Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI SAMPEL MAKANAN DI RSUD Dr.

SOETOMO SURABAYA
DESCRIPTION OF MICROBIOLOGICAL FOOD SAMPLE CHECK IN DR.
SOETOMO HOSPITAL SURABAYA

Miftakhul Nikmah
Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
nikmahmiftakhul430@gmail.com

ABSTRAK
Higine sanitasi adalah upaya pengendalikan faktor makanan, orang, tempat, serta
perlengkapannya yang dapat/mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan (Kepmenkes RI, 2003). Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan
umum yang dapat menimbukan risiko tinggi terhadap infeksi nosokomial termasuk
makanan, alat makan, dan peralatan makan yang digunakan dan diberikan kepada
paisen juga beresiko terhadap kontaminasi. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan upaya keamanan makanan di lingkungan RSUD Dr. Soetomo
Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif, dengan metode
pengumpulan data menggunakan data primer dengan pengambilan sampel makanan dan
pemeriksaan sampel makanan, data sekunder diperoleh dari laporan Instalasi Sanitasi.
Data yang diperoleh kemuadian dibandingkan dengan peraturan yang digunakan oleh
Rumah Sakit. Hasil penelitian pemeriksaan sampel alat makan IRNA Palem 2 yang
dilakukan di dapur gizi belum memenuhi syarat dengan hasil ALT 0.39 kol/cm 3 sedangkan
menurut peraturan yang digunakan Permenkes RI no. 1096 tahun 2011 tentang Higine
Sanitasi Jasaboga yang menetapkan hasil pemriksaan laboratorium angka kuman pada
alat makan dan minum harus nol (negatif) hal ini dapat di sebabkan karena beberapa hal
yaitu kelemahan dari proses pengambilan sampel, proses pemeriksaan laboratorium
maupun dapat juga terjadi pada saat setelah proses pencucian alat makan. Kesimpulan
dalam penelitian ini adalah RSUD Dr. Soetomo Surabaya sudah melakukan upaya
pemeriksaan sampel makanan, alat makan, dan alat masak hal ini bertujuan untuk
meminimalkan terjadinya kontaminasi sehingga makanan aman untuk dikonsumsi, tidak
menimbulkan risiko gangguan kesehatan karena konsumen merupakan orang yang
sedang menderita gangguan kesehatan sehingga lebih rentang terhadap kontaminasi.

Kata Kunci : Kesehatan lingkungan, Higine sanitasi, Pemeriksaan makanan

ABSTRACT
Higine sanitation is an effort to control the factors of food, people, places, and equipment
that may/may lead to illness or health problems (Kepmenkes RI, 2003). Hospitals are
places of public health services that can offer high risks for nosocomial infections
including food, cutlery, and cutlery used and given to paisen are also at risk of
contamination. The purpose of this research is to describe food safety efforts in RSUD
Dr. Soetomo Surabaya. This research is descriptive observational, the method with
collection data using primary data with food sampling and food sample inspection,
secondary data obtained from Sanitation Installation report. The data compared with the
regulation used by the Hospital. The result of inspection of samples of IRNA Palem 2
done in nutrition kitchen has not yet eligible with ALT 0.39 kol/cm3 while according to the
regulation used Permenkes RI no. 1096 of 2011 on Higine Sanitation Jasaboga which set
the results laboratory inspection numbers of germs in the cutlery and drink must be zero
(negative) this can be caused due to some things that the weakness of the process of
sampling, laboratory inspection process and can also occur at the time after the process
washing cutlery. The conclusion in this research is RSUD Dr. Soetomo Surabaya has
made an effort to inspection food samples, cutlery, and cooking utensil this is aimed to
minimize the occurrence of contamination so that food is safe for consumption, does not
pose a risk of health problems because consumers are people who are suffering from
health problems resulting in more range to contamination.

