Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ajeng Rahmawati

Nim : 2211100032
Prodi : D4 Keperawatan Anestesiologi

SISTEM SARAF TEPI

Sistem Saraf Tepi (SST)


Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan saraf spinalis yang merupakan garis
komunikasi antara SSP dan tubuh. SST tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari
dan ke SSP (Bahrudin, 2013). Berdasarkan fungsinya SST terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
A. Sistem Saraf Somatik (SSS)
Sistem saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf
spinal. Proses pada saraf somatik dipengaruhi oleh kesadaran.
1. Saraf kranial
12 pasang saraf kranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa dari
saraf tersebut hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagian besar tersusun dari
serabut sensorik dan motorik.
2. Saraf spinal
Ada 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior)
dan ventral (anterior). Saraf spinal adalah saraf gabungan motorik dan sensorik,
membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan melalui eferen.
Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebra tempat
munculnya saraf tersebut.

Gambar 2.5 Distribusi Saraf Kranial (Anonim)


Gambar 2.6 Saraf Spinalis (31 pasang) beserta nama dan letaknya (Bahrudin, 2013).

B. Sistem Saraf Otonom (SSO)


Sistem saraf otonom mengatur jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari.
Jaringan dan organ tubuh yang diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah
dan jantung. Sistem ini terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Fungsi dari kedua sistem saraf ini adalah saling berbalikan.

Gambar 2.7 Sistem Saraf Otonom (Parasimpatik-Simpatik) (Nelson, 2015)


SST berdasarkan divisinya juga dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Divisi sensori (afferent) yaitu susunan saraf tepi dimulai dari receptor
pada kulit atau otot (effector) ke dalam pleksus, radiks, dan seterusnya
kesusunan saraf pusat. Jadi besifat ascendens.
2. Divisi motorik (efferent) yang menghubungkan impuls dari SSP ke
effector (Muscle and Glands) yang bersifat desendens untuk menjawab
impuls yang diterima dari reseptor di kulit dan otot dari lingkungan
sekitar.

Sel-sel pada Sistem Saraf


Sistem saraf dibentuk oleh jaringan saraf
Sel pembentuk jaringan saraf:
1. Sel saraf (neuron) → menghantarkan & memproses informasi; menjalankan fungsi
sistem saraf seperti mengingat, berfikir, dan mengontrol semua aktivitas tubuh.
2. Sel penunjang (neuroglia/sel glia) → memberi support, melindungi, merawat, dan
mempertahankan homeostasis cairan di sekeliling neuron.

1. Sel saraf (neuron)

Sel saraf (neuron) bertanggung jawab untuk proses transfer informasi pada sistem
saraf. Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls. Setiap satu neuron terdiri dari
tiga bagian utama yaitu badan sel (soma), dendrit dan akson.

Badan sel (soma) memiliki satu atau beberapa tonjolan. Soma berfungsi untuk
mengendalikan metabolisme keseluruhan dari neuron. Badan sel (soma) mengandung
organel yang bertanggung jawab untuk memproduksi energi dan biosintesis molekul
organik, seperti enzim-enzim. Pada badan sel terdapat nukleus, daerah disekeliling
nukleus disebut perikarion. Badan sel biasanya memiliki beberapa cabang dendrit.
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang serta merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan menghantarkan
rangsangan ke badan sel. Khas dendrit adalah sangat bercabang dan masing-masing
cabang membawa proses yang disebut dendritic spines.
Akson adalah tonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan informasi
keluar dari badan sel. Di dalam akson terdapat benang-benang halus disebut
neurofibril dan dibungkus oleh beberpa lapis selaput mielin yang banyak mengandung
zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin
tersebut dibungkus oleh sel-sel Schwann yang akan membentuk suatu jaringan yang
dapat menyediakan makanan dan membantu pembentukan neurit. Bagian neurit ada
yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin yang disebut nodus ranvier.

2. Sel penyokong atau Neuroglia (Sel Glial)


Sel glial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai
jaringan ikat, selain itu juga berfungsi mengisolasi neuron, menyediakan kerangka
yang mendukung jaringan, membantu memelihara lingkungan interseluler, dan
bertindak sebagai fagosit. Jaringan pada tubuh mengandung kira-kira 1 milyar
neuroglia, atau sel glia, yang secara kasar dapat diperkirakan 5 kali dari jumlah
neuron.

a. Macam-macam Sel Glia

Ada empat macam sel glia yang memiliki fungsi berbeda yaitu:
 Astrosit/ Astroglia: berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi sel saraf
 Oligodendrosit/ Oligodendrolia: sel glia yang bertanggung jawab menghasilkan
mielin dalam susunan saraf pusat. Sel ini mempunyai lapisan dengan substansi
lemak mengelilingi penonjolan atau sepanjang sel saraf sehingga terbentuk
selubung mielin. Mielin pada susunan saraf tepi dibentuk oleh sel Schwann. Sel ini
membentuk mielin maupun neurolemma saraf tepi. Mielin menghalangi ion
natrium dan kalium melintasi membran neuronal dengan hampir sempurna. Serabut
saraf ada yang bermielin ada yang tidak. Transmisi impuls saraf disepanjang
serabut bermielin lebih cepat daripada serabut yang tak bermielin, karena impuls
berjalan dengan cara meloncat dari nodus ke nodus yang lain disepanjang selubung
mielin.

Gambar 2.9 Selubung mielin normal dan selubung mielin pada GBS
(Tandel et al., 2016)

 Mikroglia: sel glia yang mempunyai sifat fagosit dalam menghilangkan sel-sel
otak yang mati, bakteri dan lain-lain. Sel jenis ini ditemukan diseluruh SSP dan
dianggap penting dalam proses melawan infeksi.
 Sel ependimal: sel glia yang berperan dalam produksi cairan cerebrospinal.
Daftar Pustaka
https://eprints.umm.ac.id/43147/3/jiptummpp-gdl-amaliachoi-50855-3-babii.pdf
https://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/anatomisaraf.pdf

Anda mungkin juga menyukai