Anda di halaman 1dari 9

e-journal Boga, Volume 5, No.

3, Edisi Yudisium Periode September 2017, Hal 125 - 133

PELATIHAN HIGIENE SANITASI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN


PENJAMAH MAKANAN WARUNG KOPI DI KAWASAN KAMPUS UNESA LIDAH
WETAN SURABAYA

Rizqa Anantasya Herningtyas


Mahasiswa S1 Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya
rizqah@mhs.unesa.ac.id

Choirul Anna Nur Afifah


Dosen Program Studi S1 Pendidikan Tata Boga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya
choirulanna@unesa.ac.id

ABSTRAK

Warung kopi merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh masyarakat
dengan harapan dapat menjadi tempat yang bersih dan nyaman. Namun, kenyataannya masih
banyak penjamah makanan yang tidak peduli dengan kebersihan, baik kebersihan pada diri
sendiri maupun kebersihan pada lingkungan sekitar. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk
mengetahui kelayakan perangkat pelatihan, 2) untuk mengetahui peningkatan pengetahuan
higiene sanitasi penjamah makanan warung kopi, dan 3) untuk mengetahui respon peserta
terhadap kegiatan pelatihan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) yang
menerapkan model perlakuan satu kelompok sebelum tes dan sesudah tes (one group pre test-
post test design). Subyek penelitian adalah 20 penjamah makanan dari 20 warung kopi di
Kawasan Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya. Instrumen penelitian menggunakan pedoman
wawancara, lembar penilaian perangkat pelatihan, lembar tes kognitif, dan angket respon.
Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi, tes, angket, dan dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan analisis deskriptif dan uji beda t.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil penilaian perangkat pelatihan secara
keseluruhan sangat baik dengan hasil skor 3,33 sampai 4 sehingga layak digunakan, pelatihan
dengan menggunakan media power point dan poster terbukti dapat meningkatkan pengetahuan
penjamah makanan dengan nilai p 0,000 (p < 0,01), dan respon peserta terhadap kegiatan
pelatihan sangat baik dengan hasil rata-rata 95,78%

Kata kunci: Pelatihan, Higiene Sanitasi, Penjamah Makanan, Warung Kopi

ABSTRACT

Coffee shop is the most visited place that people love to come, hopefully it will be able to
be a clean and comfortable. However, in reality there are still many food handlers who do not
care about cleanliness, both in the cleanliness of themselves and the cleanliness of the
environment. The aims of this research are: 1) to determine feasibility of training devices, 2) to
find out the improvement of the knowledge of hygiene and sanitation for coffee shop’s food
handler in the surroundings of Unesa Lidah Wetan Surabaya, and 3) to find out the responses of
the participants about training activities.
This research is an experimental research (quasi experiment) that uses one group pre test-
post test design. The subject of this research is a group of 20 food handlers from 20 coffee shops
in the area of Unesa Lidah Wetan Surabaya. The research instrument used interview guides,
training device assessment sheets, cognitive test sheets, and response questionnaire. Data

125
e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2017, Hal 125 - 133

collection techniques are interview, observation, test, questionnaire, and documentation. Data
analysis technique used descriptive analysis and different t-test.
The conclusion of this research is the result of the assessment of the training device as a
whole is very good with the score of 3,33 to 4 so it is feasible to use, the training by using media
power point and poster proved to increase the knowledge of food handlers with p value 0,000 (p
< 0,01), and the participants responses to the training activities were excellent with an average
yield of 95,78%.

