Anda di halaman 1dari 11

Nurul Fajrin Mustapa 2015. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan.

Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Hj.


Rani Hiola, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes.

UJI EFEKTIFITAS PERASAN BUAH PINANG (Arecha catechu L)


SEBAGAI INSEKTISIDA KECOA (Periplaneta americana)
Nurul Fajrin Mustapa1), Rani Hiola2), Dian Saraswati3)
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo
Nurul.mustapa26@gmail.com
2
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo
Ranihiola@gmail.com
3
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo
Diansaraswati69@gmail.com
1

ABSTRAK
Kecoa merupakan serangga vektor yang memidahkan beberapa
mikroorganisme patogen dalam penyebaran penyakit disentri, diare, cholera,
virus hepatitis a, dan polio pada anak-anak. Penggunaan insektisida sintetis
(kimia) dikenal sangat efektif, tetapi berdampak negatif terhadap lingkungan
hidup sehingga sebaiknya digunakan insektisida nabati (alami) buah pinang
(Arecha catechu L.) yang mengandung senyawa arekolin, fenolik, dan
proantosianidin dan bersifat mudah terurai serta relatif lebih aman.
Rumusan masalah dalam penelitian yaitu apakah perasan buah pinang
efektif digunakan sebagai insektisida kecoa dengan masing-masing konsentrasi
50%, 70%, dan 90%. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas perasan
buah pinang sebagai insektisida kecoa dengan masing-masing konsentrasi 50%,
70%, dan 90%.
Metode penelitian menggunakan eksperimen sungguhan dengan
pendekatan Rancangan Acak Lengkap. Sampel dalam penelitian sebanyak 96 ekor
kecoa dewasa berukuran 3 cm. Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali dan
diamati setelah 1 x 24 jam. Analisi data dalam penelitian ini menggunakan Uji
One Way Anova.
Hasil penelitian menunjukkan pada konsentrasi 50%, 70%, dan 90%,
presentase jumlah kematian kecoa berturut-turut adalah 25%, 50%, dan 100%.
Sehingga perasan buah pinang (Arecha catechu L.) efektif digunakan sebagai
insektisida kecoa (Periplaneta americana). Oleh karena itu buah pinang dapat
dimanfaatkan sebagai insektisida nabati yang aman bagi kesehatan dan relatif
murah dalam membunuh kecoa sebagai penganti insektisida sintetis.

Kata Kunci: Kecoa, Buah Pinang, Insektisida.

Nurul Fajrin Mustapa 2015. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Hj.
Rani Hiola, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes.

ABSTRACT
Nurul Fajrin Mustapa. Student ID. 811411022. Effectiveness Test of the
Areca Nut Extract (Areca catechu L.) as Cockroachs (Periplaneta americana)
Insecticide. Skripsi. Department of Public Health, Faculty of Health Sciences and
Sports, State University of Gorontalo. The principal supervisor was Dra. Hj. Rani
Hiola, M.Kes and Co-supervisor was Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes.
Cockroach is an insect that carries several pathogen microorganisms to
spread some diseases such as Dysentery, Diarrhea, Cholera, Hepatitis A, and
Polio to the children. The usage of chemical insecticide is known to be effective;
however, the impact to the environment is negative thus, it is better to use the
natural insecticide such as areca nut extract that contains the arecholyn,
phenolic, and proantosianidin and easily degraded as well as relatively safer.
The problem statement in this research was whether the areca nut extract
was effective to be used as insecticide for cockroach insect. This research was
designed to test the effectiveness of areca nut as cockroach insecticide for each
concentrate of 50%, 70%, and 90%.
The method used in this research was real experiment with the complete
random design. The samples of this research were 96 adult cockroaches with the
size of 3 cm. The treatment was repeated three times and was observed for 1 x
24 hours. The data were analyzed using the One Way Anova test.
This research showed that in the concentration of 50%, 70%, and 90%,
the percentage of the cockroach death was 25%, 50%, and 100%. The One Way
Anova test analysis showed that the F count was 45.800 with the probability of
0.000, due the probability was < 0.05 then the H1 was accepted and the H0 was
rejected, thus the areca nut extract was effective to be used as insecticide for
cockroach. It is recommended to the community to use the extract of areca nut as
natural insecticide that are safer for the health and relatively cheaper to curb the
spread of the cockroach as the substitute for the chemical insecticide which could
cause the health problems and environmental pollution.
Keywords : Areca Nut, Insecticide, Cockroach.

