Anda di halaman 1dari 5

Hipokalemia

Definisi

Keadaan konsentrasi kalium darah <3,5 mEq/L yang disebabkan oleh berkurangnya
jumlah kalium total tubuh atau adanya gangguan perpindahan ion kalium ke dalam sel.

Epidemiologi

Pasien menggunakan diuretic non-hemat kalium dapat ditemukan kejadian


hypokalemia sebesar 20-50%. Kelompok lain dengan insidens tinggi menderita hypokalemia
termasuk kelompok dengan gangguan pola makan berkisar 4,6-19,7%. Pasien AIDS di mana
sampai 23,1% pasien rawat inap menderita hypokalemia dan pasien alkoholik berkisar 12,6%
terjadi hypokalemia diduga disebabkan oleh penurunan reabsorpsi kalium pada tubulus
ginjal.

Etiologi

Tabel 1. Etiologi hipokalemia berdasarkan penyebab


Penyebab hypokalemia
Saluran pencernaan  Diare kronis, termasuk penyalahgunaan pencahar
kehilangan kalium kronis dan pengalihan fungsi usus
 konsumsi tanah liat (bentonit), yang mengikat kalium
dan sangat mengurangi penyerapan
 Adenoma vena usus besar, yang menyebabkan
sekresi kalium masif (jarang)
Pergeseran intraseluler  Glikogenesis selama total nutrisi parenteral atau
hiperalimentasi enteral (merangsang pelepasan
insulin) Administrasi insulin
 Stimulasi sistem saraf simpatis, terutama dengan beta
2-agonis (albuterol,terbutaline) Tirotoksikosis
(kadang-kadang) karena stimulasi beta-simpatis
berlebihan (Kelumpuhan periodik tirotoksik
hipokalemik) Kelumpuhan periodik familial
Ginjal kehilangan kalium  Kelebihan steroid adrenal (sindrom Cushing)
Hiperaldosteronisme primer mensekresi renin
 Hiperplasia adrenal kongenital yang dapat diobati
dengan glukokortikoid.
 Konsumsi zat-zat seperti glycyrrhizin
 Sindrom Bartter Sindrom Litelman Sindrom Liddle
 Asidosis tubulus ginjal Sindrom Fanconi
 Hipomagnesemia
Obat  Thiazides Loop diuretics Diuretics osmotik Laksatif
Amfoterisin B
 Penisilin antipseudomonal (karbenisilin), Penisilin
dalam dosis tinggi
 Teofilin (baik keracunan akut maupun kronis)

Tabel 2. Obat-obat yang dapat memicu kejadian hipokalemia14


Perpidahan Kalium Kehilangan Melalui Ginjal Kehilangan Kalium
Transeluler melalui Feses
 Adrenergic agonist  Diuretics  Phenolphthalein
 Epinephrin o Acetazolamid  Sodium polystyrene
 Decongestant o Thiazid sulfonate
o Pseudoephedrin o Chlorthalidone
o Phenylpropanolamin o Indapamide
 Bronchodilator o Metolazone
o Albuterol o Quinethazone
o Terbutaline o Bumetanide
o Pirbuterol o Ethacrynic acid
o Isoetharine o Furosemide
o Fenoterol o Torsemide
o Ephedrine  Mineralocorticoids
o Isoproterenol o Fludrocortisone
o Metaproterenol  Substances with
 Tocolytic agents mineralocorticoid effects
o Ritodrine  Licorice
o Nylidrin  Carbenoxolone
 Theophylline  Gossypol
 Kopi  High-dose
 Intoksikasi Verapamil glucocorticoids
 Intoksikasi Chloroquine  High-dose antibiotics
 Insulin berlebihan o Penicillin
o Nafcillin
o Ampicillin
o Carbenicillin
 Drugs associated with
depletion
 Aminoglycosides
o Cisplatin
o Foscarnet
o Amphotericin B

Derajat Hipokalemia
 Hipokalemia ringan : kadar serum 3-3,5 mEq/L
 Hipokalemia sedang : kadar serum 2,5-3 mEq/L
 Hipokalemia berat : kadar serum <2,5 mEq/L. Hipokalemia < 2 mEq/L
biasanya sudah disertai kelainan jantung dan mengancam
jiwa

Manifestasi Klinik

Tabel 3. Tanda dan Gejala Hipokalemia15


Derajat Gejala dan Tanda Klinis
Hipokalemia
Ringan-sedang Tanpa gejala atau dengan gejala ringan, terutama pada orang tua atau pada
orang yang menderita penyakit jantung atau ginjal
Berat Sistem renal  Asidosis metabolic
 Rabdomiolisis
 Penyakit ginjal terkait hypokalemia
(tubulointenstitial nefritis, diabetes
insipidus nefrogenik, kista)
Sistem neurovascular  Kram otot
 Kelemahan dan paresis
 Paralisis asending
Sistem gastroinstentinal  Konstipasi
 Paralisis mengakibatkan ileus usus,
anoreksia, dan mual muntah
Sistem kardiovaskuler  Perubahan EKG (gelombang U,
gelombang T datar, perubahan segmen
ST) biasanya pada serum K+ < 2,7
mmol/LS
 Aritmia jantung
 Gagal jantung
Sistem respirasi  Gagal Nafas

Diagnosis

Anamnesis harus berfokus pada obat-obatan (khususnya obat pencahar, diuretic, antibiotik),
diet, kebiasaan makan dan/atau gejala yang mengarah pada etiologi tertentu (misalnya
kelemahan periodic, muntah, dan diare)

Pemeriksaan fisik harus memberi perhatian khusus pada tekanan darah dan tanda-tanda
tertentu (hipertiroidisme dan sindrom cushing)

Evaluasi penunjang mencakup pemeriksaan elektrolit, BUN, kreatinin, osmolalitas serum,


kadar Mg2+, kadar Ca2+, pemeriksaan darag lengkap, pH urin, osmolalitas, kreatinin dan
elektrolit.

Tatalaksana

Non-Farmakologi

Kalium paling tinggi (>25 Kalium sangat tinggi (>12,5 Kalium tinggi (>6,25
mEq/100g) mEq/100g) mEq/100g)
 Buah ara kering
 Gula tetes
 Rumput laut

Farmakologi

Cara pemberian kalium

Oral :  Paling aman namun dapat mengiritasi lambung


 Pada hypokalemia ringan dapat diberikan KCl oral 20 mEq 3-4
kali/hari
Intravena :  Dibatasi, hanya pada pasien yang tidak dapat menggunakan jalur
enteral atau komplikasi berat (paralisis dan aritmia)
 KCI harus diberikan dalam larutan garam bukan dektrosa
 Pada hypokalemia berat dan/atau memiliki gejala kritis, KCl diberikan
melalui vena sentral dengan laju 10-20 mmol/jam
 Jika, ada aritmia jantung, larutan K+ lebih pekat diberikan melalui
vena sentral dan pemantauan EKG

Kecepatan Pemberian Kalium Intravena


 Jika kadar serum > 2 mEq/L, kecepatan lazim adalah 10 mEq/jam, maksimal 20
mEq/jam untuk mencegah hypokalemia. Pada anak 0,5-1 mEq/kg/dosis dalam 1 jam.
 Pada kadar serum < 2 mEq/L, bisa diberikan 40 mEq/jam melalui vena sentral dan
pemantauan ketat di ICU.

Anda mungkin juga menyukai