Anda di halaman 1dari 48

BAB IX

SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA

KOMPETENSI DASAR
3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi (saraf,
hormon dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme koordinasi dan regulasi serta
gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi manusia.
3.11 Mengevaluasi bahaya penggunaan senyawa psikotropika dan dampaknya terhadap kesehatan
diri, lingkungan, dan masyarakat.
4.10 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ
sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada manusia
berdasarkan studi literatur.
4.11 Melakukan kampanye narkoba di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar

MATERI POKOK

Pendahuluan
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu.
Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi (pengaturan).
Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem
hormon. Dalam bab ini hanya akan dibahas tentang sistem saraf.

I. Sistem Saraf pada Manusia


Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas adalah kemampuan
menanggapi rangsangan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
sistem saraf, yaitu:
a. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak
sebagai reseptor adalah organ indera.
b. Konduktor (Penghantar impuls), dilakukan oleh sistem saraf itu sendiri. Sistem saraf terdiri dari
sel-sel saraf yang disebut neuron.
c. Efektor, adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang paling penting pada
manusia adalah otot dan kelenjar (hormon). Otot menanggapi rangsang yang berupa gerakan
tubuh, sedangkan hormon menanggapi rangsang dengan meningkatkan/menurunkan aktivitas
organ tubuh tertentu. Misalnya: mempercepat/memperlambat denyut jantung,
melebarkan/menyempitkan pembuluh darah dan lain sebagainya.

A. Neuron (Sel Saraf)


Sistem saraf tersusun oleh sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam
menghantarkan impuls (rangsangan). Berikut adalah struktur dari neuron:

Gambar 9.1 Sel saraf atau Neuron

98
Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan Akson (neurit).
1. Badan Sel
Badan sel merupakan bagian terbesar dari sel saraf yang mengandung banyak komponen
penting. Di dalam badan sel terdapat sitoplasma, nukleus (inti sel), dan nukleolus (Anak
inti). Badan sel bertugas untuk menerima rangsangan dari dendrit kemudian meneruskan
rangsangan tersebut ke akson (neurit). Badan sel memiliki sebuah inti dan di dalam
sitoplasmanya terdapat butir Nissl yang berfungsi untuk sintesis protein. Butir Nissl dapat
menjalankan fungsi tersebut karena mengandung RNA di dalamnya.

2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.

3. Akson (Neurit)
Akson adalah serabut sel saraf panjang yang terlihat seperti penjuluran dari badan sel.
Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel ke sel saraf lain atau menuju
efektor seperti sel otot atau sel kelenjar.
Berikut adalah bagian-bagian pada akson:
a. Selubung myelin
Akson dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung myelin yang terdiri
atas perluasan membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan
pemberi makan sel saraf.
b. Nodus Ranvier
Bagian neurit yang tidak dibungkus oleh selubung mielin disebut dengan nodus
ranvier. Nodus ranvier ini berfungsi mempercepat jalannya rangsangan dengan
adanya loncatan impuls saraf dari nodus satu ke nodus berikutnya agar impuls
sampai lebih cepat ke tempat tujuan.
c. Sinapsis
Ujung dari sebuah akson biasanya akan berhubungan dengan ujung dendrit dari sel
lainnya. Diantara tempat pertemuan akson dengan dendrit akan ditemukan sebuah
celah yang disebut dengan sinapsis. Pada bagian sinapsis inilah suatu zat kimia yang
disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa
impuls dari ujung akson suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya.

 Macam-macam Neuron berdasarkan fungsinya ada 3 macam, yaitu:


1. Neuron sensorik atau neuron afferent, fungsinya menghantarkan impuls sensorik
dari reseptor (indera) dan meneruskan ke otak atau sumsum tulang belakang.

Gambar 9.2 Neuron sensorik

99
2. Neuron motorik atau neuron efferent, fungsinya untuk menyampaikan perintah
dari otak atau sumsum tulang belakang menuju reseptor (otot/kelenjar tubuh).

Gambar 9.3 Neuron motorik

3. Neuron konektor, adalah neuron yang dendritnya berhubungan dengan akson dari
neuron yang lain dan aksonnya berhubungan dengan dendrit dari neuron yang lain.

Gambar 9.4 Neuron konektor

4. Neuron ajustor, adalah neuron yang menghubungkan neuron motorik dengan


neuron sensorik yang terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang.

 Macam-macam Neuron berdasarkan stukturnya ada 3 macam, yaitu:


1. Neuron bipolar memiliki dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan selnya
berbentuk lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron ini
terdapat pada retina (mata), koklea (telinga), dan epitel olfaktori (hidung).
2. Neuron unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel. Misalnya
neuron sensorik unipolar yang terdapat pada hewan tingkat rendah.
3. Neuron multipolar memiliki satu akson dan beberapa dendrit. Penyebaran neuron
multipolar ini paling banyak terdapat di dalam tubuh dibandingkan dengan neuron
unipolar atau bipolar. Contoh neuron multipolar adalah neuron motorik yang
keluar dari sumsum tulang belakang.

Gambar 9.5 Neuron Bipolar, Unipolar, dan Multipolar

100
B. Neuroglia (Sel Glia)
Neuroglia (Sel Glia) adalah sel yang berfungsi sebagai pendukung kerja sel saraf. Mereka
membantu sel saraf agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Sel ini dapat ditemukan pada
sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi. Diperkirakan di dalam otak kita, jumlah sel glial
adalah setengah jumlah sel saraf (neuron).

 Fungsi Sel Neuroglia adalah:


1. Menyediakan Nutrisi bagi Sel Saraf (neuron)
2. Mempertahankan keseimbangan tubuh
3. Membentuk selubung Mielin sel Saraf
4. Berpartisipasi dalam transmisi sinyal sistem saraf

 Struktur dan Jenis Sel Glia


Secara umum terdapat 4 jenis neuroglia di dalam tubuh.
a. Sel Glia yang Mendominasi Sistem Saraf Pusat (Otak dan Sumsum Tulang Belakang)
1. Mikroglia
Mikroglia adalah tipe dari sel glial yang merupakan bagian dari sistem imun bagi
sistem saraf pusat. Mikroglia merupakan sel kecil yang beraksi sebagai fagosit,
membersihkan komponen yang dapat mengancam sistem saraf. Mikroglia akan
terjadi proses inflamasi ataupun proses degeneratif yang mempengaruhi sistem saraf
pusat. Mikroglia dibuat dari jaringan sumsum tulang yang sama dengan yang
menghasilkan monosit.

2. Oligodendrosit
Oligodendrosit merupakan sel yang berperan untuk membentuk selubung mielin
bagi sistem saraf pusat. Oligodendrosit ini bisa dikatakan mempunyai fungsi yang
serupa dengan sel schwann yang ditemukan di sistem saraf tepi. Oligodendrosit juga
tidak memiliki kemampuan untuk regenerasi, sehingga kerusakan pada sistem saraf
pusat seringkali menyebabkan kecacatan permanen. Sel ini mempunyai substansi
lemak yang mengelilingi serabut-serabut aksonnya.

3. Astrosit
“Astrosit” berasal dari dua kata “astro” yang artinya bintang dan “sit” yang artinya
sel. Astrosit merupakan sel glia yang mempunyai bentuk seperti bintang, yang paling
banyak di sistem saraf pusat. Sel ini mempunyai beberapa fungsi penting yaitu :
i. Menyatukan antar neuron
ii. Perbaikan cedera otak
iii. Berperan dalam aktifitas neurotransmiter

4. Sel Ependima
Sel Ependima melapisi bagian dalam rongga berisi cairan di SSP. Sel ependima
merupakan sel yang mempunyai silia, gerakan dari silia ini ikut berperan dalam
mengalirkan cairan serebrospinal di seluruh ventrikel otak. Sel ependima juga
berfungsi sebagai prekursor bagi sel saraf bahwa otak dewasa mempunyai potensi
lebih besar untuk memperbaiki bagian yang rusak. Selain itu sel ependima juga

101
berfungsi untuk melapisi dan melindungi medulla spinalis serta ikut membentuk
cairan serebrospinal.

b. Sel Glia yang mendominasi Sistem Saraf Tepi


1. Sel Schwann
Sel Schwann merupakan jenis sel glia yang mempunyai fungsi sebagai pembentuk
selubung mielin sel saraf. Namanya diberikan sesuai dengan penemunya, yaitu
Theodor Schwaan, seorang ilmuan dari Jerman. Sel Schwaan memungkinkan
terjadinya transduksi sinyal elektrik dari dendrit menuju akson. Pada sistem saraf
pusat, tugas dari sel schwann ini dijalankan oleh sel oligodendrosit. Proses
pembentukan selubung mielin dimulai dari penyatuan sitoplasma sel schwann yang
membentuk gulungan. Fungsi dari selubung mielin ini adalah untuk mempercepat
laju impuls menuju tempat tujuannya.

Berikut ini adalah gambar jenis-jenis Neuroglia.

Gambar 9.6 Jenis-jenis Neuroglia

C. Sinapsis
Sinapsis adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain.
Sinapsis dibentuk oleh terminal akson yang membengkak. Struktur sinapsis terbagi menjadi 3
bagian, yaitu:
1. Pra-sinaps, yaitu bagian akson terminal.
2. Celah sinaps, yaitu ruang antara ujung akson dengan ujung dendrit pada saraf yang lain.
3. Pasca–sinaps, yaitu bagian dendrit sel saraf lain.

Pada celah sinapsis terdapat substansi kimia (neurotransmitter) yang berperan


mengirimkan impuls. Neurotransmiter mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Eksitasi, meningkatkan impuls, contohnya asetilkolin, nor epinefrin, dopamin.
2. Inhibibisi, menghambat impuls, contohnya GABA (gamma aminobutyric acid) pada jaringan
otak, dan glisin pada medulla spinalis.

