Anda di halaman 1dari 73

PERTEMUAN VI

FARMASI KLINIK

COACH:Ester Angelina D
RUMUS DOSIS
MAKSIMAL ANAK
RUMUS DOSIS MAKSIMAL ANAK

Ke atas
HIPERTENSI
PENGERTIAN HIPERTENSI
1. Seseorang akan dikatakan hipertensi menurut Perhimpunan
Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI, 2015) yaitu bila
memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan
darah diastolic ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan yang berulang.
2. Hipertensi diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya yaitu
hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder.
HIPERTENSI PRIMER HIPERTENSI SEKUNDER

Hipertensi yang paling banyak 5–10% dari semua kasus hipertensi


ditemui (90% dari semua kasus)
tidak diketahui penyebabnya Penyebabnya biasanya dapat
diobati
HIPERTENSI SEKUNDER
HIPERTENSI RENAL HIPERTENSI HORMONAL HIPERTENSI
NEUROGENIK
Disebabkan oleh iskemia ginjal yang Penyebab : sindrom Penyebab : ensefalitis,
menyebabkan pelepasan renin di adrenogenital, primary udema serebral, perdarahan
ginjal. Pelepasan renin menyebabkan hyperaldosteronism, serebral dan tumor otak
perubahan dari angiotensinogen Cushing’s syndrome, akan merangsang
menjadi angiotensin I. Angiotensin I Pheochromocytoma, atau pusat sistem saraf simpatik
diubah menjadi angiotensin II oleh kontrasepsi. di otak, sehingga tekanan
Angiotensin Converting Enzym (ACE). darah meningkat.
Angiotensin II menyebabkan
vasokonstriksi (peningkatan TPR) dan
pelepasan aldosteron. Aldosteron
menyebabkan retensi natrium dan
peningkatan curah jantung.
KLASIFIKASI HIPERTENSI
TATALAKSANA HIPERTENSI “NON FARMAKOLOGI”
1. Pada pasien hipertensi derajat 1, tanpa faktor
risiko kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup
sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang harus
dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan.
2. Bila setelah jangka waktu tersebut, tidak didapatkan
penurunan tekanan darah yang diharapkan atau
didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain,
maka sangat dianjurkan untuk memulai terapi
farmakologi
TATALAKSANA HIPERTENSI “NON FARMAKOLOGI”
POLA HIDUP SEHAT YANG DI ANJURKAN

Penurunan berat badan Pasien dianjurkan mengganti makanan yang tidak sehat dan diganti
dengan rekomendasi 5 porsi buah dan sayur per hari.
Mengurangi asupan garam Dianjurkan untuk asupan garam tidak melebihi 2 g/hari