I.

PENDAHULUAN
Penyakit menular bersumber
vektor yang masih berjangkit di
masyarakat hingga kini, di antaranya
ditularkan oleh nyamuk, lalat dan
kecoa yang umumnya berkembang
pada lingkungan dengan sanitasi
yang buruk. Jenis kecoa yang banyak
ditemukan
di
lingkungan
permukiman Indonesia adalah kecoa
Periplaneta americana (Amalia dan
Idham, 2010).

Kecoa Periplaneta americana


merupakan salah satu serangga yang
banyak
ditemukan
disekitar
pemukiman masyarakat. Serangga ini
dapat
memindahkan
beberapa
mikroorganisme patogen antara lain,
Streptococcus, Salmonella dan lainlain, sehingga mereka berperan
dalam penyebaran penyakit disentri,
diare, cholera, virus hepatitis a, polio
pada anak-anak.

Nurul Fajrin Mustapa 2015. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Hj.
Rani Hiola, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes.

Penanggulangan penyakit yang


ditularkan oleh vektor kecoa selain
dengan
pengobatan
terhadap
penderita, juga dilakukan upayaupaya pengendalian vektor termasuk
upaya mencegah kontak dengan
vektor guna mencegah penularan
penyakit. Satu di antaranya adalah
cara pengendalian vektor dengan
menggunakan insektisida (Kemenkes
RI, 2012).
Penggunaan insektisida sintetis
(kimia) dikenal sangat efektif, relatif
murah, mudah dan praktis tetapi
berdampak
negatif
terhadap
lingkungan hidup (Sudrajat, 2010).
Gangguan kesehatan tubuh yang
dapat ditimbulkan akibat penggunaan
insektisida sintetis, yaitu nyeri pada
bagian perut, gangguan pada jantung,
ginjal, hati, mata, pencernaan,
bahkan
dapat
mengakibatkan
kematian. Selain itu penggunaan
insektisida
sintesis
dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan
yang diakibatkan oleh pencemaran
pada tanah, air, tumbuhan, dan
rusaknya rantai makanan suatu
ekosistem (Hasanah., Made., dan
Jamaluddin, 2012).
Untuk mengurangi dampak
pencemaran oleh insektisida sintesis,
dapat dilakukan dengan pencegahan,
pengurangan penggunaan insektisida
sintetis, dan penggunaan insektisida
nabati (Hasanah., Made., dan
Jamaluddin,
2012).
Pengunaan
insektisida
nabati
dalam
pemberantasan
vektor diharapkan
mampu menurunkan angka kesakitan
penyakit yang ditularkan melalui
vektor. Selain itu karena terbuat dari
bahan nabati, maka diharapkan
insektisida jenis ini akan lebih
mudah terurai (biodegradable) dialam
sehingga
tidak
mencemari

lingkungan dan relatif aman bagi


manusia (Atmadja (2010) dalam
Hanani (2014).
Salah satu tanaman yang
dapat digunakan sebagai insektisida
nabati
untuk
mengendalikan
serangga dan hama yaitu tumbuhan
pinang (Areca catechu L.). Pinang
(Areca catechu L.) adalah tanaman
sejenis palma yang tumbuh di daerah
Pasifik, Afrika dan Asia khusunya
Indonesia. Bagian dari tumbuhan
pinang (Areca catechu L.) yang
paling banyak digunakan sebagai
insektisida nabati yaitu biji pinang
(Areca catechu L.) karena bahan
aktif yang paling tinggi ditemukan
pada buah pinang muda. Biji pinang
(Areca catechu L.) mengandung
bahan aktif arekolin sejenis alkaloid
yang
dapat
menyebabkan
kelumpuhan
dan
terhentinya
pernafasan serangga (Eri., Desita.,
dan Hennie, 2013). Kandungan lain
dari biji pinang yaitu senyawa fenolik
dalam jumlah relatif tinggi yang
bersifat racun dan proantosianidin
yang bersifat menghambat makan
serangga
dan
bersifat
toksik
(Haditomo, 2010).
Di
Gorontalo
khusunya,
tanaman
pinang
ini
banyak
ditemukan di sekitaran rumah
penduduk. Banyaknya tanaman
pinang yang ditemukan di ruas-ruas
jalan di Provinsi Gorontalo selain
dimanfaatkan sebagai tumbuhan
yang
dikembangbiakan
di
pekarangan rumah, juga banyak
dimanfaatkan masyarakat sebagai
ramuan makan sirih (menyirih)
namun belum banyak dimanfaakan
masyarakat
sebagai
tanaman
penghasil insektisida nabati. Padahal
tanaman
pinang
ini
dapat
dimanfaatkan masyarakat sebagai

