Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada tubuh manusia terjadi metabolisme yang mengkoordinasi kerja tubuh.


Proses metabolisme selain menghasilkan zat yang berguna bagi tubuh tetapi juga
menghasilkan zat-zat sisa yang tidak berguna bagi tubuh. Zat-zat sisa yang berguna
bagi tubuh dapat bermanfaat bagi tubuh kita dalam kelangsungan hidup.Hasil-hasil
metabolisme yang berupa zat-zat sisa yang tidak dimanfaatkan lagi oleh tubuh
berupa racun.Zat-zat sisa tersebut perlu dikeluarkan dari tubuh melalui organ-organ
tubuh tertentu.

Pengeluaran zat sisa tersebut diperlukan sistem pengeluaran yang disebut


sistem ekskresi.Sistem ekskresi merupakan pengeluaran limbah hasil metabolisme
pada organisme hidup.Zat sisa metabolisme yang harus dikeluarkan antara lain
karbondioksida (CO2), urea, air (H2O), amonia (NH3), kelebihan vitamin, dan zat
warna empedu.Organ pengeluaran zat sisa pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-
paru dan hati.Setiap organ-organ pengatur metabolisme untuk sistem ekskresi
memiliki suatu factor pengaruh.Seperti pada kulit, pembentukan dan pengeluaran
keringat dipengaruhi oleh factor hormon ADH, cuaca, dan lingkungan
disekitar.Bahkan organ ekskresi itu pun memiliki beberapa gangguan atau penyakit.
Apabila organ-organ metabolisme itu tidak berfungsi dengan baik maka akan
mempengaruhi sistem kerja metabolisme pada tubuh kita.

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti


CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang erat
kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut.

1. Defekasi: proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat
yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat
yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak
dan mikroba usus.

1
2. Ekskresi: pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi
tubuh.
3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran
pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya
mengandun genzim.
4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga
yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar(usus).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan fungsi sistem Ekskresi pada Manusia?
2. Apakah organ-organ dan fungsinya pada sistem Ekskresi pada Manusia?
3. Bagaimana Mekanisme Proses Ekskresi pada Manusia?
4. Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi Sistem Ekskresi?
5. Kelainan dan Gangguan apa saja yang terjadi pada sistem Ekskresi Manusia?

C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian dan fungsi sistem ekskresi pada manusia
2. Mampu menjelaskan organ-organ dan fungsinya pada sistem ekskresi pada
manusia
3. Mengetahui bagaimana mekanisme proses ekskresi pada manusia
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sistem ekskresi
5. Mengetahui kelainan dan gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi manusia

2
BAB II

PEMBAHASAN

Sistem Ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang


tidak berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti: Menghembuskan gas CO2 ketika
kita bernafas Berkeringat Buang air kecil (urine) . Sistem ekskresi membantu
memelihara homeostasis dengan tigacara, yaitu melakukan osmoregulasi,
mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun
cairan tubuh. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang
bermolekul kompleks.Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa
metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat.

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti


CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Zat hasil metabolisme yang tidak
diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui alat ekskresi. Alat ekskresi yang
dimiliki oleh mahluk hidup berbeda-beda.semakin tinggi tingkatan mahluk hidup,
semakin kompleks alat ekskresinya. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan
ekskresi :

 defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut


feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam
jaringan.Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel,
usus yang rusak dan mikroba usus.
 ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna
lagi bagi tubuh.
 sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran
pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya
mengandun genzim.
 eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga
yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus)

3
Fungsi sistem ekskresi antara lain:

1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostasis

ORGAN-ORGAN DAN FUNGSINYA PADA SISTEM EKSKRESI

A. GINJAL
1. Struktur Ginjal

Alat pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia adalah ginjal.Ginjal atau


buah pinggang manusia berbentuk seperti kacang merah, berwarna keunguan,
dan berjumlah dua buah.Bobot kedua ginjal orang dewasa antara 120-150
gram.Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau
abdomen.

Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut


kelenjarsuprarenal). Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh tulang
rusuk ke sebelas dandua belas.Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak
(lemak perirenal dan lemakpararenal) yang membantu meredam goncangan.

Pada bagian kulit ginjal (korteks) terdapat alat penyaring darah yang
disebut nefron. Glomerolus berupa anyamanpembuluh kapiler darah, sedangkan
simpai bowman berupa cawan berdinding tebal yangmengelilingi
glomerolus.Saluran panjang yang berlengkung (tubulus) dikelilingi oleh
pembuluh kalpilerdarah. Tubulus yang letaknya dekat badan malpighi disebut
tubulus proximal. Tubulusyang letaknya jauh dari badan malpighi disebut
tubulus distal. Tubulus proximal dantubulus distal dihubungkan oleh lengkung
Henle atau angsa Henle.Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri
aferen disebut apparatusjuxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel
juxtaglomerular.Sel juxtaglomerularadalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi
renin.Cairan menjadi makin kental disepanjang tubulus dan saluran untuk

