Nim : 2211100032
Prodi : D4 Keperawatan Anestesiologi
Sel saraf (neuron) bertanggung jawab untuk proses transfer informasi pada sistem
saraf. Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls. Setiap satu neuron terdiri dari
tiga bagian utama yaitu badan sel (soma), dendrit dan akson.
Badan sel (soma) memiliki satu atau beberapa tonjolan. Soma berfungsi untuk
mengendalikan metabolisme keseluruhan dari neuron. Badan sel (soma) mengandung
organel yang bertanggung jawab untuk memproduksi energi dan biosintesis molekul
organik, seperti enzim-enzim. Pada badan sel terdapat nukleus, daerah disekeliling
nukleus disebut perikarion. Badan sel biasanya memiliki beberapa cabang dendrit.
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang serta merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan menghantarkan
rangsangan ke badan sel. Khas dendrit adalah sangat bercabang dan masing-masing
cabang membawa proses yang disebut dendritic spines.
Akson adalah tonjolan tunggal dan panjang yang menghantarkan informasi
keluar dari badan sel. Di dalam akson terdapat benang-benang halus disebut
neurofibril dan dibungkus oleh beberpa lapis selaput mielin yang banyak mengandung
zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin
tersebut dibungkus oleh sel-sel Schwann yang akan membentuk suatu jaringan yang
dapat menyediakan makanan dan membantu pembentukan neurit. Bagian neurit ada
yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin yang disebut nodus ranvier.
Ada empat macam sel glia yang memiliki fungsi berbeda yaitu:
Astrosit/ Astroglia: berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi sel saraf
Oligodendrosit/ Oligodendrolia: sel glia yang bertanggung jawab menghasilkan
mielin dalam susunan saraf pusat. Sel ini mempunyai lapisan dengan substansi
lemak mengelilingi penonjolan atau sepanjang sel saraf sehingga terbentuk
selubung mielin. Mielin pada susunan saraf tepi dibentuk oleh sel Schwann. Sel ini
membentuk mielin maupun neurolemma saraf tepi. Mielin menghalangi ion
natrium dan kalium melintasi membran neuronal dengan hampir sempurna. Serabut
saraf ada yang bermielin ada yang tidak. Transmisi impuls saraf disepanjang
serabut bermielin lebih cepat daripada serabut yang tak bermielin, karena impuls
berjalan dengan cara meloncat dari nodus ke nodus yang lain disepanjang selubung
mielin.
Gambar 2.9 Selubung mielin normal dan selubung mielin pada GBS
(Tandel et al., 2016)
Mikroglia: sel glia yang mempunyai sifat fagosit dalam menghilangkan sel-sel
otak yang mati, bakteri dan lain-lain. Sel jenis ini ditemukan diseluruh SSP dan
dianggap penting dalam proses melawan infeksi.
Sel ependimal: sel glia yang berperan dalam produksi cairan cerebrospinal.
Daftar Pustaka
https://eprints.umm.ac.id/43147/3/jiptummpp-gdl-amaliachoi-50855-3-babii.pdf
https://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/anatomisaraf.pdf