Keywords : Environmental health, Higine sanitation, Food inspection

PENDAHULUAN penyehatan makanan, yaitu tempat atau


bangunan, peralatan yang digunakan,
Kesehatan merupakan salah satu orang yang mengolah, dan bahan yang
hal yang sangat berharga bagi kehidupan diola. Salah satu hal yang penting adalah
manusia. Kesehatan sebagai modal dasar peralata makanan, peralatan makanan
untuk melakukan segala aktifitas. Salah beresiko dapat menimbulkan kontaminasi
satu persyaratan untuk mencapai derajat silang yang dapat menyebabkan food born
kesehatan yang optimal adalah disease.
pemenuhan kebutuhan makanan dan Menurut WHO tahun 2005 di
makanan yang higienis. Makanan Amerika Serikat terdapat 1,8 juta orang
merupakan salah satu sumber penting yang meninggal, hal ini disebabkan oelh
untuk kelangsungan hidup manusia dan diare dan adanya kontaminasi air minum.
merupakan kebutuhan dasar manusia Bahkan setiap tahun Negara ini mengalami
yang wajib dipenuhi guna menjaga 76 juta kasus keracunan makanan, 325
kesehatan, meningkatkan kecerdasan dan orang dirawat dan 5000 orang meninggal
produktivitas kerjanya. Makanan adalah dunia akhibat keracunan makanan (ALPI,
kebutuhan pokok manusia yang diperlukan 2011). Penyebab penyabaran penyakin
setiap saat dan harus ditangani dan melalui makanan yang terjadi di Amerika
dikelola dengan baik dan benar agar serikat adalah Karenapengolahan
bermanfaat bagi tubuh.Makanan adalah makakanan yang terinfeksi dan higine
kebutuhan pokok manusia yang diperlukan perorangan yang buruk, hal ini terjadi
setiap saat dan harus ditangani dan sekitar 25% dari kasus yang disebebkan
dikelola dengan baik dan benar agar oleh makanan (Maria, 2011).
bermanfaat bagi tubuh. Pengelolaan yang Penelitian Hisyam dalam Puspita
baik dan benar pada dasarnya merupakan (2010) menyebutkan di Jakarta terdapat
pengelolaan makanan berdasarkan sebesar 41,1% angka infeksi nosokomial,
kaidah-kaidah serta prinsip hygiene dan sedangkan di Surabaya terdapat 73,3%,
sanitasi makanan (Depkes RI, 2004). dan di Yogyakarta terdapat angka infeksi
Masalah sanitasi makanan sangat penting, nosokomial kurang lebih 5,9%. Angka
terutama ditempat-tempat umum yang erat kejadian nosokomial yang tergolong kecil
kaitannya dengan pelayanan untuk orang tetapi cenderung naik terdapat di daerah
banyak. Rumah sakit merupakan salah Pontianak yaitu 0.71% pada tahun 2003,
satu tempat umum yang memberikan meningkat menjadi 0.91% pada tahun
pelayanan kesehatan masyarakat dengan 2004, dan 1.83% pada tahun 2005.
inti pelayanan medis. Laporan RSUD Dr. Soedarsono
Pelayanan gizi di rumah sakit dalam Puspita (2010) menyebutkan angka
merupakan pelayanan yang mendukung kuman dari makanan dan peralatan makan
upaya penyembuhan penderita dalam RSUD Dr. Soedarsono tergolong tinggi,
waktu sesingkat mungkin. Makanan yang rata-rata angka kumannya 4.896 kol/cm2.
memenuhi kebutuhan gizi akan Dalam penelitian Yulia (2016)
mempercepat penyembuhan dan terdapat hubungan antara pelaksanaan
memperpendek hari rawat. Makanan yang enam prinsip hygine sanitasi makanan,
tidak dikelola dengan baik dan benar oleh minuman dan sarana sanitasi dengan
penjamah makanan dapat beresiko angka kuman pada peralatan makan dan
menimbulkan dampak negatif, seperti minum disekitar kantin Poltekkes
gangguan kesehatan dan keracunan Kemenkes Pontianak dengan p value 0,13
akibat bahan kimia, mikroorganisme, nilai r = -0,607 dan p value 0,13 nilai r =-
tumbuhan atau hewan, dan dapat pula 0,504. Besar angka kuman pada peralatan
menimbulkan alergi (Maria, 2011). makanan dan minuman memenuhi syarat
Prinsip higine dan sanitasi yaitu sebesar 81,25 persen dan yang tidak
makanan adalah pengendalian 4 faktor memenuhi syarat yaitu sebesar 18,75
persen. Berdasarkan data numeric rata- mempengaruhi kontaminasi makanan yang
rata angka kuman 62,87 koloni/cm 2, nilai dikonsumsi oleh pasien. Oleh karena itu
maksimal 110 koloni/cm2 dan nilai pentingnya pemeriksaan sampel pada
msinimal 12 koloni/cm2. Hasil uji Instalasi Gizi untuk mengetahui sejauh
laboratorium menggunakan usap alat makanan tersebut dapat dipastikan aman
terdapat 3 sampel yang memiliki angka untuk di konsumsi oleh pasien.
kuman lebih dari 100 koloni./cm2 atau
meebihi ambang batas sehingga tidak METODE PENELITIAN
memenuhi syarat kesehatan.
Dalam Meikawati (2010) gasil Penelitian ini merupakan penelitian
pemeriksaan makanan pada bulan maret, observasional deskriptif. Penelitian ini
juli, dan oktober 2017 yang dilakukan oleh bertujuan mendeskripsikan hasil
petugas sanitasi RSJD Dr. Amino bahwa pemeriksaan makanan, alat makan, dan
hasilnya tidak memenuhi syarat, alat masak untuk upaya keamanan
dikarenakan terdapat beberapa bakteri makanan di lingkungan RSUD Dr.
pada makanan yang diperiksa. Selain Soetomo Surabaya. Smapel dalam
pemeriksaan makanan tahun 2007 juga penelitian ini adalah makan, alat makan,
dilakukan pemeriksaan usap alat makan dan alat masak yang ada pada saat
pada beberapa alat makan dan alat masak dilakukan pemeriksaan dan hanya
yaitu plato, lepek, piring, telenan, dan berrjumlah 2 makanan, 2 alat masak dan 2
tempat sayur dengan hasil telenan alat makan setiap kali pemeriksaan.
mengandung mikrobakteri, sedangkan Pemeriksaan dilakuakn setiap 3 bualn
untuk alat masak dan lata makan yang lain sekali. Pengumpulan data menggunakan
memenuhi syarat kesehatan, tidak data primer dengan pengambilan sampel
mengandung mengandung mikrobakteri makanan dan pemeriksaan sampel
sehingga tidak menimbulkan risiko makanan yang dilakukan di lingkungan
kesehatan. RSUD Dr. Soetomo Surabaya, tempat
Salah satu alasan pentingnya pengambilan sampel makanan adalah
pemantauan hygine dan sanitasi makanan dapur gizi dan dapur graha amerta, tempat
di pelayanan gizi rumah sakit karena pengambilan sampel alat makan secara
selama proses produksi memiliki peluang bergantian dari masing-masing ruangan
terjadinya pencemaran yang dapat rawat inap, dan pemeriksaan sampel alat