Key words: Training, Hygiene and Sanitation, Food Handler, Coffee Shop

PENDAHULUAN manusia terkuras dan biasanya tubuh


Warung kopi adalah tempat untuk memerlukan asupan makanan yang bergizi
menyediakan minuman misalnya kopi, teh, dan sehat.
dan makanan kecil seperti gorengan, kue- Asupan makanan yang salah dapat
kue, dan sebagainya (KBBI, 2008). Bagian menyebabkan terganggunya sistem kerja
terpenting dari warung kopi adalah fungsi tubuh yang dapat menghambat aktivitas
sosialnya yaitu tersedia tempat dimana fisik seseorang. Sama halnya dengan bahan
orang-orang pergi untuk berkumpul, makanan. Bahan makanan yang tidak diolah
bercengkrama, atau melakukan berbagai dengan cara yang baik dan benar dapat
aktivitas seperti mengerjakan tugas, menjadi sumber mikroorganisme dan
menonton, menulis, menikmati fasilitas kontaminasi kimia yang berbahaya dan
warung kopi, ataupun menghabiskan waktu dapat menyebabkan penyakit bagi manusia.
baik dalam kelompok dan individu. Oleh karena itu, makanan harus terbebas
Berdasarkan laporan Euromonitor (2010), dari potensi bahaya agar tidak terjadi kasus
dalam Market Analysis Report: The Food keracunan pangan.
Service Indonesia Industry pertumbuhan Deteksi awal keamanan pangan perlu
kedai kopi/warung kopi mencapai angka dilakukan melalui pelatihan dan informasi
16% setiap tahunnya. Dengan melihat gaya sampai ke tempat-tempat yang rawan akan
hidup (life style) masyarakat baik bertemu konsumsi pangan. Setiap kalangan
formal maupun kasual dengan seseorang masyarakat mempunyai latar belakang
sambil menikmati makanan kecil dan pengetahuan, pendidikan, dan status sosial
minuman, maka tidak heran pertumbuhan yang berbeda-beda. Konsumsi pangan
warung kopi sangat melesat. menjadi kebutuhan dasar yang harus
Tingkat kompetisi warung kopi dipenuhi terlebih dahulu kemudian
menjadi sangat ketat. Banyak diantara kesadaran pangan dapat ditingkatkan.
warung kopi melakukan berbagai strategi Selama ini kesadaran masyarakat akan
untuk mempertahankan pelanggan dan keamanan pangan masih sangat rendah.
mendatangkan pelanggan baru yaitu dengan Sumber permasalahan keamanan
mematok harga makanan atau minuman pangan yang utama terletak pada tiga
yang terjangkau dan menyediakan fasilitas komponen yaitu pengusaha/produsen,
misalnya wifi gratis, tempat yang nyaman, pedagang, masyarakat konsumen yang
ditunjang dengan sumber daya manusia disebabkan oleh pengetahuan yang kurang,
yaitu pekerja yang cekatan dalam melayani serta adanya pelanggaran dan belum adanya
pelanggan. suatu kejujuran. Oleh sebab itu, tanggung
Warung kopi juga mempunyai jawab keamanan pangan juga terletak pada
peranan penting untuk memenuhi kebutuhan tiga komponen tersebut (Nurlaela, 2011:10).
masyarakat akan makanan. Aktivitas yang Pengetahuan merupakan salah satu
padat dalam keseharian manusia terutama faktor dari serangkaian perilaku yang
aktivitas yang menyangkut aktivitas fisik meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor.
maupun berfikir dapat membuat energi Pengetahuan dipengaruhi oleh banyak