Olah raga Olah raga jalan kaki 2-3 km yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 –
60 menit minimal 3 kali / minggu
Mengurangi konsumsi alkohol Konsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per
hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah
Berhenti merokok Merokok merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit
kardiovaskular dan pasien sebaiknya dianjurkan untuk berhenti merokok.
ALGORITMA TERAPI
GUIDELINE
TARGET TERAPI
GUIDELINE
OBAT HIPERTENSI
GOLONGAN CONTOH OBAT EFEK SAMPING UMUM CATATAN
OBAT
Alfa 2 adrenergik Methyldopa, Sedasi, gangguang emosional, • Penghentin obat di
clonidin hipotensi, konstipasi, hipotensi tapering untuk mencegah
ortostatik dan postural, efek withdrawal
kenaikan berat badan dan • Salah satu pilihan untuk
impotensi ibu hamil
Antagonis alfa 1 Prazaosin, Dizzines, nyeri kepala, Untuk hipertensi dengan
Terazosin, hipotensi ortostatik, kelelahan komplikasi BPH merupakan
doxasozin dan edema obat pilihan
ß-Blocker Bisoprolol, Hipotensi, bradiaritmia, diare, • Beta selektif lebih Aman
metoprolol, bronkospasme pada penyekat digunakan untuk penderita
beta tak selektif, faringitis, PPOK dan asma
labetolol hiperlipidemia, Raynaud • Penggunaan obat harus di
danPropanolol Syndrome, mungkin menurukan tappering
(Non selektif) sensitifitas insulin
OBAT HIPERTENSI
GOLONGAN CONTOH OBAT EFEK SAMPING UMUM CATATAN
OBAT
CCB Amlodipin, nifedipine, Edema, gingival Hindari penggunaan verapamil dan
nimodipine, hyperplasia, nyeri otot, diltiazem pada pasien blok jantung
verapamil, diltiazem kram otot, hipotensi derajat 2 dan 3
Antagonis Aliskiren Diare, peningkatan serum Hindari penggunaan antirenin untuk
renin kreatinin, hiperkalemia, pasien hiperkalemia
pembentukan batu ginjal
ACEI Captopril, lisinopril, Batuk kering, • Konsumsi terbaik saat perut
ramipril hiperkalemia, hipotensi, kosong
abnormal fungsi ginjal • Pilihan terbaik pada pasien
dengan hiperlipidemia
ARB Candesartan, Hiperkalemia, hipotensi, • Menjadi pilihan jika pasien tidak
irbesartan, valsartan, kenaikan BUN dapat menggunakan ACEI
telmisartan (valsartan), Hipoglikemi • Kombinasi ACEI + ARB tidak
(losartan) direkomendasikan
OBAT HIPERTENSI
GOLONGAN CONTOH EFEK SAMPING UMUM CATATAN
OBAT OBAT
Antagonis Spironolakton Pendarahan lambung, gangguan ejakulasi, • Gynecomastia dilaporkan
Aldosteron Eplerenone ketidakmampuan mempertahankan ereksi, terjadi dan sifatnya bisa
impotensi, penurunan libido, nyeri payudara reversible
dan putting, hiperkalemia, elektrolit • Monitor kadar kalium dilakukan
inbalance dan alergi dalam 1 minggu sejak
diberikan
Diuretic loop Furosemide, Hiperurisemia, hipokalemia, gangguan • Dapat memperpanjang durasi
Bumetadine, pendengaran, intoleransi glukosa, hipo obat lain yang dieliminasi
elektrolit dalam bentuk utuh di ginjal
Torsemide
• eketif untuk menangani edema
Diuretic Hidroclorthiazide, Hiperkolesterolemia, hipokalemia, • KI : pada pasien yang
Chlortalidone hipersensitif sulfonamide
thiazide hyperuricemia, hiperglisemia, asidosis
• Dapat memperpanjang durasi
metabolic
obat lain yang dieliminasi
dalam bentuk utuh di ginjal
Nitrat Nitrogliserin, Kardiak disritme, hemorrhage,
ISDN penuruna agregasi platelet, hipotensi
OBAT – OBAT HIPERTENSI YANG DI KONTRAINDIKASIKAN
DENGAN PASIEN KONDISI PENYEKIT TERTENTU

OBAT HIPERTENSI KONTRAINDIKASI


Propanolol (Non Tidak di anjurkan untuk
selektif) pasien asma
ACEI Tidak di anjurkan untuk
Wanita hamil
ESO OBAT HIPERTENSI

OBAT EFEK
HIPERTENSI SAMPING
HCT Disfungsi ereksi , kenaikan asam urat
FUROSEMIDE Hipokalemia, peningkatan asam urat

AMLODIPIN Edema atau Edema Paru


ACEI Batuk kering
OBAT HIPERTENSI WAKTU PENGGUNAAN

Kaptopril Saat perut kosong

Gol diuretik Disarankan pada pagi hari


DOSIS
DOSIS
DOSIS
HYPERTENSION IN
PREGNANCY

Sumber: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4558097/pdf/nihms716228.pdf
HYPERTENSION IN PREGNANCY
Preeklamsia – eklamsia terjadi setelah 20 minggu kehamilan.