membahayakan konsumen. Pencemaran makan diambil dari dapur gizi dan dapur
tersebut misalnya kontaminasi silang yang graha amerta RSUD Dr. Soetomo
terjadi dari pekerja yang kurang menjaga Surabaya. Data sekunder diperoleh dari
kebersihan dan kebersihan alat yang laporan Instalasi Sanitasi. Cara
kurang terjaga dan pencemaran yang pengambilan sampel yang dilakukan
diakibatkan bahan kimia, mikroorganisme, sesuai dengan Standart Operasional
tumbuhan atau hewan. RSUD Dr. Soetomo Prosedur yang dimiliki oleh BBTKL dan
Surabaya telah melakukan pemantauan Unit Laboratorium Instalasi Sanitasi.
higine dan sanitasi makanan yang Pegambilan sampel dengan
diproduksi oleh instalasi gizi, pemeriksaan menggunakan usap kapas steril pada
rutin dilaksanakan setiap satu minggu peralatan makan dan peralatan masak
yang meliputi usap alat dan pengambilan yang sudah dicuci. Usap kapan digunakan
sampel makanan untukdiperiksa di untuk menguji kualitas bakteriologis alat
Laboratorium Instalasi Sanitasi RSUD Dr. masak dan alat makan, hal ini dilakukan
Soetomo Surabaya, selain pihak dengan cara kapas steril yang dioleskan
Laboratorium Instalasi Sanitasi juga ke alat makan dan alat masak kemudian
bekerja sama dengan BBTKL (Balai Besar di celupakan pada media buffer dengan
Teknik Kesehatan Lingkungan) yeng cara dimasukkan ke dalam botel steril
bertujuan untuk memperoleh hasil banding untuk di bawa kelaboratorium dan
dari pemeriksaan sampel makanan dan diperiksa hasil mikrobiologinya dari
usap alat Instalasi Gizi RSUD Dr. Soetomo permukaan alat yang telah diambil
Surabaya. Pemeriksaan yang dilakukan sampelnya. Untuk pemeriksaan sampel
oleh Instalasi Sanitasi ada pemeriksaan makanan dengan mengambil sampel
sampel makanan, alat makan, dan alat makanan dengan pinset steril untuk
masak. Hal ini dilakukan karena sampel dimasukkan kedalam kom steril kemudian
makanan, alat makan, dan alat masak di bawa kelaboratorim untuk dilakukan
pemeriksaan mikrobiologi makanan. Hasil dan melakukan sterilisasi alat laboratorium
pemeriksaan sampel yang bekerja sama dan media pembiakan mikroba yang
dengan BBTKL dilakukan di BBTKL digunakan untuk pemeriksaan sampel
sedangkan pemeriksaan sampel yang makanan, alat makan, dan alat masak.
dilakukan oleh Unit Laboratorium di Dua unit tersebut yaitu unit
lakukan oleh petugas loboratorium sanitasi koordinator mutu dan pamantauan dan unit
lingkungan. laboratorium tersebut bertugas dalam
pemeriksaan sampel makanan, alat makan
HASIL DAN PEMBAHASAN dan alat masak. Pengambilan sampel
makanan, alat makan dan alat masak
Instalasi sanitasi lingkungan dilakukan secara bergantian mulai dari
dibentuk pada tahun 1998, dengan tujuan dapur gizi, ruang rawat inap, dan dapur
untuk menangani kegiatan-kegiatan yang graha amerta.
berlangsung di rumah sakit. Berikut hasil pemeriksaan sampel
Tugas pokok instalasi ini adalah makanan, alat makan, dan alat masak
menyediakan semua fasilitas dan yang dilakukan oleh unit koordinator mutu
kebutuhan yang berkaitan dengan sanitasi. dan pemanatauan yang bekerja sama
Jumlah sumber daya manusia yang ada di dengan BBTKL dan unit laboratorium
Instalasi sanitasi Rumah Sakit Umum sanitasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Daerah Dokter Soetomo Surabaya yang dikerjakan oleh petugas laboratorium
sebanyak 39 orang terdiri dari 1 kepala sanitasi lingkungan miliki RSUD dr.
instalasi, 4 orang koordinator, 6 orang Ka Soetomo Surabaya
unit Pelayanan, 28 Staf karyawan. Unit
yang terdapat di Instalasi Sanitasi RSUD Pemeriksaan Sampel Makanan
Dr. Soetomo Surabaya yaitu Unit
perencaan dan pelaporan, unit koordinator Hasil pemeriksaan sampel
mutu dan pemantauan, unit sampah non makanan yang dilakukan oleh unit
medis, unit air bersih, unit sampah medis, koordinator mutu dan pamantauan di
unit pengendalian serangga dan binatang Dapur Gizi tanggal 23 Mei 2017 bekerja
pengganggu, dan unit laboratorium sama dengan BBTKL yang dilakukan
lingkungan. setiap tiga bulan sekali, hal ini bertujuan
Unit koordinator mutu dan untuk melakukan pengawasan terhadap
pemantauan memilki personil 3 orang. kualitas makanan dan sebagai bahan
Tugas dari unit koordinator mutu dan banding terhadap pemeriksaan makanan
pemantauan diantaranya adalah yang dilakukan oleh unit laboratorium
melaksanakan koordinasi dengan lembaga sanitasi lingkungan RSUD Dr. soetomo
yang berwenang dibidang pemeriksaan Surabaya. Sekali pemeriksaan sampel
lingkungan (BLK Surabaya, BLH Provinsi makanan ada dua jenis sampel yang
Jatim, BBTKL Surabaya, Syslab dll), dan diperiksa yaitu sayur dan lauk, untuk
menentukan tempat, jumlah titik sampel pemeriksaan makanan yang dilakukan
dan frekuensi pengambilan sampel. Salah tergantung dari jenis makanan yang ada
satunya bekerja sama dengan BBTKL pada saat hari pemeriksaan, selain di
Surabaya adalah untuk melakukan Dapur Gizi pemeriksaan sampel makanan
pemeriksaan sampel makanan, alat juga dilakukan di Dapur Graha Amerta oleh
makan, dan alat masak. BBTKL pada tanggal 23 Mei 2017,
Unit laboratorim sanitasi memilki pemeriksaan makanan di Dapur Graha
jumlah personil 3 orang, tugas dari unit Amerta RSUD Dr. Soetomo Surabaya
laboratorium sanitasi dianataranya adalah hanya satu jenis makanan, hal ini
melakukan pemeriksaan minuman di dapur disebebkan karena jenis makanan yang
gizi dan minuman untuk pasien, fisika sudah siap untuk disajikan pada saat
bakteriologi IRNA salah satunya adalah pemeriksaan sampel makanan masih ada
pemeriksaan alat makan, pemeriksaan satu jenis makanan, sampel dibawa ke
mikrobiologi (ALT) dan kimia air medis, laboratorium BBTKL dengan
pemeriksaan kimia meliputi conductivity, menggunakan kom streil yang tertutup
TDS, hardness dan sisa chlor, melakukan rapat kemudian di masukkan ke dalam box
pemeriksaan makanan dan alat masak, tertutup, dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Makanan di RSUD Dr Soetomo Surabaya oleh
BBTKL Surabaya