102
Gambar 9.7 Sinapsis

D. Impuls Saraf, Gerak Sadar, dan Refleks


Impuls saraf adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan
luar, kemudian dibawa oleh neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Contoh impuls, yaitu perubahan suhu, tekanan, bau, aroma, suara, benda yang menarik
perhatian, dan berbagai rasa (asin, manis, asam, dan pahit). Impuls yang diterima oleh reseptor
dan disampaikan ke efektor, akan menyebabkan terjadinya gerakan.
Gerak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerak sadar (gerak biasa) dan gerak
refleks.
1. Gerak Sadar
Gerak sadar (gerak biasa) merupakan gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Contohnya gerakan memegang buku saat ingin belajar, atau mengambil pensil
saat ingin menulis. Penjalaran impuls pada gerak sadar relative lama, melewati jalur
pajang melalui otak. Urutan perjalanan impuls pada gerak biasa secara skematis sebagai
berikut:
Rangsang → reseptor → neuron sensorik → otak → neuron motorik → efektor

2. Gerak refleks
Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disadari. Hantaran impuls pada gerak
refleks mirip seperti pada gerak biasa. Bedanya, impuls pada gerak refleks tidak melalui
pengolahan oleh pusat saraf. Neuron di otak hanya berperan sebagai konektor saja.
Ada dua macam neuron konektor, yaitu neuron konektor di otak dan di sumsum
tulang belakang.
 Contoh gerak refleks yang melalui neuron konektor otak, yaitu pupil mata mengecil
saat terkena cahaya yang terang.
 Contoh gerak refleks melalui neuron konektor sumsum tulang belakang, yaitu kaki
terangkat saat lutut dipukul. Urutan perjalanan impuls pada gerak refleks secara
skematis sebagai berikut.

Urutan perjalanan impuls pada gerak refleks secara skematis sebagai berikut:
Rangsang → reseptor → neuron sensorik → konektor (otak/sumsum tulang
belakang) → neuron motorik → efektor

103
E. Mekanisme Penghantaran Impuls
Seperti halnya jaringan komputer, sistem saraf mengirimkan sinyal-sinyal listrik yang
sangat kecil dan bolak-balik, dengan membawa informasi dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh
yang lain. Sinyal listrik tersebut dinamakan impuls (rangsangan). Ada dua cara yang dilakukan
neuron sensorik untuk menghantarkan impuls tersebut, yakni melalui membran sel atau
membran plasma dan sinapsis.
a. Penghantaran Impuls Saraf melalui Membran Plasma
Di dalam neuron, sebenarnya terdapat membran plasma yang sifatnya
semipermeabel. Membran plasma neuron tersebut berfungsi melindungi cairan
sitoplasma yang berada di dalamnya. Hanya ion-ion tertentu akan dapat bertranspor aktif
melewati membran plasma menuju membran plasma neuron lain.

Gambar 9.8 Mekanisme penghantaran impuls melalui membran plasma neuron

Berikut adalah tahap-tahap penghantaran impuls melalui membran plasma neuron pada
gambar di atas:
1. Polarisasi
Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan istirahat, sitoplasma
di dalam membran plasma bermuatan listrik negatif, sedangkan cairan di luar
membran bermuatan positif. Keadaan yang demikian dinamakan polarisasi atau
potensial istirahat. Perbedaan muatan ini terjadi karena adanya mekanisme transpor
aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar membran
plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di dalamnya.
Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+) di dalamnya lebih besar daripada di luar.
Akibatnya, mekanisme transpor aktif terjadi pada membran plasma.

2. Depolarisasi
Apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas membran plasma terhadap
ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini menjadikan ion
Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga muatan sitoplasma berubah menjadi
positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau potensial aksi.

104
3. Repolarisasi
Sementara itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membran plasma. Fase
ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan pada bagian yang mengalami
polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus listrik.
4. Refraktori atau undershoot
Kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus, sehingga
menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan terhantar sepanjang
akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi akan
mengalami fase istirahat kembali dan tidak ada impuls yang lewat. Waktu pemulihan
ini dinamakan fase refraktori atau. undershoot

b. Penghantaran Impuls Saraf melalui Sinapsis


Selain melalui membran plasma, impuls juga dihantarkan melalui sinapsis. Apabila
impuls sampai pada tombol sinapsis, segera neuron mengirimkan neurotransmiter.
Selanjutnya, neurotransmiter dibawa oleh vesikula sinapsis menuju membran prasinapsis.
Kedatangan impuls tersebut membuat permeabilitas membran prasinapsis
terhadap ion Ca2+ meningkat (terjadi depolarisasi). Sehingga, ion Ca2+ masuk dan
merangsang vesikula sinapsis untuk menyatu dengan membran prasinapsis. Bersama
kejadian tersebut, neurotransmiter dilepaskan ke dalam celah sinapsis melalui
eksositosis. Dari celah sinapsis, neurotransmiter ini berdifusi menuju membran
pascasinapsis.
Setelah impuls dikirim, membran pascasinapsis akan mengeluarkan enzim untuk
menghidrolisis neurotransmiter. Enzim tersebut misalnya enzim asetilkolineterase yang
menghidrolisis asetilkolin menjadi kolin dan asam etanoat. Oleh vesikula sinapsis, hasil
hidrolisis (kolin dan asam etanoat) akan disimpan sehingga sewaktu-waktu bisa digunakan
kembali.

105
Gambar 9.9 Peta Konsep Sistem Saraf Manusia

F. Sistem Saraf Pusat (SSP)


Sistem Saraf Pusat meliputi otak (serebral) dan sumsum tulang belakang (medulaspinalis).
Otak dilindungi oleh tulang tengkorak (cranium), sedangkan medulla spinalis dilindungi oleh
tulang belakang (vertebrae). Pada otak maupun medulla spinalis terdapat lapisan pelindung dari
jaringan ikat yang disebut selaput Meninges/Meningia yang dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 9.10 Struktur selaput meninges otak

Meninges merupakan susunan saraf pusat yang terluar. Terdapat tiga selaput yang menyusun
meninges yaitu:
1. Duramater, adalah lapisan meninges yang terluar. Strukturnya padat dan keras karena
mengandung serat kolagen. Lapisan luar menempel dengan tengkorak sehingga tidak ada
lapisan epidural antara tulang dengan membran seperti pada spinal. Lapisan dalam
duramater terdiri dari beberapa lapis fibrosit pipih dan sel-sel luar dari lapisan arachnoid.

106
2. Arachnoid, adalah penghubung antara duramater dan piamater. Disebut “arachnoid” karena
bentuknya mirip sarang laba-laba. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor
cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi
arachnoid adalah sebagai peredam getaran yang melindungi otak saat kepala terbentur.
3. Piamater, adalah lapisan meninges yang terdalam dan menyentuh otak. Bentuk piamater
disesuaikan dengan lipatan-lipatan permukaan otak. Pia mater terdiri atas jaringan ikat
longgar yang mengandung banyak pembuluh darah. Piamater dilapisi oleh sel gepeng yang
berasal dari mesenkim. Fungsi piamater adalah sebagai penyuplai makanan bagi jaringan
saraf karena mengandung banyak pembuluh darah. Pembuluh darah menembus susunan
saraf pusat melalai torowongan yang dilapisi oleh ruang perivaskuler.

Otak maupun medulla spinalis memiliki substansi abu-abu dan substansi putih. Substansi
abu-abu, disebut substansi grissea membentuk bagian luar (korteks) otak dan bagian dalam
medulla spinalis. Substansi abu-abu mengandung badan sel neuron, serabut bermielin dan tidak
bermielin, astrosit protoplasma, oligodendrosit, dan miroglia. Substansi putih, disebut substansi
alba membentuk bagian dalam otak dan bagian luar medulla spinalis. Substansi putih didominasi
oleh serabut bermielin maupun tidak bermielin,mengandung astrosit fibrosa, oligodendrosit, dan
mikroglia.

Bagian-bagian Sistem Saraf Pusat pada Manusia

Gambar 9.11. Sistem Saraf Pusat pada Manusia

Sistem saraf pusat pada manusia terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
1. Otak
Otak manusia terdiri atas dua belahan, yaitu Hemisfer kiri dan Hemisfer kanan. Otak kiri
mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan tubuh bagian
kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang pada jalur-jalur spinal.

107
Gambar 9.12 Otak kiri kanan dan otak tengah

a. Fungsi Otak Kiri


Otak kiri merupakan pusat IQ yang akan menjadikan logika kita menjadi semakin
baik dan kuat. Otak kiri memiliki fungsi yang identik dengan perhitungan dan
perencanaan. Otak kiri sangat kuat dengan hal yang bernuasnsa perhitungan dan
perencanaan yang bagus. Otak kiri lebih lisan, analitis, dan tertib dibanding otak kanan.
Terkadang disebut otak digital. Lebih baik dalam hal-hal seperti membaca, menulis, dan
menghitung.
Menurut penelitian Roger W. Sperry, otak kiri juga terhubung dengan:
1) Logika
2) Pengurutan
3) Berpikir linier
4) Matematika
5) Fakta
6) Berpikir dalam kata-kata
7) Otak Kanan

b. Fungsi Otak Kanan


Otak kanan lebih visual dan intuitif. Ini kadang disebut sebagai otak analog. yang
memiliki cara berpikir yang lebih kreatif dan kurang terorganisir.
Penelitian Roger W. Sperry, menunjukkan otak kanan juga terhubung dengan:
1) Imajinasi
2) Pemikiran holistik
3) Intuisi
4) Seni
5) Irama
6) Isyarat nonverbal
7) Visualisasi perasaan
8) Melamun
9) Otak tengah

108
c. Fungsi otak tengah
Otak tengah manusia adalah sebagai pusat relay visual, memberikan informasi
sistem motorik, mengatur suhu tubuh, siklus tidur, pengaruh tergadap gairah dan juga
berfungsi untuk mengatur pendengaran. Otak tengah ini terletak di atas batang otak
yang bertanggung jawab untuk memproses informasi perseptif dari sebuah rangsangan
dan komunikasi dengan dua belahan otak yaitu belahan otak kanan dan otak kiri.

Otak dibagi menjadi lima bagian, yaitu :

a. Otak besar (cerebrum)


Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar ± 1500 cm3. Otak besar
merupakan pusat ingatan, kesadaran, kecerdasan, dankemauan. Selain itu, otak besar
juga merupakan sumber semua kegiatan yang manusiasa dari.

Bagian-bagian Otak Besar

Gambar 9.13 Lobus-lobus pada Otak Besar

Berdasarkan lobusnya, otak besar dibagi menjadi beberapa bagian. Diantaranya yaitu
lobus frontal, lobus parietal, lobus temporal, dan lobus oksipital.
1) Lobus frontal
Lobus tersebut terletak pada bagian depan otak besar. fungsi lobus frontalis ini
yaitu mengatur kegiatan motorik (gerak manusia) secara sadar. kemampuan
berbicara. kemampuan berfikir (memecahkan suatu masalah) dan mengontrol
emosi.
2) Lobus parietal
Lobus ini terletak pada bagian belakang atas otak besar. fungsi utama lobus
oriental yaitu sebagai pusat sensorik atau penerimaan rangsangan seperti
sentuhan, tekanan, rasa sakit dan tekanan.
3) Lobus temporal
Lobus ini terletak di bawah lobus parietal tepatnya pada bagian Sisi otak besar.
fungsi dari lobus temporal yaitu sebagai Pusat pendengaran dari fungsi bahasa.
4) Lobus oksipital.
Lobus tersebut terletak pada bagian belakang otak besar. fungsi utama lobus
oksipital sebagai pusat visual (pengelihatan).

