Disusun Oleh :
Kelompok 2
Brenda Febrina Zusriadi 432419012
Adriansyah Ridwan Daeng Kuma 432419014
Nabila Dwi Septiana Mohune 432419016
Desy Permatasari Laima 432419059
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KONDISI HIGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DI PASAR JAJAN
KOTA GORONTALO
Brenda Febrina Zusriadi1, Adriansyah Ridwan Daeng Kuma2, Nabila Dwi
Septiana Mohune3, Desy Permatasari Laima4
Email : brendafebrina@gmail.com
ABSTRAK
Higiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor
makanan, tempat, dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui Gambaran Kondisi Higiene Rumah Makan dan Restoran
di Sekitar Objek Wisata Pentadio Resort Kabupaten Gorontalo Tahun 2021.
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu melihat gambaran kondisi higiene
sanitasi pada rumah makan dan restoran di objek wisata Pentadio Resort
Kabupaten Gorontalo. Objek dalam penelitian ini adalah lokasi bangunan, fasilitas
sanitasi, pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan
makanan, penyimpanan makanan, pengangkutan makanan, dan penyajian
makanan pada rumah makan di sekitar objek wisata Pentadio Resort Kabupaten
Gorontalo dengan cara observasi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Kondisi Higiene dan Sanitasi Rumah Makan di Pasar
Jajan Kota Gorontalo
1.3.2 Tujuan Khusus.
a) Untuk mengetahui keadaan lokasi dan bangunan rumah makan di sekitar objek
wisata Pentadio Resort Kabupaten Gorontalo.
b) Untuk mengetahui gambaran pemilahan bahan baku pada rumah makan di
sekitar objek wisata Pentadio Resort Kabupaten Gorontalo.
c) Untuk mengetahui penyimpanan bahan makanan pada rumah makan di sekitar
objek wisata Pentadio Resort Kabupaten Gorontalo.
d) Untuk mengetahui pengolahan makanan pada rumah makan di sekitar objek
wisata Pentadio Resort Kabupaten Gorontalo.
e) Untuk mengetahui penyimpanan makanan jadi pada rumah makan di sekitar
objek wisata Pentadio Resort Kabupaten Gorontalo.
f) Untuk mengetahui pengangkutan makanan jadi pada rumah makan di sekitar
objek wisata Pentadio Resort Kabupaten Gorontalo.
g) Untuk mengetahui fasilitas sanitasi pada rumah makan di sekitar objek wisata
Pentadio Resort Kabupaten Gorontalo.
1.4 Manfaat
Manfaat dan kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Bagi Mahasiswa/Peneliti
Mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman penelitian di bidang
kesehatan lingkungan khususnya yang berhubungan dengan praktik sanitasi guna
mensejahterakan masyarakat.
1.4.2 Bagi Institusi
Sebagai masukan kepada instansi terkait untuk melakukan program
pencegahan baik melalui pengawasan maupun pelatihan khususnya terkait sanitasi
makanan
1.4.3 Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada masyarakat agar
senantiasa selektif mengkonsumsi makanan dan aktif dalam pengawasan
pedagang makanan yang tidak menerapkan sanitasi dengan benar.
1.4.4 Bagi Pemilik Rumah Makan di Pasar Jajan Kota Gorontalo
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemilik
rumah makan di Pasar Jajan Kota Gorontalo tentang upaya pengelolaan higiene
sanitasi sehingga sesuai dengan persyaratan pada Keputusan Menteri Nomor
109/Menkes/Sk/VII/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan
dan Restoran.
BAB II
TINJAUAN PUTAKA
BAB III
METODE PENELITIAN
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh berupa profil Pasar Jajan di
Provinsi Gorontalo serta pengumpulan referensi dari buku, jurnal, publikasi
pemerintah, serta situs atau sumber lain yang mendukung.
Studi Literatur
Observasi rumah makan yang ada di sekitar objek wisata Pentadio Resort
Hasil Penelitian
Kesimpulan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
E. Pengolahan Makanan
24. Proses Pengolahan
a. Tenaga pengolah memakai pakaian kerja √ √ √
dengan benar & cara kerja yang bersih
b. Pengambilan makanan jadi √ √
√
menggunakan alat yang khusus
c. Menggunakan peralatan dengan benar √ √ √
F. Tempat Penyimpanan Bahan Makanan
dan Makanan Jadi
25. Penyimpanan Bahan Makanan
a. Penempatannya terpisah dengan √ √ √
makanan jadi
b. Tempatnya bersih & terpelihara √ √ √
c. Disimpan dalam aturan sejenis dan √ √ √
disusun dalam rak-rak
26. Penyimpanan Makanan Jadi
a. Cara penyimpanan tertutup
√ √ √
G. Penyajian Makanan
27. Cara Penyajian
a. Pewadahan dan penjamah makanan jadi √ √ √
menggunakan alat yang bersih
b. Cara membawa & menyajikan makanan √ √ √
dengan tutup
c. Penyajian makanan harus pada tempat
yang bersih √ √ √
H. Peralatan
28. Ketentuan Peralatan
a. Cara pencucian, pengeringan & √ √ √
penyimpanan peralatan memenuhi
persyaratan agar selalu dalam keadaan
bersih sebelum digunakan
b. Peralatan dalam keadaan baik dan utuh √ √ √
c. Permukaan alat yang kontak langsung
dengan makanan tidak ada sudut mati √ √ √
dan halus
I. Tenaga Kerja
29. Pengetahuan/Sertifikat Higiene Sanitasi
a. Pemilik/pengusahanya pernah mengikuti √ √ √
kursus atau temu karya
b. Supervisior pernah mengikuti kursus √ √ √
c. Semua penjamah pernah mengikut
kursus √ √ √
d. Salah seorang penjamah pernah
√ √ √
mengikuti kursus
30. Pakaian Kerja
a. Bersih √ √ √
b. Tersedia pakaian kerja seragam min 2
setel √ √ √
c. Penggunaan khusus waktu kerja saja √ √ √
d. Lengkap dan rapi √ √ √
e. Tidak Tersedia pakaian kerja seragam √ √ √
31. Pemeriksaan Kesehatan
a. Karyawan/ penjamah 6 bulan sekali check
up kesehatan √
√ √
b. Pernah vaksinasi chotypha/typhoid √ √
c. Check up penyakit khusus √
√ √
d. Bila sakit tidak bekerja & berobat ke √ √ √
dokter √
e. Memiliki buku kesehatan karyawan
32. Personal Hygiene √ √
√
a. Setiap karyawan/penjamah berperilaku
bersih dan berpakaian rapi √ √ √
b. Setiap mau kerja cuci tangan
c. Menutup mulut dengan sapu tangan bila √ √ √
batuk-batuk atau bersin
d. Menggunakan alat yang sesuai dan bersih √ √ √
bila mengambil makanan
√ √ √
Tabel 4.2 Distribusi Hasil Penilaian Persyaratan Higiene dan Sanitasi Rumah Makan di Pasar
Jajan Kota Gorontalo
Higiene Sanitasi Rumah
Makan Frekuensi Persentase (%)
Memenuhi Syarat 0 0%
(≥ 582)
Tidak Memenuhi Syarat 3 100%
(≤ 582)
Total 3 100%
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari hasil penjumlahan
skore untuk seluruh variabel, terdapat 3 rumah makan yang belum memenuhi
syarat higiene sanitasi sesuai dengan KEPMENKES No. 1098/
MENKES/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan
Restoran.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Lokasi dan Bangunan
Variabel yang diamati meliputi lokasi, bangunan, pembagian ruang, lantai,
dinding, ventilasi, pencahayaan, atap, langit-langit, pintu. Berdasarkan hasil
pengamatan, Rumah Makan A, B, dan C di Pasar Jajan Kota Gorontalo belum
sesuai dengan persyaratan KEPMENKES/1098/MENKES/SK/VII/2003 Tentang
Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. Lokasi Rumah Makan
A, B, dan C di Pasar Jajan Kota Gorontalo berada pada arah mata angin dari
sumber pencemaran debu, asap, abu dan cemaran lainnya. Rumah makan A
berhadapan dengan jalan raya, tetapi Rumah Makan B dan C tidak berhadapan
langsung dengan jalan raya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa lokasi
FOTO
Kondisi bangunan tidak permanen dan beberapa rumah makan tidak
terpisah dengan tempat tinggal. Pada rumah makan A terdapat kamar tidur dan
pada rumah makan B terdapat tikar untuk beristirahat dan beberapa potong
pakaian serta handuk. Sedangkan rumah makan C terpisah dengan tempat tinggal
karena hanya terdiri atas ruang makan dan dapur.
FOTO
Bangunan rumah makan A, B, dan C di Pasar Jajan Kota Gorontalo
tergolong mudah roboh karena kebanyakan berdinding tripleks tanpa tiang
penyangga yang kuat. Adapun, pembagian ruang di ketiga rumah makan ini hanya
terdiri dari ruang makan dan dapur tanpa adanya toilet/jamban, gudang bahan
makanan, ruang karyawan, ruang administrasi, dan gudang peralatan. Sehingga,
ketiga rumah makan ini tidak memenuhi syarat pada variabel pembagian ruang
sesuai dengan persyaratan KEPMENKES/1098/MENKES/SK/VII/2003.
Sesuai standar dalam Kepmenkes No 1098 tahun 2003, lantai dibuat kedap
air, rata dan tidak licin dan mudah dibersihkan. Terdapat 3 dari 12 rumah
makan di sekitar Pelabuhan Belawan yang lantainya belum kedap air
karena berlantaikan papan dan rumah makan tersebut berada di atas laut,
ada juga beberapa rumah makan yang lantainya sedikit kotor dan tidak
konus sehingga sudut-sudutnya sulit untuk dibersihkan.
Tempat pengolahan makanan menghasilkan suhu lebih tinggi dan uap
panas, serta asap dalam jumlah banyak seningga ventilasi yang kurang
dapat meningkatnya jumlah karbon dioksida dan lembab. Ventilasi juga
dapat membantu sirkulasi udara agar ruangan tidak pengap (Sonia Victa
dkk,2015). Berdasarkan penelitan yang telah dilakukan diketahui terdapat
2(16,7%) rumah makan yang tidak terdapat ventilasi sehingga rumah
makan tersebut terasa pengap,sedangkan 10 (83.3%) ventilasinya sudah
memenuhi syarat dan berfungsi dengan baik.
Pencahayaan yang tidak menyilaukan dan tersebar merata. Tinggi langit-
langit sudah memenuhi syarat yaitu 2,5 meter, rata, bersih, dan tidak
terdapat lubang-lubang. Atap juga tidak menjadi sarang tikus , tidak bocor
dan cukup landai sesuai Kepmenkes RI Nomor
1098/Menkes/SK/VII/2003. Akantetapi kondisi bangunan rumah makan
disekitar Pelabuhan Belawan tidak ada yang memiliki pintu.
Lantai
Dinding
Ventilasi
Pencahayaan
Atap
Langit-Langit
Pintu
36
Dinding kantin Fakultas Kesehatan Masyarakat kedap air, rata dan bersih.
Sedangkan pencahayaan di kantin ini merata dan tidak menyilaukan, intensitas
cahayanya >100 lux diukur dengan lux meter yaitu 201,3 lux. Atap kantin ini
tidak menjadi sarang tikus dibuktikan tidak adanya warna hitam di plafon yang
biasanya adalah bekas urine tikus, tetapi ada bagian plafon yang bolong sedikit
dan memungkinkan bisa menjadi tempat masuknya tikus ke plafon.
Berdasarkan acuan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan
Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran, bangunan kantin Fakultas
Kesehatan Masyarakat belum sesuai dengan persyaratan yaitu lantai, atap
dan bangunan. Bangunan kokoh dilihat dari tiang penyangga yang kuat,
dinding permanen, tetapi tidak rapat serangga karena banyak lalat yang
hinggap di meja makan kantin ini padahal seharusnya rapat tikus maupun
serangga. Lantai kedap air tetapi ada genangan air pada lantai kantin ini,
tidak licin dan rata sedangkan pada persyaratan lantai harus kering, kedap
air, tidak licin, rata, dan konus. Dinding kantin Fakultas Kesehatan
Masyarakat kedap air, rata dan bersih. Sedangkan pencahayaan di kantin
ini merata dan tidak menyilaukan, intensitas cahayanya >100 lux diukur
dengan lux meter yaitu 201,3 lux. Atap kantin ini tidak menjadi sarang
tikus dibuktikan tidak adanya warna hitam di plafon yang biasanya adalah
bekas urine tikus, tetapi ada bagian plafon yang bolong sedikit dan
memungkinkan bisa menjadi tempat masuknya tikus ke plafon.
h menular
c. Menjaga kebersihan rambut, tangan, dan 3 2 6
Makanan
kuku
d. Mencuci tangan setiap akan melakukan 3 2 6
pekerjaan
e. Memakai seragam/ pakaian yang bersih 3 2 6
dan rapi
f. Menggunakan celemek saat memasak dan 3 2 6
meracik makanan
g. Menutup mulut bila batuk atau bersin 2 2 4
h. Tidak sedang merokok ketika bekerja 3 2 6
i. Menggunakan alat yang sesuai dan bersih 3 2 6
saat mengambil makanan
JUMLAH 24 20 52
Gambar 4.5 Bahan disimpan ditempat Gambar 4.6 Mencuci terlebih dahulu
yang tidak mudah terkena kotoran. bahan makanan sebelum memasaknya.
bebas serangga
Gambar 4.11 Jumlah meja dan kursi makan sesuai dengan besar kantin
Gambar 4.12 Meja dan kursi dalam Gambar 4.13 Meja dan kursi bebas dari
keadaan baik dan tidak rusak. lalat.