Jenis Lokasi Batas Keterangan


Satuan Hasil Uji
Makanan Syarat
Dapur Gizi RSUD
Nasi Putih MPN/gr Dr. Soetomo < 3,0 0 Memenuhi
Surabaya Syarat
Dapur Gizi RSUD
Ayam Saus
MPN/gr Dr. Soetomo < 3,0 0 Memenuhi
Inggris
Surabaya Syarat
Dapur Graha
Cah Wortel Amerta RSUD Dr. Memenuhi
< 3,0 0
Tauge MPN/gr Soetomo Syarat
Surabaya
Sumber : Hasil analisis BBTKL, tanggal 18 Juli 2017

Hasil pemeriksaan Mikrobiolgi Dalam penelitian (Chantika,


makanan memenuhi syarat sesuai dengan Sumardiono, & Sumaningrum, 2016)
Kepmenkes RI no. 1204 Tahun 2004 mengatakan Rumah sakit yang mengelola
tentang Persyaratan Kesehatan makanan untuk pasien harus
Lingkungan Rumah Sakit. MPN dengan meningkatkan kualitas makanan, dari segi
hasil uji <3 ≈ 0, hasil yang diperoleh sesuai rasa, gizi maupun keamanan makanan
dengan batas yang dipersyaratkan Pemeriksaan sampel makanan
sehingga tidak berbahaya untuk di yang dilakukan oleh unit koordinator mutu
konsumsi oleh konsumen dalam hal ini dan pamantauan yang bekerja sama
adalah pasien rawat inap RSUD Dr. dengan BBTKL merupakan pemeriksaan
Soetomo Surabaya. Hal ini sejalan dengan mikrobiologi. Selain BBTKL pemeriksaan
penelitian (Kirana & Gunawan, 2016) yang sampel makanan juga dilakukan oleh Unit
menyatakan hasil pemeriksaan sampel Laboratorium Sanitasi Lingkungan RSUD
makanan di RS Hj. Anna Lasmanah Dr. Seotomo Surabaya untuk melihat nilai
Kabupeten Banjarnegara memenuhi syarat ALT (angka lempeng total). Angka lempeng
hal ini dikarenakan hasil uji tidak melebihi total (heterotropic plate count) adalah
batas cemaran. Pengawasan keamanan suatu indikator untuk mengetahui adanya
makanan di instalasi gizi rumah sakit mikroba heterotropik bakteri, dan kapang
sangat diperlukan karena instalsi gizi dimana mikroba tersebut sensitif terhadap
rumah sakit mensuplay semua makanan suatu proses yaitu proses desinfektan,
yang dikonsumsi oleh pasien yang dirawat seperti pada air yang tanpa residu
di rumah sakit, gangguan kesehatan yang desinfektan sehingga terjadi pembentukan
terjadi pada pasien menyebabkan tubuh spora dan mikroba yang berkembang
pasien lebih rentang terhadap infeksi, secara cepat (WHO, 2011). Berikut ini
sehingga penjaminan keamanan makanan merupakan hasil pemeriksaan mikrobiologi
di suatu rumah sakit sangat diperlukan untuk sampel makanan yang dilakukan
untuk mempercepat pemulihan dari oleh Unit Laboratorium Instalasi Sanitasi
gangguan kesehatan yang dialami oleh Lingkungan di Dapur Gizi RSUD Dr.
pasien. Soetomo Surabaya :