4
membentuk urin, yang kemudian dibawa kekandung kemih melewati
ureter.Lengkung Henle ini berupa pembuluh menyerupai leherangsa yang turun
ke arah medula ginjal, kemudian naik lagi menuju koretks ginjal.Bagian akhir
dari tubulus ginjal adalah saluran (tubulus) pengumpul yang terletak padasum-
sum ginjal

Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi
disebutmedulla (sum-sum ginjal).Bagian paling dalam disebut pelvis (rongga
ginjal), pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida
yang merupakan bukan saluran pengumpul.Ginjal dibungkus oleh lapisan
jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Sebuah nefron terdiri dari sebuah
komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan malpighi) yang
dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung
gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula
Bowman.Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen.Dinding
kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan.Darah
dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dariglomerulus dan
kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorongplasma
darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang
telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.

5
BAHAN-BAHAN YANG DIEKSKRESI DAN TIDAK DIEKSKRESI
KEDALAM URINE

Komposisi urine normal. Urine terutama terdiri atas air, urea dan natrium
klorida. Pada seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 – 100 gram
protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti
berikut:

Air 96%
Benda Padat 4 %(terdiri atas urea 2% dan produk
metabolic lain 2%)

Ureum adalah hasil akhir metabolism protein. Berasal dari asam amino yang
telah dipindah ammonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan
rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap
seratus ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan
dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
Asam urat. Pada normal asam urat di dalam darah adalah 2 – 3 mg setiap 100
cm, sedagkan 1,5 – 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.
Keratin adalah hasil buangan keratin dalam otot. Produk metabolism lain
mencakup benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan uratik.
Elektrolit atau garam, seperti natrium dan kalium klorida, diekskresikan untuk
mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut.

6
Di antara darah dalam glomerolus dan ruangan berisi cairan dalam
kapsulBowman terdapat tiga lapisan:

a. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus


b. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
c. selapis sel epitel melapisi dinding kapsul Bowman (podosit).

Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju
1,2 literper menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju
penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.

2. Fungsi Ginjal
a. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh
b. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
c. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh
bagian tubulus ginjal
d. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
e. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-
sel darah merah (SDM) di sumsum tulang
3. Kerja Ginjal
a. Proses Pembentukan Urin

Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui


serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan
pengumpulan (augmentasi).

1) Penyaringan (filtrasi)

Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang


terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori
(podosit), tekanan danpermeabilitas yang tinggi pada glomerulus
mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus
juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan
sebagian besar protein plasma.Bahanbahan kecil yang terlarut di dalam

7
plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,
bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrate glomerolus
atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium,
dan garam-garam lainnya.

2) Penyerapan kembali (reabsorbsi)

Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan


diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus
kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya
zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap
melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis.
Setelah terjadi reabsorbsi makatubulus akan menghasilkan urin
sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.
Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya urea

3) Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang


mulai terjadidi tubulus kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal,
urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih
melalui saluran ginjal. Urin akan keluar melalui uretra.

4. Kandungan Urin

Urin yang normal mengandung bahan-bahan yaitu: air, urea dan amonia
yang merupakan sisa-sisa pembongkaran protein garam-garam mineral, terutama
garam dapur (NaCl). Zat warna empedu yang memberi warna kuning pada
urin.Zat-zat yang berlebihan dalam darah seperti vitamin D, vitamin C, obat-
obatan dan hormon.

8
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin

Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebenarnya sangat dipengaruhi oleh


faktor dalam dan luar dari individu yang bersangkutan.Faktor-faktor tersebut
antara lain hormone antidiuretik (ADH), hormon insulin, jumlah air yang
diminum, dan faktor cuaca.

6. Gangguan pada ginjal


a. Batu ginjal

Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi dengan gejala


penggumpalan batu ginjal karena terjadi stagnasi urin.Biasanya terjadi pada
orang yang kurang minum sehingga terjadi penggumpalan serta kristalisasi
zat-zat yang seharusnya dibuang dari ginjal ke luar tubuh.Batu ginjal
merupakan batu yang terbentuk dari asam urat, kalsium, fosfat, asam oksalat
dan lain-lain yang terbentuk di dalam ginjal.Terbentuknya batu ginjal bisa
disebabkan karena urin terlalu pekat dan kurang minum.Batu ini bisa juga
terbentuk di dalam kantung kemih maupun ginjal itu sendiri.

b. Gagal Ginjal

Gagal ginjal adalah penyakit yang menyebabkan tidak terbentuknya


urin (anuria) sehingga apabila sudah akut /parah dapat menyebabkan
nefritis, pendarahan dan jantung berhenti bekerja / berfungsi secara tiba-
tiba. Ginjal bisa kehilangan fungsinya sehingga tidak bisa mengeluarkan
zat-zat sisa metabolisme dari dalam tubuh, bahkan zat-zat yang masih bisa
dipergunakan tubuh seperti glukosa dan protein bisa ikut keluar
tubuh.Orang yang menderita kerusakan ginjal secara serius masih bisa
menyaring darahnya dengan ginjal buatan atau transplantasi ginjal. Proses
ini disebut cuci darah atau dialisis. Pada dialisis darah dipompa ke dalam
saluran yang mengandung larutan garam yang mirip dengan plasma
darah.Zat sampah berdifusi dari saluran yangmengandung darah dan
dibersihkan oleh larutan garam.Darah bersih yang tertinggal dikembalikan