Nurul Fajrin Mustapa 2015. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Hj.
Rani Hiola, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes.

bahan insektisida nabati yang mudah


di buat sendiri oleh masyarakat, yang
relatif aman terhadap lingkungan dan
tidak menyebabkan keracunan.
Penelitian Gassa., Sulaeha.,
dan Yuyun (2008), menunjukkan
hasil bahwa pengaruh ekstrak biji
buah pinang (Areca catechu L.)
terhadap mortalitas Culex sp. sangat
efektif mematikan jentik nyamuk
Culex sp. pada 9 sampai 96 jam
sesudah pengujian dilakukan. Uji
Pra-Laboratorium yang dilakukan
sebelumnya oleh peneliti juga
menunjukkan hasil bahwa perasan
buah pinang (Areca catechu L.)
dapat digunakan untuk mematikan
kecoa (Periplaneta americana).
Namun perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui
efektifitas perasan buah pinang
(Areca catechu L.)
sebagai
insektisida
kecoa
(Periplaneta
americana).
Berdasarkan
uraian
latar
belakang diatas, maka mendorong
penulis untuk melakukan penelitian
mengenai Uji Efektifitas Perasan
Buah Pinang (Areca catechu L.)
Sebagai
Insektisida
Kecoa
(Periplaneta americana).
II. METODE PENELITIAN.
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.
Data yang diperoleh dalam
penelitian ini merupakan data
kuantitatif,
yakni
data
yang
berhubungan dengan angka-angka,
baik yang diperoleh dari hasil
pengukuran, maupun dari nilai suatu
data yang diperoleh dengan jalan
mengubah data kualitatif ke dalam
data kuantitatif, misalnya skors dari
hasil tes, atau hasil dari perhitungan
(Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini dilaksanakan di


Kelurahan
Oluhuta
Kecamatan
Kabila Kabupaten Bonebolango.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal
26 28 Mei 2015.
2.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan
desain penelitian True Eksperimen
(Eksperimen
sungguhan)
dan
rancangan
penelitian
dalam
eksperimen
ini
menggunakan
pendekatan
Rancangan
Acak
Lengkap (RAL). Dimana perlakuan
dikenakan sepenuhnya secara acak
kepada unit-unit eksperimen, desain
ini digunakan sebab unit eksperimen
bersifat homogen.
2.3 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini
yaitu kecoa (Periplaneta americana)
yang ada di Kelurahan Oluhuta dan
Pasar Tradisional Jembatan Jodoh.
Sampel
kecoa
(Periplaneta
americana) yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
kecoa
(Periplaneta americana) yang sudah
dewasa berukuran 3 cm sebanyak
96
sampel
kecoa.
Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling karena
sampel kecoa yang akan diteliti
ditentukan ukurannya oleh peneliti.

Untuk mengetahui tingkat


kematian rata-rata kecoa dengan
berbagai perlakukan perasan buah
pinang
menggunakan
rumus
persamaan :
X
X
n
Keterangan :
= rata-rata tingkat kematian
Xn
kecoa
pada
masing-masing
konsentrasi.

Nurul Fajrin Mustapa 2015. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Hj.
Rani Hiola, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes.