 Kriteria diagnostik pre eklampsia ringan:


•Tekanan darah ≥140/90 mmHg – < 160/110 mmHg
•Proteinuria +1 atau 300 mg/24 jam jumlah urine

 Pre Eklamsia Berat adalah preeklamsia dengan tekanan darah


sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolic 110 mmHg disertai
proteinuria yang diukur secara kualitatif sebesar +2 persisten atau
lebih (gr/liter).

 Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai dengan kejang tonik-


klonik disusul dengan koma. Sebagian kecil wanita dengan eklamsia
memiliki tekanan darah yang normal/pre-eklamsia ringan.
ASPIRIN UNTUK IBU HAMIL?

Pemberian aspirin dosis rendah dapat menjadi usaha preventif terhadap kejadian
preeklampsia dengan dosis 75-150 mg perhari, diberikan malam hari pada ibu
dengan usia gestasi 16-20 minggu diberikan sampai usia gestasi 36 minggu bagi
pasien risiko tinggi preeklampsia.

Dosis tinggi kontraindikasi pada ibu hamil


.
SOAL
Ibu A berumur 37 tahun sedang hamil dan diagnosa dokter mengalami hipertensi preeklampsia.
Dokter menyarankan ibu A untuk diberikan obat yang paling aman dengan kondisi Ibu A , yaitu

a. Atenolol
b. Propranolol
c. Diltiazem
d. Amlodipine
e. Metildopa

Jawaban: E. Metildopa
a. Atenolol,kategori kehamilan : D
b. Propranolol, kategori kehamilan: C; D pada trimester 2 dan 3
c. Diltiazem, kategori kehamilan: C
d. Amlodipine, kategori kehamilan: C
e. Metildopa, kategori kehamilan: B
SOAL
Obat dekongestan yang perlu dihindari oleh pasien dengan riwayat hipertensi
adalah …
A. Cetirizine
B. Pseudoefedrin
C. Fenileprin
D. A dan B
E. B dan C

Jawaban: E. B dan C
Pemakaian obat obat simtomatik perlu diperhatikan untuk pasien jantung dan
hipertensi. Fenilefrin, fenilpropanolamin, pseudoefedrin dapat meningkatkan
tekanan darah dengan cara vasokontriksi sehingga dihindari untuk pasien
hipertensi.
SOAL
Seorang pasien mendapatkan obat kaptopril dengan dosis 2 x 25 mg, dan
furosemide 1 x 40 mg. Berikut aturan minum yang tepat adalah :
A. kaptopril di minum sesudah makan setiap pagi dan malam, furosemide di
minum pagi
B. kaptopril di minum sesudah makan setiap pagi dan malam, furosemide di
minum malam
C. kaptopril di minum sebelum makan setiap pagi dan malam, furosemide di
minum pagi
D. kaptopril di minum sebelum makan setiap pagi dan malam, furosemide di
minum malam
E. kaptopril di minum sewaktu makan setiap pagi dan malam, furosemide di
minum pagi

Kunci Jawaban : C
SOAL
Target tekanan darah pasien dengan CKD adalah ?
A. <130/80

B. <135/90
C. <150/90
D. <140/90
E. <140/80

Kunci Jawaban : D
SOAL
Seorang pasien laki-laki 56 tahun di diagnosis BPH. TD pasien 160/100 mmHg. Pasein
akan menerima antihipertensi untuk tekanan darah yang dideritanya. Dokter
merekomendasikan inhibitor α-reseptor. Obat yang termasuk dalam golongan tersebut
adalah
A. Terazosin
B. Lisinopril
C. Furosemid
D. Propanolol
E. HCT

Kunci jawaban : A
Pembahasan : yang termasuk inhibitor α-reseptor adalah Doksazosin, Prazosin, dan
Terazosin
DIABETES
DEFINISI

