Anda di halaman 1dari 34

FISIOLOGI SARAF DAN

KOORDINASI
DRH. KORBINIANUS FERIBERTUS RINCA, S.KH., M.SC
2
PENDAHULUAN

 Agar dapat merespon perubahan yang terjadi di lingkungannya (lingkungan internal


maupun eksternal tubuh) dan mengintegrasikan respon tersebut dengan berbagai proses
fisiologis yang terjadi di dalam tubuh sehingga tidak mengganggu kondisi homeostasis,
ternak memerlukan suatu sistem yang disebut dengan sistem koordinasi.
 Terdapat dua sistem yang mendukung sistem koordinasi di dalam tubuh hewan,
yakni sistem saraf dan sistem endokrin.
 Sistem saraf bekerja melalui impuls “arus listrik” yang ditransmisikan melalui jaringan
saraf (terdiri atas sel-sel saraf/neuron), sedangkan sistem endokrin bekerja dengan
menggunakan hormon-hormon tertentu yang dilepaskan ke sistem sirkulasi oleh
kelenjarkelenjar endokrin.
3
PENGERTIAN SISTEM SARAF

 Sistemsaraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls


saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan
pemberi tanggapan rangsangan.
 Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari
organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks.
4
FUNGSI SARAF

 Fungsi sensoris : fungi menerima dan mengenali perubahan atau stimulus


baik yang berasal dari dalam maupun luar tubuh hewan
 CONTOH :
 Mata mengenali adanya cahaya dan telinga mengenali suara.
 Reseptor yang berada di dalam lambung akan menerima stimulus ketika
lambung telah terisi makanan
 Reseptor kimia yang ada pada pembuluh darah selalu memonitor tingkat
keasaman darah.
5

 Fungsiintegrasi yakni kemampuan untuk memproses atau


mengkoordinasikan informasi yang diperoleh dari organ-
organ sensoris atau reseptor.
 Impuls dari berbagai organ atau reseptor dianalisis dan
dikoordinasikan sehingga respon yang sesuai dapat diberikan.
6

 Fungsi motorik : untuk memberikan respon terhadap


stimulus yang datang
 Fungsiini ditandai adanya kemampuan untuk kontraksi otot
atau sekresi hormon-hormon tertentu oleh kelenjar-kelenjar
endokrin tertentu.
7
STRUKTUR SISTEM SARAF PADA
TERNAK

 Sistem saraf pusat (central nervous system; CNS). CNS terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang (spinal cord).
 Sistem saraf tepi/perifer (peripheral nervous system; PNS). Sistem saraf
ini menghubungkan CNS dengan bagian lain tubuh melalui jaringan saraf
yang sangat kompleks. Secara fungsional PNS terbagi menjadi dua sistem
saraf, yakni somatic nervous system dan autonomic nervous system.
8
SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

 Jaringan saraf tersusun atas sel-sel fungsional yang disebut dengan


neuron
 Neuron berfungsi menghantarkan impuls, dari lingkungan eksternal
maupun dalam tubuh ke CNS atau dari CNS ke efektor (sel otot atau
kelenjar endokrin).
 Neuron terdiri atas bagian-bagian yang terdiri atas badan sel (cell body),
nukleus, dendrit dan akson.
9
FUNGSI BAGIAN NEURON

 Badan sel (soma) berfungsi mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.


 Badan sel terdiri atas nukleus, sitoplasma, neurofibril dan membran sel.
10

 Dendrit merupakan perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta
berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
11

 Akson adalah suatu prosesus (serabut) tunggal yang lebih tipis dan lebih panjang
dari dendrit. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke
sel lain (sel otot atau kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.
12

 Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:


 Neuron sensorik (aferen) : neuron yang berfungsi menghantarkan impuls dari
reseptor (pada kulit, organ indera atau reseptor pada organ internal tubuh) ke
CNS.
 Neuron motorik (eferen) : neuron yang berfungsi menyampaikan impuls dari
CNS ke efektor (sel-sel otot atau kelenjar).
 Interneuron (neuron asosiasi) : neuron yang berfungsi menghubungkan neuron
sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron lain. Neuron
ini hanya ditemukan dalam CNS.
13