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Sampel Makanan di Dapur Gizi RSUD Dr. Soetomo
Surabaya

Jenis Waktu Lokasi Hasil Batas Keterangan


Makanan Pemeriksaan Pemeriksaan (ALT) Syarat
Dapur Gizi Memenuhi
29 Agustus
Ayam Bumbu RSUD Dr. 0 0 Syarat
2017, pukul
Kare Soetomo kol/gr kol/gr
09.35
Surabaya
Sumber : Hasil pemeriksaan sampel makanan Unit Laboratorium Sanitasi Lingkungan RSUD Dr.
Soetomo Surabaya, tanggal 29 Agustus 2017
Tabel di atas menunjukkan bahwa Sanitasi Lingkungan bertujuan untuk
hasil pemeriksaan sampel makanan di memeproleh hasil banding dari
Dapur Gizi RSUD Dr. Soetomo Surabaya pemeriksaan sampel, sehingga apabila
memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan bagian Unit Laboratorium Sanitasi
Kapala BPOM RI tentang penetapan batas Lingkungan memperoleh hasil yang tidak
maksimum cemaran mikroba dan kimia memenuhi syarat maka dapat melihat hasil
dalam makanan untuk daging dan produk sebagai perbandingan dari hasil
daging batas maksimum ALT yang pemeriksaan sampel yang dilakukan oleh
diijinkan 1x104 koloni/g, sedangkan hasil BBTKL sehingga dapat menentukan
ALT yang diperoleh dari pemeriksaan kemungkinan kesalahan yang terjadi.
makanan ayam bumbu kare di dapur gizi
RSUD Dr. soetomo Surabaya diperoleh Pemeriksaan Sampel Alat Makan
hasil ALT 0 koloni/g dapat dikatakan tidak
terdapat koloni yang tumbuh pada media Penilaian kualitas peralatan makan
pengenceran sampel dan makanan secara mirobiologis dapat dilakukan
sehingga makanan aman untuk dengen perhitungan total angka bakteri
dikonsumsi, tidak menimbulkan risiko (angka lempeng total). Menurut FDA dalam
gangguan kesehatan. Hal ini sejalan penelitian (Rizqi, Hestiningsih, &
dengan penelitian (Wahyuni, 2015) Saraswati, 2016) mengatakan perhitungan
mengatakan hasil pemeriksaan 6 sampel total angka bakteri dilakukan dengan
makanan yang diperiksa memenuhi syarat tujuan untuk mengetahui kandungan
ALT, tetapi jumlah koloni yang tumbuh mikroba total yang ada pada sampel yang
pada pemeriksaan ALT tersebut cukup diteliti.
banyak, hal ini dapat disebabkan pengolah Selain pemeriksaan sampel
makanan kurang memperhatikan higine makanan, unit laboratorium sanitasi juga
dan sanitasi makanan. Tetapi untuk melakukan pemeriksaan sampel alat
pengolahan makanan di RSUD Dr. makan dan alat masak, untuk alat makan
Soetomo Surabaya sudah memperhatikan dilakukan mulai dapur gizi, dapur graha
Higine sanitasi makanan, hal ini di buktikan amerta hingga ruangan rawat inap secara
dengan adanya penilaian higin sanitasi bergantian setiap minggu. Berikut ini
makanan setiap tiga bulan sekali oleh adalah hasil pemeriksaan sampel alat
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. makan di IRNA Palem 2 yang dilakukan di
Hasil pemeriksaan ALT di RSUD dapur gizi karena pada saat dilakukan
Dr. soetomo Surabaya dapat dikatakan pemeriksaan alat makan, semua alat
makanan aman dari pencemaran, makan di IRNA Palem 2 sudah di bawa ke
sehingga dapat membantu memberikan dapur gizi untuk persiapan suplay
nutrisi pada pasien yang sedang dirawat makanan ke pasien dan IRNA Cendana
dengan tidak memberikan dampak buruk yang dilakukan pemeriksaan di IRNA
lain bagi kesehatan konsumen. Cendana sendiri, pemeriksaan sampel alat
Pemeriksaan sampel makanan oleh dua makan digunakan untuk membaca ALT
pihak yaitu BBTKL dan Laboratorium (Angka Lempeng Total) :

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Sampel Alat Makan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Jenis Alat Waktu Lokasi Hasil Batas keterangan


