Oleh
NILA ROSYDIANA SYAMSTA 1913411002
NADILA BRIGITA RIANI 1913411010
SANTIKA 1913411034
SRI NIDHA WATY 1913411076
DINA MERISTA 1913411079
MINI RISET
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIII JURUSAN GIZI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tugas penyusunan Mini Riset Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi
di Instalasi Gizi pada RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan
dapat selesai dengan tepat waktu.
Mini riset ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi di Instalasi
Gizi pada RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan. Mini riset
dapat terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membimbing dan
berkontribusi sehingga Mini Riset Praktik Kerja Lapangan ini dapat terselesaikan.
A. Latar Belakang
Higiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan
kegiatannya kepada usaha kesehatan individu. Sedangkan sanitasi adalah
usaha kesehatan lingkungan lebih banyak memperhatikan masalah
kebersihan untuk mencapai kesehatan (PGRS, 2013).
Sanitasi makanan merupakan salah satu upaya pencegahan yang
menitikberatkan pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk
membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat
mengganggu atau merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan,
penjualan sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap untuk
dikonsumsikan kepada konsumen (PGRS, 2013).
Kegiatan penyehatan makanan minuman di rumah sakit
menekankan terwujudnya kebersihan dan kemanan makanan dalam alur
perjalanan makanan sebelum dikonsumsi oleh menusia. Karena itu alur
tersebut perlu dipahami agar diperoleh gambaran yang jelas dimana titik-
titik rawan dalam jalur yang dapat menimbulkan risiko bahaya (PGRS,
2013).
Kebersihan diri dan kesehatan penjamah makanan merupakan
kunci kebersihan dalam pengolahan makanan yang aman dan sehat, karena
penjamah makanan juga merupakan salah satu vektor yang dapat
mencemari bahan pangan baik berupa cemaran fisik, kimia, maupun
biologis (PGRS, 2013).
Penjamah makanan dapat memberi pengaruh terhadap higiene dan
sanitasi yang diterapkan dalam pengelolaan makanan agar dapat menjamin
bahwa makanan yang dihasilkan higienis. Apabila higiene dan sanitasi
tidak memadai dalam pengelolaan makanan, maka dapat mengakibatkan
terjadinya pertumbuhan dan perkembangbiakan oleh bakteri patogen dan
bakteri pembusuk pada makanan yang akan disajikan kepada pasien
(Hapsari, 2012).
Higiene dan sanitasi yang tidak memadai dalam tahapan produksi
dapat menimbulkan tumbuh dan berkembangnya patogen dalam makanan
serta higiene perorangan merupakan prosedur menjaga kebersihan dalam
pengolaan makanan yang aman dan sehat untuk mencegah terjadinya
kontaminasi pada makanan yang diolah, seperti pencucian tangan,
kebersihan dan kesehatan diri (Maria, 2011).
Berdasarkan data yang ada di lapangan penerapan higiene dan
sanitasi penjamah makanan masih belum memenuhi standar yang
ditetapkan oleh kementerian kesehatan RI tahun 2013. Dalam proses
pengolahan, penjamah makanan belum menggunakan APD dan
penyimpanan bahan makanan kering maupun basah juga belum sesuai
dengan standar. Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai gambaran higiene dan sanitasi penjamah
makanan di instalasi gizi RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way
Kanan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka
dapat dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut: “Bagaimana gambaran higiene dan sanitasi penjamah makanan di
instalasi gizi RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan
Tahun 2022?”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran higiene dan sanitasi penjamah makanan
di instalasi gizi RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way
Kanan Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui penerapan higiene penjamah makanan di instalasi gizi
RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan pada
Tahun 2022.
b. Diketahui penerapan sanitasi penjamah makanan di instalasi gizi
RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan pada
Tahun 2022.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi
mengenai higiene dan sanitasi penjamah makanan di instalasi gizi
RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan dan dapat
dijadikan sebagai referensi bagi penelitian lanjutan.
2. Manfaat Aplikatif
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau
dorongan bagi instansi kesehatan dalam meningkatkan kualitas higiene
dan sanitasi penjamah makanan untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan pada pasien akibat penerapan higiene dan sanitasi yang
belum tepat.
E. Ruang Lingkup
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitan ini yaitu studi
kasus. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran higiene dan sanitasi
penjamah makanan di instalasi gizi RSUD Zainal Abidin Pagaralam
Kabupaten Way Kanan. Penelitian ini menggunakan variabel higiene dan
sanitasi penjamah makanan. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Gizi
RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan Tahun 2022.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fasilitas
Tindakan
Pendidikan Pelatihan
Kebiasaan
Kualitas kemanan
makanan
Gambar 1.
Kerangka Teori
Sumber: Notoatmodjo (2003)1, Depkes RI (2006)2, PGRS (2013)3
E. Kerangka Konsep
Penelitian ini tidak menggunakan semua fakor yang berhubungan
dengan kemanan makanan seperti yang tercantum dalam kerangka teori,
maka kerangka konsep yang digunakan untuk untuk penelitian ini dapat
dilihat dalam gambar berikut ini:
Gambar 2.