Sumber: PB PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes


Mellitus Tipe 2 di Indonesia, 2015
KLASIFIKASI DIABETES

TIPE 1 Karena proses autoimun yang menyebabkan destruksi sel


beta sehingga terjadi defisiensi sekresi insulin absolute

TIPE 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai


defisiensi insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi
insulin disertai resistensi insulin
DM Gestational Biasanya terjadi pada trisemester kedua atau ketiga saat
kehamilan
DM Tipe Lain - Defek genetik fungsi sel beta
- Defek genetik kerja insulin
- Penyakit eksokrin pancreas
- Endokrinopati
- Karena obat atau zat kimia
- Infeksi
- Imunologi (jarang)
- Sindroma genetik lain yang terkait dengan DM
FAKTOR RISIKO
TIDAK DAPAT DI MODIFIKASI DAPAT DI MODIFIKASI

- Usia ≥ 40 tahun - Kegemukan (BB > 120% BB


- Ada riwayat keluarga diabetes ideal atau IMT > 23 kg/m2) dan
melitus lingkar perut pria ≥ 90 cm dan
- Riwayat pernah menderita wanita ≥ 80 cm
diabetes gestasional - Kurangnya aktivitas fisik
- Riwayat berat badan lahir - Hipertensi, tekanan darah di
rendah, kurang dari 2500 gram atas 140/90 mmHg
- Riwayat dislipidemia, kadar lipid
(Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dL dan
atau Trigliserida ≥ 250 mg/dL)
- Memiliki riwayat penyakit
kardiovaskular
- Diet tidak sehat, dengan tinggi
gula dan rendah serat
- Merokok
GEJALA KLINIS

KELUHAN KLASIK KELUHAN LAINNYA


- Sering kencing (poliuria) - Kesemutan
- Cepat lapar (polifagia) - Gatal di daerah genitalia
- Sering haus (polidipsi) - Keputihan pada wanita
- Berat badan menurun cepat (flour albus)
tanpa penyebab yang jelas - Luka sulit sembuh
- Tenaga kurang-lemas - Bisul yang hilang timbul
- Penglihatan kabur
- Mudah mengantuk
- Disfungsi ereksi
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Pengaturan Makan Latihan Jasmani

Sumber lemak berasal dari bahan 3-5 kali perminggu selama sekitar
nabati yang mengandung lebih banyak 30-45 menit, dengan total 150
asam lemak tak jenuh dibandingkan menit perminggu.
asam lemak jenuh. Contoh : jalan cepat, bersepeda
Sebagai sumber protein contoh : ikan, santai, jogging, dan berenang.
ayam (terutama daging dada), tahu
dan tempe karena tidak banyak
mengandung lemak
Kolesterol jangan melebihi 300 mg per
hari
Serat minimal 25 gram / hari
Karbohidrat yang dianjurkan sebesar
45-65% total asupan energi
Sumber: PB PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Indonesia, 2015
GUIDELINE
ANTIDIABETIK ORAL (OAD)
Golongan Cara Kerja Utama Risiko Manfaat Contoh
Obat

Sulfonilurea Meningkatkan BB naik, Efek hipoglikemik kuat Glibenklamid


sekresi insulin hipoglikemia Menurunkan komplikasi Glimepirid
mikrovaskuler
Glinid Meningkatkan BB naik, Glukosa post prandial Nateglinide
sekresi insulin hipoglikemia turun Repaglinide
Biguanid Menekan produksi Dispepsia, Tidak menyebabkan Metformin
glukosa hati dan diare, hipoglikemia
menambah asidosis Menurunkan kejadian
sensitifitas terhadap laktat CVD
insulin
Penghambat Menghambat Flatulen, Tidak menyebabkan Akarbosa,
hipoglikemia
alfa- absorpsi glukosa tinja lembek Menurunkan kejadian CVD Manitol
glukosidase Glukosa post prandial turun
ANTIDIABETIK ORAL (OAD)
Golongan Cara Kerja Risiko Manfaat Contoh
Obat Utama

tiazolidindion Menambah Edema, gagal jantung Tidak menyebabkan Pioglitazone


sensitifitas Berat badan hipokalemia
terhadap insulin Risiko Fraktur meningkat HDL
pada Wanita menopause TG
CVD Event
Penghambat Modulator inkretain, Sebah, muntah Tidak Vildagliptin
meningkatkan Angiodema, urtica atau efek
DPP-IV dermatopis lain yang menyebabkan Sitagliptin
sekresi insulin yang hipoglikemia Saxagliptin
dimediasi respon imun
diperlukan saat Pancreatitis akut
makan Hospitalisasi akibat gagal
jantung