109
b. Diensefalon (otak depan)
Diensefalon terletak di antara cerebrum dan otak tengah, tersembunyi di balik hemisfer
serebral.
Bagian-bagian diensefalon meliputi:
1) Talamus, berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak besar,
serta berperan dalam sistem kesadaran dan kontrol motor.
2) Hipotalamus, memiliki fungsi:
i. Pengaturan frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, homeostasis, dan
pencernaan makanan.
ii. Sebagai pusat pengaturan emosi, seperti kesenangan, kegembiraan, dan
kemarahan.
iii. Mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin (hipofisis).

Sistem Limbik (Rinensefalon)


Sistem Limbik adalah cincin struktur-struktur otak depan yang mengelilingi otak
dan saling berhubungan melalui jalur-jalur neuron yang rumit.
Sistem limbik berfungsi dalam:
1) Pengaturan emosi (tertawa, marah, takut, menangis, dantersipu)
2) Mempertahankan kelangsungan hidup, pola perilaku sosioseksual
3) Motivasi dan belajar

c. Otak tengah (mesensefalon)


Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara pons varoli dan diensefalon.
Otak tengah berhubungan dengan sistem penglihatan (lobus oksipital) dan pendengaran
(lobus temporal).

d. Otak kecil (cerebelum)


Otak kecil terletak di bawah otak besar (cerebrum). Fungsi otak kecil adalah untuk
mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh, dan gerakan otot yang disadari. Bagian kiri
dan bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh suatu penghubung yang disebut jembatan
varol.

e. Sumsum lanjutan (medula oblongata)


Sumsum lanjutan terdapat di depan otak kecil dan di bawah otak besar, dan merupakan
perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Fungsi sumsum lanjutan adalah pengatur
pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan.

2. Sumsum tulang belakang (medula spinalis)


Sumsum tulang belakang adalah tali putih kemilau yang berbentuk tabung dari dasar
otak yang menuju ke tulang belakang. Sumsum tulang belakang juga disebut dengan tali
spinal.
Pada irisan melintangnya, tampak dua bagian-bagian pada sumsum tulang belakang,
yakni bagian luar yang tampak berwarna putih dan bagian dalam yang tampak abu-abu yang
berbentuk kupu-kupu. Bagian luar pada sumsum tulang belakang berwarna putih, karena
tersusun oleh akson dan dendrit yang diselubungi mielin. Sedangkan pada bagian dalam

110
sumsum tulang belakang adalah berwarna abu-abu yang tersusun oleh badan sel yang tak
diselubungi mielin dari interneuron dan neuron motorik.

Gambar 9.14 Sumsum Tulang Belakang

Fungsi Sumsum Tulang Belakang


Fungsi sumsum tulang belakang adalah sebagai berikut:
a. Menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya
b. Menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik yang memungkinkan menjadi
sebuah jalur terpendek dalam gerak refleks.
c. Menyampaikan pesan dari otak ke berbagai bagian-bagian tubuh yang umumnya
pada otot untuk dikenakan tindakan

G. Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf terdiri dari dua bagian utama – sistem saraf pusat dan Sistem Saraf Perifer.
Sedangkan sistem saraf pusat memungkinkan kita untuk berpikir, alasan, belajar dan menjaga
keseimbangan Sistem Saraf Perifer membantu kita untuk melaksanakan tindakan sengaja dan
tidak sengaja, dan juga merasakan melalui indera kita.
Sistem saraf adalah sistem master yang mengontrol fungsi semua sistem yang berbeda
dari tubuh manusia. Hal ini terdiri dari sel yang disebut neuron yang menghasilkan dan
melakukan impuls (pesan) antara berbagai bagian tubuh. Ini terdiri dari otak, sumsum tulang
belakang dan saraf. Sementara otak dan sumsum tulang belakang membentuk sistem saraf pusat
(SSP), sistem saraf perifer mencakup semua saraf di luar SSP.
Otak dilindungi oleh tengkorak dan saraf tulang belakang tertutup dalam tulang belakang
tulang. Namun, Sistem Saraf Perifer tidak memiliki pelindung tersebut, sehingga rentan terhadap
cedera mekanik.

Sistem saraf perifer dibagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom.

1. Sistem Saraf Somatik


Sistem saraf somatik mengontrol gerakan sengaja tubuh kita dan membantu kita
merasa melalui semua indera kita. Saraf dari sistem saraf somatik menghubungkan otak
dan sumsum tulang belakang, otot-otot rangka dan reseptor eksternal. Oleh karena itu,
sistem ini membantu kita untuk menggerakkan tubuh kita sekitar, dan merasakan
sentuhan, bau, penglihatan, rasa dan suara.

111
Sistem saraf somatik terdiri dari:
a. 12 pasang saraf kranial yang menghubungkan otak dengan organ-organ vital tubuh.
b. 31 pasang saraf spinal yang menghubungkan sumsum tulang belakang dengan
seluruh tubuh.

(a) (b)
Gambar 9.15. (a) 12 Saraf Cranial dan (b) 31 Saraf Spinal

 Saraf Cranial terdiri dari 12 pasang, antara lain:

No. Nama Jenis Fungsi


I Olfaktorius Sensorik Menerima rangsang dari hidung dan
menghantarkannya ke otak untuk diproses
sebagai sensasi bau.
II Optikus Sensorik Menerima rangsang dari mata dan
menghantarkannya ke otak untuk diproses
sebagai persepsi visual.
III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata.
IV Troklearis Motorik Menggerakkan beberapa otot mata.
V Trigeminus Gabungan  Sensori: Menerima rangsangan dari
wajah untuk diproses di otak sebagai
sentuhan
 Motorik: Menggerakkan rahang
VI Abdusen Motorik Abduksi mata
VII Fasialis Gabungan  Sensorik: Menerima rangsang dari
bagian anterior lidah untuk diproses di
otak sebagai sensasi rasa.
 Motorik:Mengendalikan otot wajah
untuk menciptakan ekspresi wajah.
VIII Vestibulokoklearis/ Sensori Mengendalikan keseimbangan
Auditori Sensori koklea: Menerima rangsang untuk
diproses di otak sebagai suara.

112
IX Glosofaringeal Gabungan  Sensori: Menerima rangsang dari bagian
posterior lidah untuk diproses di otak
sebagai sensasi rasa.
 Motorik: Mengendalikan organ-organ
dalam.
X Vagus Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ
dalam.
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam.
XI Aksesorius Motorik Mengendalikan pergerakan kepala.
XII Hipoglossus Motorik Mengendalikan pergerakan lidah.

 31 Saraf Spinal, terdiri dari:

Jumlah Medula spinalis daerah Menuju

8 pasang Servix Kulit kepala, leher dan otot tangan

12 pasang Punggung Organ-organ dalam


5 pasang Lumbal/pinggang Paha
5 pasang Sakral/kelangkang/panggul Otot betis, kaki dan jari kaki
1 pasang Koksigeal Sekitar tulang ekor

2. Sistem saraf otonom


Sistem saraf otonom juga dikenal sebagai sistem saraf tak sadar, karena mengontrol
semua tindakan paksa tubuh. Saraf ini menghubungkan SSP ke otot-otot jantung, organ
internal dan kelenjar.
Sistem saraf otonom terdiri dari:
a. Sistem Saraf Simpatik
Sistem saraf simpatik juga disebut sebagai ‘lari atau melawan sistem, yang sedang
mempersiapkan tubuh kita untuk keadaan darurat. Ini mengakibatkan peningkatan
detak jantung, tekanan darah tinggi dan membawa perubahan lain dengan pelepasan
adrenalin, yang mempersiapkan kita untuk menghadapi bahaya atau stres.
b. Sistem saraf parasimpatik
Sistem Saraf parasimpatik di sisi lain hanya memiliki efek sebaliknya. Ia membantu
dalam menenangkan dan santai tubuh dan memastikan berfungsinya sistem
pencernaan. Oleh karena itu, juga dikenal sebagai ‘Rest dan Digest Sistem’. Ini
melebarkan pupil, mengembalikan tekanan darah normal dan detak jantung.

113
Gambar 9.16 Saraf Simpatik dan Parasimpatik

H. Gangguan pada Sistem Saraf


Berikut ini macam-macam gangguan dan penyakit pada sistem saraf manusia.
a. Stroke
Stroke adalah penyakit pada otak akibat dari tersumbat atau pecahnya pembuluh darah
pada otak. Penyempitan pembuluh darah adalah penyebab dari terjadinya penyakit ini.
Penderita stroke memiliki wajah yang asimetri.

b. Hilang Ingatan (Amnesia)


Para penderita amnesia, akan mengalami kesulitan mengingat dan kebingungan. Penyakit
ini dapat bersifat sementara sehingga ingatannya menjadi pulih, atau dapat juga permanen.
Kondisi penderita amnesia tergantung dari parah atau tidaknya trauma otak. Trauma pada
otak ini biasanya disebabkan oleh benturan atau kecelakaan.

c. Epilepsi
Epilesi atau ayan adalah gangguan pada sistem saraf sehingga menyebabkan kejang
(kontaksi keras pada otot tubuh). Kejang pada penderita epilepsi disebabkan aktivitas listrik
yang tidak normal pada otak. Kejang ini akan disertai dengan busa dan dapat terjadi secara
mendadak serta berulang-ulang. Banyak penyebab dari epilepsi, diantaranya infeksi,
cedera otak, dan juga tumor otak.

d. Meningitis
Meningitis atau dikenal dengan radang selaput otak merupakan infeksi pada selaput yang
menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Gejala umum dari meningitis, antara lain
badan demam, sakit kepala yang berlebihan, leher terasa kaku dan adanya ruam-ruam pada
kulit. Meningitis dapat disebabkan oleh serangan virus atau bakteri. Meningitis akibat
serangan bakteri akan jauh lebih serius, karena dapat menyebabkan kerusakan otak bahkan
kematian.