Makan Pemeriksaan Pemeriksaan (ALT) Syarat
Dapur Gizi Tidak memenuhi
Piring 30 Agustus
RSUD Dr. 0.39 0 kol/cm3 syarat
IRNA 2017, pukul
Soetomo kol/cm3
Palem 2 08.11
Surabaya
Piring 30 Agustus
IRNA 15
IRNA 2017, pukul Memenuhi syarat
Cendana kol/cm3
Cendana 07.53 100/cm2
Sumber : Hasil pemeriksaan sampel makanan Unit Laboratorium Sanitasi Lingkungan RSUD Dr.
Soetomo Surabaya, tanggal 30 Agustus 2017
Hasil pemeriksaan sampel alat memenuhi syarat sesuai dengan
makan IRNA Palem 2 yang dilakukan unit Permenkes RI no. 1204 tahun 2004,
laboratorium di Dapur Gizi, hasilnya belum sehingga alat makan yang berada pada
memenuhi syarat, belum sesuai dengan IRNA Cendana aman digunakan dan tidak
Permenkes RI no. 1096 tahun 2011 menimbulkan risiko terhadap kesehatan
tentang Higine Sanitasi Jasaboga pasien yang menggunakan peralatan
penetapan hasil pemeriksaan laboratorium makan tersebut. Di dalam rumah sakit
angka kuman pada alat makan dan minum kondisi pasien rawat inap sangat rentang
harus nol (negatif). Hal ini dapat terhadap infeksi nosokomial, infeksi dapat
disebabkan karena beberapa hal, salah ditimbulakn dari lingkungan maupun dari
satunya proses pencucian alat makan dan peralatan makan yang digunakan secara
penyimanan alat makan, yang menjadi bergantian, sehingga setelah pencucian
kemungkinan alat makan dari IRNA Palem diharapkan peralatan masak benar-benar
2 masih belum memenuhi standar untuk besih dan tidak terkontaminasi oleh
pemeriksaan ALT. Pembilasan alat makan mikroba apapun, sehingga apabila keluar
yang dilakukan pada sore hari tanggal 29 dari rumahsakit pasien tidak akan
Agustus 2017 dapat menyebabkan menderita gangguan kesehatan yang
timbulnya koloni alat makan tersebut, ditimbulkan oleh penularan saat berada di
sehingga perlu dilakukan pembilasan pada rumah sakit. Pencucian dan penyimpanan
pagi hari sebelum digunakan untuk alat makan harus diperhatikan dengan
pengambilan makanan. Hal ini sesai baik. Dalam penelitian Puspita (2010),
dengan penelitian (Marpang, Santi, & tahapan-tahapan untuk mendaatkan
Marsaulina, 2012) menyebutkan bahwa cucian yang sehat dan aman adalah
hasil obeservasi yang dilakukan tidak membuang sisa kotoran, menrendam
terdapat tempat penyimpanan peralatan dalam air, mencuci dengan detergen,
yang khusus, peralatan yang sudah di cuci membilas denagn air bersih,
langsung diletakkanpada tempat terbuka membebashamakan. Membebeas
begitu saja, sementara debu beterbangan hamakan caranya dengan merendalam
dimana-mana sehingga hal itu dapat dalam air panas dengan suhu 800C selama
menimbulkan kontaminasi oelh bakteri dua menit atau dengan suhu 1000C
E.coli, hal ini dapat menyebabkan makan selama satu menit, kemudian lap dengan
yang diletakkan di atas alat makan lap yang bersih dan kering. Hal tersebut
tersebut tekontaminasi bakteri E.coli. dapat mengurangi adanya mikroba yang
dalam penelitian (Riga, Buntuan, & Rares, terdapat pada alat makan, sehingga alat
2015) menyatakan kontaminasi dapat makan aman untuk digunakan.
tejadi dalam beberapa tahap, mulai dari Peranan peralatan makan dalam
tahap pemilahan bahan, cara penyehatan makanan merupakan hal yang
penyimpanan bahan yang akan diolah, terpenting karena karena perlatan
pengolahan makanan, penyimpanan, makanan merupakan bagian yang tidak
pengangkutan dan penyajian makanan dapat dipisahkan dari perinsip pentehatan
sebagai contoh adalah tecemarnya bahan makanan. Menjaga kebersihan dari
baku, kebersihan alat masak dan alat peralatan makan merupakan salah satu
makan, food handler, air yang digunakan hal yang dapat membantu mencegah
untuk pencucian, dan dapat pula terjadinya kontaminasi makanan yang
disebabkan oleh binatang penganggu. terjadi akibat penggunaan.
Selain IRNA Palem 2 pemeriksaan
alat makan juga dilakukan di IRNA Pemeriksaan Sampel Alat Masak
Cendana. Hasil pemeriksaan sampel alat
makan IRNA Cendana dilakukan oleh Unit Pemeriksaan sampel alat masak
Laboratorium Sanitasi Lingkungan di IRNA dilakukan oleh unit laboratorium sanitasi
Cendana, menurut Permenkes RI no. 1204 lingkungan RSUD Dr. soetomo Surabaya.
tahun 2004 tentang Persyaratan Pemeriksaan sampel alat masak dilakukan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit di dapur gizi dan dapur graha amerta
penetapan hasil pemeriksaan laboratorium secara bergantian dengan menggunakan
angka kuman pada peralatan sebanyak- tes kit dan dikerjakan oleh petugas
banyaknya 100/cm2 permukaan. Sehingga laboratorium sanitasi lingkungan.
hasil yang diperoleh oleh pemeriksaan Pemeriksaan alat masak bertujuan untuk
angka kuman pada perlatan dapur adalah melihat nilai ALT (Angka Lempeng Total)
pada alat masak yang digunakan dapur Soetomo Surabaya yang dilakukan oleh
gizi dan dapur graha amerta. Berikut unit laboratorium sanitasi lingkungan
adalah hasil pemeriksaan sampel alat RSUD Dr. Soetomo Surabaya
masak di dapur graha amerta RSUD Dr.