Penghambat Menghambat Dehidrasi, infeksi Tidak menyebabkan Dapagliflozin


penyerapan kembali hipoglikemia
SGLT-2 saluran kemih Berat badan
glukosa di tubuli
Tekanan darah
distal ginjal Efeketif untuk semua
fase DM
ESO
KALSIFIKASI INSULIN
KERJA INSULIN CONTOH PENGGUNAAN
Rapid Acting Humalog (insulin lispro), 5 -15 menit sebelum
NovoLog (insulin aspart), makan
Apidra (insulin glulisine)
Short Acting Humulin R, Novolin R 30 menit sebelum
makan
Intermediate Humulin N, Novolin N Umumnya 1 kali sehari
Long acting Lantus (insulin glargine), Umumnya 1 kali sehari
Levemir (insulin detemir) di waktu yang sama
JENIS INSULIN
PENGGUNAAN INSULIN
 DM tipe I : penggunaan insulin sebelum merencanakan kehamilan.
Human insulin adalah pilihan dalam pengobatan ini. Insulin lispro
dan aspart tidak boleh diganti selama masa kehamilan, sedanglan
long-acting analogs bagaimanapun harus dihentikan dan diganti.

 DM tipe II atau GDM yang gula darahnya tidak dapat terkontrol


dengan baik melalui diet, harus mendapatkan terapi insulin.
Penggunaan glukokortikoid dan tokolitik harus dibatasi agar tidak
terjadi toleransi karbohidrat, disamping itu pengontrolan kondisi
metabolik sangat disarankan ketika obat ini diberikan.

 Tatalaksana pasien diabetes gestasional: insulin


PENGGUNAAN INSULIN
1. Pastikan suhu insulin sesuai dengan suhu kamar,
insulin dikeluarkan dari lemari pendingin
sebelum disuntikkan. Lakukan penyuntikan pada
suhu kamar
2. Penyuntikan dapat dilakukan di abdomen,
lengan, paha dan bokong.
3. Hal yang perlu diperhatikan :
a) Abdomen tetap menjadi tempat yang dianjurkan.
b) Lokasi penyuntikan hendaknya berada disatu
area dan pindah area seminggu sekali, jarak
antara 1 suntikan dengan suntikan berikutnya 1
cm atau 1 jari.
c) Tempat penyuntikan yang berbeda dapat
menghasilkan penyerapan yang berbeda.
1. Jangan menggosok, memijat atau menekan
dengan kuat daerah bekas penyuntikan
INSULIN HARIAN
TOTAL
PERHITUNGAN INSULIN HARIAN TOTAL
Insulin Harian Total (IHT) = 0,5 Unit/Kg/hari
Dosis terbagi :
1.Insulin Basal Total: 40%  long acting
2.Insulin Prandial Total: 60%  rapid acting
a. Makan pagi: 1/3 IPT
b. Makan siang: 1/3 IPT
c. Makan malam: 1/3 IPT
SOAL
Misal BB : 80 KgIHT = 0,5 Unit/kg/hari x 80 kg = 40 Unit/hari. Terbagi atas:
IBT 40% = 40% x 40 unit/hari = 16 Unit (sebelum tidur)
IPT 60% = 60% x 40 Unit/hari = 24 unit/hari

Dosis Prandial
Dosis sarapan : 1/3 dari IPT = 24 unit x 1/3 = 8 unit
Dosis makan siang : 1/3 dari IPT = 24 unit x 1/3 = 8 unit
Dosis makan malam : 1/3 dari IPT = 24 unit x 1/3 = 8unit
SOAL
Pasien diabetes melitus tipe 2 yang memiliki berat badan obesitas. Sebaiknya
tidak diberikan obat antidiabetes oral berupa …
A. Metformin
B. Glimepiride
C. Sitagliptin
D. Acarbose
E. Mannitol