Kerangka Konsep
F. Definisi Operasional
Tabel 1.
Definisi Operasional
A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif, yaitu desain penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan
karakterisik variabel yang sedang diteliti. Variabel dalam penelitian ini
adalah higiene dan sanitasi penjamah makanan.
B. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2016:135). Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh penjamah makanan yang berjumlah 5 orang di RSUD
Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh
penjamah makanan yang berjumlah 5 orang di RSUD Zainal Abidin
Pagaralam Kabupaten Way Kanan.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
menggunakan seluruh populasi karena pada penelitian ini jumlah
populasi <100 orang sehingga seluruh populasi digunakan sebagai
sampel.
4. Lantai
Lantai harus kuat, mudah dibersihkan, tidak
membahayakan/tidak licin, tidak menyerap air, tahan terhadap asam
dan tidak memberikan suara keras. Beberapa macam bahan dapat
digunakan seperti bata keras, teraso tegel, dsb (PGRS, 2013).
Lantai di ruang pengolahan instalasi gizi RSUD Zainal Abidin
Pagaralam Kabupaten Way Kanan terbuat dari keramik berawarna
putih yang kondisinya masih agak licin. Di sela-sela keramik terdapat
lubang kecil yang dapat menyerap air.
5. Langit-langit
Langit-langit harus bertutup, dilengkapi dengan bahan peredam
suara untuk bagian tertentu dan disediakan cerobong asap. Langit-
langit dapat diberi warna agar serasi dengan warna dinding. Jarak
antara lantai dengan langit-langit harus tinggi agar udara panas dapat
bersikulasi dengan baik (PGRS, 2013).
Langit-langit di ruang pengolahan instalasi gizi RSUD Zainal
Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan pada dapur pengolahan
berupa triplek berwarna putih. Langit-langit tidak dilengkapi bahan
peredam dan tidak terdapat cerobong asap serta jarak dengan lantai
kurang tinggi sehingga sirkulasi udara tidak lancar. Sebaiknya langit-
langit dilengkapi bahan peredam agar suara bising proses pengolahan
tidak mengganggu lingkungan sekitar. Cerobong asap juga perlu
dilengkapi agar sirkulasi udara lancar sehingga ruangan tidak panas
dan pengap.
B. Peralatan Pengolahan
Peralatan pengolahan adalah semua perlengkapan yang diperlukan
dalam proses pengolahan makanan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam proses pengolahan berkaitan dengan alat pengolahan menurut
Permenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan, yaitu:
1. Peralatan tidak boleh melepaskan zat beracun ke makanan.
2. Peralatan tidak boleh patah dan kotor.
3. Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam/basa atau garam-garam
yang lazim dijumpai dalam makanan.
4. Peralatan agar dicuci segera setelah digunakan, selanjutnya
didisinfektan dan dikeringkan.
5. Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering dan
disimpan pada rak terlindung dari vector.
6. Kebersihan peralatan dilakukan swab/usap dengan angka kuman
maksimal 100/cm2 permukaan dan tidak ada E. coli.
Peralatan dapur di ruang pengolahan instalasi gizi RSUD Zainal
Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan dibedakan menjadi 2 yaitu
peralatan besar dan peralatan kecil. Peralatan besar meliputi kompor, alat
penanak nasi, wajan, panci, dan blender yang penempatannya ditata
dengan cukup baik di luar lemari rak. Hal ini dapat memicu terjadinya
kontaminasi peralatan oleh serangga dan kotoran seperti debu dan kotoran
dari langit-langit. Frekuensi pencucian peralatan besar dilakukan setiap
hari tergantung dari pemakaian. Untuk kulkas dibersihkan setiap bahan
makanan sudah penuh/menumpuk. Sedangkan untuk peralatan kecil
seperti sendok sayur, sendok makan, dan sodet terbuat dari bahan
stainless. Namun, beberapa peralatan kecil seperti pisau pemotong dan
pisau parut tidak terbuat dari bahan stainless, kotor, dan berkarat.
Sebaiknya, peralatan disimpan di tempat tertutup untuk menghindari
kontaminasi dari luar dan mencegah peralatan agar tidak berkarat. Selain
itu, dapat dilakukan swab/usap pada peralatan secara berkala untuk
memantau angka kuman.
C. Sarana Sanitasi
Sarana sanitasi yang ada pada tempat pengolahan makanan dengan
melakukan observasi di bagian gizi adalah sebagai berikut:
1. Sarana Pencucian Peralatan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan sarana
pencucian peralatan antara lain (PGRS, 2013):
a. Terletak terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan.
b. Tersedia fasilitas pengering/rak dan penyimpanan sementara yang
bersih.
c. Dilengkapi alat untuk mengatasi sumbatan dan vector.
d. Tersedia air mengalir dalam jumlah cukup dengan tekanan +15 psi
(1,2 kg/cm3).
e. Tersedia sabun dan lap pengering yang bersih.