= jumlah total kecoa yang


mati dalam melakukan perlakuan
n
= banyaknya perlakuan
Untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini dilakukan dengan
analisis statistik uji Anova (Analysis
Of Variance) dengan tipe Anova satu
arah (One Way Anova) jika data yang
diperoleh
berdistribusi
normal.
Pengujian hipotesis menggunakan
tingkat kepercayaan 95% atau =
0,05.
X

III. HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN.
3.1 Hasil Penelitian.
Data yang diperoleh dari hasil
penelitian
ini
berupa
jumlah
kematian
kecoa
(Periplaneta
americana)
setelah
diberikan
perlakuan selama 1 x 24 jam dengan
3 kali pengulangan. Hasil penelitian
yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Gambaran Jumlah Kematian
Kecoa
Pada
Berbagai
Konsentrasi Perasan Buah
Pinang dengan 3 Kali
Pengulangan yang di Amati
Setelah 1 x 24 Jam

Sumber : Data Primer, 2015


Keterangan :
K.P : Konsentrasi Perasan
J.K : Jumlah Kecoa
P I : Pengulangan I
P II : Pengulangan II
P III : Pengulangan III
Berdasarkan
tabel
4.1
menunjukkan hasil bahwa terdapat
perbedaan jumlah kematian kecoa
dengan masing-masing konsentrasi
perasan buah pinang 50%, 70%, dan
90%. Setiap perlakuan konsentrasi
dalam penelitian ini menggunakan
jumlah sampel kecoa yang sama
yaitu 8 sampel kecoa yang

dimasukkan ke dalam wadah yang


berukuran 24 x 24 cm dengan 5 kali
penyemprotan pada masing-masing
konsentrasi. Perlakuan pada tiap
konsentrasi perasan buah pinang
50%, 70%, dan 90% ini dilakukan
pengulangan sebanyak 3 kali
pengulangan dan diamati selama 1 x
24 jam.
Pada konsentrasi perasan buah
pinang 50% jumlah kematian kecoa
dengan 3 kali pengulangan selama 1
x 24 jam yaitu sebanyak 6 ekor
dengan rata-rata 2 atau presentase
sebesar 25%. Dari hasil penelitian ini
dapat diketahui bahwa konsentrasi
perasan buah pinang 50% hanya
dapat mematikan kecoa dalam
jumlah sedikit.
Pada konsentrasi perasan buah
pinang 70% jumlah kematian kecoa
dengan 3 kali pengulangan selama 1
x 24 jam yaitu sebanyak 11 ekor
dengan rata-rata 4 atau presentase
sebesar 50%. Dari hasil penelitian ini
dapat diketahui bahwa konsentrasi
perasan buah pinang 70% mengalami
peningkatan dalam menyebabkan
kematian pada kecoa sehingga

K.P
(%)
0
50
70
90

J.K

8
8
8
8

Kematian
Kecoa Tiap
Pengulangan
P
P
P
I
II III
0
0
0
2
1
3
3
4
4
7
8
8

Jumlah
n

0
2
4
8

0
25
70
100

semakin tinggi daya bunuh yang


dihasilkan oleh perasan buah pinang.
Pada konsentrasi perasan buah
pinang 90% jumlah kematian kecoa
dengan 3 kali pengulangan selama 1
x 24 jam yaitu sebanyak 23 ekor
dengan rata-rata 8 atau presentase
sebesar 100%. Dari hasil penelitian

Nurul Fajrin Mustapa 2015. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Hj.
Rani Hiola, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes.

Presentase Jumlah Kecoa (Periplaneta


americana) yang Mati Setelah
Perlakuan (%)

ini
dapat
diketahui
bahwa
konsentrasi perasan buah pinang
90% dapat menyebabkan kematian
kecoa yang sangat tinggi mencapai
100% sehingga pada konsentrasi ini
perasan buah pinang sangat efektif
digunakan sebagai insektisida nabati
kecoa.
Dengan demikian, dari hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa perasan buah pinang
pada konsentrasi 50% menyebabkan
jumlah kematian kecoa yang paling
sedikit yaitu sebesar 25% sedangkan
pada konsentrasi 90% menyebabkan
jumlah kematian kecoa yang paling
banyak
yaitu
sebesar
100%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat konsentrasi
perasan yang digunakan maka akan
semakin meningkat jumlah kematian
kecoa yang dihasilkan.
120
100
80
60
40
20
0

Jumlah
Kematian
Kecoa

50

70

90

Konsentrasi Perasan Buah Pinang (%)