 Berdasarkan jumlah prosesusnya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga,


yaitu:
 Neuron unipolar : neuron yang memiliki satu buah akson yang
bercabang.
 Neuron bipolar : neuron yang memiliki satu akson dan satu dendrit.
 Neuron multipolar : neuron yang memiliki satu akson dan sejumlah
dendrit
14
SEL-SEL PENDUKUNG SISTEM SARAF

 Neuron menempati setengah dari volume CNS, sedangkan


setengah yang lain diisi oleh sel-sel pendukung saraf pusat.
 Keberadaan sel-sel pendukung sangat dibutuhkan oleh saraf
pusat karena sel-sel tersebut berfungsi menyokong dan
menyuplai zat makanan dan oksigen untuk keberlangsungan
sel-sel saraf pusat
15

 Sel glia atau neuroglia : sel pendukung yang utama dalam sistem saraf pusat.
 Fungsi :
 Melekatkan CNS menjadi satu bagian yang utuh.
 Mengontrol persedian substansi kimia yang diperlukan neuron untuk berkomunikasi
dengan neuron lain, melindungi neuron yang satu dari pengaruh neuron yang lain
sehingga pesan yang disampaikan antara neuron yang satu dengan yang lain tidak
tercampuraduk.
 Memusnahkan dan melepaskan sel-sel saraf yang mati (akibat kecelakaan atau karena
proses penuaan).
16

 Terdapat beberapa macam sel glia yang ada pada CNS : astrocyte/astroglia, oligodendroglia dan mikroglia.
 Astroglia memiliki bentuk seperti bintang dan merupakan jenis sel glia yang paling banyak terdapat dalam CNS.
 Fungsi :
 Memberikan dukungan secara fisik terhadap neuron (memperkuat rekatan glia pada neuron)
 Membersihkan substansi-substansi yang tidak berguna di dalam otak (karena astroglia memiliki sifat fagosit)
 Melindungi sinaps untuk meminimalkan penyebaran pengaruh substansi transmitter yang dilepaskan oleh terminal
buttons (struktur di ujung akson yang berfungsi melepaskan bahan kimia yang disebut neurotransmitter)
 Melindungi komunikasi antara neuron yang satu dengan yang lain agar tetap bersifat privat (tidak tercampuraduk).
17

 Oligodendroglia :
 Pendukung akson dan memproduksi myelin yang dapat melindungi akson.
 Myelin sendiri merupakan selaput yang banyak mengandung lemak dan berbentuk seperti
gelondonggelondong kecil yang dapat melindungi akson.
 Tiap sel oligodendroglia membentuk beberapa segmen myelin untuk beberapa akson sekaligus.
 Sel-sel mikroglia adalah bagian dari sistem mononuklear fagosit dari makrofag dalam jaringan.
 Dalam kondisi normal, sel-sel ini tidak banyak. Namun ketika terjadi cedera, sel-sel mikroglia
menjadi lebih banyak. Dalam kondisi ini se-sel mikroglia akan memfagosit jaringan yang nekrotik
sehingga daerah tersebut menjadi bersih.
18

 Sel satelit
 Sel satelit memberikan dukungan terhadap neuron-neuron yang terletak di PNS.
 Sel satelit yang memiliki karakteristik seperti oligodendroglia di PNS adalah
Schwann cells.
 Schwann cells sendiri merupakan sel yang berfungsi membentuk selubung myelin
(lapisan lemak berwarna putih melapisi akson) yang dapat menutupi dan
melindungi neuron dalam sistem saraf perifer.
 Myelin juga memiliki fungsi meningkatkan kecepatan sinyal saraf akson.
19
MEKANISME KERJA SISTEM SARAF