Jawaban: B. Glimepiride
Glimepiride memiliki efek samping peningkatan berat badan. Obat antidiabetic
yang meningkatkan berat badan adalah golongaan tiazolidindion, sulfonylurea,
glinid, dan insulin.
SOAL
Wanita dengan umur 30 tahun hamil 5 bulan datang ke dokter kandungan. Hasil
pemeriksaaangula darah 280 mg/gl. Dokter merekomendasikan untuk penurun
gula darah. Apakah obat yang direkomendasikan untuk pasien?
A. Glibenklamid
B. Poiglitazon
C. Insulin
D. Metformin
E. Akarbose
Kunci Jawaban : C
SOAL
Seorang pasien laki-laki mendpatakan insulin kerja cepat. Diabawah ini
manakah yang termassuk insulin kerja cepat?
A. Insulin detemir
B. Insulin lispro
C. Insulin glargie
D. Insulin Kristal Zinc
E. Insulin NPH
Kunci Jawaban : B
SOAL
Seorang pasien wanita berusia 45 tahun menderita sakit diabetes melitus
kronis. Pasien tidak patuh minum obat. Parameter apakah yang harus
diperika?
A. HbA1C
B. Kadar Insulin
C. Kadar Gula Sewaktu
D. Kadar Gula Puasa
E. Kadar Gula Postprandial
Kunci Jawaban : A
HIPERLIPIDEMIA
HIPERLIPIDEMIA
Menurut ATP III, dalam tatalaksana penurunan LDL dan manajemen
resiko penyakit degeneratif ada faktor resiko yang harus diketahui,
berikut adalah faktor resiko menurut ATP III.

Faktor Resiko Mayor yang Membutuhkan Modifikasi LDL


Kebiasaan merokok
Tekanan darah (BP > 140/90 mmHg atau dalam pengobatan hipertensi
Kolesterol HDL rendah (< 40 mg/dL)*
Family history of premature CHD
Usia (pria ≥ 45 tahun, wanita ≥ 55 tahun)
*Kolesterol HDL ≥ 60 mg/dL dapat dihilangkan dari hitungan faktor resiko
KLASIFIKASI HIPERLIPDEMIA
Tipe Golongan LP Istilah Pilihan Obat
I Kilomikron ↑ Hiperkilomikronemia Diet
IIa LDL ↑ Hiperkolesterolemia Gol Statin
Kolestiramin/Kolestipol
Niasin
IIb VLDL & LDL ↑ Hiperlipoproteinemia Gol Statin
Gol Fibrat
Niasin
III Kilomikron & IDL ↑ Hiperlipidemia Gol Fibrat
Remnant Niasin
IV VLDL ↑ Hipertrigliserida Gol Fibrat
endogen Niasin
V Kilomikron & VLDL ↑ Hipertrigliserida Gol Fibrat
campuran Niasin
Tingkat Risiko dan Target LDL
RISIKO SANGAT TINGGI RISIKO TINGGI RISIKO SEDANG RISIKO RENDAH

Penyakit jantung coroner, o faktor risiko tunggal Kebanyakan pasien usia


Diabetes Mellitus dengan yang berat seperti pertengahan mempunyai risiko
mikroalbuminuria, gagal dislipidemia familial menengah. Risiko ini perlu
ginjal kronik dengan GFR atau hipertensi berat dimodulasi lebih lanjut dengan
˂60 mL/menit/1.73 m2, o sindrom metabolik mempertimbangkan faktor
penyakit arteri karotis (TIA, risiko lain seperti riwayat
stroke, atau penyumbatan PJK prematur dalam keluarga,
arteri karotis >50% dengan obesitas abdominal, kolesterol
ultrasonografi) HDL yang rendah, dan
penyakit arteri perifer konsentrasi TG tinggi
Nilai score > 10% Nilai score 5-10% Angka SCORE ≥1% dan 5%. Angka
SCORE ˂1%
Target LDL < 70 mg/dl, atau Targel LDL < 100 mg/dl Pertimbangkan target kolesterol LDL < 115 mg/dl
penurunan 50% bila atau penurunan 50%
kolesterol LDL awal antara bila kolesterol LDL awal
70 - 135 antara 100 - 200
ANTIHIPERLIPIDEMIA
TLC FEATURES

