2.1 Pendahuluan
Makanan tidak terlepas dari kehadiran mikroba yang baik dan menguntungkan
maupun yang merugikan karena komposisi dari pada nutrisi setiap makanan yang
terkandung dalam setiap makanan yang mengundang mikroba ada pada makanan.
Pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan pada makanan dapat menyebabkan
perubahan fisik, kimia seperti pembusukan makanan yang di sebabkan oleh mikroba
patogen sehingga menjadi media penularan penyakit. Keberadaan mikroba patogen
pada produk bahan pangan berisiko untuk terjadinya epidemi penyakit. (Anggraeni
Nancy Dian, 2017)
Pencemaran makanan dapat juga terjadi pada setiap bahan pangan,
pencemaran fisik, kimia dan mikrobiologi dapat terjadi, pencemaran fisik sering terjadi
pada saat proses pengolahan makanan, pencemaran kimia sering terjadi karena
penggunaan bahan tambahan pangan dan pengawet makanan yang salah seperti
penggunaan formalin dan borak. Pencemaran mikrobiologi karena kontaminasi silang
dari penggunaan. peralatan makanan dan tempat pengolahan yang tidak saniter,
higiene personal pengolah makanan. (Indraswati Denok, 2016)
Higiene dan sanitasi mengacu pada lingkungan sehat meliputi lingkungan
pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, dan fasilitas tempat-tempat umum. Proses
kegiatan dan tindakan upaya higiene dan sanitasi menitikberatkan pada proses
kegiatan setiap hari terutama dalam penanganan makanan. Higiene menitikberatkan
pada subjeknya (orang) dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan (higiene
personal) khususnya penjamah makanan, seperti perilaku mencuci tangan, menutup
kepala, menggunakan celemek dan segala sesuatu yang berhubungan dengan higiene
perorangan dalam setiap pengolahan makanan.Sanitasi merupakan upaya kesehatan
dengan menitikberatkan pada lingkungannya (sarana) seperti penyediaan sarana air
bersih, sarana pembuangan air limbah,penyediaan tempat sampah dan segala yang
berhubungan dengan sarana sanitasi lingkungan dalam. setiap pengolahan makanan
dan minuman (Indraswati Denok, 2016).
Higiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pengolahan
makanan, jika salah satunya tidak memenuhi syarat maka makanan yang diolah tidak
dapat dijamin keamanannya. Seperti salah satu perilaku penjamah makanan yang
sudah baik dan dilihat sudah memenuhi syarat dengan perilaku menggunakan tutup
kepala, celemek, selalu mencuci tangan sebelum dan setelah memasak dan setiap
perilaku higiene personal memenuhi syarat akan tetapi sarana sanitasi salah satunya
pembuangan air limbah belum memenuhi syarat yang berdampak bahwa pembuangan
limbah tersebut menjadi tempat berkembangbiaknya vektor penyakit sehingga dapat
mencemari makanan. Prinsip higiene dan sanitasi makanan merupakan upaya
pengendalian penyakit dari makanan yang diolah seperti sanitasi tempat berupa
bangunan, peralatan, higiene perorangan dan penangganan bahan makanan yang
dapat atau mungkin menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan
(IrwanDjoko Windu, 2016)
Penyehatan makanan dan minuman bertujuan untuk dapat menghasilkan produk
makanan yang aman dan tidak menimbulkan penyakit sehingga perlu pengawasan dan
pengendalian penyehatan mulai dari sumber bahan mentah hingga makanan siap untuk
di santap. Higiene dan sanitasi makanan dan minuman meliputi konsep dasar tentang
penyehatan makanan dan minuman, sumber fungsi dan karakteristik serta peranan
makanan, prinsip, penyehatan peralatan melalui tahapan pencucian, pengolahan
makanan dan makanan.
2.2 Sanitasi
Sanitasi suatu usaha untuk tahap dalam melihat untuk pengendalian beberapa
faktor lingkungan fisik yang dapat berisiko terhadap kesehatan manusia, terutama
mempunyai efek terhadap kesehatan lingkungan hidup yang merupakan suatu usaha
preventif/pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia. Jadi dalam hal ini istilah sanitasi ditujukan kepada
lingkungan. Proses pengolahan makanan melalui beberapa tahapan pengolahan tidak
terlepas dari pada sarana sanitasi lingkungan yang baik agar tercipta kualitas makanan
yang sehat, mulai dari penerimaan bahan makanan mentah, pencucian bahan
makanan, persiapan dan pemasakan hingga menjadi makanan siap santap, Sanitasi
Makanan suatu upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan makanan agar
tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit. Beberapa fasilitas sanitasi pada
pengolahan makanan (Yulianto, 2020):
1. Menyediakan cuci tangan: Mudah dijangkau dan disesuaikan dengan jumlah
oleh setiap pengolah makanan.