114
e. Neuritis
Neuritis adalah kelainan pada sistem saraf karena adanya tekanan, pukulan, keracunan,
patah tulang serta kekurangan vitamin B komplek (B1, B6, B12). Penderita neuritis akan
lebih sering mengalami kesemutan pada sekujur tubuhnyam terutama tangan dan kaki.

f. Parkinson
Parkinson merupakan penyakit pada sistem saraf yang disebabkan karena kekurangan
neurotransmiter dopamine pada dasar ganglion. Ciri-ciri dari penderita Parkinson yang
tampak jelas, antara lain tangan gemetaran waktu istirahat, susah bergerak, mata sulit
berkedip, otot terasa kaku. Kondisi yang demikian menyebabkan kaki menjadi kaku saat
bergerak dan berjalan.

g. Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan penyakit pada otak yang terjadi akibat penumpukan cairan di
dalam otak, sehingga menyebabkan pembengkakan di dalam otak dan kepala tampak
semakin membesar. Penumpukan ini menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak,
sehingga akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pada pusat-pusat saraf vital.

h. Kelumpuhan (Paralisis)
Kelumpuhan merupakan hilangnya fungsi satu atau banyak otot. Penyebab kelumpuhan
yaitu hilangnya perasaan pada bagian yang terpengaruh. Kelumpuhan juga dapat
disebabkan akibat kerusakan pada otak.

i. Transeksi
Transeksi merupakan sebuah kelainan pada sistem saraf khusunya pada medulla spinalis
karena tertembak atau jatuh yang disertai dengan hancurnya tulang belakang. Penderita
transeksi akan mengalami hilangnya semua rasa (mati rasa).

j. Sklerosis Multipel
Sklerosis multipel merupakan suatu kelainan peradangan yang terjadi pada otak dan
sumsum tulang belakang. Penyebabnya yaitu adanya serangan sistem kekebalan tubuh dan
kerusakan sistem saraf pusat sehingga neuron tidak dapat berfungsi secara normal. Gejala
pada penderita sklerosis multipel adalah kelemahan otot, kesulitan dalam bergerak, dan
kesulitan dalam menjaga tubuh seimbang.

k. Migrain
Migrain adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan rasa nyeri kepala
berdenyut yang disertai mual dan muntah. Gangguan ini dapat terjadi akibat adanya
aktivitas berlebih impuls listrik otak yang meningkatkan aliran darah di otak. Aktivitas
tersebut mengakibatkan terjadinya pelebaran pembuluh darah otak dan juga peradangan.

l. Radang Otak
Radang otak merupakan peradangan akut pada otak yang disebabkan oleh infeksi virus.
Gejala radang otak, antara lain demam yang tinggi, sakit kepala, merasa ngantuk, dan sering
bingung. Respon sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus ini justru dapat

115
menyebabkan pembengkakan di otak. Akibatnya, semakin lama tidak ada ruang untuk
berkembang dan otak akan mendorong tengkorak kepala, sehingg otak terluka dan
meradang.

m. Tumor Otak
Tumor pada otak dapat disebabkan oleh pertumbuhan tak terkendali pada sel-sel di dalam
jaringan otak. Terdapat dua jenis tumor pada otak. Tumor yang tumbuh langsung di otak
disebut tumor otak primer, sedangkan tumor yang tumbuh di bagian lain dari tubuh dan
menyebar hingga ke otak dinamakan tumor otak sekunder (metastatik).

n. Polio
Polio terjadi karena adanya infeksi virus polio pada bagian sumsum tulang belakang.
Penyakit ini lebih sering menyerang pada anak-anak. Penderita folio dapat mengalami
demam, kelumpuhan, dan sakit kepala yang berakhir pada hilangnya refleks. Polio dapat
dicegah dengan imunisasi polio.

o. Alzheimer
Alzhaimer atau kepikunan disebabkan oleh perubahan abnormal di otak, sehingga fungsi
otak sebagaian besar hilang. Penderitan Alzheimer akan mengalami kepikunan,
kebingungam, perubahan suasana hati dengan cepat, dan hilangnya kontrol terhadap
kemampuan fisik dan mental.

II. Sistem Hormon (Endokrin) pada Manusia


Sistem endokrin atau sistem kelenjar endokrin akan menghasilkan hormon. Disebut sistem
kelenjar endokrin karena organ ini berupa kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus. Hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin akan mengatur pertumbuhan, reproduksi, metabolisme, dan
tingkah laku.

Kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :

a. Kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya.
Contoh : kelenjar-kelenjar pencernaan.
b. Kelenjar endokrin, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya.
Contoh : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.

1. Mekanisme Kerja Hormon


Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran khusus
sehingga hormon yang dikeluarkan akan masuk dalam peredaran darah dan mempengaruhi
organ-organ tertentu. Hormon dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai
pengaruh besar.

116
Mekanisme endokrin dapat dijelaskan dengan gambar berikut.

Gambar 9.17 Mekanisme endokrin

Hormon mempunyai pengaruh pada tubuh secara bertahap, namun pasti. Fungsi utama
hormon adalah:
a. mengendalikan proses-proses yang terjadi di dalam tubuh seperti proses pertumbuhan,
perkembangan sexsual dan proses metabolisme yang lain;
b. menjaga keseimbangan dalam tubuh atau disebut juga homeostasis.

2. Perbedaan Sistem Saraf dan Sistem Hormon


Pada hakekatnya hormon dan saraf memiliki persamaan tugas dalam pengaturan kegiatan-
kegiatan tubuh. Perbedaannya meliputi kecepatan kerjanya, banyaknya organ tubuh yang
dipengaruhi, kecepatan reaksi, dan sistem peredarannya.

Tabel 1. Perbedaan antara Sistem Saraf dengan Hormon

Sistem Saraf Sistem Hormon


Mengantarkan rangsangan dengan Mengantarkan rangsangan dengan
cepat lembut
Mengantarkan rangsangan secara Mengantarkan rangsangan secara
kurang teratur teratur
Rangsangan melalui serabut saraf Rangsangan melalui darah

3. Kelenjar-Kelenjar Endokrin pada Manusia


Kelenjar endokrin pada manusia meliputi:
a. kelenjar hipofisis,
b. kelenjar tiroid,
c. kelenjar paratiroid,
d. kelenjar adrenal,
e. kelenjar kelamin (ovarium dan testis),
f. kelenjar pankreas (kelenjar pulau-pulau langerhans).

117
Gambar 9.19 Kelenjar Endokrin pada Manusia

a. Kelenjar Hipofisis
Hipotalamus memainkan peranan penting dalam koordinasi sistem saraf dan
hormon. Misalnya, otak mengirimkan informasi sensoris mengenai perubahan musim dan
ketersediaan pasangan kawin ke hipotalamus melalui sinyal saraf. Kemudian, hipotalamus
akan memicu pembebasan hormone reproduksi yang diperlukan untuk perkawinan.
Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak, ukurannya sebesar biji ercis. Meskipun
ukurannya kecil, kelenjar hipofisis berperan penting dalam sistem koordinasi tubuh.
Kelenjar hipofisis mensekresikan berbagai macam hormon yang mengatur berbagai
kegiatan dalam tubuh (mastergland).

Hipotalamus menyekresikan dua buah hormone, yaitu:

1) Hormon pembebas (releasing hormone) yang memacu kelenjar hipofisis untuk


menyekresikan hormon-hormonnya.
2) Hormon penghambat (inhibiting hormone) yang membuat kelenjar hipofisis berhenti
menyekresikan hormon.

Setiap hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis dikontrol oleh paling tidak satu
hormon pembebas dan penghambat yang dihasilkan oleh hipotalamus.

118
Kelenjar hipofisis terdiri atas tiga lobus, yaitu:

1) Anterior (depan)
2) Intermediate (tengah)
3) Posterior (belakang)

Ketiga lobus ini menghasilkan banyak hormon yang sangat penting bagi tubuh kita.
Karena itu, kelenjar hipofisis disebut juga master of gland.

Hormon yang disekresikan oleh hipofisis dan fungsinya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Hormon-hormon yang Dihasilkan Kelenjar Hipofisis

Hormon Fungsi
Lobus Anterior
Memicu pertumbuhan dengan meningkatkan laju
1. Hormone pertumbuhan
pembentukan protein di dalam sel.
2. Laktotropik hormone (LTH) Merangsang produksi air susu
3. Thyroid stimulating Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar tiroid
hormone (TSH)
4. Adrenocorticotropic
Mengontrol sekresi hormone oleh korteks adrenal
hormone (ACTH)
1. Pada wanita, merangsang perkembangan folikel
5. Follicle stimulating pada ovarium dan sekresi estrogen
hormone (FSH) 2. Pada pria, memicu testis untuk menghasilkan
sperma
1. Pada wanita, menstimulasi ovulasi dan sekresi
progesterone
6. Luiteinizing hormone (LH)
2. Pada pria, menstimulasi sel interstisial untuk
menghasilkan testosteron
Lobus Intermediat
7. Melanosit stimulating
Mempengaruhi pigmentasi kulit
hormone (MSH)
Lobus posterior
8. Hormon antidiuretik (ADH) Menurunkan volume urin dengan cara menyerap
atau vasopresin air dari ginjal dan meningkatkan tekanan darah
Memacu kontraksi uterus selama proses
9. Oksitosin melahirkan dan kelenjar susu agar mengeluarkan
air susu.

Hormon diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika suatu hormon yang dihasilkan berkurang
atau berlebih akan membawa dampak-dampak yang tidak diinginkan.

1) Jika pada masa anak-anak, sekresi hormon pertumbuhan berlebih (hipersekresi) akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme).
2) Bila hipersekresi hormon pertumbuhan terjadi pada di usia dewasa, dapat
menyebabkan pertumbuhan tulang abnormal di lengan, kaki, dan kepala. Kondisi ini
dikenal sebagai akromegali.
119
3) Bila kekurangan hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak menyebabkan
kekerdilan.

b. Kelenjar Tiroid
 Kelenjar tiroid di leher bagian depan dan terdiri atas dua lobus.
 Kelenjar tiroid menyekresikan hormon tiroksin dan kalsitonin.

Tabel 3. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh Kelanjar Tiroid

Hormon Fungsi
Mengatur metabolisme tubuh (memacu kecepatan reaksi kimia dalam
Tiroksin
sel tubuh, sehingga meningkatkan metabolisme tubuh)
Menurunkan kadar kalsium darah dengan cara meningkatkan
penimbunan kalsium pada tulang keras, mengurangi pengambilan
Kalsitonin
kalsium dalam usus, atau mengurangi pengambilan kalsium dalam
ginjal.
 Dalam memproduksi tiroksin, kelenjar tiroid memerlukan iodium. Kekurangan
iodium dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar.
 Kekurangan dan kelebihan produksi hormon tiroksin dapat menyebabkan penyakit
sebagai berikut:
1) Hipotirioditisme (kekurangan produksi hormon tiroksin) yang menyebabkan
penyakit kretinisme (kerdil pada anak-anak) dan miksedema (pada orang
dewasa).
2) Miksedema ditandai dengan laju metabolisme rendah, berat badan
berlebihan, rambut rontok, dan bentuk tubuh menjadi kasar.
3) Basedow (kelebihan hormon tiroksin) yang menyebabkan penyakit, yang
ditandai mudah gugup, nadi dan napas cepat dengan tidak teratur, mulut
menganga, dan mata lebar.

c. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)


Kelenjar paratiroid terletak di dekat kelenjar tiroid dan menghasilkan hormon
paratiroid (parathormon). Parathormon berperan untuk meningkatkan pengeluaran
fosfor oleh ginjal dan meningkatkan penyerapan kalsium dari tulang.

d. Kelenjar Adrenal / kelenjar anak ginjal (suprarenalis)


Kelenjar adrenal berupa struktur kecil yang terletak di atas ginjal, sehingga disebut
juga kelenjar anak ginjal (suprarenalis). Kelenjar adrenal terdiri dari:
1) Bagian luar (korteks) menghasilkan hormon kortison yang terdiri dari:
a) Mineralokortikoid, berfungsi untuk membantu metabolisme garam natrium
dan kalium serta menjaga keseimbangan hormon kelamin
b) Glukokortikoid, berfungsi membantu metabolism karbohidrat.

