Anda di halaman 1dari 7

Nama : Maria evarista koni malo

Nim : 2222511011
Kelas : A/II
Mata Kuliah : Statistika Pendidikan

RESUME
SAMPLING

Sensus dan Sampling

 Inventarisasi hutan merupakan salah satu cabang ilmu kehutanan yang


membahastentang metode penaksiran potensi hutan. Untuk mengetahui sifat-sifat dari
suatu populasiumumnya tidak dilakukan terhadap semua anggota populasi secara penuh
(sensus), tetapihanya dilakukan terhadap sebagian anggota populasi yang terpilih sebagai
pewakil(sampling). Demikian pula halnya dengan pengamatan potensi hutan, umumnya
dilakukan pada sejumlah satuan pewakil atau contoh, dimana satuan tersebut dapat berupa po
hon,satuan luas, maupun satuan-satuan
lainnya.Walaupun metode sensus jarang digunakan dalam menaksir potensi hutan. Namun, p
erlu juga diketahui perbedaan antara sensus dan sampling. Sensus adalah cara
pengumpulandata dengan mencatat seluruh objek yang akan diamati. Misalnya untuk
menghitung populasiikan di kolam, yaitu dengan cara menguras air kolam dan menghitung
secara langsungseluruh ikan yang berada di kolam. Sedangkan sampling adalah cara
pengumpulan datadengan cara mencatat sebagian objek dari objek yang akan
diamati. Misalnya untukmenghitung populasi ikan di suatu teluk, dilakukan dengan cara
mengambil sampel di suatu bagian dari teluk tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan

Dari cara pengambilan datanya metode sensus menghasilkan data yang lebih
mendekatikondisi sebenarnya dari objek yang diamati. Namun, sensus
mempunyai beberapakekurangan yaitu hanya dapat digunakan pada kondisi habitat tertentu
atau arealnya tidakterlalu luas, pada daerah yang luas dibutuhkan tenaga, biaya, dan waktu
yang banyak.Sampling mempunyai kelebihan yaitu lebih mudah digunakan, membutuhkan
waktu yangrelatif singkat, serta tenaga dan biaya yang lebih murah. Kekurangan dari metode
ini datayang diperoleh cenderung lebih menyimpang dengan kondisi yang sebenarnya.

Beberapa Alasan Penggunaan Metode Sampling

 Terdapat beberapa alasan sehingga pengamatan melalui sampling dilakukan, yaitu antaralain
sebagai berikut:a.
 
a. Alasan efisiensi waktu dan biaya

Pengamatan secara penuh terhadap seluruh objek pengamatan (populasi)


umumnyamemerlukan waktu yang cukup lama di satu pihak, sedang pada pihak lain,
kebutuhan akaninformasi yang diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan biasanya
sangat mendesakuntuk kepentingan penyusunan rencana pendayagunaan objek yang
bersangkutan. Juga dapatdipahami bahwa pengamatan akan membutuhkan biaya yang tidak
sedikit,padahal pengamatan hanya merupakan salah satu tahap awal dari rangkaian sejumlah t
ahapankegiatan yang kesemuanya memerlukan biaya. Melalui sampling, dapat diperoleh
informasidalam waktu yang relatif terbatas dengan pengerahan dana yang terbatas pula. 
 

b. Alasan adanya resiko kerusakan yang dapat timbul dalam pelaksanaan pengamatan
Terdapat beberapa jenis pengamatan yang hanya dapat dilakukan melalui pengrusakan
objekyang diamati. Pengamatan biomas tumbuhan, misalnya hanya dapat dilakukan
jika objekatau tumbuhannya dicabut dan dikeringkan untuk seterusnya ditimbang. Dengan
demikiandapat dibayangkan, jika dilakukan pengamatan secara penuh dan bukan dengan
sampling,maka untuk kepentingan pengamatan termaksud semua tumbuhan harus dicabut,
dansemua pohon harus ditebang. Selanjutnya akan menyusul pula suatu pertanyaan mengenai 
tujuandan manfaat dilakukannya pengamatan tersebut, jika semua tumbuhannya sudah
dicabut atausemua pohonnya sudah ditebang?

