Anda di halaman 1dari 6

PEMBINAAN HIGIENE PERSONAL PADA PENJAMAH

MAKANAN MENGGUNAKAN MEDIA CELEMEK DI KANTIN


UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Prita Dhyani Swamilaksita1*, Rica Ardita Yumni2, Mertien Sa’pang3,
Putri Ronitawati4
Jl. Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Telp (021) 56742231)

Email: prita.dhyani@esaunggul.ac.id

ABSTRAK

Keberhasilan penyelenggaran makanan dilihat dari higiene perorangan penjamah makanan. Penjamah
makanan diperlukan dalam proses penyelenggaran makanan, yang secara langsung berhubungan
dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan
sampai penyajian. Penjamah makanan yang tidak memperhatikan higiene perorangan dalam
pengolahan makanan dapat menimbulkan kontaminasi bakteri pada makanan. Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/VI/2011 untuk mencegah penularan
penyakit dan kontaminasi terhadap makanan yaitu antara lain tidak mengunyah, tidak merokok dan
menggunakan alat pelindung diri seperti celemek, tutup kepala, sarung tangan, sepatu kedap air.
Makanan yang tidak dikelola dengan baik dan benar oleh penjamah makanan dapat menimbulkan
penyakit. Kegiatan abdimas ini dilakukan untuk membina personal higiene di kantin universitas esa
unggul dengan harapan selain peningkatan pengetahuan, perilaku pengggunaan APD pada penjamah
makanan dapat diterapkan sehingga penyediaan makanan di kantin Universitas Esa Unggul dapat
terjamin kemanannya. Metode yang digunakan dalam kegiatan sosialisasi adalah metode ceramah
menggunakan media celemek. Sasaran pada kegiatan ini seluruh penjamah makanan yang menjual
makanannya di kantin Universitas Esa Unggul yang pada saat pelaksanaan berjumlah 10 orang. Hasil
kegiatan meninjukan bahwa media celemek ini cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan
merubah perilaku penjamah makanan. Sehingga perlu dilaksanakan kegiatan ini secara rutin dan
konsisten untuk menjaga kepatuhan dalam pengaplikasian personal higiene dalam penyediaan makanan.

Kata Kunci: Higiene Personal, Celemek, Pembinaan Kantin, Kemananan Makanan, Penjamah Makanan

ABSTRACT

The success of food services is seen from the personal hygiene of food handlers. Food handlers are
needed in the process of food handling, which is directly related to food and equipment from the
preparation, cleaning, processing, distribution to serving stages. Food handlers who do not pay
attention to personal hygiene in food processing can cause bacterial contamination of food. According to
the regulation of the minister of health of the Republic of Indonesia number 1096/menkes/per/VI/2011 to
prevent transmission of disease and contamination of food, such as not chewing, not smoking and using
personal protective equipment such as aprons, headgear, gloves, waterproof shoes. Foods that are not
properly and properly managed by food handlers can cause illness. This activity is carried out to foster
personal hygiene in the canteen of Esa Unggul University with the hope that in addition to increasing
knowledge, the behavior of using PPE in food handlers can be applied so that the provision of food in
the canteen of Esa Unggul University can be guaranteed security. The method used in socialization
activities is the lecture method using apron media. The target of this activity is all food handlers who sell
their food in the canteen of Esa Unggul University, which at the time of implementation amounted to 10
people. The results showed that this apron media was quite effective in increasing knowledge and
changing the behavior of food handlers. So that this activity needs to be carried out routinely and
consistently to maintain compliance in the application of personal hygiene in the provision of food.

Keywords: Personal Hygiene, Apron, Canteen Improvement, Food Safety, Food Handlers

375
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat,
Vol 3 No 1 2020 375 - 380