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Sampel Alat Masak di Dapur Graha Amerta RSUD Dr.
Soetomo Surabaya

Jenis Alat Waktu Lokasi Batas Keterangan


Hasil (ALT)
Masak Pemeriksaan Pemeriksaan Syarat
Panci (baru
dicuci Dapur Graha
29 Agustus
dengan air Amerta RSUD 2.15 Memenuhi
2017, pukul
dingin dan Dr. soetomo kol/cm3 100/cm2 syarat
10.05
dilap pakai Surabaya
tisu)
Sumber : Hasil pemeriksaan sampel alat masak Unit Laboratorium Sanitasi Lingkungan RSUD Dr.
Soetomo Surabaya, tanggal 29 Agustus 2017

Hasil pemeriksaan sampel alat penyimpanan alat masak harus kering.


makan dapur graha amerta oleh unit Sehingga alat masak tidak terkontaminasi
laboratorium sanitasi lingkungan, menurut oleh bahan berbahaya maupun oleh vektor
Permenkes RI no. 1204 tahun 2004 dan hewan pengganggu dan tidak
tentang Persyaratan Kesehatan menimbulkan risiko kesehatan, karena
Lingkungan Rumah Sakit penetapan hasil konsumen di rumah sakit merupakan
pemeriksaan laboratorium angka kuman konsumen yang memiliki system imunitas
pada peralatan sebanyak-banyaknya rendah sehingga alat masak tidak boleh
100/cm2 permukaan. Sehingga hasil yang terkontaminasi oleh cemaran apapun.
diperoleh oleh pemeriksaan angka kuman
pada perlatan dapur adalah memenuhi KESIMPULAN DAN SARAN
syarat sesuai dengan Permenkes RI no.
1204 tahun 2004. Sehingga alat masak RSUD Dr. Soetomo Surabaya
yang digunakan dapur graha amerta aman sudah melakukan upaya pemeriksaan
untuk proses peroduksi sesuai dengan sampel makanan, alat makan, dan alat
persyaratan yang ditetapkan dan tidak masak hal ini bertujuan untuk
menimbulkan risiko gangguan kesehatan. meminimalkan terjadinya kontaminasi yang
Keamanan alat masak dapat mmenimbulkan risiko gangguan
mempengaruhi hasil masakan, apabila alat kesehatan. Hasil analisa pemeriksaan
masak terkontaminasi oleh mikroba sampel makanan oleh BBTKL dan hasil
tertentu maka dapat mengkontaminasi pemeriksaan sampel makanan yang
makanan yang diolah dengan alat dilakukan oleh unit laboratorium. Hasil
tersebut, hal ini dapat menimbulkan risiko analisis pemeriksaan sampel alat makan
gangguang kesehatan bagi pasien yang IRNA Palem 2 yang dilakukan di dapur gizi
mengkonsumsi makanan dari hasil tidak memenuhi syarat dengan hasil ALT
pengolahan tersebut. Sehingga pencucian 0.39 kol/cm3 belum sesuai dengan
dan penyimpanan alat masak juga sangat peraturan yang digunakan Permenkes RI
memengaruhi kontaminasi. Pencucian alat no. 1096 tahun 2011 tentang Higine
masak harus menggunakan detergen Sanitasi Jasaboga. Hal ini dapat
pencucian alat masak. disebabkan oleh pembilasan alat makan
Penelitian Sonia (2015), peralatan yang dilakukan pada sore hari tanggal 29
yang bersih disimpan dalam tempat yang Agustus 2017 dapat menyebabkan
terlindung dari pencemar serangga, tikus, tumbuhnya koloni pada alat makan
dan hewan lainnya. Sehingga tersebut, sehingga perlu dilakukan
penyimpanan alat masak pun harus pada pembilasan dengan sabun yang ada
tempat tertutup dan tidak dapat dijangkau antibakterinya pada pagi hari sebelum
oleh vektor maupun hewan penganggu, digunakan untuk pengambilan makanan
tetapi di masukkan ke dalam tempat untuk menghindari adanya kontaminasi.
Perlunya dilakukan pencucian alat Maria, Yosvita. (2011). Pengetahuan dan
makan beberapa saat sebelum alat makan Perilaku Higiene Tenaga Pengolah
digunakan untuk penyajian makanan dan Makanan di Instalasi Gizi Rumah
perlu adanya pembinaan untuk menambah sakit Umum daerah dr. Kanujoso
pengetahuan berupa seminar atau Djatiwibowo Balikpapan. Jurnal
pelatihan kepada petugas dapur IRNA Gizi. Diambil dari eprints.undip.
tentang kebersihan alat makan mulai dari ac.id/32574/1/386 _Yosvita_
pencucian hingga penyimpanan dan syarat Maria_G2C309009.pdf
keberadaan bakteri yang diijinkan terdapat Marpang, N., Devi, N., & Irnawati, M.,
pada alat makan serta risiko gangguan (2012). Hygine Sanitasi
kesehatan yang dapat ditimbulkan apabila Pengolahan dan Pemeriksaan
terdapat bakteri pada alat makan. Selain Eschercia coli dalam Pengolahan