 
c. Alasan ketelitian dalam pelaksanaan pengamatanSuatu pengamatan
memerlukan suatu konsentrasi khusus untuk menjamin ketelitian pengamatan tersebut.
Pengamatan sejumlah kecil anggota populasi secara teliti akan dapatmemberikan hasil yang
lebih baik untuk menjadi dasar dalam menjelaskan sifat-sifat populasidari pada hasil yang
diperoleh melalui pengamatan terhadap semua anggota populasi yangdilaksanakan secara
kurang atau tidak teliti. Pengamatan terhadap semua anggota populasiyang diamati, berarti
semakin banyak waktu dan tenaga yang dihabiskan. Hal ini lambat launakan menyebabkan
merosotnya kondisi fisik dan stamina pengamat , yang akan
berdampak pada konsentrasi pengamat yang akan menyebabkan semakin menurunnya
tingkat ketelitianyang dilakukan.
 
d. Alasan ekonomi atau nilai manfaatPengamatan terhadap semua anggota populasi
secara penuh akan memerlukan biaya yangcukup besar, dan untuk hal-hal tertentu
dapat menyamai dan bahkan melebihi nilai informasiyang akan diperoleh melalui
pengamatan yang dilakukan. Pengamatan dengan metodesampling diharapkan dapat
meminimalkan biaya pengamatan tanpa mengabaikan faktorketelitian hasil
pengamatan.

Prinsip dan Perencanaan Sampling


 Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam sampling adalah:

1.Keterwakilan (Representativeness). Contoh yang terpilih harus dapat mewakili semuaunsur
atau kelompok yang ada dalam populasi secara proporsional.

2.Ketelitian (Accuracy). Selang taksiran bagi parameter sedapat mungkin


tidak melampaui batas-batas tertentu yang ditetapkan sebelumnya, dimana hal tersebut
akan dipengaruhi olehtingkat keragaman populasi dan jumlah contoh atau intensitas
sampling.
 
3.Kepraktisan Efficiency). Diupayakan untuk memperoleh suatu tingkat ketelitian tertentu,de
ngan pengorbanan waktu, tenaga dan biaya yang minimal.Berdasarkan prinsip-prinsip
tersebut di atas, maka perencanaan sampling dapat dilakukandengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
a. Perumusan tujuan pengamatan 
b. Penentuan batasan populasi beserta unit-unitnya
c. Pengumpulan informasi pendahuluan atau gambaran umum populasid.Penentuan
jumlah unit contoh yang akan diamati berdasarkan tingkat ketelitian yangdiinginkan.
e. Penentuan metode sampling yang akan digunakanf.
 Penentuan faktor atau peubah yang akan diukur, beserta cara pengukuran dan alatukur
yang akan digunakan.
g. Penentuan metode analisis yang akan digunakan
h. Penentuan personil pelaksana, perencanaan kebutuhan biaya dan penyusunan
jadwal pelaksanaan.

Metode- Metode Sampling

 Dalam kegiatan inventarisasi hutan terdapat bermacam metode sampling yangdigunakan,


penggunaan bermacam sampling tersebut dipengaruhi oleh kondisi populasi
yangdiamati. Sejumlah metode sampling yang diumum digunakan di antaranya:Berdasarkan
ada tidaknya kemungkinan bagi sebuah anggota populasi untuk terpilih lebihdari satu kali,
dikenal:

a. Sampling tanpa pemulihan yaitu sampling dimana setiap anggota populasi


hanyamempunyai satu kemungkinan satu kali utk terpilih sebagai contoh.
 