Kekurangan hormon kortison menyebabkan penyakit adison yang ditandai


dengan kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, dan muntah-muntah.

120
2) Bagian dalam (medula) menghasilkan hormon adrenalin (epinefrin), yang
memengaruhi peningkatan denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan
meningkatkan tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah). Adrenalin
bersama insulin berpengaruh terhadap perubahan glikogen (gula dalam otot)
menjadi glukosa (gula dalam darah).

e. Kelenjar Pulau-Pulau Langerhans


Kelenjar pulau-pulau langerhans merupakan sekelompok sel yang terletak di dalam
kelenjar pankreas. Hormon yang dihasilkan adalah:
1) Insulin dan
2) Glukagon

Hormon insulin dan glukagon bekerja sama untuk mengatur kadar glukosa dalam
darah. Bila kadar glukosa dalam darah tinggi, insulin disekresikan sehingga glukosa diubah
menjadi glikogen. Sebaliknya, jika kadar glukosa dalam darah menurun, glukagon
disekresikan yang akan mengubah glikogen menjadi glukosa.
Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes melitus (kencing
manis) yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa
akan dikeluarkan bersama urin. Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan
urin dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa lemas.

f. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin terdiri atas:
1) Testis sebagai kelenjar kelamin jantan (pria)
Testis, menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi merangsang
pematangan sperma (spermatogenesis) dan pembentukan tanda-tanda kelamin
sekunder pada pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan
membesarnya suara. Sekresi hormon tersebut juga dirangsang oleh hormon yang
dihasilkan oleh hipofisis.
2) Ovarium sebagai kelenjar kelamin betina (wanita)
Ovarium, menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sekresinya diatur
oleh hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis.
a) Estrogen berfungsi untuk menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda
kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara,
serta kulit menjadi halus.
b) Progesteron berfungsi untuk mempersiapkan dinding uterus agar dapat
menerima ovum yang sudah dibuahi.

g. Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.
Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa. Kelenjar ini merupakan
kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa
tidak berfungsi lagi. Kelenjar timus juga menghasilkan timosin yang berfungsi untuk
merangsang limfosit.

121
h. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggung jawab
atas efisiensi fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh. Kelenjar ini
panjangnya hanya sekitar 7 milimeter dan terletak hampir di bagian tengah otak, di antara
otak kanan dan otak kiri.
Kelenjar ini bertanggung jawab menghasilkan sebuah hormon yang bernama
melatonin, yang berfungsi untuk mengatur ritme harian tubuh. Ketika retina mata
terstimulasi oleh cahaya, impuls dikirim ke saraf optik menuju bagian otak yang disebut
hipotalamus. Dari sini, saraf simpatetik berhubungan dengan kelenjar pineal dan memicu
diproduksinya melatonin. Hasilnya adalah ketika tidak ada cahaya yang mencapai mata,
misalnya pada malam hari, sinyal-sinyal ini tidak lagi menghambat produksi melatonin dan
kemudian menyuruh tubuh untuk tidur.

4. Faktor-Faktor Pengatur Sekresi Hormon


Ada dua faktor yang berfungsi mengatur sekresi hormon, yaitu :
a) Faktor Saraf
Bagian medula kelenjar suprarenal mendapat pelayanan dari saraf otonom. Oleh
karena itu sekresinya diatur oleh saraf otonom.
b) Faktor Kimia
Susunan bahan kimia atau hormon lain dalam aliran darah mempengaruhi sekresi
hormon tertentu. Contohnya, sekresi insulin dipengaruhi oleh jumlah glukosa di dalam
darah.

Sebagai penjaga keseimbangan tubuh, maka hormon ini memiliki mekanisme kerja
umpan balik, artinya adalah jumlah produksi hormon tertentu akan berpengaruh terhadap
produksi hormon yang lain. Misalnya, kerja antara PTH (Paratiroid Hormon) dan hormon
tiroksin memberikan suatu sistem pengawasan dan keseimbangan homeostasis dengan cepat
setelah terjadi suatu perubahan.
Selain itu, sekresi beberapa hormon juga dipengaruhi oleh kebutuhan akan hormon
tersebut. Beberapa hormon juga bekerja secara antagonis, contohnya, insulin dengan
glukogen, serta PTH dengan kalsitonin. Hubungan ini juga dapat dilihat pada alur hormon,
perhatikan gambar berikut.

Gambar 9.20 Alur Kerja Hormon

122
Pengaturan hormon yang lain adalah apabila sebuah hormon merangsang produksi
hormon kedua, maka hormon kedua dapat menekan produksi hormon pertama tadi.
Hubungan ini dapat dilihat antara estrogen dengan FSH. Jika jumlah estrogen naik, maka justru
akan menekan produksi FSH.

5. Kelainan/Gangguan Sistem Hormon

Tabel 4. Kelainan Akibat Hormon

No. Nama kelainan Penyebab Akibat


a. Diabetes melitus Kekurangan hormon urine banyak mengandung gula
insulin
b. Gigantisme Kelebihan tumbuh seperti raksasa
somatrotropin atau
tiroksin
c. Kretinisme Kekurangan tumbuh kerdil
somatrotropin atau
tiroksin
d. Kejang otot Kekurangan Kalsium darah turun, terjadi
parathormon kontraksi otot berlebihan

e. Tulang rapuh Kelebihan Kalsium darah meningkat, tulang


parathormon mudah retak dan patah
f. Addison Kekurangan Berkurangnya volume & tekanan
glukokortikoid darah, hipoglikemia dan turunnya
karena kelenjar daya tahan tubuh terhadap stress,
andrenal lesu mental/ fisik.
terifeksi/autonium
g. Sindrom Cushing Kelebihan Otot mengecil dan lemah,
glukokortikoid osteoporosis, luka sulit sembuh,
gangguan mental
h. Sindrom Kekurangan tanda kelainan sekunder pria pada
Adrenogenital glukokortikoid wanita/virilisme, pria di bawah
karena kekurangan umur timbul pubertas perkoks, pria
enzim pembentuk dewasa timbul kelamin sekunder
glukokotikoid pada wanita
kelenjar adrenal
i. Peokromositoma Tumor adrenal Basa metabolisme meningkat,
medulla glukosa darah meningkat, jantung
berdebar, tekanan darah meninggi,
berkurangnya fungsi saluran
pencernaan dan keringat pada
telapak tangan
j. Hipotiroidea kekurangan kretinisme
hormone tiroid
k. Hipertiroidea kelebihan hormone berat badan menurun, gemetaran,
tiroid berkeringat, nafsu makan besar,
jantung berdebar dan BMR
maningkat melebihi 20 sampai 100

123
III. Sistem Indra pada Manusia

A. Pengertian Alat Indera


Alat indera merupakan organ-organ pada tubuh manusia yang mampu untuk menerima
rangsang dari luar dan mengolahnya di otak sebelum diterjemahkan menjadi kerja organ
tersebut.
Manusia mempunyai 5 alat indera meliputi mata, kulit, lidah, telinga, dan hidung. Alat
indera ini hanya akan befungsi apabila tidak terjadi kelainan pada organnya, saraf penghubung
antara ogan indera dan sistem saraf pusat, dan sistem saraf pusat manusia.
Ke lima alat indera yang ada di tubuh manusia itu sendiri mempunyai fungsi masing-
masing. Mata memiliki fungsi sebagai indera penglihatan, lidah memiliki fungsi sebagai indera
perasa, kulit sebagai indera peraba, telinga sebagai indera pendengaran, dan hidung sebagai
indera penghidu.
Bermula dari rangsangan dari dunia luar yang diterima oleh masing-masing alat indera ini,
maka rangsangan tersebut akan diteruskan ke otak dalam bentuk impuls. Sesampai di otak,
impuls tersebut akan diolah menjadi data-data sehingga selanjutnya akan diteruskan ke organ
indera semula untuk memberikan tanggapan atas rangsangan yang diterima sebelumnya.

Gambar 9.21 Macam-macam alat indera pada manusia

B. Macam-macam Alat Indera dan Fungsinya


1. Mata
Mata berfungsi sebagai alat penglihatan, oleh karena itulah organ ini dapat menerima
rangsangan berupa cahaya dari luar tubuh. Bola mata terletak di dalam rongga mata di
tulang tengkorak dan diikat oleh lapisan-lapisan lemak.

Gambar 9.22 Bagian-bagian Bola Mata

124
a) Bagian-Bagian Mata
1) Otot Mata
 Muskulus Rekti Okuli Medial (otot mata bagian tengah), otot ini bekerja dengan
menggerakkan bola mata ke bagian tengah.
 Muskulus Obliquus Okuli Inferior (otot mata bagian bawah), berfungsi
menggerakkan mata ke arah bawah dan arah dalam.
 Muskulus Obliquus Okuli Superior (otot mata bagian atas), berfungsi
menggerakkan mata ke arah atas dan bawah.

Lalu, ada juga otot mata yang berfungsi untuk membuka atau menutup mata.
Otot-otot tersebut adalah Muskulus Orbicularis Okuli dan Muskulus Rektus Okuli
Inferior yang berfungsi menutup mata, sedangkan Muskulus Levator Palpebra
Superior berfungsi mengangkat kelopak mata atau membuka mata.

2) Kornea
Kornea terletak di bagian mata paling luar, jika mata terbuka, maka kornea lah yang
menerima rangsangan cahaya dari luar untuk diteruskan ke bagian mata yang lebih
dalam. Kornea berwarna bening dan transparan dan dilindungi oleh suatu selaput
tipis yang disebut dengan konjungtiva. Lalu, terdapat juga selaput putih di bagian
belakang dan samping kornea yang disebut dengan sklera.