126
e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2017, Hal 125 - 133

faktor, yaitu faktor pendidikan, informasi, semu, yaitu suatu desain eksperimen yang
lingkungan, pengalaman dan usia (Riyanto memungkinkan peneliti mengendalikan
dan Budiman, 2013). Terbatasnya variabel sebanyak mungkin dari situasi yang
pengetahuan memungkinkan penjamah ada. Rancangan atau desain penelitian yang
makanan untuk melakukan tindakan yang digunakan adalah one group pre test-post
bertentangan dengan higiene sanitasi yang test design. Dalam desain ini, sebelum
dapat menyebabkan makanan tidak aman. perlakuan sampel diberikan terlebih dahulu
Kurangnya pengetahuan dapat terjadi tes awal (pre test) dan diakhir perlakuan
karena rendahnya pengetahuan tentang asal diberi tes akhir (post test). Desain ini
bahan, atau karena belum memahami aturan digunakan sesuai dengan tujuan yang ingin
penggunaannya, atau tidak menyadari dicapai yaitu untuk mengetahui peningkatan
bahayanya. Untuk merubah pola pikir dan pengetahuan penjamah makanan warung
perilaku penjamah makanan tersebut maka kopi setelah pelatihan diberikan.
perlu dilakukan dengan memberikan Subyek pada penelitian ini adalah
informasi melalui pelatihan tentang higiene penjamah makanan warung kopi di Kawasan
sanitasi makanan. Kampus Unesa Lidah Wetan Surabaya
Pelatihan adalah suatu proses yang sebanyak 20 orang.
sistematis untuk mengembangkan Metode pengumpulan data pada
pengetahuan, ketrampilan dari sikap yang penelitian ini adalah: 1) wawancara
diperlukan dalam melaksanakan tugas digunakan untuk menghimpun
seseorang serta diharapkan akan dapat permasalahan dan kebutuhan warung kopi,
mempengaruhi penampilan kerja. Agar 2) observasi digunakan untuk mengetahui
pelatihan dapat berjalan dengan baik maka kelayakan perangkat pelatihan, 3) tes
perlu disusun perangkat pelatihan. digunakan untuk mengukur pengetahuan
Perangkat pelatihan dapat memudahkan peserta pelatihan, 4) angket digunakan untuk
pelatih dalam menyampaikan materi dan mengetahui tanggapan peserta terhadap
tercapainya tujuan yang diharapkan. Dengan kegiatan pelatihan, dan 5) dokumentasi
perangkat pelatihan, peserta juga dapat digunakan untuk memperoleh data
memahami materi yang disampaikan oleh penjamah makanan yang meliputi nama,
pelatih. Dalam kegiatan ini, perangkat usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir.
pelatihan yang dikembangkan adalah Analisis data yang digunakan pada
silabus, power point, poster dan tes kognitif. penelitian ini adalah:
Keterbatasan pengetahuan para 1. Analisis Data Validasi Perangkat
penjamah makanan perlu diperhatikan sebab Analisis ini dilakukan terhadap
pada umumnya mereka lebih mengutamakan setiap kriteria yang tertuang dalam
aspek keuntungan daripada keamanan lembar validasi. Habibi (2009)
pangan. Untuk itu, para penjamah makanan mendeskripsikan hasil skor rata-rata,
warung kopi perlu mendapat pelatihan yang sebagai berikut:
terkait dengan higiene sanitasi makanan. a) 1,0 ≤ SV ≤ 1,5 (nilai skala 1) berarti
Tujuan pada penelitian ini adalah: 1) tidak baik, belum dapat digunakan dan
untuk mengetahui kelayakan perangkat masih perlu dikonsultasikan.
pelatihan, 2) untuk mengetahui peningkatan b) 1,6 ≤ SV 2,5 (nilai skala 2) berarti
pengetahuan penjamah makanan warung kurang baik, bisa digunakan dengan
kopi, dan 3) untuk mengetahui respon banyak revisi.
peserta terhadap kegiatan pelatihan. c) 2,6 ≤ SV ≤ 3,5 (nilai skala 3) berarti
baik, bisa digunakan dengan sedikit
METODE revisi.
Jenis penelitian yang digunakan dalam d) 3,6 ≤ SV ≤ 4,0 (nilai skala 4) berarti
penelitian ini adalah penelitian eksperimen sangat baik, bisa digunakan dengan
berbentuk quasi experiment atau eksperimen tanpa revisi.

127
e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2017, Hal 125 - 133

Keterangan: 3. Analisis Respon


SV = Skor Validasi Analisis respon peserta pelatihan
Rumus yang digunakan untuk dilakukan untuk mengetahui seberapa
memperoleh persentase adalah sebagai besar tanggapan peserta terhadap
berikut: pemateri, kegiatan pelatihan, dan media
yang digunakan. Jawaban peserta
Jumlah skor perhitungan pelatihan pada setiap angket dinilai
Persentase % = × 100%
Skor kriteria dengan kriteria sebagai berikut:

