistem
ekskresi). Demi menjaga kestabilan tekanan osmotik cairan di dalam
tubuhnya, ikan air tawar secara terus menerus mengekskresikan air dalam
jumlah besar. dalam usaha mempertahankan keadaan tersebut, di dalam
tubuh ikan air tawar melibatkan kerja tiga sistem organ, antara lain sistem
pencernaan untuk mengambil ion-ion dari makanan;sistem respirasi yakni
menggunakan insang untuk mengambil ion-ion garam,khususnya Na + dan
Cl-; serta ginjal yang merupakan organ utama dalam sistem ekskresi yang
bekerja secara konstan menghasilkan urin encer dalam jumlah banyak
(kadar zat terlarut pada urin lebih rendah dibandingkan dengan yang ada
pada cairan tubuh). Dengan cara tersebut, maka ikan air tawar membuang
kelebihan air dan mempertahankan zat-zat terlarut yang dibutuhkan oleh
tubuh. Hal ini dapat dilakukan ikan air tawar karena ikan air tawar
11
12
Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih
kecil daripada ikan air tawar (Wahyuningtyas, 2012).
13
dari
14
15
16
memiliki kelenjar ekskresi garam yang bermuara pada ujung matanya. Hal
tersebut untuk mengimbangi pola makannya yang memangsa ikan laut
dengan kadar garam tinggi. Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke
rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung). Larutan garam
mengalir ke rongga hidung kemudia keluar lewat nares luar dan akhirnya
garam menetes dari ujung paruh. Burung hampir tidak memiliki kelenjar
kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya.
Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya (Romasah,
2012).
F. Sistem Ekskresi Pada Mammalia
Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat ekskresi yang terdiri
atas ginjal, kulit, hati dan paru-paru. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi
mengeluarkan zat sisa metabolisme yang berbeda,kecuali air yang dapat
diekskresikan melalui semua alat ekskresi (Sugiarti, 2010).
Dalam proses ekskresi ada beberapa bagian tubuh yang mempunyai
fungsi penting antara lain :
Alat Ekskresi
Ginjal
Kulit
Paru-paru
Hati
mineral, senyawa N)
CO2 dan H2O
Pigmen (bilirubin dan urobilin)
garam,
1. Ginjal
Alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa
metabolisme yang mengandung nitrogen adalah ginjal.
a) Struktur ginjal
17
18
19
20
sisa
metabolisme,
membuang
zat-zat
yang
21
tertentu
dapat
merangsang
peningkatan
atau
22
23
2008).
Gambar : Struktur Kulit Manusia
Kulit adalah organ pelindung yang menutupi seluruh permukaan
tubuh. Kulit merupakan lapisan sangat tipis dan tebalnya hanya beberapa
milimeter. Organ ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu kulit ari atau epidermis,
kulit jangat atau dermis, dan jaringan bawah kulit atau subkutan, (Martin,
1958) :
Kulit ari tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan tanduk (stratum
korneum), lapisan granula (stratum granulosum), dan stratum germinativum. Lapisan tanduk (stratum korneum) berada pada bagian yang
24
paling luar. Lapisan tanduk merupakan jaringan mati dan terdiri atas
berlapis-lapis sel pipih. Lapisan ini sering mengelupas dan digantikan oleh
jaringan di bawahnya. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel-sel di
dalamnya dan mencegah masuknya kuman penyakit (Alberts, 2002).
Lapisan granula (stratum granulosum) terletak di bawah lapisan
tanduk. Lapisan ini terdiri atas sel bergranula yang lama-kelamaan akan
mati dan kemudian terdorong ke atas menjadi bagian lapisan tanduk. Pada
lapisan ini terdapat pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit
dan melindungi kulit dari sengatan sinar matahari. Warna pigmen kulit
bermacam-macam sehingga ada orang yang berkulit hitam, sawo matang,
atau kuning langsat. Bila lapisan ini tidak mengandung pigmen kulit, orang
tersebut dikenal sebagai orang albino. Stratum germinativum tersusun atas
dua lapisan sel. Lapisan atas (stratum spinosum) mengandung sel-sel baru.