2. Penyediaan Air bersih/air minum (water supply): Kualitas dan kuantitas air bersih
memenuhi syarat dan volume yang cukup dalam setiap kegiatan proses
pengolahan makanan, termasuk cara pengolahan dan pemeliharaan air bersih.
3. Jamban dan peturasa (urinori): Harus mempunyai jamban atau peturasa yang
memenuhi syarat dan sesuai dengan jumlah pengolah makanan.
4. Ruang Lengkap Tempat Mandi: Fasilitas sarana dan prasarana yang memadai
untuk kamar mandi.
5. Tempat pengolah sampah (refuse disposal): Sistem pembuangan dan cara
penggunaan serta pemeliharaan yang kualitas tempat sampah memenuhi syarat
kesehatan.
6. Pengendalian serangga dan binatang pengerat: Pengendalian vektor
2.3 Higiene
Higiene merupakan upaya preventif yang menitikberatkan kepada penggelolah
makanan dalam memelihara dan melindungi kesehatan dengan cara menjaga dan
melindungi kebersihan individu "personal higiene" dan menyangkut lingkungan
"Environment" higiene dalam penyehatan makanan ditujukan kepada orangnya. Ruang
lingkup higiene meliputi higiene perseorangan dan higiene makanan dan minuman.
Persyaratan higiene pengolah makanan harus memiliki sertifikat like sehat yang
dibuktikan oleh dokter dengan berbadan sehat. Untuk mendukung personal higiene ada
pada diri seseorang yang mempengaruhi seperti body image yang menggambarkan
individu terhadap kebersihan diri, praktik sosial, pola kebersihan diri yang terdidik,
status sosial ekonomi dan pengetahuan. Beberapa upaya yang dilakukan dalam higiene
(Ibrahim Ratna, 2012):
1. Menjaga kebersihan diri seperti pakaian, kuku dengan mencuci tangan dengan
air dan sabun setiap akan menjamah makanan.
2. Teratur untuk membersihkan diri seperti mandi dan menggosok gigi.
3. Mengutakan kebersihan bahan makanan dan makanan yang telah diolah
terutama makanan yang siap untuk disajikan.
4. Cemaran terhadap peralatan memasak dan wadah. makanan tetap terjaga
sesuai dengan prinsip higiene sanitasi peralatan makan.
5. Pada saat penyajian makanan, tangan dalam keadaan bersih dan makanan yang
siap untuk disantap tidak boleh bersentuhan dengan tangan langsung.
Keberadaan mikroba pada produk makanan juga ditentukan oleh perilaku dan
kesehatan penjamah makanan (pengolah makanan) serta kebersihan peralatan yang
digunakan dalam proses pengolahan dan penyimpanan. Penjamah makanan yang
mengandung bibit penyakit dalam tubuhnya (carrier) dapat menularkan agens penyakit
melalui makanan. Mikroba pada peralatan makanan dapat dapat berasal dari sisa
makanan yang masih menempel pada peralatan makan yang tidak bersih, air bersih
yang digunakan pada saat pencucian peralatan dan dari udara pada saat penyimpanan
peralatan (Ibrahim Ratna, 2012).
Kebersihan peralatan makan merupakan salah satu syarat dalam penilaian
higiene sanitasi makanan. Parameter yang digunakan untuk menilai kebersihan
peralatan makan adalah jumlah angka kuman dan bakteri Escherichia coli.
Penyimpanan bahan makanan harus disesuaikan antara jenis pangan dan suhu
ruangan penyimpanan, suhu dan waktu penyimpanan makanan:
Tabel 1. Suhu dan waktu penyimpanan bahan makanan (Peraturan Menteri Kesehatan
RI, 2011)
kurang lebih
dan olahannya
olahannya
waktu
Burni Endang. 2020. Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa Penyakit Menular dan Keracunan Pangan (Pedoman Epidemiologi
Penyakit) Edisi Revisi III 2020. Jakarta: Subdit Surveilans Direktorat Surveilans
dan Karantina Kesehatan Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Kemenkes Republik Indonesia.
Ibrahim Ratna. 2012. Buku Ajar sanitasi dan Higiene. Semarang: UPT UNDIP Press
semarang.
Puspawati Catur. 2019. Kesehatan Lingkungan Teori dan aplikasi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC. Widyastuti Nurmasari. 2019. Higiene dan Sanitasi dalam