Sumber: Riduwan (2009) Tabel 2 Kriteria Skala Respon Peserta


Pelatihan
2. Analisis Pengetahuan Skala Penilaian Jawaban Peserta
Hasil pengetahuan peserta pelatihan 1 Tidak
dinilai dengan kriteria sebagai berikut: 2 Kurang
3 Ya
Tabel 1 Kriteria Interpretasi Skor
Pengetahuan Rumus yang digunakan untuk
Presentase Kategori memperoleh persentase adalah sebagai
0 – 20 Tidak Baik berikut:
21 – 40 Kurang Baik
𝐹
41 – 60 Cukup P (%) =
𝑁
𝑥 100 %
61 – 80 Baik
81 – 100 Sangat Baik Sumber: Trianto (2009)
Sumber: Riduwan (2009)
Keterangan:
Analisis data menggunakan uji P = Persentase jumlah peserta
statistik, yaitu paired sample t-test untuk F = Jumlah jawaban ya/tidak
melihat pengaruh sebelum dan sesudah N = Jumlah peserta
diberikan pelatihan. Menurut Arikunto
(2012), penarikan kesimpulan yang Hasil respon peserta pelatihan dinilai
dilakukan didasarkan pada tingkat dengan kriteria sebagai berikut:
kepercayaan 95% atau tingkat
signifikansi 100% - 95% = 5% (p < Tabel 3 Kriteria Interpretasi Skor Respon
0,05), dengan rumus sebagai berikut: Peserta Pelatihan
Skor rata-rata Kriteria
Md
𝑡= ∑ x2d
0 % - 20 % Sangat kurang
√N 21 % - 40 % Kurang
N−1
41 % - 60 % Cukup
Keterangan: 61 % – 80 % Baik
Md = mean dari perbedaan pre test dan 81 % - 100 % Sangat baik
post test (pre test – post test) Sumber: Riduwan (2009)
Xd = deviasi masing-masing subyek
(d - Md) Dari hasil analisis respon peserta
∑ x2d = jumlah kuadrat deviasi pelatihan, kemudian dilakukan penarikan
N = subyek pada sampel kesimpulan bahwa kegiatan pelatihan
d.b = ditentukan N - 1 higiene sanitasi yang baik diterapkan bila
interpretasinya ≥ 61%.
Untuk melihat perbandingan hasil
pre test dan post test, dapat dihitung
dengan menggunakan SPSS.

128
e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2017, Hal 125 - 133

HASIL DAN PEMBAHASAN pelatihan, laki-laki sebanyak 13 orang dan


Karakteristik Penjamah Makanan perempuan sebanyak 7 orang. Pendidikan
Warung Kopi terakhir rata-rata SMP dan SMA/SMK.
Hasil pelatihan oleh peneliti Seluruh peserta pelatihan belum pernah
memperoleh data karakteristik penjamah mengikuti pelatihan higiene sanitasi. Peserta
makanan warung kopi, sebagai berikut: pelatihan banyak yang tidak rutin
memeriksa kesehatan. Pada kriteria kondisi
Tabel 4 Karakteristik Penjamah Makanan kesehatan 3 orang sedang sakit menular
Warung Kopi (batuk dan pilek), 5 orang sakit tidak
Kriteria Karakteristik Jumlah % menular (kolesterol, asam urat), dan 12
Usia <20 2 10% orang dalam keadaan tidak sakit.
21 – 30 8 40% Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan
31 – 40 5 25% bahwa untuk menjadi penjamah makanan
41 – 50 3 15% warung kopi tidak ada batasan umur, jenis
>50 2 10% kelamin, pendidikan terakhir, pengalaman
Total 20 100% pelatihan, dan kondisi kesehatan. Siapa saja
Jenis Laki-laki 13 65% dapat menjadi penjamah makanan warung
kelamin Perempuan 7 35% kopi.
Total 20 100%
Pendidikan Tidak sekolah - - Hasil Kelayakan Perangkat Pelatihan
terakhir Untuk membuktikan bahwa suatu
SD/MI 1 5%
proses/metode dapat memberikan hasil yang
SMP/MTs 8 40%
konsisten maka perlu dilakukan validasi.
SMA/SMK/MA 10 50%
Validasi pada penelitian ini digunakan untuk
Perguruan 1 5%
mengetahui kelayakan perangkat dan media
Tinggi
yang digunakan. Perangkat yang digunakan
Total 20 100% pada penelitian ini adalah silabus dan tes
Pengalaman Tidak pernah 20 100% kognitif (pre test dan post test) yang
mengikuti Pernah - - dikolaborasikan dengan media audio visual,
pelatihan Total 20 100% yaitu power point dan poster. Adapun
higiene validator yang memvalidasi perangkat
sanitasi pelatihan ini adalah validator ahli di bidang
Pemeriksaan Tidak pernah 13 65% pendidikan, ahli di bidang higiene sanitasi,
kesehatan Rutin 7 35% dan ahli di bidang media.
Total 20 100%
Kondisi Sehat 12 60% Tabel 5 Hasil Penilaian Kelayakan
kesehatan Sakit (tidak 5 25% Perangkat Pelatihan
menular) Perangkat Skor Keterangan
Sakit (menular) 3 15% Pelatihan Validasi
Total 20 100% Silabus 3,61 Sangat baik
Power point 3,70 Sangat baik
Data karakteristik penjamah makanan Poster 3,80 Sangat baik
pada Tabel 4 di atas diperoleh kriteria Tes kognitif 3,63 Sangat baik
berupa usia, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, pengalaman mengikuti pelatihan Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui
higiene sanitasi, pemeriksaan kesehatan, dan bahwa secara keseluruhan penilaian
kondisi kesehatan. kelayakan perangkat pelatihan dari ketiga
Pada kriteria umur, penjamah validator mendapat skor diatas 3,50 dengan
makanan yang mengikuti pelatihan berusia kategori sangat baik.
17-54 tahun. Jenis kelamin peserta

