Anda di halaman 1dari 11

AKADEMI KEBIDANAN DELIMA PERSADA GRESIK

TAHUN AKADEMIK 2015-2016

OBAT DIURETIK

1. PENGERTIAN

Obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua
pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan
yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.

1. FUNGSI

Untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian
rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal.

1. JENIS OBAT DIURETIK

1. DIURETIK OSMOTIK

Diuretik osmotik mengacu pada zat non elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi oleh
ginjal serta menarik air. Ada empat syarat suatu zat dikatakan diuretik osmotik, yaitu:
Difiltrasi secara bebeas oleh glomerulus
Tidak/sedikit direabsorpsi oleh tubulus
Bersifat inert (sukat bereaksi)
Tidak dimetabolisme

Contohnya : mannitol (paling umum), urea, gliserin, dan isosorbid.

INDIKASI
Glaukoma dan edema otak (sering dipakai)
2. Sindroma disekuilibrium ( waktu dialisis kan bisa terjadi penarikan air yang
berlebihan sehingga timbul hipovolemia, orangnya jadi hipotensi, sakit kepala, kejang
dan depresi)
3. Profilaksis pada penyakit nekrosis tubular akut (ATN) akibat bedah, trauma atau
pemberian media kontras pada pemeriksaan radiologi ginjal.
Efek samping:
a. Resiko pada penyakit gagal jantung dan edema paru karena peningkatan volume plasma
pada awal pemberian
b. Hiponatremia dan hipovolemia
c. Reaksi hipersensitivitas
d. Trombosis vena, hiperglikemia dan glikosuria (pemberian gliserin)

KONTRAINDIKASI(keadaan-keadaan dimana obat ini tidak boleh diberikan):

1. Gagal ginjal dengan anuria


2. Edema paru dan dehidrasi
3. Perdarahan intrakranial karena obat ini menarik air dari cairan otak.

CARA PENGGUNAAN :berupa tablet, infus, injeksi

Dosis : mannitol (tablet) dalam kemasan plabottle 250 ml (25 gr) dan 500 ml (gr) dan
sebelum digunakan dihangatkan terlebih dahulu untuk melarutkan kristal-kristalnya. (injeksi)
dosis yg diberikan 0,25 1 gr/kgBB dan diberikan selama 10-15 menit.

(infus) dengan dosis 1,5 2 gr/kgBB yang diberikan selama 30-60 menit.

CARA KERJA OBAT DIURETIK OSMOTIK

adalah dengan meningkatkan tekanan osmotik dalam lumen tubular (makanya namanya
diuretik osmotik). Hal ini menyebabkan ekskresi air dan elektrolit meningkat. Elektrolit
tersebut yaitu Na, K, Ca, Mg, HCO3 dan fosfat.

2. DIURETIK GOLONGAN PENGHAMBAT ENZIM KARBONIK ANHIDRASE


Contohnya: asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.

INDIKASI
Pasien glaukoma, epilepsi
2. Paralisis periodik familial
3. Alkalosis metabolik (inget aja kerja IKA adalah mengurangi reabsorpsi HCO3
sehingga kadar HCO3 di darah akan menurun)
4. Acute mountain sickness (gejala mual, muntah, pusing, dan insomnia yang
biasanya dialami para pendaki gunung saat berada di ketinggian lebih dari 3000 m)
5. Alkalinisasi urin (dengan banyaknya HCO3 di urin, maka pembentukan batu sistin
dan urat dapat dicegah. Batu ini terbentuk pada suasana asam)

Efek samping :
Asidosis metabolik akibat peningkatan ekskresi HCO3-
Batu ginjal (batu fosfat dan kalsium)
Peningkatan sekresi NaHCO3 meningkatkan eksresi K
Parestesia, disorientasi

KONTRA INDIKASI
1. Sirosis hati karena dapat menghambat konversi NH3 menjadi NH4+,
akibatnya NH3 menumpuk di darah (hiperammominemia). Inilah yang
menyebabkan disorientasi karena amonia merupakan toksik pada CNS.
2. Alkalinisasi urin (dengan banyaknya HCO3 di urin, maka pembentukan batu
sistin dan urat dapat dicegah. Batu ini terbentuk pada suasana asam)

CARA PENGGUNAAN :berupa tablet (oral)

Dosis : misal Asetazolamid dg dosis antara 250 500 mg/kali dan dosis untuk chronic
simple glaucoma yaitu 1000 mg/hari.