PENDAHULUAN Sangat minimnya pengetahuan para


Penyelenggaraan makanan yang penjaja makanan mengenai cara
higiene dan sehat menjadi prinsip dasar mengelola makanan dan minuman yang
penyelenggaraan makanan institusi sehat dan aman akan menambah besar
(Fatmawati, et al., 2013). Keberhasilan resiko kontaminasi makanan dan
penyelenggaran makanan dilihat dari minuman yang dijajakannya. Makanan
higiene perorangan penjamah makanan dan minuman yang tercemar E. coli dapat
(Edinda & Adi, 2016). Penjamah menimbulkan penyakit yang pada
makanan di perlukan dalam proses gilirannya dapat mengganggu proses
penyelenggaran makanan, yang secara belajar mengajar (Ningsih 2014).
langsung berhubungan dengan makanan Salah satu faktor yang
dan peralatan mulai dari tahap persiapan, menyebabkan kontaminasi adalah
pembersihan, pengolahan, pengangkutan rendahnya pengetahuan penjamah
sampai penyajian (Kemenkes RI, 2003). makanan dalam kebersihan diri dan
Penjamah makanan yang tidak penggunaan APD (Yunus 2015). Tingkat
memperhatikan higiene perorangan pendidikan membawa wawasan atau
dalam pengolahan makanan dapat pengetahuan, seseorang yang
menimbulkan kontaminasi bakteri pada berpendidikan lebih tinggi akan
makanan (Meikawati 2010). mempunyai pengetahuan yang lebih luas
Menurut Peraturan Menteri dibandingkan dengan seseorang yang
Kesehatan Republik Indonesia Nomor tingkat pendidikannya lebih rendah.
1096/Menkes/Per/VI/2011 untuk Pengetahuan penjaman makanan yang
mencegah penularan penyakit dan rendah akan mempengaruhi kepatuhan
kontaminasi terhadap makanan yaitu penjamah makanan pada saat proses
antara lain tidak mengunyah, tidak pengolahan (Notoatmodjo 2014).
merokok dan menggunakan alat Hasil penelitian Fatmawati (2013),
pelindung diri seperti celemek, tutup meneliti tentang perilaku higiene
kepala, sarung tangan, sepatu kedap air. pengolahan makanan berdasarkan
Makanan yang tidak dikelola dengan pengetahuan tentang higiene mengolah
baik dan benar oleh penjamah makanan makanan dalam penyelenggaran
dapat menimbulkan penyakit. Kejadian makanan di Pusat Pendidikan dan
suatu penyakit yang disebabkan oleh Pelatihan Olahraga Pelajar Jawa Tengah
makanan di Indonesia cukup besar, yang berjumlah 6 orang menunjukan
terlihat dari hasil Survei Konsumsi bahwa 3 orang responden ( 50%) sudah
Makanan Individu (SKMI) Tahun 2014 mempunyai pengetahuan yang benar
yang melaporkan sekitar 200 laporan tentang higiene seorang pengolah
Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi makanan saat bekerja. Namun 3 orang
tiap tahunnya (Arisanti, Indriani, dan (50%) tenaga pengolah makanan masih
Wilopo 2018). Kemenkes RI (2013) memiliki pengetahuan dengan kategori
menyatakan bahwa 60% penyebab KLB sedang, hal ini menunjukkan bahwa 50
diduga disebabkan oleh bakteri dan % pengolah makanan belum mengetahui
angka dari pleaporan 429 kasus yang dengan benar tentang higiene pengolah
terjadi di tahun 2010 diperkirakan jauh makanan. Pengetahuan penjamah
lebih besar karena jumlah provinsi yang makanan dikantin SMA Muhammadiyah
memberikan laporan hanya 63%. 2 surabaya dalam kategori cukup dengan
Statistik penyakit bawaan makanan yang nilai 54,25% sedangka sikap penjamah
ada di berbagai negara industri saat ini makanan dengan nilai 3,3% bahwa
menunjukkan bahwa 60% dari kasus tingkat pengetahuan yang kurang dapat
yang ada disebabkan oleh buruknya mempengaruhi hygiene pada saat
teknik penanganan makanan, dan terjadi mengolah makanan (Avrilinda, 2016).
kontaminasi pada saat disajikan di Berdasarkan latar belakang
