Oleh:
Nadhilah Shabrina
(171910401027)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2020
PERNYATAAN
Jember,
Yang menyatakan,
(Nadhilah Shabrina)
(171910401027)
HALAMAN PENGESAHAN
Jember,
Istiqomah Rahmawati, S.Si., M.Si Helda Wika Amini, S.Si., M.Si., M.Sc.
2.2 Klorofil
Pada awal tahun 1782, seorang ilmuan bernama Senebier menemukan
suatu senyawa kimia berwarna hijau, kemudian pada tahun 1818 oleh Pelletier
dan Caventou diberi nama pigmen hijau alami tumbuhan bernama klorofil.
Pada tahun 1906, Tsweet merupakan peneliti yang pertama kali dapat
memisahkan klorofil dengan cara kromatografi yang dikembangkan oleh
Fischer dan Rothemund dalam pengembangan senyawa turunan klorofil dan
penamaan dari gugus yang melekat di klorofil itu sendiri. Setiap sel tumbuhan,
terdapat organel sel yang dinamakan kloroplas. Dalam kloroplas akan
dihasilkan pigmen yang menyebabkan warna hijau pada tumbuhan (klorofil)
(Prasetyo, S, 2012).
Klorofil terdapat pada daun dan permukaan batang, yaitu di dalam
lapisan sponge di bawah kutikula. Klorofil berikatan dengan lipid, protein, dan
lipoprotein. Kloroplas kering mengandung sekitar 10% klorofil dan 60%
protein. Klorofil sangat sensitif terhadap cahaya, terutama sinar dengan warna
ungu atau biru dan jingga atau merah. Klorofil yang terdapat pada daun kakao
terdiri dari klorofil a dan b. (Prasetyo, S, 2012).
Tabel 2.1
Rasio klorofil a dan b pada berbagai Jenis Daun
KLOROIL
KLOROFIL KLOROFIL
NO BAHAN TOTAL
a(mg/l) b(mg/l)
(mg/l)
Daun kakao
1 1,051 0,605 0,769
(Theobroma cacao) T
Daun kakao
2. 0,088 0,357 0,121
(Theobroma cacao) M
Daun Jagung (Zea
3. 0,193 1,335 0,378
Mays) T
Daun Jagung (Zea
4. 0,982 0,486 0,647
Mays) M
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu metode operasi yang digunakan dalam proses
pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah
massa bahan (solven) sebagai tenaga pemisah. Apabila komponen yang akan
dipisahkan (solute) berada dalam fase padat, maka proses tersebut dinamakan
pelindihan atau leaching. Proses pemisahan dengan cara ekstraksi terdiri dari
tiga tahap, yaitu :
1. Proses penyampuran sejumlah massa bahan ke dalam larutan yang akan
dipisahkan komponen – komponennya.
2. Proses pembentukan fase setimbang.
3. Proses pemisahan kedua fase setimbang.
Di bidang industri, penggunaan ekstraksi sangat luas, terutama jika
larutan yang akan dipisahkan, terdiri dari beberapa komponen – komponen,
diantaranya :
1. Sifat penguapan relatif yang rendah.
2. Titik didih yang berdekatan.
3. Sensitif terhadap panas.
4. Merupakan campuran azeotrop.
Komponen – komponen yang terdapat dalam larutan tersebut sebagai
penentu jenis/macam solvent yang digunakan dalam ekstraksi. Pada
umumnya, proses ekstraksi tidak berdiri sendiri, tetapi melibatkan operasi –
operasi lain sepeti proses pemungutan kembali solven dari larutannya
(terutama fase ekstrak), hingga dapat dimanfaatkan kembali sebagai tenaga
pemisah. Dengan maksud tersebut, banyak cara yang dapat dilakukan
misalnya dengan metode distilasi, pemanasan sederhana atau dengan cara
pendinginan untuk mengurangi sifat kelarutannya. (FR, E.N et al, 2017).
2.4.2 Perkolasi
Pada metode perkolasi atau imersi, pelarutan dilakukan dengan
mengalirkan pelarut ke dalam padatan. Pelarut dipanaskan terlebih dahulu
hingga temperatur mendekati titik didihnyna. Decoction merupakan
penggunaan pelarut pada titik didihnya. Kelebihan dari metode ini yaitu,
ekstrak yang diperoleh telah terpisah dari sampel padatan, sehingga tidak
perlu melakukan proses tambahan untuk pemisahan ekstrak dan rafinat.