3) Iris
Iris terletak di belakang kornea dan berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya
yang akan masuk. Iris disebut juga dengan selaput pelangi karena irislah yang
memberi warna pada mata. Warna iris akan tergantung kepada rasa atau suku orang
tersebut.

4) Pupil
Pupil merupakan bagian mata yang berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya ke
dalam mata. Pupil terletak di bagian tengah iris yang berlubang, berbentuk bulat, dan
berwarna gelap. Untuk mendukung fungsinya, maka pupil dapat melebar ataupun
mengecil

5) Lensa Mata
Lensa mata berfungsi untuk mengatur cahaya yang masuk agar diteruskan tepat ke
jatuh ke bintik kuning mata. Oleh karena itu, lensa mata dapat berubah bentuk
menjadi cembung atau pipih sesuai kebutuhan. Kemampuan lensa mata untuk
mencembung atau memipih disebut dengan daya akomodasi mata.

6) Retina
Retina terletak di bagian mata dalam dan berfungsi sebagai penerima cahaya yang
masuk untuk diubah menjadi impuls. Kemampuan retina ini dikarenakan adanya dua
sel, yaitu sel batang yang bertugas untuk menerima cahaya yang redup dan tidak
berwarna, serta sel kerucut yang bertugas menerima cahaya yang kuat dan
berwarna.

125
7) Bintik Kuning
Bintik kuning merupakan bagian mata yang paling vital, karena dapat menerima
rangsang cahaya yang masuk sebelum akhirnya diteruskan ke sel saraf mata.

8) Bintik Buta
Bintik buta merupakan tempat masuknya rangsangan dan berbelok rangsangan saraf
menuju ke otak. Bintik buta tidak memiliki sel penglihatan.

b) Proses Melihat
Sebenarnya, mata sebagai alat indera penglihatan memerlukan adanya cahaya untuk
bekerja. Jika tidak ada cahaya, maka mata tidak dapat menagkap apa-apa. Jadi, berkat
adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda ke mata, maka mata akan menangkap
rangsangan cahaya tersebut melalui kornea dan diteruskan ke pupil. Pupil bertugas untuk
mengatur intensitas cahaya yang masuk, agar cahaya tersebut tepat jatuh ke bintik
kuning.
Setelah memasuki bintik kuning, maka selanjutnya cahaya itu akan diterima oleh sel
kerucut atau sel batang sesuai dengan cahaya yang masuk. Setelah menerjemahkan
cahaya tersebut, maka bintik kuning akan meneruskan melalui serabut saraf sampai ke
otak. Di otak, rangsang cahaya yang masuk tersebut akan diterjemahkan sehingga akan
diteruskan kembali ke mata dan jadilah benda yang kita lihat tadi.
Proses ini memang kelihatannya sangat panjang, akan tetapi, mulai dari mata
menerima rangsangan cahaya sampai diterjemahkan dan dikembalikan ke otak itu hanya
membutuhkan waktu sepersekian detik saja.

2. Telinga
Telinga merupakan organ indera yang berfungsi untuk menerima rangsangan berupa
gelombang suara yang memiliki frekuensi sekitar 20-20.000 Hz. Untuk mendukung
fungsinya, telinga diberikan berbagai macam sel penerima rangsang suara yang disebut
dengan fonoseptor.

Gambar 9.23 Bagian-bagian Telinga

126
a) Bagian-Bagian Telinga
1) Telinga Bagian Luar
Telinga bagian luar terdiri dari daun telinga, dan liang pendengaran (lubang telinga).
Bagian luar dari telinga ini berfungsi untuk menangkap dan mengumpulkan
gelombang suara yang masuk sebelum diteruskan ke telinga bagian tengah

2) Telinga Bagian Tengah


Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, tiga buah tulang pendengaran
yang terdiri dari tulang maleus (martil), tulang inkus (landasan), dan tulang stapes
(sanggurdi), serta saluran eustachius.
 Gendang telinga berfungsi untuk menyaring bunyi yang masuk sebelum
diteruskan ke bagian yang lebih dalam.
 Tiga buah tulang pendengaran berfungsi untuk memperkuat getaran dari
rangsang suara yang masuk dan meneruskannya ke koklea (rumah siput).
Lalu, saluran eustachius berfungsi untuk menghubungkan bagian telinga
tengah ke rongga mulut.

3) Telinga Bagian Dalam


Telinga bagian dalam terdiri dari koklea (rumah siput), saluran setengah lingkaran,
dan ronga-rongga yang berisi cairan. Telinga bagian dalam berfungsi untuk merubah
rangsang suara tersebut menjadi impuls sehingga bisa diteruskan ke otak. Selain itu,
di telinga bagian dalam juga terdapat organ keseimbangan bagi manusia.

b) Proses Pendengaran
Gelombang suara yang masuk ke melalui liang telinga akan sampai ke membran
timpani (gendang telinga) sehingga gendang telinga akan bergetar karena adanya
gelombang ini. Getaran tersebut akan diteruskan ke tiga tulang pendengaran dan
selanjutnya ke tingkap jorong dan selanjutnya ke rumah siput (koklea). Di dalam koklea
ini, cairan limfe akan bergetar sehingga merangsang saraf pendengaran dan merubahnya
menjadi impuls untuk selanjutnya diteruskan ke otak melalui saluran saraf telinga.
Lalu, impuls yang sudah diterima oleh otak kemudian akan diolah menjadi informasi
yang selanjutnya akan dikembalikan lagi ke telinga, sehingga terdengarlah suara-suara
yang tadi.
Telinga sendiri selain berfungsi sebagai alat pendengaran, juga berfungsi sebagai alat
keseimbangan yang terletak di dalam ampula. Di dalam ampula ini, terdapat sel-sel
rambut yang peka terhadap gaya gravitasi. Sel-sel rambut inilah yang memberikan
rangsang perubahan gerakan tubuh ke dalam otak.

3. Hidung
Hidung berfungsi sebagai alat indera penciuman atau pembau. Hidung menerima
rangsangan berupa bau atau zat-zat kimia berupa gas. Di dalam hidung, terdapat serabut-
serabut saraf yang terdiri dari banyak sel pembau. Sel-sel pembau ini memiliki rambut-
rambut halus (silia olfaktori) yang akan menerima rangsnagan tersebut dan mengubahnya
menjadi impuls bau sebelum diteruskan ke otak.

127
Gambar 9.24 Bagian-bagian Hidung

a) Bagian-Bagian Hidung
1) Tulang Hidung
Tulang hidung berfungsi sebagai pembentuk rongga hidung pada manusia. Tulang
hidung terdiri dari tulang rawan dan tulang sejati. Tulang sejati hidung berada di atas
tulang rawan.

2) Selaput Lendir
Selaput lender ini terletak di bagian atap rongga hidung yang berfungsi memproduksi
lender agar hidung tetap terjaga kelempabapannya. Fungsi kelembapan ini agar tidak
adanya bau-bau kimia berbahaya yang masuk yang dapat berbahaya bagi tubuh.

3) Rambut Hidung
Rambut hidung berada di seluruh rongga hidung dan berfungsi untuk menyaring bau
yang masuk dan melindungi tubuh dari serangan luar yang memberikan dampak
berbahaya.

4) Sel-Sel Pembau (Silia Olfaktorius)


Sel-sel pembau ini terletak di atap rongga hidung dan memiliki ujung saraf (dendrit)
berbentuk rambut. Sel pembau inilah yang menangkap baud an mengubahnya
menjadi impuls saraf.

b) Proses Penciuman
Pada saat kita bernapas, sumber bau yang berasal dari macam-macam sumber bau-
bauan akan masuk ke dalam hidung melalui lubang hidung. Lalu, bau tersebut akan
dilarutkan di selaput lender dan kemudian akan merangsang sel-sel pembau untuk
dirubah menjadi impuls yang kemudian akan disalurkan ke otak melalui serabut saraf
hidung. Informasi yang telah diolah di otak akan dikembalikan ke hidung dan kita akan
mengatahui jenis bau tersebut.

128
4. Lidah
Lidah bergungsi sebagai alat indera untuk pengecapan dan menerima rangsangan
berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki otot-otot yang tebal dan dilindungi oleh lender (air
liur) serta dipenuhi oleh bintil-bintil di seluruh permukaannya. Di lidah, terdapat sel-sel
reseptor yang peka terhadap zat kimia yang bertugas untuk merubah rangsangan menjadi
impuls sebelum diteruskan ke otak.

Gambar 9.25 Bagian-bagian Lidah

a) Bagian-Bagian Lidah
1) Papila
Papilla ini terletak di permukaan lidah berupa bintil-bintil pada lidah dan
merupakan kumpulan ujung-ujung saraf. Papilla memiliki permukaan yang agak
kasar karena terdapatnya tonjolan-tonjolan pada permukaan lidah.

2) Taste Bud atau Kuncup Pengecap


Merupakan suatu bangunan yang berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis
selm yaitu sel penyokong dan sel pengecap.

b) Proses Pengecapan
Jika terdapat rangsangan berupa zat-zat yang masuk ke dalam mulut, maka zat-
zat tersebut akan bertemu dengan lidah yang berfungsi sebagai indera pengecapan
atau indera perasa. Rangsangan ini diteruskan oleh papilla ke dalam taste bud untuk
merubahnya menjadi impuls sebelum disampaikan ke otak. Impuls yang diberikan oleh
taste bud tersebut dapat berupa berbagai jenis rasa yang kita kenal sekarang ini.
Sebenarnya, hanya terdapat empat jenis rasa utama yang dapat dikecapi oleh
lidah, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Namun, adanya rasa-rasa lain seperti rasa
pedas muncul karena adanya pengelupasan dari papilla-papila tersebut. Rasa lain ini
juga timbulkarena campuran dari empat rasa utama tadi dan dipengaruhi oleh
penciuman. Oleh karena itu, jika kita mengalami pilek atau dengan kata lain hidung
tersumbat, maka kita juga akan kehilangan kemampuan merasa walaupun sebenarnya
indera pengecapan kita normal.

129
Diantara ke-empat jenis rasa utama yang dapat dikenal oleh lidah, maka ke-empat
rasa tersebut memiliki daerah tertentu di lidah yang peka terhadap rasa itu sendiri. Hal
ini tergantung letak kuncup pengecap dari masing-masing rasa. Rasa manis akan
terjadi jika mengenai kuncup pengecap yang berada di ujung lidah. Rasa pahit akan
terjadi jika mengenai kuncup pengecap di bagian pangkal lidah. Rasa asam akan terjadi
jika mengenai kuncup pengecap di bagian samping lidah pada bagian pangkal, dan rasa
asin akan terjadi jika mengenai kuncup pengecap di bagian samping lidah pada bagian
ujung.