Gambar 4.1 Konsentrasi Perasan


Buah Pinang dengan Presentase
Kematian Kecoa.
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan
Gambar
4.1
menunjukkan hasil bahwa masingmasing konsentrasi perasan buah
pinang 50%, 70%, dan 90% dengan 3
kali pengulangan setelah 1 x 24 jam
mempunyai perbedaan rata-rata
presentase kematian kecoa dimana
pada setiap kenaikkan konsentrasi

perasan didapatkan adanya jumlah


kenaikkan kematian kecoa sampai
pada konsentrasi perasan tertinggi
yaitu 25%, 50%, dan 100%.
3.1.1 Uji Kolmogorov-Smirnov
dan Homogenitas Data.
Uji Kolmogorov-Smirnov dan
Homogenitas Data merupakan syarat
untuk dapat menganalisis data
menggunakan Uji One Way Anova
dalam penelitian ini, karena data
yang digunakan harus berdistribusi
normal dan homogen. Untuk
mengetahui nilai normalitas data
yang diuji dalam penelitian ini
terdapat pada lampiran 3, dimana
nilai dari hasil perhitungan sebesar
0.706 karena nilai probabilitas
0.05 maka data yang diuji dalam
penelitian ini berdistribusi normal.
Untuk homogenitas data seperti yang
terdapat pada lampiran 3 dimana
nilai dari hasil perhitungan sebesar
0.709 , karena nilai probabilitas
0.05 maka data yang dipakai dalam
penelitian ini homogen, sehingga
syarat Uji One Way Anova
terpenuhi.
3.1.2 Uji One Way Anova
Untuk uji efektifitas perasan
buah pinang sebagai insektisida
kecoa dilakukan dengan Uji One
Way Anova. Hasil Uji One Way
Anova seperti yang tercantum pada
lampiran 3 menunjukkan bahwa nilai
F hitung adalah sebesar 45.800
dengan probabilitas sebesar 0.000,
karena nilai probabilitas < 0.05
maka H1 diterima dan H0 ditolak,
sehingga hal ini berarti bahwa
Perasan buah pinang (Areca catechu
L.) efektif digunakan sebagai
insektisida
kecoa
(Periplaneta
americana) dengan masing-masing
konsentrasi 50%, 70%, dan 90%.

Nurul Fajrin Mustapa 2015. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Hj.
Rani Hiola, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes.

3.1.3 Uji perbandingan Mean


Post Hoc dengan LSD.
Berdasarkan
hasil
uji
perbandingan Mean Post Hoc dan
LSD yang tercantum pada lampiran 3
dimana perasan buah pinang 50%,
70%, dan 90% dengan 3 kali
pengulangan menunjukkan hasil
bahwa nilai probabilitasnya < 0.05
maka dapat diketahui bahwa
konsentrasi perasan buah pinang
memberikan
pengaruh
dan
perbandingan terhadap sampel kecoa
yang diberikan perlakuan.
3.2 Pembahasan.
Pada penelitian ini peneliti
menggunakan konsentrasi perasan
buah
pinang
dimulai
pada
konsentrasi 50%, 70%, dan 90%
karena pada penelitian Fitriani.,
Hennie., dan Rusli (2013) ekstrak
biji pinang yang efektif digunakan
untuk membunuh kepik hijau adalah
konsentrasi ekstrak biji pinang 50%.
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan diketahui bahwa
kelompok
kontrol
dengan
konsentrasi 0% tidak ada kecoa yang
mati sampai akhir pengamatan
selama 24 jam. Hal ini disebabkan
tidak adanya pemberian perlakuan
perasan buah pinang sehingga tidak
terdapat senyawa racun yang dapat
menyebabkan kematian pada kecoa.
Sedangkan pada kelompok perlakuan
konsentrasi perasan buah pinang
50%, 70% dan 90% dapat
menyebabkan
kematian
kecoa
dengan presentase kematian kecoa
dari masing-masing konsentrasi
mempunyai efektifitas yang berbedabeda.
Untuk membuktikan hipotesa
bahwa perasan buah pinang efektif
digunakan sebagai insektisida kecoa
dengan masing-masing konsentrasi

50%, 70% dan 90% maka digunakan


uji hipotesa Anova, yang hasilnya
membuat hipotesis H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti terdapat
perasan buah pinang (Areca catechu
L.) efektif digunakan sebagai
insektisida
kecoa
(Periplaneta
americana) dengan masing-masing
konsentrasi 50%, 70%, dan 90%.
Sedangkan pada uji lanjutan LSD
dapat diketahui bahwa konsentrasi
perasan buah pinang 50%, 70%, dan
90% memberikan pengaruh terhadap
jumlah kematian kecoa.
Presentase kematian kecoa
yang dihasilkan dari masing-masing
konsentrasi perasan buah pinang
50%, 70%, dan 90% berbeda-beda
yaitu 25%, 50%, dan 100%.
Perbedaan jumlah kematian kecoa
dari
tiap
konsentrasi
selain
dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi
yang digunakan dimana semakin
tinggi konsentrasi perasan maka
semakin tinggi tingkat kekentalan
perasan dan senyawa kimia yang
dikandung yang dapat menyebabkan
peningkatan jumlah kematian kecoa,
juga dapat dipengaruhi oleh faktor
lain seperti daya pertahanan tubuh
kecoa yang berbeda-beda. Faktor lain
yang juga dapat menyebabkan
perbedaan jumlah kematian kecoa
dari masing-masing konsentrasi juga
dapat dipengaruhi oleh kondisi
masing-masing kecoa yang dapat
mengalami trauma pada saat proses
penangkapan
serta
kondisi
lingkungan
seperti
suhu
dan
kelembaban
yang
dapat
mempengaruhi sensitifitas kecoa. Hal
ini diperkuat oleh Rahimi., Teguh.,
dan Habiba (2012) yang menjelaskan
bahwa kurang stabilnya suhu
maupun kelembaban ruangan tempat
penelitian dapat mempengaruhi

Nurul Fajrin Mustapa 2015. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Hj.
Rani Hiola, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes.

jumlah kecoa yang bereaksi terhadap


masing-masing perlakuan.
Keterbatasan penelitian dapat
juga menyebabkan perbedaan jumlah
kematian kecoa dalam penelitian ini,
karena pada proses penyemprotan
pada tiap perlakuan terdapat
beberapa
kecoa
yang
tidak
sepenuhnya terkena perasan buah
pinang yang disemprotkan karena
sensitifitas kecoa terhadap gerakan
sehingga mereka cepat dalam
menghindari
bahaya.
Menurut
Rahimi., Teguh., dan Habiba (2012)
pada penelitiannya jmenjelaskan
bahwa kecoa sangatlah sensitif
dengan rangsangan getaran yang
membantu mereka mengesan bahaya
dan juga peka terhadap cahaya.
Zat kimia yang terkandung
dalam buah pinang seperti arekolin,
fenolik,
dan
proantosianidin
membantu dalam proses mematikan
kecoa
karena
menyebabkan
terhentinya pernafasan, menghambat
makan serangga serta bersifat toksik.
Menurut Gassa., Sulaeha., dan
Yuyun
(2008)
Zat-zat
yang
terkandung dalam biji pinang seperti
senyawa arekolin dapat masuk
melalui kulit ke dalam sistem syaraf
sehingga menyebabkan kaku dan
penurunan aktifitas gerak. Fitriani.,
Hennie.,
dan
Rusli
(2013)
menyatakan
selain
kandungam
arekolin biji buah pinang juga
mengandung senyawa fenolik dalam
jumlah relatif tinggi sehingga dapat
menyebabkan kematian pada kecoa
karena senyawa ini bersifat racun.
Proantosianidin pada buah pinang
merupakan senyawa pertahanan
tanaman
yang
dapat
bersifat
menghambat makan serangga dan
bersifat toksik (Haditomo, 2010).