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM). tersebut maka kegiatan abdimas ini
376
Prita Dhyani Swamilaksita, Rica Ardita Yumni., Mertien Sa’pang, Putri Ronitawati -
Pembinaan Higiene Personal Pada Penjamah Makanan Menggunakan
Media Celemek Di Kantin Universitas Esa Unggul
dilakukan untuk membina personal tanya jawab setelah pemaparan
higiene di kantin universitas esa unggul materi dilakukan. Selain itu, hasil
dengan harapan selain peningkatan evaluasi akan dilaporkan dalam
pengetahuan, perilaku pengggunaan APD bentuk laporan dan dipublikasikan
pada penjamah makanan dapat dalam jurnal atau temu ilmiah
diterapkan sehingga penyediaan makanan serta dijadikan dasar untuk
di kantin Universitas Esa Unggul dapat pelaksanaan berikutnya.
terjamin kemanannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE Pelaksanaan kegiatan Abdimas
Pelaksanaan sosialisasi yang dilaksanakan pada 26 September
mengenai pentingnya higiene 2019 ini dibuka secara langsung oleh Ibu
personalpada penjamah makanan di Putri Ronitawati, S.KM, M.Si, RD selaku
kantin Universitas Esa Unggul Dosen Ilmu Gizi, Universitas Esa Unggul
dilaksanakan pada tanggal 26 September dengan memaparkan materi pembuka
2019. Adapun metode yang digunakan mengenail higiene dan sanitasi kantin.
dalam kegiatan sosialisasi adalah Setelah itu, dilanjutkan dengan
menggunakan media bantuan yaitu pemaparan mengenai personal higiene
celemek. Sasaran pada kegiatan ini menggunakan media celemek. Pada saat
seluruh penjamah makanan yang menjual kegiatan berlangsung, seluruh penjamah
makanannya di kantin Universitas Esa makanan yang hadir berjumlah 10 orang,
Unggul yang pada saat pelaksanaan dimana pada saat tahap persiapan
berjumlah 10 orang. diketahui bahwa seluruh penjamah
Secara teknis, pelaksanaan kegiatan makanan belum ada yang memenuhi
Abdimas yaitu: standar personal higiene yang paling
1. Persiapan. Pada tahap persiapan minimum yaitu menggunakan APD
ini dilakukan untuk Focus seperti topi, celemek, sarung tangan,
Discussion Group untuk penutup mulut, dan alas kaki yang
mengetaui sejauh mana tertutup. Selain itu sebelum kegiatan
pengetahuan dan bagaimana sosialisasi dilakukan pretest untuk
aplikasi personal higiene pada mengukur pengetahuan mereka akan
penjamah makanan di esa unggul. personal higiene. Berdasarkan hasil
Berdasarkan pengamatan prestest diketahui bahwa seluruh
diperoleh temuan bahwa penjamah penjamah makanan memiliki
makanan di esa ungul belum pengetahuan kurang dari 50%.
menggunakan alat pengaman diri Pengetahuan personal higiene
(APD) yang umumnya digunakan pada penjamah makanan meningkat
untuk menjamin keamanan setelah diberikan sosialisasi, hal tersebut
makanan seperti topi, celemek, tergambar dari hasil posttest dan sesi
sarung tangan, penutup mulut, dan tanya jawab. Berdasarkan hasil posttest
alas kaki. diketahui bahwa seluruh penjamah
2. Pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan makanan memiliki pengetahuan personal
kegiatan yang dilakukan yaitu hygiene di atas 90%, sedangkan
pemaparan materi yang meliputi berdasarkan feedback yang diperoleh
item yang harus di aplikasikan selama kegiatan berupa aktifnya tanya
pada personal higiene dan jawab dan penyampaian kesan selama
bagaimana tahapan pemakaian kegiatan menunjukan bahwa penjamah
dalam APD. makanan tertarik dengan isi pesan yang
3. Evaluasi kegiatan. Evaluasi ada di dalam celemek karena materi yang
kegiatan dilakukan dengan melihat diberikan di dalam celemek mudah
feedback yang berupa aktivitas dipahami dengan penggunaan kata-kata