TLC diet
Lemak jenuh < 7% dari kalori, kolesterol < 200 mg/hari Konsumsi
serat (10-20 g/hari)
Manajemen berat badan serta meningkatkan aktivitas fisik
TATALAKSANA
Golongan Contoh Efek Terapi Efek Samping Kontraindikasi
Obat
HMG CoA Simvastatin Menurunkan LDL Miopati,
Lovastatin, dan trigliserida, meningkatkan Penyakit liver
Reductase
Pitavastatin, menaikkan HDL enzim hati, aktif dan kronis
Inhibitor
Rosuvastatin Konstipasi, nyeri
perut,
dyspepsia, mual
Resin Colestipol Menurunkan GI Upset
Asam Coleselvam LDL, menaikkan Konstipasi Trigliserida > 400
Empedu Colestiramin HDL Menurunkan mg/dL
absorbsi obat
TATALAKSANA
Golongan Contoh Efek Terapi Efek Samping Kontraindikasi
Obat
Menurunkan LDL Muka merah
dan trigliserida, Hipoglikemi Penyakit liver
Asam Asam menaikkan HDL Hiperurisemia kronis
Nikotinat Nikotinat Hepatotoksis Gout parah
GI Upset
Asam Gemfibrozil Menurunkan LDL Dispepsia Gangguan ginjal
Fibrat Fenofibrat dan Batu empedu dan hati parah
trigliserida, Miopati
menaikkan HDL
Penurunan berat badan dapat digunakan orlistat, apabila target dengan terapinon-farmakologi
tidak mencapai penurunan 10% berat badan. Orlistat memiliki efek samping feses berlemak
dan dapat menggangu absorbsi vitamin, siklosporin, dan levotiroksin.
CATATAN
1. Golongan statin umumnya diminum malam hari sebelum tidur, hal ini
dikarenakan proses pembentukan lemak/anabolisme lemak terjadi pada malam hari.
Namun untuk atorvastatin dapat diminum sore/malam hari karena memiliki waktu
paruh yang panjang.
2. Golongan fibrat biasanya untuk menurunkan TG. Golongan fibrat diminum 30
menit sebelum makan dan hindari pemberian pada gangguan fungsi hati dan ginjal
yang berat.
3. Golongan asam nikotinat tidak direkomendasikan pada pasien yang mengalami
hiperurisemia, hal ini dikarenakan golongan obat ini dapat menghambat eksresi
dari asam urat. Golongan obat ini juga dapat menyebabkan hiperglikemia sehingga
tidak disarankan penggunaan pada pasien DM. Aman digunakan selama kehamilan ,
penggunaannya malam hari sebelum tidur. (ex: Niacin)
4. Golongan Cholesterol Absorbtion Inhibitor (Ezetimibe) umumnya aman digunakan
pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan gangguan fungsi hati ringan .
5. Golongan Bile Acid Sequestrant (ex: kolestiramin) dapat menyebabkan terjadinya
pendarahan seperti mimisan dikarenakan terganggunya absorbs vitamin larut lemak
seperti A,D,E,K. Vitamin K merupakan vitamin yang berperan dalam koagulasi darah.
TAMBAHAN MATERI
CARA
PENGGUNAAN
OBAT
BERDASARKAN
BENTUK
SEDIAANYA
CARA PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN BENTUK
SEDIAANYA
CARA PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN BENTUK
SEDIAANYA
CARA PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN BENTUK
SEDIAANYA
CARA PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN BENTUK
SEDIAANYA
CARA PENGGUNAAN OBAT BERDASARKAN BENTUK
SEDIAANYA
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai