Kata ini dapat merujuk pada berbagai penyakit dgn berbgi macam etiologi, prognosis dan implikasi yang berbeda,. Metabolic ensefalopati adalah pengertian umum keadaan klinis yang ditandai dengan : 1. Penurunan kesadaran sedang sampai berat 2. Gangguan neuropsikiatrik : kejang, lateralisasi 3. Kelainan fungsi neurotransmitter otak 4. Tanpa disertai tanda-tanda infeksi bacterial yang jelas Salah satu contoh adalah koma hepatikum
Metabolic ensofalopati bisa disebabkan oleh koma uremikum, koma hiperglikemik atau hipoglikemik
Angka kekerapan(prevalensi) ensefalopati subklinis berkisar antara 30-80 % pada pasien sirosis hati Merpkan ggn fungsional otak yg disebabkan oleh kegagalan fungsi hati Ada 2 mekanisme yg terjd yi Hepatocellular failure dan Diversi toksin dr vena porta hepar ke dlm sirkulasi sistemik ME/koma hepatikum (KH) penumpukan patologis (akumulasi) dari sejumlah zat-zat neuro- aktif dan kemampuan komagenik dari zat-zat tersebut dalam sirkulasi sistemik.
Beberapa hipotesis KH antara lain 1. Hipotesis amonia Ammonia berasal dari degradasi (pemecahan) protein mukosa usus dari bakteriyang mengandung urease. Dalam hati, ammonia diubah menjadi urea pada sel hati periportal dan menjadi glutamine pada sel hati perivenus, sehingga jumlah ammonia yang masuk sirkulasi terkontrol dengan baik. Pada penyakit hati kronis akan terjadi gangguan metabolism ammonia sehinggaterjadi peningkatan kadar ammonia sebesar 5-10 kali lipat 2. Hipotesis toksisitas sinergik Neurotoksin lain yang mempunyai efek sinergis dengan ammonia seperti markaptan, asam lemak rantai pendek (oktanoid), fenol dll - Merkaptan yang dihasilkan dari metionin oleh bakteri usus akan menghambat NaK ATPase - Asam lemak rantai pendek (oktanoid) mempunyai efek metabolic seperti gangguan oksidasi, fosforilas dan penghambatan konsumsi oksigen yang dapat menyebabkan koma hepatikum reversible - Fenol sebagai hasil metabolism tirosin dan fenilalanin dapat menekanaktivitas otak dan enzim hati yang berpotensi mengakibatkan komahe patikum
3. Hipotesis neurotransmitter palsu Pada keadaan normal pada otak terdapat neurotransmitter dopamine dan nor-adrenalin, sedangkan pada gangguan fungsi hati, neurotransmitter otak akandiganti oleh neurotransmitter palsu seperti oktapamin dan feniletanolamin yanglebih lemah dibandingkan dengan dopamine.
4. Hipotesis asam amino Pada gagal hati seperti sirosis terjadi penurunanan asam amino rantai cabang (valin, leusin, isoleusin) dan terjadi peningkatan asam amino aromatic (AAA)misalnya tirosin, fenilalanin dan triptofan Sesuai perjalanan panyakit hati, maka KH dibedakan : 1. Koma hepatikum akut (Fulminant Hpatic Failure) Penyebab : Hepatitis virus, Hepatitis toksis obat (halotan, asetaminofen), Kehamilan , Perlemahan hati akut.
Klinis : Delirium, Kejang Edema otak
Angka kematian 80 %. Kematian edema serebral yang patogenesisnya belum diketahui dengan jelas.
2. Koma pada penyakit hati khronis dengan koma porto sistemik Akibat hipertensi portal Perjalanan penyakit pelan-pelan Pencetus : Uremia, Sedative, Analgetik, Perdarahan gastrointestinal, Alkalosis metabolic, Kelebihan protein, Infeksi, Obstipasi, Diuretic.
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang
Tingkat derajat koma hepatikum
Lab : EH merupakan sindrom neuropsikiatrik non- spesifik maka tes biokemikal kurang memadai untuk menegakkan diagnosis. Yang paling informatif adalah kadar amonia dalam darah Nilai>100 Qg/100 ml dianggap abnormal
EEG Peninggian amplitudo dan menurunnya jumlah siklus gelombang per detik. Penurunan frekuensi dari gelombang normal Alfa (8-12Hz). Pemeriksaan ini kurang tepat dibandingkan dengan pemeriksaan evoked potentials
1. Koma akibat intoksikasi obat-obatan dan alkohol. 2. Trauma kepala seperti komosio serebri, kontusio serebri, perdarahan subdural,dan perdarahan epidural 3. Tumor otak 4. Koma akibat gangguan metabolisme lain seperti uremia, koma hipoglikemi,koma hiperglikemi 5. Epilepsi
Prinsip : 1. Mengobati penyakit dasar hati 2. Mengidentifikasi dan menghilangkan factor pencetus 3. Mengurangi/mencegah pembentukan toksin nitrogen 4. Menurunkan makanan protein 5. Memakai laktulosis dan antibiotika 6. Membersihkan saluran cerna bagian bawah (bowel cleansing) Mrpkan ggn fs otak akibat dari perubahan metabolik yg mengikuti gagal ginjal Manifestasi dari sindrom ini bervariasi dari gejala ringan (misalnya, kelelahan, kelelahan) gejala yang parah (misalnya, kejang, koma). Keparahan dan perkembangan tergantung pada tingkat penurunan fungsi ginjal Gejala biasanya memburuk pada pasien dengan gagal ginjal akut.