b. Sampling dengan pemulihan yaitu sampling dimana setiap anggota populasi
dapatterpilih lebih dari satu kali.Berdasarkan obyektivitas/subyektivitas dalam
sampling, dikenal:

a. Sampling acak (Random sampling ) yaitu sampling dimana semua anggota populasi


diberi kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai contoh.
b. Sampling pertimbangan ( Purposive sampling ) yaitu sampling yang
dilakukan berdasarkan pertimbangan subyektivitas dari pelaksananya.Berdasarkan
keteraturan unit-unit contoh terpilih, dapat juga dibedakan antara:

a. Sampling acak yaitu sampling yang unit-unit pengamatannya menyebar secara


tidakteratur, baik dilihat dari nomor urut penetapannya, maupun penyebarannya
dilapangan.
b. Sampling sistematik yaitu sampling yang dilakukan menurut suatu pola
sistimatis,sehingga urutan nomor atau penyebaran unit-unit contoh yang diamati akan
terpoladengan suatu interval yang sistematis.Berdasarkan ada tidaknya perlakuan
awal berupa:

a. Sampling sederhana (Simple sampling ) yaitu sampling yang tidak didahului


oleh perlakuan pengelompokan. Sampling ini biasanya dilakukan pada populasi-
populasiyang dianggap relatif homogen.
b. Sampling stratifikasi atau sampling berlapis (Stratified sampling ) yaitu sampling
yangdidahului dengan pengelompokan populasi ke dalam sub-sub populasi. Sampling
inidilakukan pada populasi yang heterogen.Pertemuan Pertama: Kuliah Inventarisasi
Sumberdaya HutanBacaan Utama: Dr. Ir. Daud Malamassam. 1997. Bahan Ajar
Inventarisasi Hutan.
RESUME
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Pengertian Teknik Sampling 


Teknik sampling disebut juga dengan teknik pengambilan sampel penelitian. Sampel dalam
hal ini merupakan sebagian dari populasi di dalam penelitian. Sebagai penjelasan populasi
merupakan keseluruhan objek yang dijadikan sasaran dalam penelitian, sedangkan sampel
adalah sebagian populasi yang bisa mewakili. 
Teknik sampling itu sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu sampel acak (random sampling)
atau disebut juga dengan probability sampling serta sampel non-acak (non-random sampling)
yang disebut juga dengan non-probability sampling.

Pengertian Teknik Sampling Menurut Ahli 


1. Sugiyono (2001)
Sugiyono menjelaskan bahwa teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. 
2. Margono (2004)
Margono menyatakan bahwa teknik sampling adalah cara untuk menentukan jumlah sampel
yang akan dijadikan sumber data, dengan memperhatikan karakteristik dan penyebaran
populasi agar bisa benar-benar mewakili. 
3. Teken (1965)
Menurut teken, pengambilan teknik sampling merupakan teknik untuk mengambil sampel
yang memenuhi sifat-sifat seperti: 
 Dapat dipercaya untuk menggambarkan seluruh populasi yang diteliti.
 Sederhana
 Bisa menentukan presisi dengan menentukan standard deviation dari taksiran yang
didapatkan.
 Bisa memberikan banyak keterangan dengan biaya yang cenderung sedikit. 

Tujuan Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel memiliki tujuan antara lain: 
 Mendapatkan data yang relevan dengan penelitian. 
 Memberikan informasi yang terkait dengan populasi. 
 Dijadikan acuan untuk mengambil kesimpulan, saran, dan keputusan setelah penelitian
dilakukan. 