129
e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2017, Hal 125 - 133

a. Silabus Secara keseluruhan poster yang


Silabus yang dikembangkan sudah dikembangkan sangat baik, poster
sesuai dengan Permendikbud No. 65 disesuaikan dengan tema pelatihan
Tahun 2013. Isi dari Permendikbud higiene sanitasi yang mencakup
tersebut adalah silabus paling sedikit kebersihan, kesehatan, perilaku dan aspek
memuat identitas satuan pendidikan, sanitasi yang mencakup sanitasi
kompetensi dasar, standar kompetensi, peralatan, sanitasi pengadaan bahan,
materi pokok, pembelajaran, penilaian, sanitasi pengolahan bahan, sanitasi
alokasi waktu, dan sumber belajar. penyimpanan bahan, sanitasi ruang
b. Power point pengolahan, sanitasi penyediaan air, dan
Power point yang dikembangkan sanitasi pengolahan sampah.
bertujuan sebagai alat bantu untuk d. Tes kognitif
menyampaikan informasi yang Pada penelitian ini tes yang diamati
berhubungan dengan materi pelatihan. adalah tes kognitif. Tes kognitif
Tujuan tersebut sesuai pendapat dilakukan diawal sebelum peneliti
Djamarah & Zain (2015:121) bahwa menyampaikan materi dan diakhir setelah
power point adalah alat bantu apa saja peneliti menyampaikan materi. Tes
yang dapat dijadikan sebagai penyalur kognitif berisi 25 soal yang berupa
pesan guna mencapai tujuan pengajaran. pertanyaan benar atau salah (true-false
Power point yang dikembangkan pada test) dan dilengkapi dengan
penelitian ini berisi materi seputar arahan/petunjuk cara mengerjakan.
higiene sanitasi. Secara keseluruhan tes kognitif
Secara keseluruhan, penilaian yang dibuat sudah baik dan
kelayakan untuk media power point mencerminkan uji kompetensi-
sangat baik. Hal ini sesuai dengan kompetensi yang mencakup aspek
pendapat Sanjaya (2012:205), bahwa kognitif. Hal ini sesuai dengan pendapat
media bukan hanya alat perantara seperti Depdiknas (2010), bahwa tujuan
slide, bahan cetakan, akan tetapi meliputi pelatihan terpadu menekankan pada
orang atau manusia sebagai sumber proses bukan hasil sehingga untuk
belajar atau juga berupa kegiatan memenuhi tujuan tersebut, maka
semacam diskusi yang dikondisikan penilaian dalam kegiatan pelatihan
untuk menambah pengetahuan. meliputi aspek kognitif.
c. Poster
Poster sebagai rangkaian dari Hasil Pengetahuan Peserta Pelatihan
perangkat pelatihan yang berfungsi Untuk melihat peningkatan
sebagai media pembelajaran tentunya pengetahuan dapat dilihat dengan
harus memberikan manfaat bagi peserta membandingkan hasil pre test dan post test
pelatihan. peserta. Pre test dilakukan untuk
Poster yang dikembangkan pada mengetahui tingkat pengetahuan awal
penelitian ini berjumlah empat poster sebelum dilakukan pelatihan. Post test
dengan tema higiene sanitasi. Poster dilakukan untuk mengetahui tingkat
higiene berisi bagaimana cara mencuci pengetahuan akhir setelah dilakukan
tangan yang baik dan benar, personal pelatihan.
hygiene, dan perilaku. Adapun poster
sanitasi mencakup bagaimana cara Tabel 6 Hasil Penilaian Pre Test
memilah sampah dan mengelola sampah. No. Nilai Keterangan
Pada sesi kegiatan penutup, poster Responden
dibagikan kepada peserta agar dapat 1. 56 Cukup
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2. 60 Cukup
3. 52 Cukup