CARA KERJA OBAT DIURETIK GOLONGAN PENGHAMBAT ENZIM


KARBONIK ANHIDRASE :

adalah enzim yang bekerja pada reaksi CO2 + H2O menjadi H2CO3 dan sebaliknya.
Inhibitor karbonik anhidrase (untuk selanjutnya disingkat IKA) bekerja pada beberapa
tempat. Di ginjal, IKA menghambat reabsorpsi bikarbonat (HCO3-) dan mengurangi
pertukaran Na-H sehingga NaHCO3 dieksresi bersama air.Diuretik ini bekerja pada tubuli
Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi bikarbonat.

3. DIURETIK GOLONGAN TIAZID

Merupakan obat pertama dalam terapi antihipertensi pada penderita dengan fungsi
ginjal yang normal. Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara
menghambat reabsorpsi natrium klorida.
Contohnya ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid,
benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.

INDIKASI

Hipertensi, gagal jantung ringan hingga sedang, edema, diabetes insipidus nefrogenik
(nefrogenik artinya ADH nya normal, namun reseptor ginjal gagal merespon ADH),
mencegah kehilangan kalsium pada penderita osteoporosis dan nefrolitiasis kalsium.

Efek samping :

1. Hipokalemia, menyebabkan peningkatan resiko toksisitas digitalis (obat anti aritmia)


2. Hiponatremia dan hipomagnesemia (kekurangan magnesium)
3. Hiperkalsemia (jangka panjang). Bagus buat orang tua karena mengurangi resiko
osteoporosis dll

KONTRAINDIKASI

hipokalemia yang refraktur, hiponatremia, hiperkalsemia, , gangguan ginjal dan hati yang
berat, hiperurikemia yang simptomatik, penyakit adison.

CARA PENGGUNAAN : Berupa tablet (oral)

Dosis :Edema dosis awal 5-10 mg sehari atau berselang sehari pada pagi hari; dosis
pemeliharaan 5-10 mg 1-3 kali semingguHipertensi, 2,5 mg pada pagi hari

CARA KERJA OBAT DIURETIK TIAZID :

adalah bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium klorida.

KEHAMILAN DAN LAKTASI

Thiazida dan diuretika lengkungan dapat mengakibatkan gangguan elektrolit pada janin,juga
di laporkan kelainan darah pada neonati. Wanita hamil hanya dapat menggunakan diuretika
pada fase terakhir kehamilannya atas indikasi ketat dan dengan dosis yang serendah-
rendahnya. Penggunaan spironolaktondan amilorida oleh wanita hamil di anggap aman
dibeberapa Negara ,antara lain Swedia. Furosemida ,HCT ,dan spironolakton mencapai
susu ibu dan menghambat laktasi

4. DIURETIK HEMAT KALIUM

Obat diuretik hemat kalium (DHK) mem-blok reseptor aldosteron sehingga mengurangi
reabsorpsi Na dan K pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes. Dengan demikian, ekskresi
K juga berkurang karena efeknya yang relatif lemah, DHK biasanya dikombinasikan dengan
diuretik lain

Contohnya : (1) Inhibitor kanal Na (amiloride dan triamteren) serta (2) Antagonis aldosteron
(spironolactone, eplerenone).

INDIKASI

edema, hipertensi, konservasi kalium dengan kalium dan tiazid

Efek samping :

Gangguan saluran cerna dan kadang-kadang reaksi alergi seperti ruam kulit, bingung,
hiponatremia.

KONTRA INDIKASI

pada kondisi hiperkalemia atau kondisi yang rentan untuk terjadinya hiperkalemia (seperti
gagal ginjal atau sedang dalam pengobatan dengan ACE inhibitor, ARB, NSAID dan
suplemen kalium. ACE inhibitor dan ARB akan menurunkan sekresi aldosteron sehingga
bahaya hiperkalemia semakin besar).

CARA PENGGUNAAN : Berupa tablet (oral)

Dosis : Dosis tunggal, dosis awal 10 mg sehari atau 5 mg dua kali sehari maksimal 20 mg
sehari. Kombinasi dengan diuretik lain 5-10 mg sehari

CARA KERJA OBAT DIURETIK HEMAT KALIUM :


Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah
korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan
antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida).