Macam-Macam Teknik Pengambilan Sampel 


Seperti yang telah dijelaskan bahwa teknik pengambilan sampel terbagi menjadi dua, yakni
probability sampling dan non probability sampling. Berikut ini adalah macam teknik
pengambilan sampel dan contohnya. 
 Probability Sampling
Probability sampling adalah metode pengambilan sampel dengan mengasumsikan seluruh
sampel memiliki kesempatan yang setara untuk menjadi objek penelitian. Teknik ini
merupakan teknik pengambilan sampel penelitian kuantitatif. Probability sampling ini
terbagi menjadi lima jenis, yaitu:
1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling) 
Teknik pengambilan sampel acak sederhana ini merupakan teknik yang dilakukan dengan
cara menjelaskan bahwa semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
dijadikan sampel penelitian. Cara pengambilannya  adalah dengan angka undian. 
Terdapat dua pendapat yang berkaitan dengan metode pengambilan sampel tipe ini. Pertama
adalah setiap angka yang dipilih wajib dikembalikan lagi supaya semua sampel memiliki
persentase kesempatan yang sama. Kedua adalah angka yang dipilih tidak dikembalikan.
Namun, umumnya pendapat pertama yang banyak dipilih untuk melakukan penelitian. 
Pada metode sederhana ini memiliki keunggulan, yaitu meminimalisir bias dan bisa
mengetahui standar error dari penelitian. Sedangkan kekurangannya adalah para sampel bisa
jadi tidak mewakili populasi yang ditentukan. 
2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling) 
Tipe kedua adalah sampel acak secara sistematis sesuai dengan pola tertentu. Umumnya pola
yang digunakan teknik ini adalah dengan mengambil interval atau kelipatan dari jumlah
populasi dengan jumlah sampel yang akan dipilih. 
contoh teknik pengambilan sampel tipe ini misalnya, ada 10 dari 100 orang yang akan
dipilih sebagai sampel. Maka setiap orang yang ada pada kelipatan 10 akan diambil sebagai
sampel. Artinya orang dengan nomor 10, 20, 30, dan seterusnya akan dijadikan sampel
hingga 10 orang. 
Kelebihan penggunaan metode tipe ini adalah lebih cepat dalam pelaksanaannya, selain itu
juga membuat peneliti tidak perlu membuat kerangka sampel.
Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah variasinya tidak bisa diprediksi jika urutannya
tidak acak. Sampel juga berpotensi bersifat seragam karena adanya pengulangan
karakteristik.
3. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)
Teknik pengambilan sampel jenis ini dilakukan dengan cara mengelompokkan anggota
populasi sesuai dengan tingkatan tertentu, yakni tinggi, sedang, dan rendah. 
Contoh teknik pengambilan sampel tipe ini adalah ketika melakukan penelitian tentang
pekerjaan yang dilihat berdasarkan usia. Jadi sampel yang diambil dengan cara
mengelompokkan sampel ke dalam kategori usia muda, sedang, dan dewasa. 
4. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling) 
Teknik pengambilan sampel ini ditentukan dengan berdasarkan kelompok suatu wilayah dari
populasi penelitian. Teknik ini akan mengelompokkan sampel sesuai dengan wilayah anggota
populaso/ 
Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mencari tahu perbedaan yang ada di dalam
wilayah tertentu. 
Contoh teknik pengambilan sampel jenis ini adalah ketika ada penelitian yang akan mencari
tahu tingkat partisipasi pemilihan umum di Jawa tengah. Dari situ, sampel yang akan
digunakan adlaah beberapa wilayah di Jawa Tengah. 
5. Area Sampling (Multistage Sampling) 
Teknik multi stage sampling adalah penggabungan antara beberapa metode sampling secara
bersamaan dengan tujuan supaya efektif dan efisien. Jadi ada dua teknik sampling yang
digunakan. 
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menerapkan teknik sampling ini, yaitu
menetapkan populasi dan tingkatan, menghitung besarnya sampel, mengambil secara acak
unsur yang ada di tiap tingkatan, dan kemudian mengambil sampel secara acak lagi sesuai
besaran sampel di tingkatan akhir. 
 Non-Probability Sampling
Non-probability sampling adalah lawan dari probability sampling, jadi pengambilan sampel
dilakukan tidak secara acak. Maksudnya adalah pengambilan sampel tidak memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap sampel yang dipilih. Teknik ini biasanya dipilih ketika
populasi belum atau tidak dapat ditentukan secara pasti. 
Teknik ini terbagi menjadi enam jenis, yaitu: 
1. Purposive Sampling 
Purposive sampling adalah penentuan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh
peneliti. Penetapan itu dilakukan sesuai dengan pertimbangan yang dinilai dapat mewakili
populasi. 
Teknik sampling tipe ini bisa dibilang menjadi salah satu teknik yang paling banyak
digunakan dalam penelitian. sebab, teknik ini cenderung menghasilkan sampel yang
berkualitas. Hal itu dikarenakan peneliti sudah menentukan sendiri kriteria yang menurutnya
akan merepresentasikan populasi.
Kelebihan dari metode ini adalah tujuan dari penelitian akan lebih terarah. Selain itu, sampel
juga akan relevan dengan penelitian yang dilakukan. 
Sedangkan kekurangannya adalah tidak bisa menjamin bahwa sampel dapat menjadi
representasi populasi. 
2. Snowball Sampling 
Snowball sampling juga dikenal dengan teknik bola salju. Teknik pengambilan sampel ini
dilakukan dengan cara wawancara kepada sampel pertama untuk mengambil sampel
berikutnya dan secara terus menerus hingga kebutuhan sampel dapat terpenuhi seperti bola
salju yang akan terus membesar juga menggelinding dari atas ke bawah.
Teknik ini cocok untuk penelitian yang membutuhkan privasi yang tinggi, misalnya pada
kelompok-kelompok seperti penderita HIV, penyintas kekerasan seksual, dan lain
sebagainya.  
3. Accidental Sampling 
Accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel yang sifatnya lebih insidental. Jadi
sampel yang diambil sesuai dengan orang yang memang kebetulan ditemui oleh peneliti.
Jadi misalnya adalah penelitian terhadap kepuasan konsumen. Peneliti bisa menunggu
pembeli untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. 
Namun, teknik pengambilan sampel jenis ini memiliki kekurangan, yaitu berpotensi
membutuhkan waktu yang lebih lama dan responden yang didapat memiliki karakteristik
yang bersifat acak. 
4. Quota Sampling
Teknik pengambilan sampel ini adalah dengan cara menentukan jumlah sampel penelitian
lebih dulu. Misalnya dalam sehari peneliti menetapkan harus mendapatkan 10 sampel untuk
diteliti. 
Kelebihan dari teknik ini adalah pengambilan sampelnya bersifat lebih praktis karena
sampelnya sudah diketahui. Sedangkan kekurangannya adalah bias dalam penelitian
cenderung tinggi. 
5. Teknik Sampel Jenuh 
Teknik pengambilan sampel jenuh adalah menggunakan seluruh populasi sebagai sampel.
Teknik ini digunakan ketika populasi yang akan diteliti kurang dari 30 orang. 
6. Sampling Sistematis atau Systematic Sampling 
Teknik sampling sistematis dilakukan dengan cara yang sistematis yaitu misalnya dengan
memberikan nomor terhadap populasi yang akan diteliti. Misalnya ketika ingin meneliti 20
siswa, maka sampel-sampel itu akan diurutkan dari 1 hingga 20. 
Baca juga: Apa itu Populasi dan Sampel dalam Penelitian? Yuk Cari Tahu

