Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan di alam rimba, terdapat beberapa perilaku yang


dilakukan hewan sebagai ciri dan kebiasaan. Perilaku tersebut dilakukan pada
daerah yang dianggap sesuai dan aman bagi kehidupan hewan. Perilaku
merupakan kebiasaan hewan sehari-hari seperti peran daslam kelompok, waktu
aktif, daerah jelajah, cara mendapatkan makanan, cara membuat sarang,
hubungan sosial, tingkah laku, bersuara, interaksi dengan spesies lainnya, cara
kawin, dan melahirkan anak. Dalam rentang waktu tertentu hewan menjalani
hidupnya dengan melakukan berbagai aktivitas. Pada hewan yang sering
bergerak dalam pergerakan mencari makan untuk memperoleh energi
diperlukan.
Hewan yang telah dewasa aktivitas hariannya meliputi aktivitas
reproduksi, seperti mencari pasangan dan berkopulasi. Daearah yang dikunjungi
hewan untuk aktivitas-aktivitas disebut daerah jelajah. Dalam kegiatan
keseharian tercakup pula pergerakan mencari tempat berlindung, agar terhindar
dari bahaya predasi yang mengancam keberlangsungan hidup hewan tersebut.
Perilaku naruliah atau instinct merupakan perilaku terhadap suatu stimulus
tertentu pada suatu spesies bersifat menurun. Hal ini dapat dibuktikan dengan
menetaskan telur seekor hewan di tempat terpencil, sehingga apapun yang
dilakukan hewan itu tanpa meniru contoh hewan-hewan lain.
Kompetisi untuk memenuhi kebutuhan hidup antara kelompok-kelompok
hewan lebih sering terjadi di daerah yang sempit, akan tatapi dihuni oleh
kepadatan populasi yang tidak seimbang. Ketika daerah jelajah terjadi tumpang
tindih antara satu kelompok dengan lainnya dan interaksi para jantan seringkali
terjadi disekitar daerah perbatasan. Interaksi sering dtandai dengan raungan
keras, pengejaran pengusiran, perkelahian, bahkan saling melukai. Oleh karena
itu untuk melihat suatu kekhasan dari seekor hewan dan untuk mempelajari
kehidupannya maka tersebut guna mengetahui kevariasian dan cara hewan
tersebut beraktivitas untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya.

LATAR BELAKANG
Predator adalah hewan yang memangsa hewan lainnya. Hal ini merupakan
bentuk simbiosis dua individu, dengan salah satunya akan menyerang atau
memakan individu lainnya. Mangsa sering mengandalkan adaptasi morfologi
untuk menghindari predator. Selain itu hewan mangsa juga mengembangkan
strategi tingkah laku seperti mengelompok dan bersuara untuk mengurangi
resiko predasi.
Tekanan

predator

yang

dihadapi

menyebabkan

hewan

mangsa

mengembangkan tingkah laku anti predator, yaitu suatu bentuk kewaspadaan


dari mangsa terhadap gangguan yang ditimbulkan oleh predator. Burung
mempertahankan diri dengan memberi peringatan berupa suara, atau dengan
meningkatkan kewaspadaan. Biasanya predator tidak berburu sepanjang waktu,
mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk beristirahat. Spesies
mangsa biasanya akan berkumpul untuk mendekati dan memeriksa atau bahkan
mengganggu predator yang sedang beristirahat . Tingkah laku ini tidak bebas
dari risiko, karena mangsa dapat saja diserang oleh predator.
Salah satu tingkah laku anti predator yang dilakukan oleh burung adalah
Mobbing. Mobbing merupakan tingkah laku dimana burung-burung mangsa
akan mengusik, mengejar dan menyerang atau berusaha menggangu predator
sehingga meninggalkan lokasi mangsa. Mobbing secara luas dipahami sebagai
strategi anti predator yang terjadi pada burung dan mamalia.
Mobbing ini dapat memberikan kemampuan burung untuk menjaga
sarang, keturunan, dan pelajaran kepada anaknya tentang potensi bahaya dari
predator . Selain itu Mobbing juga dapat memberikan tanda bahaya kepada
spesies burung mangsa lainnya. Hal ini dapat menarik spesies lain untuk terlibat
dalam aktifitas Mobbing. Mobbing merupakan perilaku anti predator yang
sangat penting dalam komunitas burung terutama pada kelompok Passeriformes.
Banyak

spesies

burung,

seperti

burung

darifamili

Nectariniidae terlibat dalam tingkah laku anti-predator.

Pycnonotidae

dan

Anda mungkin juga menyukai