5. Kulit
Kulit merupakan alat indera yang memiliki fungsi sebagai indera peraba. Mengapa
dikatakan sebagai indera peraba? Ini dikarenakan kulit memiliki sel-sel yang pek aterhadap
sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan rasa nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut muncul
karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada kulit.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, yang melindungi tubuh dari lingkungan
luar. Walaupun kulit terdapat di seluruh permukaan tubuh, akan tetapi keberadaan ujung-
ujung saraf ini tidak merata di seluruh kulit. Bagian-bagian tubuh yang memiliki banyak
ujung saraf ialah seperti ujung jari, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah
kemaluan.

Gambar 9.26 Bagian-bagian Kulit

Pada umumnya, terdapat dua jenis sel pada kulit, yaitu sel saraf bebas yang peka
terhadap rangsangan nyeri atau sakit, dan ujung sraaf berselaput yang terdiri dari empat
macam dan memiliki kepekaan tersendiri. Ke-empat ujung saraf berselaput ini adalah:
 Korpuskel Pacini, yang memiliki kepekaan terhadap rangsang tekanan
 Korpuskel Ruffini, yang memiliki kepekaan terhadap rangsang panas
 Korpuskel Krausse, yang memiliki kepekaan terhadap rangsang dingin
 Korpuskel Meissner yang memiliki kepekaan terhadap rangsang sentuhan

130
C. Gangguan pada Alat Indera
1. Gangguan Pada Mata
a. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Rabun dekat adalah suatu keadaan mata dimana terjadi gangguan penglihatan
berupa orang tersebut tidak mampu untuk melihat objek-objek yang dekat. Hal itu
dikarenakan bola mata yang pendek, sehingga bayangan jatuh di belakang retina.
Rabun dekat bisa dikoreksi dengan menggunakan kacamata lensa cembung (lensa
positif).

b. Rabun Jauh (Miopi)


Rabun jauh merupakan kebalikan dari rabun dekat. Kondisi ini mengakibatkan
seseorang tidak mampu untuk melihat objek yang jauh. Kondisi ini bisa diperbaiki
dengan menggunakan kacamata lensa negative (lensa cekung).

c. Rabun Tua (Presbiopi)


Rabun tua merupakan gabungan dari rabun jauh dan rabun dekat. Dikatakan rabun
tua karena kondisi ini kebanyakan dialami oleh orang tua (lansia). Kondisi ini
disebabkan karena daya akomodasi mata yang berkurang. Rabun tua dapat dikoreksi
dengan kacamata rangkap (lensa cembung dan cekung).

d. Rabun Senja
Rabun senja merupakan ketidakmampuan mata untuk melihat objek di keadaan
remang-remang atau di malam hari. Kondisi ini disebabkan karena kurangnya
vitamin A, sehingga sel batang tidak berfungsi karena tidak rodopson tidak
terbentuk.

e. Katarak
Katarak disebabkan keruhnya lensa mata, sehingga seseorang tidak dapat melihat
dengan baik. Katarak dapat menimbulkan kebutaan pada mata, tetapi tidak
menimbulkan rasa sakit. Penderita katarak biasanya di atas umur 55 tahun. Katarak
bisa diatasi dengan operasi.

2. Gangguan Pada Telinga


a. Tuli
Gangguan telinga berupa tuli dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu tuli konduktif dan tuli
saraf. Tuli konduktif terjadi karena adanya gangguan transmisi suara ke dalam koklea,
misalnya kotoran yang menumpuk, peradangan, atau kerusakan pada tulang
pendengaran. Sedangkan tuli saraf terjadi karena adanya kerusakan pada koklea atau
saraf pendengaran.

b. Otosklerosis
Merupakan kelainan yang terjadi pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan
adanya gejala tinnitus (dering pada telinga) ketika masih kecil.

131
c. Presbikusis
Merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada sel saraf
tekinga yang biasanya terjadi pada usia lanjut.

3. Gangguan Pada Hidung


a. Anosmia
Anosmia merupakan suatu keadaan yang tidak dapat mencium bau yang dapat
disebabkan karena adanya kerusakan saraf pembau ataupun adanya sumbatan pada
hidung seperti polip, dan lain-lain.

b. Influenza
Terjadi karena infeksi virus influenza yang menyebabkan tersumbatnya hidung yang
mengakibatkan terganggunya penciuman.

4. Gangguan Pada Lidah


a. Sariawan
Sariawan disebabkan karena adanya erosi pada epitel dalam mulut yang dapat
menimbulkan rasa nyeri ketika makan. Sariawan disebabkan oleh kurangnya vitamin
A, makan makanan yang panas, kurangnya zat besi, atau karena penurunan daya
tahan tubuh.

b. Kanker Lidah
Kanker lidah adalah salah satu kanker yang terjadi di mulut. Kanker di lidah dapat
terjadi di daerah bagian ujung lidah ataupun bagian sepertiga atau bagian belakang
lidah.

c. Glosoptosis
Penyakit ini merupakan suatu kondisi dimana lidah yang tertarik ke belakang. Pada
bayi yang baru lahir atau pada anak-anak, kondisi ini snagat berbahaya, karena bisa
saja lidah menutupi saluran napas, sehingga bisa menyebabkan kematian karena
henti napas.

d. Glossopyrosis
Merupakan suatu kondisidengan gejala lidah terasa perih dan terbakar. Biasanya
penyebab penyakit ini adalah penggunaan obat kumur dalam jangka waktu yang
lama

5. Gangguan Pada Kulit


a. Kudis
Kudis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Sarcoptes scabiei. Gejala yang
dialami ialah mengalami gatal-gatal. Penyakit ini sering dialami oleh anak-anak.

b. Eksim
Eksim ditandai dengan radang dan iritasi pada badan. Gejala yang timbul pada kulit
bervariasi, mulai dari gatal sampai terasa panas.

132
c. Jerawat
Jerawat disebabkan oleh adanya produksi minyak yang berlebihan, infeksi bakteri,
dan kondisi lainnya. Jerawat biasanya timbul di wajah, leher, punggung, bahu, dan
dada.

d. Dermatitis
Merupakan suatu penyakit akibat peradangan pada kulit dan ditandai dengan adanya
pembengkakan, kulit merah, dan terasa gatal.

IV. Pengaruh NAPZA terhadap Sistem Koordinasi


A. Pengertian NAPZA
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan/psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah: Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.

1. NARKOTIKA :
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Narkotika terdiri dari 3 golongan :


a. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
b. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
c. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein.

2. PSIKOTROPIKA :
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
perilaku.

Psikotropika terdiri dari 4 golongan :


a. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.

133
b. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine.
c. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
d. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam
( BK, DUM ).

3. ZAT ADIKTIF LAINNYA :


Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar
Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
a. Minuman Alkohol: mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari –
hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika
atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh
manusia.
Ada 3 golongan minuman beralkohol :
1) Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
2) Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
3) Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House,
Johny Walker ).
b. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem,
Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
c. Tembakau: pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.

Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan


alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena
rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang
berbahaya.

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat digolongkan
menjadi 3 golongan :

1. Golongan Depresan ( Downer ).


Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini
membuat pemakainya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak
sadarkan diri. Contohnya: Opioda (Morfin, Heroin, Codein), sedative (penenang),
Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas).

134
2. Golongan Stimulan ( Upper ).
Adalah jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja.
Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh:
Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.

3. Golongan Halusinogen.
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah
perasaan, pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga
seluruh persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis ( ganja ).

B. PENYALAHGUNAAN NAPZA :

Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan adalah :


1. Opiada, terdapat 3 golonagan besar :
a. Opioda alamiah (Opiat): Morfin, Opium, Codein.
b. Opioda semisintetik: Heroin/putauw, Hidromorfin.
 Nama jalanan dari Putauw: ptw, black heroin, brown sugar. Heroin yang
murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna
putih keabuan.
 Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses
tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi
morfin.Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih
kuat dari morfin.
c. Opioda sintetik: Metadon.

Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai
penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer. Reaksi dari
pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan ingin menyendiri
untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan kehilangan
percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan
membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh.

2. KOKAIN:
 Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
 Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.
 Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris
lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian
dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar
bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko
kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam.
 Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan,
menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah.

135
3. KANABIS:
 Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.
 Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
 Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau
dengan menggunakan pipa rokok.
 Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai,
rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal, aktif
berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan
tenggorokan.

4. AMPHETAMINE :
 Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
 Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet.
 Cara penggunaan: dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet
diminum dengan air.
 Ada 2 jenis Amphetamine :
a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )
Nama jalanan : Inex, xtc.
Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b. Metamphetamine ice
Nama jalanan : SHABU, SS, ice.

Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya


dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus
(boong).

5. LSD ( Lysergic Acid ).


 Termasuk dalam golongan halusinogen.
 Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.
 Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar
seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk
pil dan kapsul.
 Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30
– 60 menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.
 Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi
yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama – lama menjadikan
penggunaanya paranoid.

6. SEDATIF – HIPNOTIK ( BENZODIAZEPIN ) :


 Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur ).
 Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
 Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus.
 Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami
kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.

136
7. SOLVENT / INHALASI :
 Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem,
Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin.

 Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh anak di bawah umur, pada
golongan yang kurang mampu.

 Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah
gangguan fungsi paru, jantung dan hati.

8. ALKOHOL :
 Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia
 Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian yang
mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses
penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %.
 Nama jalanan : booze, drink.
 Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran

C. Gejala Klinis Penyalahgunaan NAPZA


1. Perubahan Fisik :
 Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo ( cadel ), apatis
(acuh tak acuh), mengantuk, agresif.
 Bila terjadi kelebihan dosis ( Overdosis ) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi
 Saat sedang ketagihan ( Sakau ) : mata merah, hidung berair, menguap terus,
diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
 Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.

2. Perubahan sikap dan perilaku :


 Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos,
pemalas, kurang bertanggung jawab.
 Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas
atau tempat kerja.
 Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin.
 Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, menghidar bertemu
dengan anggota keluarga yang lain.
 Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota
keluarga yang lain.
 Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tidak jelas
penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau
keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
 Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan
pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

137
D. PENGARUH PENYALAHGUNAAN NAPZA

NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :


1. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan cukup lama.
Pengaruhnya pada :
a. Otak dan susunan saraf pusat :
 gangguan daya ingat
 gangguan perhatian / konsentrasi
 gangguan bertindak rasional
 gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi
 gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
 gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik / buruk.

b. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru ( Bronchopnemonia ).


pembengkakan paru ( Oedema Paru )
c. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah jantung.
d. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik, hubungan
seksual.
e. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.
Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau
melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk membeli zat.
Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing nanah ( GO ), raja singa (
Siphilis ) dll. Dan juga pengguna NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara
bersama – sama membuat angka penularan HIV / AIDS semakin meningkat.
Penyakit HIV / AIDS menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain
melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin.
f. Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
g. Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum suntik,
sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
h. Komplikasi pada kehamilan :
 Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
 Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati
 Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.