5. DIURETIK KUAT

Memiliki efek diuretik kuat. Merupakan obat lini pertama pada gagal jantung dan efektif
untuk hipertensi dengan gagal ginjal (berlawanan dengan tiazid).

Contohnya ; asam etakrinat, furosemid dan bumetamid.

INDIKASI

edema pada jantung, hipertensi

Efek samping: Gangguan saluran cerna dan kadang-kadang reaksi alergi seperti ruam
kulitkurang lebih sama dengan thiazide, namun dapat menyebabkan
hipokalsemia.hipokalemia dan hiponatremia; kehamilan dan menyusui; gangguan hati dan
ginjal; memperburuk diabetes mellitus; perbesaran prostat; porfiria.

KONTRA INDIKASI

gangguan ginjal dan hati yang berat.

CARA PENGGUNAAN : Berupa tablet, injeksi dan infus

Dosis :Oral , dewasa 20-40 mg pada pagi hari, anak 1-3 mg/kg bb; Injeksi, dewasa dosis awal
20-50 mg im, anak 0,5-1,5mg/kg sampai dosis maksimal sehari 20 mg; infus IV disesuaikan
dengan keadaan pasien.

CARA KERJA OBAT DIURETIK KUAT:

Adalah pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara
menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida.
Tidak dianjurkan pada wanita hamil kecuali bila mutlak diperlukan

Asam etakrinat dapat menyebabkan ketulian sementara maupun menetap. Ketulian sementara
dapat terjadi pada furosemid dan lebih jarang pada bumetanid. Ketulian ini mungkin sekali
disebabkan oleh perubahan komposisi eletrolit cairan endolimfe. Ototoksisitas merupakan
suatu efek samping unik kelompok obat ini. Pada penggunaan kronis, diuretic kuat ini dapat
menurunkan bersihan litium.

Indikasi

Furosemid lebih banyak digunakan daripada asam etakrinat, karena gangguan saluran cerna
yang lebih ringan. Diuretik kuat merupakan obat efektif untuk pengobatan udem akibat
gangguan jantung, hati atau ginjal.

Sediaan

Asam etakrinat. Tablet 25 dan 50 mg digunakan dengan dosis 50-200 mg per hari.
Sediaan IV berupa Na-etakrinat, dosisnya 50 mg, atau 0,5-1 mg/kgBB
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 20,40,80 mg dan preparat suntikan. Umumnya
pasien membutuhkan kurang dari 600 mg/hari. Dosis anak 2mg/kgBB, bila perlu
dapat ditingkatkan menjai 6 mg/kg
Bumetanid. Tablet 0,5mg dan 1 mg digunakan dengan dosis dewasa 0.5-2mg sehari.
Dosis maksimal perhari 10mg. obat ini tersedia juga dalam bentuk bubuk injeksi
dengan dosis IV atau IM dosis awal antara 0,5-1 mg, dosis diulang 2-3 jam
maksimum 10mg/kg.

1. PENGGUNAAN KLINIK DIURETIK

1. Hipertensi
Diuretik golongan Tiazid, merupakan pilihan utama step 1, pada sebagian besar
penderita.
Diuretik kuat (biasanya furosemid), digunakan bila terdapat gangguan fungsi ginjal
atau bila diperlukan efek diuretik yang segera.
Diuretik hemat kalium, digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat, bila ada bahaya
hipokalemia.
2. Payah jantung kronik kongestif
Diuretik golongan tiazid, digunakann bila fungsi ginjal normal.
Diuretik kuat biasanya furosemid, terutama bermanfaat pada penderita dengan
gangguan fungsi ginja.
Diuretik hemat kalium, digunakan bersama tiazid atau diuretik kuat bila ada bahaya
hipokalemia.
3. Udem paru akut
Biasanya menggunakan diuretik kuat (furosemid)
4. Sindrom nefrotik
Biasanya digunakan tiazid atau diuretik kuat bersama dengan spironolakton.
5. Payah ginjal akut
Manitol dan/atau furosemid, bila diuresis berhasil, volume cairan tubuh yang hilang
harus diganti dengan hati-hati.
6. Penyakit hati kronik
spironolakton (sendiri atau bersama tiazid atau diuretik kuat).
7. Udem otak
Diuretik osmotik
8. Hiperklasemia
Diuretik furosemid, diberikan bersama infus NaCl hipertonis.
9. Batu ginjal
Diuretik tiazid
10. Diabetes insipidus
Diuretik golongan tiazid disertai dengan diet rendah garam
11. Open angle glaucoma
Diuretik asetazolamid digunakan untuk jangka panjang.
12. Acute angle closure glaucoma
Diuretik osmotik atau asetazolamid digunakan prabedah. Untuk pemilihan obat
Diuretik yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.

