A. Latar Belakang
Menurut WHO, makanan adalah semua substansi yang dibutuhkan oleh tubuh
tidak termasuk air,obat-obatan,dan substansi-substansi lain yang digunakan untuk
pengobatan. Air tidak termasuk dalam makanan karena merupakan elemen yang vital
bagi kehidupan manusia (Chandra,2006).
Menurut SK Menkes RI, No.1204/Menkes/SK/X/2004 makanan dan minuman di
rumah sakit adalah semua makanan dan minuman yang disajikan dari dapur rumah
sakit, untuk pasien dan karyawan, serta makanan dan minuman yang dijual di dalam
lingkungan rumah sakit atau di bawa dari luar rumah sakit (Sabarguna dkk, 2011).
Peranan instalasi gizi sebagai penyelenggara dalam pengolahan makanan di
rumah sakit harus sesuai dengan peraturan yang berlaku, karena makanan yang
dikonsumsi oleh pasien maupun pegawai rumah sakit harus memperhatikan
keamanan makanan yang meliputi aspek hygiene dan sanitasi tempat pengolahan
makanan, hygiene personal karyawan, hygiene dan sanitasi peralatan makan dan alat
masak, temperatur dan waktu penanganan makanan, penerimaan bahan makanan,
penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan makanan, dan distribusi makanan.
Kontaminasi makanan yang dapat terjadi di setiap tahapan pengolahan makanan
tersebut dapat mengakibatkan munculnya kejadian foodborne illness (penyakit
bawaan makanan). Foodborne illness, biasanya bersifat toksik maupun infeksius,
disebabkan oleh agens yang masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan yang
terkontaminasi. Foodborne illness merupakan salah satu permasalahan kesehatan
masyarakat yang paling banyak dan paling membebani yang pernah dijumpai di jaman
ini. Penyakit tersebut dapat menimbulkan kerugian kesehatan, kerugian material,
maupun kerugian-kerugian lainnya (Hartono, 2005).
Kontaminasi silang sangat merugikan dihitung dari segi waktu dan biaya, karna
upaya yang telah diberikan untuk membuat produk pangan menjadi mubazir sebab
produk pangan tidak dapat dipasarkan karena rusak. Yang lebih merugikan adalah
jika produk pangan yang terkontaminasi silang telah terlanjur dijual dan menimbulkan
keracunan pada konsumen. Jika ini terjadi, mungkin saja industri pangan yang
membuat produk pangan tersebut daapat dituntut kepengadilan.
B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang cara mencegah kontaminasi silang pada
makanaan diharapkan petugas di Instalasi Gizi RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
dapat menerapkan upaya-upaya pencegahan kontaminasi silang pada makanan.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang cara diharapkan petugas pencegahan
kontaminasi silang pada makanan di Instalasi Gizi RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
dapat:
1. Mengetahui kontaminasi silang
2. Mengetahui tentang tujuan kegiatan penyehatan makanan dan minuman di
rumah sakit
3. Mampu mengetahui dan menerapkan upaya-upaya pencegahan kontaminasi
silang.
D. Sasaran
Sasaran dari penyuluhan cara diharapkan petugas pencegahan kontaminasi
silang pada makanan ini adalah responden semua petugas di Instalasi Gizi RSUD Dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
G. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab/Diskusi
c. Pre Test dan Post Test
d.
H. Media atau Alat bantu
a. Poster
I. Materi Penyuluhan
Cara Mencegah Kontaminasi Silang Pada Makanan
Kotaminasi silang adalah kontaminasi pada bahan makanan mentah ataupun
masak melalui perantara. Bahan kontaminan dapat berada dalam makanan melalui
berbagai pembawa antara lain serangga, tikus, peralatan, ataupun manusia yang
menangani makanan tersebut, yang biasanya merupakan perantara utama.
Kontaminasi silang dapat terjadi selama makanan ada dalam tahap persiapan,
pengolahan, pemasakan ataupun penyajian. Dalam hal terjadinya kontaminasi
makanan sanitasi memegang peranan yang sangat penting yaitu mengatasi
permasalahan terjadinya kontaminasi langsung dan mencegah terjadinya
kontaminasi silang selama penanganan makanan.
Kontaminasi makanan dapat terjadi pada setiap tahap dalam proses dari produksi
pangan seperti pengelolaan makanan yang tidak memenuhi syarat higiene dan
sanitasi, peralatan yang digunakan tidak bersih, bahan pangan tidak aman misalnya
menggunakan bahan berbahaya, pengolah makanan yang tidak menerapkan prilaku
hidup bersih dan sehat dan juga dapat dari pencemaran lingkungan termasuk air,
tanah dan udara.Kontaminasi dikelompokkan ke dalam 4macam (Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2012)yaitu :
1. Pencemaran mikroba seperti bakteri, jamur, cendawan.
2. Pencemaran fisik seperti rambut, debu, tanah, serangga dan kotoran lainnya
3. Pencemaran kimia seperti pupuk, pestisida, mercuri, cadmium, arsen, cianida dan
sebagainya.
4. Pencemaran radio aktif seperti radiasi, sinar alfa (α), sinar gamma, radio aktif, sinar
cosmis dan sebagainya.
Terjadinya pencemaran dapat dibagi dalam tiga cara (Betty, 2000) yaitu :