itu perlunya penggunaan APD yang Makanan di Instalasi Gizi Rumah
lengkap pada saat proses pengolahan Sakit Umum Pusat H. Adam Malik
makanan maupun penyajian makanan. Tahun. 2012. Jurnal Kesehatan
Masayarakat. Diambil dari
DAFTAR PUSTAKA https://jurnal.usu.ac.id/index.php/lk
k/article/download/1004/590
ALPI. (2011). Isu Terbaru Keamanan Meikawati, W., Rahayu, A., & Susilawati.
Pangan Global. Diambil dari (2010). Hubungan Pengetahuan
www.alpindonesia.org/index1.php dan Sikap Penjamah Mkanan
?view&id=621. dengan Higine Sanitasi Mkanan di
Chantika, I., Sumardianto, D., & Unit Gizi RSJD Dr. Amino
Sumaningrum, N. (2016). Higine Gondohutomo Semarang Tahun
Penjamah dan Sanitasi 2010. Jurnal Kesehatan
Pengelolaan Makanan di Instalasi Masyarakat Indonesia. Diambil
Gizi Rumah Sakit Daerah dari
Gambiran Kota Kediri. Jurnal http://jurnal.unimus.ac.id/index.php
Previta. Diambil dari /jkmi/article/view/154/136
journal.um.ac.id/index.php/preventi Permenkes RI Nomor 1096 Tahun 2011
a/article/download/7835/360 Tentang Higiene Sanitasi
Depkes RI. (2004). Higiene Sanitasi Jasaboga
Makanan dan Minuman. Jakarta: Puspita, W., L., Prawiningdyah, Y., Nisa, F.,
Ditjen PPM Z. (2010). Penerapan Hadard
Depkes RI. (2004).Kumpulan Modul Analysis Critical Control Point
Kursus Hygiene Sanitasi Makanan (HACCP) Terhadap Penurunan
& Minuman. Jakarta. Departemen Bahaya Mikrobiologi pada
Kesehatan Republik Indonesia. Makanan Khusus Anak Berbasis
Kepala BPOM Tentang Penetapan Batas Hewani di Rumah Sakit Dr.
Maksimum Cemaran Mikroba Dan Soedarsono Pontianak. Jurnal Gizi
Kimia Dalam Makanan Klinik Indonesia, 7 (1). Diambil dari
Kepmenkes RI Nomor 1204 Tahun2004 i-
Tentang Persyaratan Kesehatan lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?
Lingkungan Rumah Sakit. dataId=10743
Kepmenkes RI Nomor 942 Tahun 2003 Riga, P., N., Velma, B., & Fredine, R.
Tentang Pedoman Persyaratan (2015). Isolasi dan Identifikasi
Hygiene Sanitasi Makanan Bakteri Aerob yang dapat
Jajanan. Menyebabkan Infeksi Nosokomial
Kirana, A., N., & Asep, T., G. (2016). Studi di Ruangan Instalasi Gizi BLU
Higine Sanitasi Pengolahan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Makanan dan Minuman di Rumah Manado. Jurnal e-Biomedik.
Sakit Umum Daerah Hj. Anna Diambil dari
Lasmanah Kabupaten ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebi
Banjarnegara Tahun 2016. Jurnal omedik/article/download/6644/616
keslingmas. Diambil dari 5
ejournal.poltekkes- Rizqi, S., N., Hestiningsih, R., & Saraswati,
smg.ac.id/ojs/index.php/keslingma L., D. (2016). Faktor-faktor yang
s/issue/download/84/17 Berhubungan dengan Total Angka
Bakteri dan Keberadaan Bakteri Wahyuni, M. (2015). Angka Lempeng Total
Escherchia Coli pada Alat Makan (ALT) pada Makana Jajanan
(Studi pada Lapas Klas I Berbahan Baku Tepung di Sekolah
Kedungpane Kota Semarang). Dasar Kota Samarinda. Jurnal
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Kesehatan Masyarakat. Diambil
Diambil dari dari
ejournal3.undip.ac.id/index.php/jk ojs.stikesmuda.ac.id/index.php/ilm
m/article/download/14274/13806 u-kesehatan/article/download/1/21
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. (2017). WHO. (2011). Guidelines Drinking-water
Laporan Implementasi Dokumen Quality. Fourt Edition. Switzerland.
Lingkungan Hidup (RKL-RPL) Diambil dari
Semester 1 (Bulan Januari 2017- http://www.who.int/water_sanitatio
Juni 2017). Surabaya: Instalasi n_health/publications/2011/dwq_g
Sanitasi Lingkungan RSUD Dr. uidelines/en/index.html
Soetomo Surabaya. Yulia. (2016). Higiene Sanitasi Makanan,
Sonia, V., Herry, K., Anik, S., W. (2015). Minuman dan Sarana Sanitasi
Evaluasi Penerapan Higine dan Terhadap Angka Kuman Peralatan
Sanitasi Penyelenggaraan Makan dan Minum pada Kantin.
Makanan di RSUD Sunankalijaga Jurnal Vokasi Kesehatan, 2(1).
Kabuapten Demak Tahun 2003. Diambil dari ejournal.poltekkes-
Jurnal Ilmu Kesehatan pontianak.ac.id/index.php/JVK/arti
Masyarakat, 4(2). Diambil dari cle/download/64/40
https://journal.unnes.ac.id/sju/inde
x.php/ujph/article/view/5189/448

Anda mungkin juga menyukai