9
ke dalam vena.Seseorang yang hanya mempunyai satu ginjal masih
bisamenggunakan ginjal tersebut secara normal.Satu ginjal yang sehat dapat
mengerjakan pekerjaan dua ginjal.

c. Nefritis

Nefritis terjadi karena infeksi oleh bakteri Streptococcus pada nefron,


bakteri ini masuk melalui saluran pernafasan yang dibawa oleh darah ke
ginjal. Akibat infeksi ini, protein dan sel-sel darah akan keluar baersama
urin. Kadar urea dalam darah menjadi tinggi sehingga penyerapan air
terganggu akibatnya air akan tertimbun di kaki (kaki penderita bengkak).
Penderita biasanya mengeluh seperti rasa dingin, demam, sakit kepala, sakit
punggung, udema (bengkak) pada bagian muka biasanya sekitar mata
(kelopak), mual, muntah-muntah dan sulit buang air kecil serta air seni
menjadi keruh.

d. Sistis

Sistis adalah gangguan kelainan pada ginjal manusia yang berupa


radang pada membran mukosa yang menjadi pelapis kandung kemih.

e. Diabetes insipidus

Diabetes insipidus terjadi karena di dalam tubuh kekurangan hormon


antidiuretik (ADH) sehingga volume urin yang dihasilkan dapat mencapai
30 kali dari volume urin normal.Akibatnya penderita menjadi sering buang
air kecil.

f. Albuminaria

Penyakit ini disebabkan oleh kegagalan proses penyaringan protein,


sehingga urin mengandung protein.

10
g. Diabetes Melitus (kencing manis)

Diabetes melitus dapat disebabkan karena kekurangan insulin,


akibatnya kadar glukosa darah meningkat.

h. Anuria

Anuria merupakan kegagalan ginjal karena kerusakan di glomerolus,


sehingga tidak ada urin yang dihasilkan oleh penderita.

B. FUNGSI TUBULUS

1. Tubulus Kontortus Proksimal


Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai
saluran yang lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya
disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel
bulat, bundar, biru dan biasanya

11
terletak agak berjauhan satu sama lain. Sitoplasmanya bewarna asidofili
(kemerahan).
Permukaan sel yang menghadap ke lumen mempunyai paras sikat (brush
border). Tubulus ini terletak di korteks ginjal. Fungsi tubulus kontortus
proksimal adalah mengurangi isi filtrat glomerulus 80-85
persen dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium. Glukosa,
asam amino dan protein seperti bikarbonat, akan diresorpsi.

2. Ansa Henle
Ansa henle terbagi atas 3 bagian yaitu bagian tebal turun (pars asendens),
bagian tipis (segmen tipis) dan bagian tebal naik (pars asendens). Segmen tebal
turun mempunyai gambaran mirip dengan tubulus kontortus proksimal,
sedangkan segmen tebal naik mempunyai gambaran mirip tubulus kontortus
distal. Segmen tipis ansa henle mempunyai tampilan mirip pembuluh kapiler
darah, tetapi epitelnya sekalipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng, sedikit
lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain itu lumennya
tampak kosong. Ansa henle terletak di medula ginjal. Fungsi ansa henle adalah
untuk memekatkan atau mengencerkan urin.

12
3. Tubulus kontortus distal
Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh
selapis sel kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus
kontortus proksimal. Inti sel bundar dan bewarna biru. Jarak antar inti sel
berdekatan. Sitoplasma sel berwarna basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang
mengahadap lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di korteks
ginjal. Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

System ekskresi pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan


hati.Masing-masing organ tersebut, bisa mengeluarkan sisa metabolisme dari dalam
tubuh.

1. Ginjal

Ginjal merupakan alat ekskresi utama berjumlah sepasang dan terletak di


kanan an kiri dekat tulang pinggang. Dalam ginjal terjadi proses-proses
pembentukan urine, yang meliputi ;

 Tahap filtrasi ( penyaringan)


 Tahap reabsorbsi ( penyerapan kembali)
 Tahap augmentasi (proses pengumpulan)

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca, agar makalah ini lebih baik untuk kedepannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Basoeki, Soedjono. 1988. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: Depdikbud.

Irianto, Koes.2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa.Bandung:Alfabeta.

Pratiwi, D.A, Sri Maryati, Srikini, dkk. 2006. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Suntoro, Susilo H., Djalal Tanjung Harminani, 1993.Anatomi dan Fisiologi Hewan.
Universitas Terbuka, Jakarta: Depdikbud.

http://ratyakurnia-midwife.blogspot.com/2012/03/fisiologi-ginjal.html

15

Anda mungkin juga menyukai