KESIMPULAN

Diuretika adalah zat zat yg dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) melalui kerja
langsung terhadap ginjal. Pembagian obat diuretik meliputi diuretika osmotik, diuretik
golongan tiazid, diuretik kuat, diuretik hemat kalium, dan diuretik golongan penghambat
enzim karbonik anhydrase. Dan diuretik golongan tiazid merupakan obat pertama
dalam terapi antihipertensi pada penderita dengan fungsi ginjal yang normal dan dapat
digunakan untuk mengurangi edema akibat gagal jantung dan dg dosis lebih rendah, untuk
menurunkan tekanan darah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.

http://indahhusada.blogspot.com/p/indikasi-kontra-indikasi-obat-diuretika.html

Golongan Diuretik
Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :
1. Diuretik osmotic
2. diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
3. diuretik golongan tiazid
4. diuretik hemat kalium
5. diuretik kuat
1. Diuretik osmotik
Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :
a. Tubuli proksimal
Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan
air melalui daya osmotiknya.
b. Ansa enle
Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air
oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun.
c. Duktus Koligentes
Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara menghambat reabsorpsi natrium
dan air akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain.
Istilah diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang mudah dan cepat diekskresi
oleh ginjal. Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isisorbid.

2. Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase


Diuretik ini merintangi enzim karbonanhidrase di tubuli proksimal sehingga di samping karbonat ,
juga Na dan K di ekskresikan lebih banyak bersama dengan air. Khasiat diuretiknya hanya lemah,
setelah beberapa hari terjadi tachyfylaxie, maka perlu digunakan secara selang seling (intermittens).
Diuretic bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi bikarbonat.
Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.

3. Diuretik golongan tiazid


Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi
natrium klorida. Efeknya lebih lemah dan lambat tetapi tertahan lebih lama (6-48 jam) dan terutama
digunakan dalam terapi pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung (dekompensatio cardis).
Obat-obat ini memiliki kurva dosis efek datar, artinya bila dosis optimal dinaikkan lagi efeknya
(dieresis, penurunan tekanan darah) tidak bertambah.Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini
adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid,
siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.

4. Diuretik hemat kalium


Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus koligentes daerah korteks
dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan sekresi kalium dengan jalan antagonisme
kompetitif (sipironolakton) atau secara langsung (triamteren dan amilorida).efek obat-obat ini hanya
melemahkan dan khusus digunakan terkombinasi dengan diuretika lainnya guna menghemat
ekskresi kalium. Aldosteron menstimulasi reabsorbsi Na dan ekskresi K. proses ini dihambat secara
kompetitif (saingan) oleh obat-obat ini. Amilorida dan triamteren dalam keadaan normal hanyalah
lemah efek ekskresinya mengenai Na dan K. tetapi pada penggunaan diuretika lengkungan dan
thiazida terjadi ekskresi kalium dengan kuat, maka pemberian bersama dari penghemat kalium ini
menghambat ekskresi K dengan kuat pula. Mungkin juga ekskresi dari magnesium dihambat.

5. Diuretik kuat
Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan
cara menghambat transport elektrolit natrium, kalium, dan klorida. Obat-obat ini berkhasiat kuat
dan pesat tetapi agak singkat (4-6 jam). Banyak digunakan pada keadaan akut, misalnya pada udema
otak dan paru-paru. Memperlihatkan kurva dosis efek curam, artinya bila dosis dinaikkan
Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan bumetamid.

https://www.slideshare.net/gunkariesti/diuretik

https://www.academia.edu/20889893/PPT_DIURETIKA_Furosemid_

Anda mungkin juga menyukai