2. Dampak Sosial :
a. Di Lingkungan Keluarga :
 Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering terjadi
pertengkaran, mudah tersinggung.
 Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
 Perilaku menyimpang / asosial anak ( berbohong, mencuri, tidak tertib, hidup
bebas) dan menjadi aib keluarga.
 Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau
pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan keuangan.
 Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat untuk
biaya pengobatan dan rehabilitasi.

138
b. Di Lingkungan Sekolah :
 Merusak disiplin dan motivasi belajar.
 Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
 Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman
sebaya.

c. Di Lingkungan Masyarakat :
 Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari pengguna /
mangsanya.
 Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa yang telah
menjadi ketergantungan.
 Meningkatnya kejahatan di masyarakat: perampokan, pencurian,
pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.
 Meningkatnya kecelakaan.

139
LATIHAN SOAL

A. PILIHAN GANDA
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar diantara pilihan A, B, C, D dan E!
1. Terdapat ciri-ciri bagian otak sebagai berikut:
(1) Memiliki belahan kiri dan kanan
(2) Belahan kiri mengkoordinasikan tubuh bagian kanan
(3) Belahan kanan mengkoordinasikan tubuh bagian kiri
Bagian otak yang dimaksud merupakan ....
a. Diensefalon
b. Serebellum
c. Hipotalamus
d. Talamus
e. Serebrum

2. Bagian otak di bawah ini yang memiliki fungsi untuk menstimulasi otot-otot antar tulang
rusuk dan diafragma, serta mengatur denyut jantung dan diameter arteriola adalah ....
a. Serebrum
b. Hipotalamus
c. Medulla oblongata
d. Diensefalon
e. Medulla spinalis

3. Kerusakan pada bagian otak ini akan mengakibatkan seseorang kehilangan keseimbangan
tubuh. Bagian otak yang dimaksud yaitu ….
a. Serebrum
b. Medula spinalis
c. Diensefalon
d. Serebelum
e. Medula oblogata

4. Bagian system saraf yang memiliki fungsi sebagai pusat gerak reflek dan menghubungkan
antara saraf tepi dengan saraf pusat adalah ….
a. Medulla oblongata
b. Diensefalon
c. Medulla spinalis
d. Hipotalamus
e. Serebrum

5. Pupil mata seseorang akan membesar ketika melihat di tempat gelap namun akan
mengecil ketika melihat di tempat yang terang. Gerakan pupil mata yang diragsang oleh
cahaya tersebut dipengaruhi oleh ….
a. Sistem saraf sadar
b. Sistem saraf motorik
c. Sistem saraf otonom
d. Sistem saraf cranial
e. Sistem saraf sensorik

140
6. Hubungan antara fungsi saraf dan organnya yang tepat adalah ….
a. Saraf parasimpatis mempercepat denyut jantung
b. Saraf parasimpatis memacu proses pencernaan
c. Saraf simpatis memperlambat denyut jantung
d. Saraf simpatis melebarkan arteri
e. Saraf simpatis melemahkan kontraksi otot

7. Penyakit radang saraf yang disebabkan karena benturan fisik misalnya pukulan, patah
tulang, ada juga yang disebabkan oleh defisiensi vitamin, antara lain vitamin B1, B6, dan
B12, dengan gejala kesemutan dan terasa sakit pada daerah yang disarafi adalah ….
a. Srtoke
b. Alkzeimer
c. Parkinson
d. Neuritis
e. Cutter

8. Salah satu perbedaan antara cara kerja sistem saraf dengan sistem hormon adalah bahwa
sistem saraf ….
a. Membantu memelihara rangsang homeostasis
b. Menaggapi rangsangan dengan lambat
c. Responnya tidak langsung
d. Responnya langsung terhadap rangsang
e. Diperantarai oleh sel

9. Hormon di bawah ini yang bekerja secara antagonis adalah ….


a. Insulin – glukagon
b. Prolaktin – noradrenalin
c. Adrenalin – oksitosin
d. FSH – ADH
e. Oksitosin – glucagon

10. Kelainan diabetes mellitus terjadi karena tingginya konsentrasi gula dalam darah
seseorang. Sebenarnya tubuh dapat mensekresikan hormon untuk mengurangi tingginya
kadar gula tersebut, namun kadangkala organ penghasil hormon tersebut rusak atau
mengalami gangguan. Organ yang dimaksud adalah ….
a. Hati
b. Limpa
c. Hipotalamus
d. Ginjal
e. Pankreas

141
11. Pembentukan batu ginjal dapat terjadi karena terjadi karena pengendapan kalsium di
ginjal. Pengendapan ini terjadi karena tingginya konsentrasi kalsium pada darah. Keadaan
seperti di atas dapat terjadi karena ….
a. Kelebihan parathormon
b. Kelebihan oksitosin
c. Kekurngan noradrenalin
d. Kekurangan adrenalin
e. Kekurangan ADH

12. Kelenjar ini terletak di daerah leher dan terdiri dari dua lobus, fungsi hormon yang
disekresikannya adalah ….
a. Menurunkan kadar glukosa dalam darah
b. Meningkatkan absorbsi makanan di usus
c. Mempengaruhi metabolisme
d. Meningkatkan pencernaan lemak
e. Meningkatkan absorbsi air

13. Pada mata terdapat cairan yang berfungsi untuk memperkokoh kedudukan mata, cairan
tersebut adalah ….
a. koroid
b. sklereid
c. Fovea
d. Vitreous humor
e. Interstitial fluid

14. Seseorang mengalami kelainan pada penglihatannya dimana dia tidak mampu melihat
dengan jelas benda-benda yang letaknya lebih jauh dari 30 cm. Kelainan yang diderita
oleh orang tersebut adalah ….
a. hipermetropi
b. presbiopi
c. astigmatisma
d. katarak
e. Miopi

15. Vitamin A memiliki peran yang penting dalam indra penglihatan manusia, apabila
kekurangan vitamin A, seseorang akan mengalami rabun/kesulitan melihat pada senja
hari. Orang yang kekurangan Vitamin A akan mengalami rabun senja karena ….
a. Karena vitamin A penting dalam menjaga kesehatan retina
b. Karena vitamin A penting sebagai bahan pembentuk rodopsin dalam proses
penglihatan
c. Karena vitamin A penting sebagai bahan baku pembuatan aqueous humor dalam
menstabbilkan bola mata
d. Karena vitamin A penting dalam proses dilatasi dan kontriksi pupil mata
e. Karena vitamin A penting bagi proses kontaksi iris

142
16. Tahi kuping berisi zat-zat mematikan dan juga zat perekat. Berdasarkan bahan
penyusunnya salah satu fungsi tahi kuping yang benar adalah ….
a. Mencegah masuknya air ke dalam telinga
b. Menjaga kelancaran masuknya suara
c. Mencegah infeksi mikroorganisme
d. Menjaga kesehatan gendang telinga
e. Mengurangi tingkat kebisingan

17. Membran timpani dapat pecah apabila mendapat suara dengan frekuensi tinggi karena….
a. Membran timpani sangat sensitif dengan suara
b. Membran timpani jaringannya lemah
c. Membran timpani banyak memiliki sel saraf
d. Membran timpani sangat tipis
e. Membran timpani dapat mengraskan suara

18. Kulit kita memiliki kepekaan terhadap rangsang-rangsang yang spesifik. Reseptor
penerima untuk rangsang sentuhan adalah….
a. Paccini
b. Meissner
c. Ruffini
d. Krause
e. Telanjang

19. Bagian lidah yang berfungsi untuk menerima rangsang rasa asin adalah….
a. Ujung lidah
b. Tepi depan kanan dan kiri
c. Bagian pangkal lidah
d. Tepi belakang kiri dan kanan
e. Seluruh bagian lidah

20. Saraf-saraf indera pembau memiliki sifat….


a. Kemoreseptor
b. Mekanoreseptor
c. Termoreseptor
d. Hidroreseptors
e. Elektroreseptor

143
B. SOAL ESSAY
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas dan benar!

1. Sebutkan tipe - tipe reseptor berdasarkan jenis dan macam rangsanganya!

2. Jelaskan mengapa pada saat kamu influenza, kamu tidak dapat merasakan sedapnya
makanan yang dimakan!

3. Jelaskan fungsi bagian - bagian mata berikut ini!


a. Kornea
b. Iris
c. Lensa
d. Aqueus humour

4. Jelaskan mengapa setelah berada di tempat terang, kemudian masuk ke dalam tempat
gelap, kita tidak dapat melihat dengan jelas benda - benda yang ada dihadapan kita!

5. Jelaskan hubungan antara rabun senja dengan kekurangan vitamin A!

6. Jelaskan bagian - bagian telinga dan sebutkan pula fungsi masing - masing bagian tersebut!

7. Jelaskan bagaimana proses mendengar itu terjadi pada telinga kita!

8. Jelaskan pula bagaimana alur penjalaran rangsangan cahaya sehingga kita bisa melihat!

9. Sebutkan dan gambarkan struktur kulit kita, serta jelaskan fungsi bagian - bagianya!

10. Sebutkan 5 kelainan dan penyakit yang terjadi pada indra manusia!

144
DAFTAR PUSTAKA

http://snurrjannah.blogspot.co.id/2012/04/sistem-saraf-manusia-biologi-xi.html
http://www.ilmudasar.com/2017/03/Pengertian-Struktur-Fungsi-dan-Jenis-Sel-Saraf-Neuron-
adalah.html
http://www.ilmudasar.com/2017/04/Pengertian-Struktur-Fungs-dan-Jenis-Neuroglia-adalah.html
http://www.ilmudasar.com/2017/04/Pengertian-Struktur-Fungs-dan-Jenis-Neuroglia-adalah.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sinapsis
http://www.biomagz.com/2015/11/mekanisme-penghantaran-impuls-saraf.html
http://www.sridianti.com/mengenal-sistem-saraf-perifer.html
http://pustakamateri.web.id/sistem-endokrin-kelas-11-sma/
http://www.ilmudasar.com/2016/11/Pengertian-Macam-Macam-dan-Fungsi-Sistem-Indera-Pada-
Manusia-adalah.html
https://zenc.wordpress.com/2007/06/13/napza-narkotika-psikotropika-dan-zat-aditif/

145

Anda mungkin juga menyukai