130
e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2017, Hal 125 - 133

4. 60 Cukup
5. 36 Kurang baik 90
82,00
6. 60 Cukup 80
7. 48 Cukup 70
8. 32 Kurang baik 60 54,80

Rata-rata
9. 48 Cukup 50
10. 76 Baik 40
11. 44 Cukup 27,20
30
12. 56 Cukup
20
13. 80 Baik
10
14. 44 Cukup
15. 60 Cukup 0

16. 48 Cukup PRE TEST POST TEST GAIN


17. 56 Cukup Gambar 1 Hasil Tes Kognitif Peserta
18. 40 Kurang baik Pelatihan Secara Keseluruhan
19. 52 Cukup
20. 88 Sangat baik Dari hasil perhitungan rata-rata yang
Rata-rata 55 Cukup diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan hasil tes kognitif peserta
Tabel 7 Hasil Penilaian Post Test sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan.
No. Nilai Keterangan Hal ini dibuktikan dengan hasil selisih nilai
Responden pre test dan post test adalah sebesar 27,20.
1. 88 Sangat baik Untuk lebih menguatkan lagi, maka
2. 84 Sangat baik data tersebut dapat dilakukan dengan uji
statistik paired sample t-test dengan
3. 80 Baik
menggunakan SPSS. Hal ini dikarenakan
4. 88 Sangat baik
data yang digunakan tidak bebas artinya
5. 72 Baik
antara pre test dan post test saling
6. 84 Sangat baik
berhubungan dan soal yang digunakan sama.
7. 76 Baik
8. 72 Baik Tabel 8 Hasil Uji Beda T
9. 76 Baik
10. 92 Sangat baik Paired Differences
11. 76 Baik
95% Sig
12. 84 Sangat baik
Confidenc .
13. 96 Sangat baik
Std e Interval (2-
14. 76 Baik of the D tail
15. 88 Sangat baik . Std.
De Error Difference T f ed)
16. 76 Baik
17. 80 Baik Mea viat Mea Low Upp
18. 76 Baik n ion n er er
19. 80 Baik Pa PRE
- 7.4 - - -
20. 96 Sangat baik ir – 1.65 1 .00
27.2 098 30.6 23.7 16.4
Rata-rata 82 Sangat baik 1 POS 688 9 0
0000 1 6790 3210 16
T

Pada tabel diatas terlihat bahwa nilai


thitung sebesar -16,416. Berdasarkan derajat
kebebasan (dk= n – 1), maka 20 – 1 = 19

