Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : Penyehatan Makanan Minuman (PMM)

Dosen : Hj. Zaenab, SKM., M.Kes

LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN MANDIRI

DI WARUNG COTO

Oleh:

MUHAMMAD FAUSY

PO713221191030

D.III/Tk.2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI D. III

2020
A. Latar Belakang
Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan
oleh makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan
sangat penting baik untuk pertumbuhan maupun mempertahankan
kehidupan. Makanan memberikan energi dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk membangun dan mengganti jaringan, untuk bekerja, dan
untuk memelihara pertahanan tubuh terhadap penyakit. Sebaliknya
makanan juga dapat menjadi media penyebaran penyakit. Dengan
demikian penanganan makanan harus mendapat perhatian yang cukup.
Makanan yang diproduksi dan diedarkan di wilayah Indonesia harus
memenuhi syarat-syarat keselamatan, kesehatan, standar mutu, atau
persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan untuk tiap jenis
makanan (Permenkes No. 329/MenKes/XII/1976).
Usaha di bidang makanan setiap tahun cenderung meningkat,
mulai dari skala kecil (makanan jajanan) sampai skala besar
(restoran/rumah makan). Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok
manusia disamping kebutuhan sandang  bagi kelangsungan hidupnya.
Makanan yang bersih dan aman dihasilkan oleh berbagai tempat
pengolahan makanan (TPM), akan memberikan sumbangan yang berarti
bagi  pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Rumah
makan merupakan tempat pengolahan makanan yang memproduksi dan
menjual  berbagai jenis makanan dan minuman bagi masyarakat luas yang
cenderung berkembang  pesat.
Hal ini sejalan dengan pergeseran pola hidup dari kebiasaan makan
dirumah menjadi makan dirumah makan. Sebagai konsekuensi dari
perkembangan rumah makan diperlukan upaya penyehatan makanan dan
minuman dengan tujuan agar kemampuan masyarakat dalam mengelola
dapat meningkat sehingga masyarakat terhindar dari gangguan kesehatan
atau penyakit bawaan. makanan/keracunan makanan. Salah satu upaya
penyehatan makanan dan minuman yang dilakukan adalah pengawasan
rumah makan.
B. Tujuan
1. Untuk mengamati permasalahan apa saja yang ada di Warung Coto
Fitri
2. Memberikan saran perbaikan sesuai dengan permasalahan apa yang
ditemukan di Warung Coto tersebut.

C. Waktu dan Lokasi Pengamatan


Hari/tanggal : Kamis, 10 Desember 2020
Waktu : 11:00 – 11.30 (WITA)
Lokasi :Praktikum mengenai pengamatan sesuai dengan
permasalahan apa yang ditemukan di warung makan
tersebut yaitu dilakukan di Jln. Andi Djemma Warung Coto
Fitri

D. Hasil

Perlengkapan/Peralatan dalam Pengolahan Makanan


Penyimpanan Makanan

Penyajian Makanan dan Tempat Pencucian

E. Analisa Hasil
Untuk mengetahui keadaan sanitasi berbagai rumah makan yang
ada di kota Makassar, maka saya memilih untuk melakukan pengamatan di
warung Coto Fitri jln Andi Djemma, Kota Makassar dan terdapat beberapa
kesalahan yang sempat saya temukan.
Berikut adalah pembahasan dari hasil hasil yang sempat saya
dokumentasikan dan ada beberapa juga yang tidak sempat diambil
gambarnya.
1. Perlengkapan/Peralatan dalam Pengolahan Makanan
Peletakan alat dapur pada warung coto tersebut digantung
pada dinding bangunan, tepat di atas tempat pencucian alat-alat
makan dan dapur. Alat daput yang digantung secara terbuka
memudahkan debu menempel pada alat tersebut, sehingga pada
saat digunakan mikroorganisme dapat berpindah ke makanan.
Seharusnya langkah yang baik dalam peletakan alat harus berada
pada lemari yang tidak memungkinkan bersarangnya vector dan
binatang pengerat/tikus.
2. Penyimpanan Bahan Makanan
Dilihat dari keadaan Warung Coto, penyimpanan bahan
makan tidak disimpan ditempat khusus atau ditempat yang
tertutup. Udara dapat mengkontaminasi makanan kapan saja dan
dimana saja, baik pada saat melalui produksi maupun saat dimasak,
terlebih bila makanan tidak ditutupsaat menyimpannya. Kita dapat
melihat gambar diatas pada penyimpanan bahan makanan seperti
Ketupat yang terbuka begitu saja. Kita tidak tahu apakah ada lalat
yang sudah hinggap pada makanan yang terbuka, debu yang
bertebaran. Kita tahu bahwa makanan yang terkontaminasi
memiliki potensi membuat kita sakit. Salah satu kerusakan bahan
makanan dapat terjadi karena tercemar bakteri karena alam atau
perlakuan penjamah.
3. Penyajian Makanan
Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi,
yaitu bebas dari kontaminasi, bersih dan tertutup serta dapat
memenuhi selera makan pembeli. Penyajian makanan yang
menarik akan memberikan nilai tambah dalam menarik pelanggan.
Teknis penyajian makanan untuk konsumen pada penyaji di
Warung coto sudah cukup baik memperhatikan kaidah hygiene
sanitasi.
F. Kesimpulan
1. Peran penjamah makanan sangat penting untuk menghindari makanan dari
kontaminasi bakteri dengan membiasakan berperilaku hidup bersih dan
sehat.
2. Untuk mengetahui keadaan sanitasi Warung Coto Fitri perlu dilakukannya
identifikasi dengan cara pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan
makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan, pengangkutan,
dan penyajian makanan.

G. Saran
1. Perlengkapan/Peralatan makanan yang bersih dan siap digunakan sudah
berada pada tempat masing-masing sehingga memudahkan untuk
menggunakan kembali, ditempat yang tertutup, dan tidak membiarkan alat
makan berserakan ditempat pencucian piring sehingga tidak ada lalat atau
kecoak yang bisa mendatangi alat makan tersebut.
2. Penyimpanan Makanan yang disimpan harus diberi tutup, tersedia tempat
khusus untuk menyimpan makanan, makanan tidak boleh disimpan dekat
dengan saluran air, apabila disimpan diruangan terbuka hendaknya tidak
lebih dari 6 jam dan ditutup agar terhindar dari serangga dan binatang lain.
3. Pada penyajian makanan seharusnya penyaji harus lebih memperhatikan
hal hal tentang kebersihan seperti mencuci tangan sebelum menyentuh
makanan yang ingin disajikan, memakai penutup kepala, memakai plastik
tangan untuk mengambil mie dan makanan yang lainnya untuk disajikan
kepada pelanggan/pembeli.

Anda mungkin juga menyukai