1. Gangguan fungsi otak tu ggn kesadaran 2. Twiching 3. Mioklonus 4. Agitasi 5. Kejang (eksitasi neural) 6. Apati, capek, kurang konsentrasi dan insomnia 7. Asteriksis, disartria, tremor 8. Gangguan kognitif, halusinasi release phenomena: paratonia, sucking, grasp rooting relexes 9. Meningismus 10. Penurunan visus progresif + papil edema pd anemia uremikum TD menurun 11. Stupor-koma, Mioklonus-tetani 12. Kejang umum tonik klonik Fungsi renal BUN, kreatinin serum EEG : Perlambatan progresif, simetris, dan miring paroksismal Gelombang lambat di bagian frontal LCS : Jernih Tekanan normal Limfositik pleositosis sedang Protein meningkat 1. Intoksikasi air akut 2. Ensefalopati hipertensi Dialisis atau peritonial dialisis lambat Transplantasi ginjal Fenitoin bila kejang Atasi anemia
Gangguan fungsi otak yg ditandai oleh peningkatan tekanan darah dan peningkatan tekanan intrakranial Primer : hipertensi esensial Sekunder : Glomerulonefritis akut Nefritis kronis Feokromositoma Penyakit cushing at toksemia pada kehamilan PA : Makroskopik : edema serebri difus dan vasospasme serebral Mikroskopik : hemoragik petechiae dan nekrosis fibrinoid arteri Sakit kepala hebat dengan mual dan muntah Gangguan penglihatan Bingung dan progresif menjadi stupor Kejang Koma bl tdk diobati Funduskopi : papilledema dan perubahan retina hipertensif MRI dan CT Scan Kepala : edema cerebri difus Penurunan TD yg cepat dan aman Target : pneurunan MABP tdk lebih dr 25% dlm beberapa menit spi 2 jam. Ukur TD tiap 15-30 menit Terapi anti hipertensi parenteral dgn : Diltiazem infus kontinyu Nicardipin infus kontinyu Ggn krn metabolisme glukosa
Ggn fs otak akibat hiperglikemia at hipoglikemia A. Hipoglikemia 3 macam sindrome yg dikenal : 1. Sindrome akut : Kerja jangka pendek preparat insulin/sulfonil urea Klinis : Malaise, Perasaan terasing, Gelisah berhub dgn lapar, Cemas yg menjadi panik, Berkeringat, Ataksia Terapi : glukosa oral Serangan dpt berakhir at berlanjut kearah kejang at koma yg mybkan trauma otak menetap
2. Sindrom subakut Hipoglikemi spontan yg berhub dgn keadaan puasa GK: Perubahan kesadaran Amnesia Hipotermi terjadi secara lambat dan bertahap 3. Hipoglikemik kronik Jarang Etiologi : Tumor yg mensekresi insulin Kontrol diabetes yg berlebihan GK : Perubahan kepribadian Perubahan memori Perubahan tingkah laku DD : Demensia
Lab : Kadar glukosa serum Peningkatan kadar serum insulin Test fungsi hati
MRI & CT kepala Awal : normal Ensefalopati berat : atrofi serebri, dilatasi ventrikel EEG : Perlambatan progresif Aktifitas theta simetris diikuti munculnya aktifitas delta simetris pd kedua hemisfer Pada awal : perlambatan tercetus karena hiperventilasi Glukosa 40% parenteral sebanyak 20-50 cc, setiap 20 50 menitspi psn sadar Infus dex 10% /6 jam Bila tdk berhasil dpt dib erikan antagonis insulin ( adrenalin, kortison at glukagon) Ketoasidosis diabetes (KAD) Hiperosmolar nonketotik (HONK) Tipe DM I II Umur < 40 THN >40 Faktor Pencetus Infeksi Infeksi, gastroenteritis, pankreatitis, kdg2 terapi glukokortikoid dan fenitoin pertama kali terjadi, lambat & periode poliuri lebih lama dehidarasi
Gejala Tripoli, anoreksia, nausea, disorientasi & koma, hiperventilasi (asidosis berat) Hiperosmolar, hipovolemia, disfungsi serebral, kejang epilepsi fokal Gula darah < 1000 >1000 Na serum < 140 >140 K serum Meningkat/Normal Sering meningkat Bikarbonat Sangat menurun N/ sedikit meningkat Ureum Meningkat tapi < 60 > 60 Osmolaritas Meningkat tapi < 360 > 360 Sensifitas insulin Bisa resisten (jarang) Sangat sensitif Prognosis Mortalitas 10% Moortalitas 50% Foto thorak (tanda infeksi paru) EKG (tanda IMA) Lab : DPL, GDS, aseton darah/urin, AGD, elektrolit, test fs hati dan ginjal Infus 3 jalur NaCl 0.9% rehidrasi Infus insulin Infus koreksi K Pasang CVP Periksa: Kadar glukosa darah tiap jam Elektrolit tiap 6 jam selama 24 jam selanjutnya tergantung kondisi AGD : tiap 6 jan bl pH <7 sampai pH 7.1. selanjutnya tiap hari spi stabil Balans cairan Awasi kemungkinan DIC