131
e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2017, Hal 125 - 133

dan α = 0,05 ternyata nilai ttabel untuk uji dua tersebut, sehingga peserta pelatihan kurang
pihak (two tailed test) = 2,093. Karena nilai paham.
thitung lebih kecil daripada ttabel atau jatuh Sesuai dengan pendapat Budiningsih
pada daerah penerimaan Ha (-16,416 < (2005:21) dalam teori behavioristik bahwa
2,093) maka Ho ditolak dan Ha diterima. faktor yang dianggap penting adalah
Berdasarkan hasil perhitungan dengan penguatan atau motivasi, bila penguatan
paired sample t-test menunjukkan bahwa ditambah, maka respon akan semakin kuat.
adanya peningkatan pengetahuan sebelum Jadi, motivasi yang baik sangat
dan sesudah diberikan pelatihan. mempengaruhi respon yang diberikan
peserta sehingga dapat mempengaruhi hasil
Hasil Respon Peserta Pelatihan belajar. Jika peserta tertarik, maka peserta
Respon peserta pelatihan diberikan akan giat belajar.
dengan rata-rata keseluruhan persentase
sebesar 95,78. Selama kegiatan pelatihan PENUTUP
peserta menyatakan bahwa pemateri Simpulan
menyampaikan materi dengan suara jelas 1. Perangkat pelatihan pada penelitian ini
dan terdengar nyata ke seluruh ruangan. layak digunakan di lapangan.
pemateri bersikap komunikatif dengan 2. Pelatihan dengan menggunakan media
peserta pelatihan, pemateri mampu power point dan poster terbukti dapat
menjawab pertanyaan dengan tepat dan meningkatkan pengetahuan peserta
memuaskan, kegiatan pelatihan sangat pelatihan.
menarik dan mampu menambah 3. Respon peserta pelatihan terhadap
pengetahuan, peserta senang dengan pelatihan higiene sanitasi sangat baik.
kegiatan pelatihan, tampilan fisik power Saran
point dan poster menarik, power point dan 1. Sebaiknya kegiatan pelatihan dilakukan
poster menarik minat dan perhatian peserta secara berkala agar pengetahuan yang
untuk membacanya, huruf yang digunakan diterima dapat dipertahankan.
tidak terlalu kecil, dan nyaman dibaca. 2. Waktu untuk kegiatan pelatihan dapat
Kegiatan pelatihan higiene sanitasi ditingkatkan agar hasil pelatihan lebih
baru pertama kali ada di kawasan tersebut maksimal.
sehingga peserta pelatihan merasa senang 3. Media pembelajaran sebaiknya disajikan
dengan adanya pelatihan higiene sanitasi. sesuai dengan karakter peserta pelatihan.
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat 4. Tidak menggunakan istilah-istilah yang
Suryabrata (1990:65), bahwa respon hanya sulit dipahami oleh peserta pelatihan.
mempunyai peranan yang terbatas yaitu
sebagai bahan ilustrasi, untuk memudahkan DAFTAR PUSTAKA
pemecahan masalah dan sebagai bahan Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar
verifikasi untuk menguji kebenaran suatu Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
masalah. Pada kenyataannya respon Aksara.
pelatihan yang ditunjukkan peserta sangat Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan
baik dengan hasil yang memuaskan. Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dari hasil respon secara keseluruhan,
terdapat 1 aspek yang mendapatkan nilai Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan.
terkecil dengan nilai persentase 80% yaitu 2015. Strategi Belajar Mengajar.
pada aspek apakah istilah-istilah dalam Jakarta: Rineka Cipta.
power point dan poster ini mudah dipahami.
Hal ini disebabkan karena peserta pelatihan Habibi. 2009. Pengembangan Perangkat
masih asing dengan istilah yang sebelumnya Pembelajaran Kewirausahaan SMA
belum pernah tahu dengan istilah-istilah Berorientasi Model Pemaknaan
Untuk Mengajarkan Kemampuan

132
e-journal Boga, Volume 5, No. 3, Edisi Yudisium Periode September 2017, Hal 125 - 133

Akademik. Skripsi tidak


dipublikasikan. Surabaya: Unesa.

KBBI. 2008. Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Pengertian Warung Kopi.
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional.

Nurlaela, Luthfiyah. 2011. Sanitasi dan


Higiene Makanan. Surabaya: Unesa
University Press.

Riduwan. 2009. Skala Pengukuran


Variabel-variabel Penelitian.
Jakarta: Rajawali Pers.

Riyanto, Agus dan Budiman. 2013. Kapita


Selekta Kuesioner Pengetahuan dan
Sikap dalam Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan Desain


Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi


Kepribadian. Jakarta: Rajawali.

133

Anda mungkin juga menyukai