IV. SIMPULAN DAN SARAN.


4.1 Simpulan
Dari hasil penelitian uji
efektifitas perasan buah pinang
(Arecha
catechu
L.)
sebagai
insektisida
kecoa
(Periplaneta
americana) dengan masing-masing
konsetrasi 50%, 70%, dan 90%
menujukkan hasil presentase dimana
pada konsentrasi 50% jumlah
kematian kecoa sebesar 25%,
konsentrasi 70% jumlah kematian
kecoa sebesar 50%, dan konsentrasi
90% jumlah kematian kecoa sebesar
100%. Sehingga semakin tinggi
konsentrasi yang digunakan maka
semakin tinggi kematian kecoa yang
dihasilkan.
Kematian
kecoa
setelah
perlakuan dengan 3x pengulangan
dengan masing-masing konsentrasi
menunjukkan bahwa nilai F hitung
adalah sebesar 45.800 dengan
probabilitas sebesar 0.000, karena
nilai probabilitas < 0.05 maka H1
diterima dan H0 ditolak, sehingga hal
ini berarti bahwa perasan buah
pinang (Areca catechu L.) efektif
digunakan sebagai insektisida kecoa
(Periplaneta Americana) dengan
masing-masing konsentrasi 50%,
70%, dan 90%.
4.2 Saran.
Diharapkan bagi masyarakat
dapat memanfaatkan tanaman pinang
atau buah pinang sebagai insektisida
nabati yang aman bagi kesehatan dan
relatif murah dalam mengendalikan /
membunuh kecoa sebagai pengganti
insektisida sintetik yang umumnya
lebih berbahaya bagi kesehatan dan
lingkungan.
Perlu dilakukan penelitian
tambahan mengenai buah pinang
sebagai insektisida dengan berbagai
tambahan perlakuan dan teknik baru

Nurul Fajrin Mustapa 2015. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Hj.
Rani Hiola, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes.

sehingga insektisida nabati berbahan


dasar buah pinang dapat lebih efektif
lagi dalam membunuh serangga
vektor penyebar penyakit lainnya .
V. DAFTAR PUSTAKA.
Amalia, H. dan Idham, S.H. 2010.
Preferensi Kecoa Periplaneta
americana (l.) (Blattaria:
Blattidae) terhadap Berbagai
Kombinasi umpan. Bogor :
Departemen Proteksi Tanaman
Insitut Pertanian
Eri., Desita, S., dan Hennie, L. 2013.
Uji Beberapa Konsentrasi Biji
Pinang (Area catechu) Untuk
Mengendalikan Hama Ulat
Grayak (Spodoptera liturra F.)
Pada Tanaman Sawi (Brassica
juncea L.). Journal Penelitian.
Program Studi Agroteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas
Riau.
Fitriani, M., Hennie, L., dan Rusli, R.
2013.
Uji
Beberapa
Konsentrasi
Ekstrak
Biji
Pinang (Arecha catechu L)
Untuk Mengendalikan Kepik
Hijau (Nezara viridula L) di
Laboratorium.
Journal
Penelitian. Program Studi
Agroteknologi,
Fakultas
Pertanian, Universitas Riau.
Gassa, A., Sulaeha., dan Yayun, S.
2008. Uji Keefektifan Ekstrak
Buah Pinang (Areca catechu
L.)
Terhadap
Tingkat
Mortalitas Jentik Nyamuk
Culex
sp.
(Diptera
:
Culicidae). Journal Penelitian.
Jurusan Hama & Penyakit
Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
Haditomo, I. 2010. Efek Larvasida
Ekstrak
Daun
Cengkeh
(Syzygium aromaticum L.)
Terhadap Aedes aegypti L.

Skripsi. Fakultas Kedokteran


Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Hasanah, M., I, M.T., dan
Jammaluddin, S. 2012. Daya
Insektisida Alami Kombinasi
Perasan
Umbi
Gadung
(Dioscorea hispida Dennst )
Dan
Ekstrak
Tembakau
(Nicotiana tabacum L). Journal
Penelitian.
Pendidikan
Kimia/FKIP - University of
Tadulako
Hanani, S.J. 2014. Uji Efektifitas
Larutan Bawang Putih Sebagai
Insektisida
Nabati
Untuk
Membunuh Larva Nyamuk
Aedes aegypti. Skripsi. Jurusan
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Negeri Gorontalo
Kemenkes RI, 2012. Pedoman
Penggunaan
Insektisida
(Pestisida)
Dalam
Pengendalian Vektor. Jakarta :
Kementerian
Kesehatan
Republik Indonesia 2012
Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian
Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rahimi, S.A., Teguh, W.A., dan
Habiba, A. 2012. Uji Potensi
Ekstrak
Cabai
Merah
(Capsicum annum) Sebagai
Insektisida Terhadap Kecoa
Periplaneta sp. Journal. MHPS
Pendidikan Dokter SKUB
Bandung

Nurul Fajrin Mustapa 2015. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Hj.
Rani Hiola, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes.

Nurul Fajrin Mustapa 2015. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Hj.
Rani Hiola, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Hj. Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes.

Anda mungkin juga menyukai