Langkah-langkah Teknik Sampling


Untuk menentukan sampel mana yang harus dipilih ketika melakukan penelitian, ada
beberapa langkah yang bisa dilakukan, di antaranya: 
 Memahami definisi dari populasi yang diamati. 
 Membuat kerangka sampel.
 Menentukan jenis teknik sampling yang tepat sesuai dengan penelitian. 
 Melakukan pengumpulan data. 
 Memeriksa hasil pengumpulan data yang diambil dari sampel. 
Teknik pengambilan sampel ini menjadi hal yang penting saat ingin melakukan penelitian.
Sebab, hasil penelitian tersebut bisa digunakan secara umum untuk seluruh masyarakat.
Di Sampoerna University, tentu secara aktif mendorong kegiatan penelitian dan pengabdian
masyarakat. Ini Sebagai perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi Indonesia. 
Adapun beberapa peneliti dari Sampoerna University yang menerbitkan makalah akademis di
jurnal internasional bereputasi (Global Finance Journal dan Journal of Fluids and Structure)
diantaranya ialah Prof. Teddy Mantoro dengan penelitiannya yang berjudul “Personalized
Adaptive System for Elderly Care in Smart Home Using a Fuzzy Inference System”, Dr
Wahyoe Soedarmono dengan penelitiannya yang berjudul “Foreign Penetrasi, Competition,
and Credit Risk in Banking”, dan Dr Farid Triawan dengan penelitiannya yang berjudul
“Vibration characteristics of cylindrical shells filled with fluid based on first-order shell
theory”.

Anda mungkin juga menyukai