Sel-sel ini akan terdorong ke atas menjadi bagian lapisan granula di
bawahnya terbentuk sel-sel baru yang dibuat oleh sel-sel yang terusmenerus membelah (stratum basal) (Ishida, dkk., 2005).
Kulit jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di dalam kulit jangat
terdapat pembuluh darah, kelenjar keringat (glandula sudorifera), kelenjar
minyak (glandula sebassea), dan kantung rambut. Selain itu, terdapat juga
ujung-ujung saraf indera yang terdiri atas ujung saraf peraba dingin
(korpuskula krausse), peraba tekanan (korpuskula paccini), peraba panas
(korpuskula ruffinin), peraba sentuhan (korpuskula meissner), dan peraba
nyeri (Toma, dkk., 2001).
Kelenjar minyak menghasilkan minyak yang disebutsebum yang
berguna untuk meminyaki rambut agar tidak kering. Di bagian bawah
kantung rambut terdapat pembuluh kapiler darah yang mengangkut sari
makanan ke akar rambut sehingga rambut terus tumbuh. Di dekat akar
rambut terdapat otot rambut. Pada waktu kita merasa takut atau geli, otot
rambut berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak (Pochi dan Strauss,
1974).
25
keringat
yang
berlebihan
pada
pekerja
berat
26
27
28
Sementara itu pula kedudukan HCO3- digantikan oleh ion Cl- (klorida)
dari plasma darah.
Pengangkutan CO2 sebagai hasil zat sisa metabolisme, diangkut oleh
darah dapat melalui 3 cara :
1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam
karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2).
2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk
karbomino hemoglobin (23% dari seluruh CO2).
3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3)
melalui proses berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh
CO2).
4. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di dalam
rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Pada orang dewasa
normal beratnya kurang lebih 2 kg dan berwarna merah (Martin, 1958).
Sebagai alat ekskresi hati (hepar) mengeluarkan empedu 1/2 liter setiap
hari. Empedu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6.
mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, serta
pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin (Uesaka,
dkk., 1996).
Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya
pahit, pHnya netral, dan mengandung kolesterol, garam-garam mineral,
garam empedu, dan zat warna empedu yang disebut bilirubin dan
biliverdin. Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan
makanan. Zat warna empedu yang berwarna hijau kebiruan berasal dari
perombakan hemoglobin sel darah merah di dalam hati. Zat warna empedu
diubah oleh bakteri usus menjadi urobilin yang berwarna kuning coklat
yang memberikan warna feses dan urin. Sisa-sisa pencernaan protein yang
berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian dibawa oleh darah
dan selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal dikeluarkan
bersama-sama dengan urin (Martin, 1958).
29
30
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka disimpulkan
sebagai berikut :
1.
kulit
yang
menghasilkan
keringat,
paru-paru
yang
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, W. P., Prasetyo, A. P. B., & Rahayu, E. S. (2012). Pengembangan
Instrumen Asesmen Autentik Berbasis Literasi Sains pada Materi
Sistem Ekskresi. Lembaran Ilmu Kependidikan, 41(1).
Astuti, D. A., & Wina, E. (2014). Pengaruh pakan limbah tempe terhadap
ekskresi derivat purin dan pasokan N-Mikroba pada kambing peranakan
Etawah laktasi. JITV, 19(3).
Wahyuni, S., Jalaluddin, M., & Adnyane, I. K. M. (2016). Studi Histokimia
Sebaran Karbohidrat Usus Biawak Air (Varanus salvator). ACTA
VETERINARIA INDONESIANA-Indonesian Veterinary Journal, 3(2),
77-84.
Kartono, D., & Moeljanto, D. (2008). TOTAL GOITER RATE (TGR),
EKSKRESI IODIUM URINE (EIU) DAN KONSUMSI GARAM
32
the
extracellular
spaces
of
the
superficial
stratum
33
34