 Sistem saraf bekerja dengan mengirim pesan (impuls saraf) antara otak dan bagian
tubuh lainnya.
 Serabut saraf yang berbeda mengirim pesan dengan arah yang berbeda, yakni:
 Serabut saraf sensoris (atau aferen) mengirim impuls dari kulit, indera tubuh dan organ
internal ke sistem saraf pusat. Hewan mungkin menyadari pesan tersebut (misalnya rasa
sakit) ataupun tidak menyadari pesan tersebut (misalnya sikap tubuh). Di dalam sistem saraf
pusat, pesan tersebut diintegrasikan sehingga respon dapat diberikan oleh sistem saraf pusat.
 Serabut saraf motoris (atau eferen) mengirim impuls dari saraf pusat menuju ke sistem
otot sehingga otot melakukan aktivitas gerak.
20
KOMUNIKASI ANTAR NEURON

 Agar impuls yang diterima oleh reseptor dapat sampai ke CNS, komunikasi
antar selsel saraf (sambungan antar neuron disebut dengan sinaps atau
sinapsis) mutlak diperlukan.
 Komunikasi antar neuron sejatinya terjadi dengan rentang waktu yang
sangat cepat (100 meter per detik dan bahkan lebih cepat).
 Secara umum impuls diteruskan dari satu neuron ke neuron lainnya melalui
dua cara yaitu secara kimiawi (chemical sinaps) dan secara elektrik
(electrical sinaps).
21
SECARA KIMIAWI

 Secara kimiawi, impuls diteruskan dari neuron ke neuron lainnya melalui suatu senyawa kimiawi (disebut dengan neurotransmitter) yang
dilepaskan dari sel pra sinaps (neuron pertama) menuju ke pasca sinaps (neuron kedua) untuk menghasilkan suatu aksi potensial.
 Neurotransmitter berdifusi di celah sinaps (antara pra sinaps dan pasca sinaps), dan ketika neurotransmitter menghubungi membran sel
saraf berikutnya mereka merangsang dorongan saraf baru.
 Setelah impuls berlalu, neurotransmitter diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase (dihasilkan oleh membran pasca sinaps), dan sinaps siap
untuk menerima impuls saraf berikutnya. Penerusan impuls saraf dari satu neuron ke neuron lainnya atau ke suatu daerah target dengan
cara kimiawi merupakan cara yang paling umum digunakan.
 Berikut adalah beberapa neurotransmitter yang berperan dalam komunikasi antar neuron, antara lain asetilkolin (terdapat di seluruh tubuh),
norepinefrin, epinefrin, serotonin, enkefalin, endorphin, gamma aminobutyric acid (GABA) dan lain sebagainya.
 Neurotransmitter tersebut diproduksi dan dibungkus dalam vesikel-vesikel transpor di akson terminal (ujung akson), tetapi beberapa
neurotransmitter (khususnya neurotransmitter golongan peptida) dihasilkan di badan sel saraf.
 Neutransmiter yang diproduksi di badan sel saraf dibungkus dalam gelembung sinaps, kemudian diangkut melalui mikrotubulus
aksoplasma ke ujung akson
22
SECARA ELEKTRIK

 Impuls Saraf Diteruskan Dari Neuron Yang Satu Ke Lainnya Melalui Ion-
ion Yang Melintas Bebas Melewati Gap Junction Guna Meneruskan
Potensial Aksi Dari Sel Prasinaps Langsung Menuju Ke Pasca Sinaps.
 Penerusan Impuls Saraf Secara Elektrik Ini Jarang Terdapat Di Cns
Mamalia Tetapi Ditemukan Pada Beberapa Tempat Di Batang Otak,
Retina Dan Korteks Serebrum.
23
GERAK REFLEKS