Kompone
Nila Bobo
No n yang Kriteria Skore Keterangan
i t
dinilai
2 Tempat a. Tempat cuci tangan untuk ada 3,
cuci tangan pengunjung tersedia dalam jumlah yang 1 2 2 namun yang
cukup 1 rusak
b.Tempat cuci tangan dilengkapi
dengan sabun/sabun cair dan alat 1 2 2
pengering
c. Dilengkapi dengan air yang mengalir,
bak penampungan yang permukaannya
halus, mudah dibersihkan dan 3 2 6
limbahnya dialirkan ke saluran
pembuangan yang tertutup.
2. Tempat Cuci Tangan
3. Air
Komponen Nila
No Kriteria Bobot Skore Keterangan
yang dinilai i
3 Air a. Air yang digunakan untuk proses
sanitasi berasal dari sumber yang baik
3 2 6 air PDAM
dan tersedia dalam jumlah yang
cukup
b. Air yang digunakan untuk
membuat makanan/ minuman adalah
3 2 6 air isi ulang
air minum isi ulang atau air yang
sudah dimasak hingga mendidih.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu penjual untuk
penilaian komponenair sudah masuk kategori penilaian yang baik karena
dari dua kriteria yang diajukan, keduanya mendapatkan nilai maksimal
sebesar 3. Air yang digunakan untuk proses sanitasi berasal dari air
PDAM, dengan begitu maka didapatkan nilai 3 (baik) dengan bobot 2
menjadi skore akhir 6. Lalu untuk air yang digunakan untuk memasak juga
menggunakan air isi ulang dan air yang telah dimasak sehingga dari nilai
sebesar 3 (baik) dengan bobot 2, score yang didapatkan menjadi 6 poin
juga.
4. Tempat Sampah
Komponen Ketera
No Kriteria Nilai Bobot Skore
yang dinilai ngan
Tempat a. Keberadaan jumlah tempat
4 1 2 2
sampah sampah >2.
b. Kedap air, tertutup dan mudah
1 2 2
dibersihkan.
d. Sampah diangkut tiap 24 jam. 1 3 3
Penilaian tempat sampah memiliki tiga sub-variabel yang saling
berhubungan yaitu pertama keberadaan jumlah tempat sampah >2, kedua
bersifat kedap air, tertutup dan mudah dibersihkan, dan ketiga sampah
yang dihasilkan diangkut setiap 24 jam. Dari sub yang pertama sudah
mendapat nilai 1 (kurang) dikarenakan, tidak tersedianya tempat sampah
untuk pengunjung di area kantin. Sehingga bila sejak pertama sudah tidak
ada tempat sampah maka untuk sub sifat tempat sampah kedap air,
tertutup, dan mudah dibersihkan juga mendapat nilai 1 (kurang), serta sub
3 yang mana sampahnya diangkut setiap 24jam juga mendapat nilai 1
(kurang). Di sekitar area kantin memang tidak ada tempat sampah, namun
dengan jarak kira-kira 10m dari kantin (dekat mushola) sering ditemukan
tumpukan sampah, yang menandakan bahwa daerah sekitar kantin tidak
mengangkut sampahnya setiap 24 jam. Dari tiap-tiap sub-variabel yang
memiliki bobot 2 maka score yang didapatkan pertama adalah 2, lalu
selanjutnya juga 2, dan terakhir pun juga 2.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar. dkk., (1988), Depkes RI, 2000, Depkes RI, 2004, Permenkes No.
715/Menkes/SK/V/2003, Permenkes No. 942/MENKES/SK/VII/2003
Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Fadly, M., & Anwar, N. M. (2017). Kualitas sanitasi rumah makan dan restoran di
objek wisata pantai losari kota Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanudin. E-Journal on-line. Melalui http://repository. unhas.
ac. id/handle/123456789/24707.
Lestari, T. R. P. (2020). Keamanan Pangan Sebagai Salah Satu Upaya
Perlindungan Hak Masyarakat Sebagai Konsumen. Aspirasi: Jurnal
Masalah-masalah Sosial, 11(1), 57-72.
Prasetya, E. 2012. Hygiene dan Fasilitas Sanitasi Rumah Makan di Wilayah Kota
Gorontalo. Jurnal Sainstek. 6 (5).
Yuspasari, A. (2012). Higiene dan Sanitasi Makanan Jajanan di Tlogosari
Kelurahan Mukti Harjo Kidul Kecamatan Pedurungan Semarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 1(2), 18707.
Zellatifanny, C.M & Bambang, M. 2018. Tipe Penelitian Deskripsi Dalam Ilmu
Komunkasi. Jurnal Diakom. Vol. 1 (2) : 83-90.