377
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat,
Vol 3 No 1 2020 375 - 380

yang jelas dan gambar mudah dipahami celemek. Pada media celemek warna
dijabarkan dalam bentuk simbol-simbol yang digunakan warna kuning karena
bahwa yang berwarna merah yang warna kuning salah satu warna yang
dilarang dan yang berwarna biru yang menimbulkan awareness sehingga
diperbolehkan, hal tersebut sehingga penjamah makanan tertarik untuk
sebagian besar penjamah makanan sangat memakai celemek tersebut yang
menyukai isi pesan yang terdapat pada menimbulkan kesadaran.

Gambar 1. Serah terima celemek Gambar 2. Penutupan kegiatan


kepada perwakilan penjamah makanan pembinaan personal higiene pada
dalam kegiatan pembinaan personal pejamah makanan
higiene pada pejamah makanan

Materi yang disampaikan pada dalam diri individu yang memberikan


media celemek adalah materi yang kesimpulan terhadap stimulus dalam
terdapat dalam soal pretest dan posttest bentuk nilai baik buruk, positif, negatif,
yaitu meliputi kebiasaan cuci tangan menyenangkan tidak menyenangkan,
ketika sedang menyediakan makanan, sebagai potensi reaksi terhadap objek.
menjaga kebersihan kuku, tidak
menggunakan perhiasan ketika sedang SIMPULAN
bekerja atau menyediakan makanan, dan Kegiatan pembinaan personal
menggunakan APD standar seperti topi higiene pada penjamah makanan perlu
atau mengikat rambut, menggunakan dilaksanakan secara rutin dan konsisten
celemek, sarung tangan, penutup mulut,
untuk menjaga kepatuhan dalam
dan alas kaki tertutup. Selain itu, pakaian
yang digunakan harus bersih, tidak pengaplikasian personal higiene dalam
merokok pada saat bekerja, dan tidak pengelolaan makanan dan minuman.
berbicara saat menyediakan makanan Berdasarkam kegiatan ini dapat diketahui
kepada konsumen. Melalui pemaparan bahwa penjamah makanan yang
menggunakan media ini diharapkan sebelumnya tidak tahu personal higiene
perilaku positif seperti menggunakan menjadi tahu, baik dari item APD dan
APD standar dapat terus di aplikasikan
kegiatan seperti mencuci tangan,
agar makanan yang disajikan dapat
terjamin aman. kebersian diri, dan menghindari rokok
Media bermanfaat menimbulkan ketika bekerja. Berdasarkan feedback
minat sasaran, merangsang sasaran untuk yang diperoleh terlihat bahwa penjamah
meneruskan pesan pada orang lain, dan makanan sangat antusias dengan kegiatan
memudahkan penyampaian informasi. tersebut terlihat dari aktifnya tanya jawab
Reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu dan memberikan penyataan kesediaan
timbul yang didasari oleh proses evaluasi
378
Prita Dhyani Swamilaksita, Rica Ardita Yumni., Mertien Sa’pang, Putri Ronitawati -
Pembinaan Higiene Personal Pada Penjamah Makanan Menggunakan
Media Celemek Di Kantin Universitas Esa Unggul
menggunakan celemek tersebut sebagai Penyelenggaraan Makanan Di
salah satu APD wajib selama bekerja. Pusat Pendidikan Dan Latihan
Oleh karena itu, bisa dikatakan media
Olahraga Pelajar Jawa Tengah.
celemek ini cukup efektif dalam upaya
meningkatkan pengetahuan dan merubah Jurnal Gizi, 2(2).
perilaku penjamah makanan. 5. Kemenkes RI. (2003). Pedoman
persyaratan hygiene sanitasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Arisanti, Indriani, dan Wilopo. makanan jajanan. Jakarta:
(2018). Kontribusi Agen Dan Kemenkes RI.
Faktor Penyebab Kejadian Luar 6. Kemenkes RI. (2013). Peraturan
Biasa Keracunan Pangan Di Menteri Kesehatan RI No 2
Indonesia: Kajian Sistematis. Tahun 2013 Tentang Kejadian
BKM Journal of Community Luar Biasa Keracunan Pangan,
Medicine and Public Health Jakarta.
34(3) : 99-106. 7. Meikawati. (2010). Hubungan
2. Avrilinda, S. M., & Kristiastuti, Pengetahuan dan Sikap Tugas
D. (2016). Pengaruh Pengetahuan Penjamah Makanan dengan
dan Sikap Terhadap Perilaku Praktek Higiene dan Sanitasi
Higiene Penjamah Makanan di Makanan di Unit Gizi RSJD Dr.
Kantin SMA Muhammadiyah 2 AMINO Gondohutomo
Surabaya. e-journal Boga, (2). Semarang.. jurnal Kesehatan
3. Edinda, A. M., & Adi, A. C. Masyarakat Indonesia.
(2016). Hubungan Pengetahuan 8. Ningsih. (2014). Penyuluhan
Dengan Sikap Dan Higiene Hygiene Sanitasi Makanan dan
Perorangan (Personal Higiene) Minuman, Serta Kualitas
Penjamah Makanan Pada Makanan yang Dijajakan
Penyelenggaran Makanana Pedagang di Lingkungan SDN
Asrama Putri. Media Gizi Kota Samarinda. Jurnal
Indonesia, 120-126. Kesehatan Masyarakat, 10 (1) hal
4. Fatmawati, S., Rosidi, A., & 64-72.
Handarsari, E. (2013). Perilaku 9. Notoatmodjo. (2014). Ilmu
Higiene Pengolah Makanan Perikaku Kesehatan. Jakarta:
Berdasarkan Pengetahuan Rineka Cipta.
Tentang Higiene Mengolah 10. Yunus. (2015). Hubungan
Makanan Dalam Personal Higiene dan Fasilitas

379
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat,
Vol 3 No 1 2020 375 - 380

Sanitasi dengan Kontaminasi


Escherichia Coli Pada Makan di
Rumah Makan Padang Kota
Manado dan Kota Bitung .
JIKMU.

380

Anda mungkin juga menyukai