Namun, kekurangan dari metode ini yaitu kontak antara sampel padat
tidak merata, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi, sehingga
komponen tidak larut. (Prasetyo, S, 2012).
2.4.3 Soxhlet
Metode soxhlet dilakukan dengan meletakkan serbuk sampel dalam
sarung selulosa (dapat menggunakan kertas saring) dalam klongsong yang
ditempatkan di atas labu dan dibawah kondensor. Pelarut dimasukkan ke
dalam labu dengan suhu penangas dibawah suhu reflux.
Kelebihan penggunaan Soxhlet, yaitu :
1. Dapat digunakan dalam skala besar
2. Proses ekstraksi kontinyu
3. Keamanan kerja dengan alat ini lebih tinggi
4. Tenaga yang dikeluarkan lebih efisien, karena hanya menunggu hasil
dari proses sirkulasi dan tidak membutuhkan waktu yang lama.
5. Pelarut dapat diperoleh kembali, meskipun telah digunakan.
Kekurangan penggunaan Soxhlet, yaitu :
1. Senyawa bersifat termolabil yang dapat terdegradasi karena ekstrak
diperoleh terus-menerus dengan jumlah total senyawa-senyawa yang
diekstraksi akan melewati batas kelarutannya dalam pelarut tertentu
2. Apabila dilakukan dalam skala besar, penggunaan pelarut dengan titik
didih tinggi tidak terlalu cocok.
(Prasetyo, S, 2012).
3.3.2 Bahan
Daun Kakao 2 kg
Etanol 96%
Aquades
Asam Galat
N2CO3
Reagen Folin-Cicocalteu
Kertas saring
Alumunium Foil
Table 3.1
Desain Expert Penelitian
Std Run A: B: Power C:Rasio Yield (%)
Time:mi (watt) g/ml
n
1 1 15 120 0,04 31,09
8 2 5 120 0,06 47,17
13 3 5 60 0,04 22,83
5 4 25 120 0,06 62,3
12 5 15 120 0,04 30,3
14 6 25 120 0,02 9,78
7 7 15 120 0,04 31,43
10 8 15 180 0,02 12,65
2 9 15 60 0,02 7
4 10 15 60 0,06 27,43
16 11 5 120 0,02 7,7
3 12 25 180 0,04 47,17
11 13 15 120 0,04 30,91
15 14 5 180 0,04 24,57
9 15 25 60 0,04 21,87
17 16 15 180 0,06 65,26
6 17 15 120 0,04 32,13
Tabel 4.1
Data Absorbansi dan Konsentrasi Uji Klorofil
Absorbansi Konsentrasi
Run klorofil klorofil
645 nm 663 nm
a b
1 0,213 0,511 5,92 2,49
2 0,317 0,714 8,22 3,92
3 0,155 0,411 4,80 1,63
4 0,322 0,723 8,32 3,99
5 0,313 0,567 6,36 4,51
6 0,143 0,225 2,47 2,22
7 0,27 0,507 5,71 3,81
8 0,156 0,273 3,05 2,29
9 0,164 0,282 3,14 2,44
10 0,348 0,649 7,31 4,63
11 0,146 0,252 2,81 2,16
12 0,237 0,558 6,45 2,82
13 0,216 0,513 5,93 2,55
14 0,226 0,55 6,38 2,60
15 0,187 0,538 6,33 1,76
16 0,376 0,819 9,39 4,78
17 0,224 0,544 6,31 2,58
Tabel 4.2
Data
Chart Title
Standar
1.2
Uji Total 1
f(x) = 0.01 x + 0.16
Fenol 0.8 R² = 1
0.6
konsentrasi absorbansi
0.4 10 0,288
0.2 30 0,478
0 50 0,753
0 10 20 30 40 50 60 70 80
70 0,963
y = 0.0115x + 0.1605
R² = 0.9954
x = konsentrasi
y = absorbansi
y−0.1605
x¿
0.0115
absorbansi−0.1605
maka, konsentrasi ¿
0.0115
Tabel 4.3
Data Absorbansi dan Konsentrasi Total Fenol
Konsentrasi total
Run absorbansi
fenol (ppm)
1 0,518 31,09
2 0,703 47,17
3 0,423 22,83
4 0,877 62,30
5 0,509 30,30
6 0,273 9,78
7 0,522 31,43
8 0,306 12,65
9 0,241 7,00
10 0,476 27,43
11 0,249 7,70
12 0,703 47,17
13 0,516 30,91
14 0,443 24,57
15 0,412 21,87
16 0,911 65,26
17 0,53 32,13
DAFTAR PUSTAKA