KELAS: 2A
Oleh: Kelompok 1
2. Nonprobability Sampling
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik sampling ini meliputi:
a. Sampling Purposive
Sampling Purposive merupakan sampel yang diambil
didasarkan pada pertimbangan tertentu dari peneliti. Sesuai
dengan namanya, pemilihan sampel didasarkan pada alasan
atau tujuan tertentu. Sampling Purposive bisa dipakai bila
populasi sangat menyebar, dan peneliti tidak mempunyai
informasi awal tentang populasi. Peneliti dengan
pertimbangan dan dasar tertentu akan memilih bagian dari
populasi yang akan ditarik sampel (Eriyanto, 2007).
b. Sampel Sembarang
Sampel sembarang (convenience sampling) adalah
teknik penarikan sampel yang dilakukan tanpa mekanisme
tertentu. Teknik penarikan sampel ini paling mudah dilakukan.
Teknik sampel ini bisa dilakukan dalam waktu yang cepat dan
biaya yang murah. Akan tetapi, teknik sampling ini sangat
lemah dari segi metodelogi. Sampel yang ditemukan
mempunyai peluang yang sangat besar untuk bias. Peneliti
bisa mendapatkan responden yang sama sekali tidak
mencerminkan karakteristik populasi (Eriyanto, 2007).
c. Sampling Kuota
Sampling kuota merupakan perbaikan dari sampel
sembarang. Dalam sampel sembarang, peneliti bisa memilih
siapa pun sebagai responden. Tidak ada pembatasan siapa
yang boleh dan tidak boleh menjadi responden. Sementara
dalam Sampling kuota, ada pembatasan dan kriteria yang bisa
menjadi responden (Eriyanto, 2007).
d. Snowball Sampling
Seperti namanya Snowball seperti layaknya bola salju,
menggelinding dari bulatan kecil terus menenrus sampai
menjadi besar. Teknik sampel ini dimulai dari sampel kecil
beberapa orang. Dalam perkembangannya jumlah orang yang
diwawancarai akan terus berkembang sampai jumlah
terpenuhi. Teknik sampel ini bisa dipakai dimana populasi dari
survey sangat spesifik. Populasi yang sempit juga menyulitkan
peneliti untuk menjangkau anggota populasi (Eriyatno, 2007).
Badrudin & Wudianto. (2004). Biologi, Habitat, dan Sebaran Ikan Layur
Serta Beberapa Aspek Perikanannya. In Seminar
WorkshopRencana Pengelolaan Perikanan Layur (pp. 1-13).
Trenggalek, Jawa Timur: Kerjasama Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Trenggalek dan Co Fish Project.
Davis, M.H. (1980). A multidimentional approach to individual differences
in empathy. JSAS Catalog of Selected Document in Psychology,
10, 85.
Rachmawati, P. F., & Hartati, S. T. (2017). ASPEK BIOLOGI IKAN LAYUR
(Lepturacanthus savala Cuvier, 1829) DI PERAIRAN
PANGANDARAN, JAWA BARAT. BAWAL Widya Riset
Perikanan Tangkap, 9(2), 133.
https://doi.org/10.15578/bawal.9.2.2017.133-143
Staples D, Vance D, Heales D. 1985. Habitat requirements of juvenile
penaeid prawns and their relationship to offshore fisheries. In:
Rothlisberg PC, Hill BJ, Staples DJ (eds). Proceeding of Second
Australian National Prawn Seminar, Kooralbyn, Qld (AU):
CSIRO, Cleveland, October 1984.
Sasekumar A, Chong VC, Leh MU, D’Cruz R. 1992. Mangroves as a
habitat for fish and prawns. Hydrobiologia 247 (1-3): 195-201.
DOI: 10.1007/bf00008219
Susilana, R. MODUL 6 POPULASI DAN SAMPEL. Diambil dari
https://text-id.123dok.com/document/oy800xxwq-pengertian-
populasi-modul-6-populasi-dan-sampel-6-populasi-dan-sampel-
6-populasi-dan-sampel-oleh-rudi-susilana.html. Diakses pada
Senin, 16 September 2019 pukul 21.14
Yozza, Hazmira, dkk. 2017. TEKNIK SAMPLING. Diambil dari
http://repo.unand.ac.id/id/eprint/9511. Diakses pada Senin, 16
September 2019 pukul 23.45