Sarana pencucian peralatan di instalasi gizi RSUD Zainal
Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan terletak di samping kamar
mandi dan satu tempat dengan pencucian bahan makanan, peralatan
besar maupun kecil serta pencucian tangan. Tempat pencucian tangan
tidak dilengkapi dengan sabun dan handuk. Sebaiknya, antara
pencucian peralatan, bahan makanan, dan cuci tangan dipisah agar
tidak terjadi kontaminasi pada bahan makanan oleh kotoran dari
peralatan ataupun tangan. Selain itu, perlu disediakan sabun dan lap
pengering untuk cuci tangan dan mengeringkan peralatan.
2. Tempat Sampah
Tempat sampah di ruang pengolahan makanan instalasi gizi
RSUD Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan hanya
terdapat 1 tempat sampah, itupun berupa bak mandi kecil dan
penggunannya dijadikan satu, baik sampah bahan makanan, sampah
kertas, maupun sampah plastik. Untuk frekuensi pembuangannya
dilakukan setiap hari. sebaiknya, jumlah tempat sampah di instalasi
gizi diperbanyak sesuai kebutuhan. Tempat sampah dibedakan
berdasarkan jenis sampah, seperti sampah organik dan anorganik.
4. Sarana Kesejahteraan
Sarana kesejahteraan yang disediakan pada instalasi gizi RSUD
Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan disediakan ruang
istirahat bagi karyawan sekaligus ruang ganti karyawan, namun
menjadi satu dengan gudang penyimpanan alat pengolahan. Untuk
tempat ibadah disediakan namun menjadi satu dengan gudang
penyimpanan bahan makanan kering. Sebaiknya ruang istirahat, ruang
ganti, dan tempat ibadah masing-masing di ruang yang berbeda dengan
gudang penyimpanan agar suhu pada gudang penyimpanan selalu
stabil.
Tabel 3.
Karakteristik Tenaga Pengolah Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi Persentase (%)
<17 th - 0
17-25 th - 0
>25 th 5 100
Total 5 100
Berdasarkan tabel mengenai karakteristik tenaga pengolah
makanan yang digolongkan berdasarkan umur, didapat jumlah seluruh
tenaga pengolah makanan berusia >25 tahun dengan persentase 100%.
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa semakin muda pekerja,
maka secara fisik lebih kuat dibanding pekerja yang lebih tua, sehingga
tenaga kerja yang masih muda mempunyai produktivitas yang lebih
tinggi dibanding tenaga kerja yang lebih tua.
Tabel 4.
Karakteristik Tenaga Pengolah Berdasarkan Lama Kerja
Lama Kerja Frekuensi Persentase (%)
(Tahun)
<1 th - 0
1-5 th - 0
>5 th 5 100
Total 5 100
Berdasarkan tabel mengenai karakteristik tenaga pengolah
makanan yang digolongkan berdasarkan lama kerja, seluruh tenaga
pengolah makanan memiliki masa kerja >5 tahun dengan persentase
100%.
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa semakin lama masa
kerja dapat memengaruhi pengalaman dan keterampilan dalam
pengolahan makanan, sehingga tenaga pengolah makanan yang bekerja
cukup lama diharapkan bisa menjaga kebersihan dan higiene.
E. Higiene Perorangan dalam Pengolahan Makanan
1. Perilaku Mencuci Tangan Menggunakan Sabun
Tabel 5.
Perilaku Mencuci Tangan Menggunakan Sabun
Mencuci Tangan Frekuensi Persentase (%)
Menggunakan
Sabun
Ya - 0
Tidak 5 100
Total 5 100
Berdasarkan tabel mengenai perilaku mencuci tangan dengan
sabun, seluruh tenaga pengolah makanan tidak mencuci tangan dengan
menggunakan sabun pada saat sebelum dan sesudah proses pengolahan
berlangsung, dengan persentase 100%.
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa tenaga pengolah
makanan masih kurang memperhatikan higiene masing-masing
individu. Sebaiknya, tenaga pengolah makanan lebih memperhatikan
higiene masing-masing untuk menjaga kebersihan dan keamanan
makanan.
A. Kesimpulan
1. Penerapan higiene pada penjamah makanan di instalasi gizi RSUD
Zainal Abidin Pagaralam Kabupaten Way Kanan pada Tahun 2022
masih kurang dibuktikan dengan tenaga pengolah makanan tidak
memakai APD saat pengolahan makanan berlangsung. Tenaga
pengolah makanan juga tidak mencuci tangan menggunakan sabun saat
sebelum dan sesudah pengolahan makanan. Selain itu, kebiasaan
memanjangkan kuku juga masih dilakukan.
2. Penerapan sanitasi di instalasi gizi RSUD Zainal Abidin Pagaralam
Kabupaten Way Kanan pada Tahun 2022 masih kurang dibuktikan
dengan banyaknya sarana yang masih belum memenuhi standar.
B. Saran
1. Tenaga pengolah makanan diharapkan untuk meningkatkan penerapan
higiene dan sanitasi pengolahan makanan agar makanan yang diolah
dan diberikan kepada pasien selalau dalam keadan yang baik.
2. Sarana dan prasarana higiene dan sanitasi di instalasi gizi diharapkan
dapat dilengkapi agar proses pengolahan makanan dapat terjamin
keamanan dan kebersihannya.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah
Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.