 Gerak reflex : respon otomatis yang berjalan sangat cepat terhadap rangsangan, tanpa
memerlukan kontrol dari otak.
 Dengan kata lain, gerak refleks terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih
dahulu oleh hewan.
 Hewan akan otomatis berkedip ketika sebuah objek mendekati mata mereka.
 Menelan, bersin dan penyempitan pupil mata di cahaya terang adalah beberapa contoh lain dari
gerak refleks.
 Pada gerak refleks, impuls melalui jalur pintas yaitu dari reseptor, diteruskan oleh neuron
sensoris ke CNS, diterima oleh interneuron (neuron asosiasi) tanpa diolah di dalam otak
langsung dikirim respon ke neuron motorik untuk disampaikan ke efektor (otot atau
kelenjar).
24

 Jalan pintas yang dilalui oleh proses/gerak refleks disebut lengkung refleks (reflex arc).
 Secara garis besar, gerak refleks dapat dibedakan atas reflex otak dan refleks sumsum
tulang belakang.
 Refleks otak terjadi jika saraf penghubung berada di dalam otak, misalnya gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada cahaya yang datang.
 Refleks otak sebenarnya tidak memerlukan keterlibatan otak meskipun hewan menyadari apa yang
terjadi dan dapat, dalam beberapa kasus, mencegah gerak terjadi.
 Refleks sumsum tulang belakang terjadi bila rangkaian saraf penghubung berada di dalam
sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
25
SISTEM SARAF PUSAT

 Sistem saraf pusat berfungsi menerima dan mengintegrasikan semua rangsang atau
informasi yang diterima dari luar maupun dari dalam tubuh melalui reseptor-
reseptor tertentu.
 Rangsang yang diterima oleh sistem saraf pusat diolah dan diintegrasikan sehingga
dihasilkan respon atau tanggapan yang sesuai yang dikirimkan ke organ-organ efektor
seperti otot dan kelenjar.
 Informasi yang diterima juga dapat disimpan di dalam sistem saraf pusat sebagai
memori sehingga dapat direcall (dipanggil) kembali pada saat dibutuhkan.
26

 Kerusakan pada sistem saraf pusat dapat mempengaruhi temperamen, kontrol motorik
dan homeostasis.
 Contoh sapi yang menderita penyakit bovine spongiform encephalopathy (BSE
atau sapi gila) akan mengalami sensitivitas yang berlebih (over sensitivity),
perubahan perilaku (temperamen tinggi), kehilangan keseimbangannya ketika
berjalan dan akhirnya mati.
 Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (spinal
cord).
27

 Otak : organ yang sangat vital bagi hewan ternak karena merupakan pusat
koordinasi dari berbagai aktivitas tubuh.
 Agar terhindar dari luka akibat benturan, otak dan sumsum tulang belakang
dilindungi oleh tulang kepala (tengkorak pada manusia) dan tulang belakang.
 Otak dan sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh selaput atau membran
yang disebut meninges
 Cairan yang diproduksi oleh otak yang disebut cerebrospinal fluid yang dapat
meredam goncangan dan juga menutrisi sel-sel saraf di otak
28

 Tiap bagian dari otak hewan dewasa memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda.
 Cerebral cortex berfungsi mengendalikan pergerakan volunter, persepsi dan “berpikir”.
 Cerebellum berfungsi mengontrol pergerakan dan keseimbangan tubuh.
 Hipotalamus merupakan pusat pengaturan suhu tubuh, lapar, haus dan pusat emosi. Bersama dengan
kelenjar hipofisa, hipotalamus mengendalikan fungsi dari kelenjar endokrin.
 Talamus berfungsi menerima dan meneruskan informasi atau rangsangan menuju dan dari cerebral
cortex.
 Brain stem berfungsi mengendalikan respirasi, denyut jantung dan tekanan darah
 Midbran bertugas mengontrol pendengaran, penglihatan dan aspek-aspek yang berkaitan dengan
pergerakan tubuh hewan.
29

 Spinal cord atau medulla spinalis merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat, memanjang
dari otak ke tengah ekor di sepanjang kanal tulang belakang (rongga di tulang belakang).
 Spinal cord berisi kumpulan serabut saraf yang kompleks, membawa impuls saraf antara otak dan bagian
tubuh lainnya.
 Pasangan saraf tulang belakang keluar melalui celah antara vertebra (tulang punggung) ke sistem saraf
perifer.
 Spinal cord memiliki peran sangat penting dalam mendistribusikan perintah saraf saraf motorik ke organ-
organ gerak (efektor) seperti kelenjar kelenjar endokrin dan otot, serta mengumpulkan informasi-
informasi somatosensoris yang akan dikirim ke otak.
 Sumsum tulang belakang juga memiliki beberapa fungsi saraf autonomik dan mengontrol gerakangerakan
refleks.
 Spinal cord mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh.
30
SISTEM SARAF TEPI

 Sistem saraf tepi/ perifer adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat.
 Sistem saraf tepi berisi semua saraf lain di tubuh yang terhubung ke sistem saraf pusat
oleh saraf spinal dan saraf kranial:
 Saraf spinal membelah dan terbagi menjadi banyak cabang.
 Cabang dari beberapa saraf spinal bergabung dalam pleksus, misalnya pleksus serviks
(kepala, leher dan bahu), pleksus brakialis (tungkai depan) dan pleksus lumbar
(tungkai belakang).
 Dari pleksus muncul beberapa saraf utama/kunci misalnya saraf radial, median dan
saraf ulnaris yang memanjang dari pleksus brakialis ke tungkai depan, sedangkan saraf
skiatik dan femoralis memanjang dari pleksus lumbar ke anggota badan belakang.
31
SISTEM SARAF SOMATIK

 Sistem saraf somatik atau somatic nervous system berfungsi menerima informasi dari
reseptor sensoris yang selanjutnya diteruskan ke CNS.
 Sistem saraf somatik bertugas mengontrol aktivitas volunter hewan seperti berjalan,
berlari, melompat dan lain-lain.
 Sistem saraf somatik bertanggung jawab atas gerakan refleks, dimana tubuh bergerak
tanpa berpikir (misalnya menggaruk, berkedip, berkedut ekornya atau telinga).
 Refleks ini dikendalikan oleh busur refleks (reflex arcs), yakni impuls saraf berjalan dari
organ sensor ke spinal cord dan kembali ke otot tanpa melewati otak.
 Dalam sistem saraf somatik, satu neuron menghubungkan setiap organ atau otot ke sistem saraf
pusat.
32
SISTEM SARAF OTONOM

 Sistem saraf otonom atau autonomic nervous system berfungsi mengontrol aktivitas yang bersifat
involunter seperti mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos, otot jantung dan
kelenjar.
 Dalam sistem saraf otonom, dua neuron menghubungkan masing-masing organ ke dalam sistem
saraf pusat.
 Dalam sistem saraf otonom ada saraf simpatik dan saraf parasimpatik yang keduanya memiliki
peran penting dalam homeostasis.
 Saraf simpatik membantu hewan mengatasi stres dan menjadi bagian tubuh dalam respon “fight”
atau “flight”.
 Saraf parasimpatik bekerja dalam situasi tidak stres dan membantu hewan untuk rileks, terutama
saat sedang tidur.
33
SISTEM SARAF DAN HOMEOSTASIS

 Sistem saraf erat kaitannya dengan sistem endokrin karena keduanya terlibat dalam mekanisme
kontrol biologis di dalam tubuh hewan.
 Sistem saraf simpatik menjadi bagian dari respon “fight” dan “flight”, sedangkan sistem
endokrin berkontribusi dengan menghasilkan hormon adrenalin.
 Kedua sistem juga bertanggung jawab atas homeostasis dalam menjaga tubuh tetap dalam
kondisi relatif stabil.
 Homeostasis menjamin lingkungan internal tubuh yang relatif konstan sekalipun lingkungan
eksternal berubah.
 Homeostasis sangat penting bagi fungsi sel karena sel dapat dengan mudah rusak jika terjadi
perubahan lingkungan internal secara nyata.
 Intinya, homeostasis adalah hal yang berkaitan dengan mekanisme umpan balik negatif, dimana
Customize this Template

Template Editing Instructio


ns and Feedback

Anda mungkin juga menyukai