Anda di halaman 1dari 12

KOMA

H E P AT I K U M
OLEH KELOMPOK 4B
D E F I N TA S A R I
NI PUTU IRA
ILUH SEKAR
DEFINISI

• Ensefalopati Hepatik (koma hepatic) merupakan sindrom


neuropsikiatri pada penderita penyakit hati berat.

Ada 2 jenis enselafalopati hepatik berdasarkan ada tidaknya


edema otak, yaitu Portal Systemic Encephalopathy dan Acute
Liver Failure.
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO

ETIOLOGI FA K TO R R I S I KO

• Peningkatan neurotoksin / toksisitas • Dehidrasi.


ammonia
• Penyakit lain seperti hepatitis karena
virus (seperti hepatitis B dan hepatitis • Perdarahan dari dalam usus, perut,
C), infeksi parah, penyakit autoimun, atau esofagus
kanker, dan sindrom Reye
• Penggunaan obat-obatan seperti obat • Infeksi
anti radang nonsteroid (NSAID) dan
terlalu banyak minum alcohol
PATO F I S I O L O G I

Ensefalopati hepatik merupakan bentuk intosikiasi otak yang


disebabkan oleh isi usus yang tidak di metabolisme oleh hati. Keadaan
ini dapat terjadi bila terdapat kerusakan sel hati akibat nekrosis, atau
adanya pirau (patologis atau akibat pembedahan) yang memungkinkan
adanya darah porta mencapai sirkulasi sistemik dalam jumlah besar
tanpa melewati hati.. Sebagian besar menunjukkan bahwa terdapat
hubungan sirkulasi porto sistemik yang langsung tanpa melalui hati,
serta adanya kerusakan dan gangguan faal hati yang berat. Kedua
keadaan ini menyebabkan bahan-bahan toksik yang berasal dari usus
tidak mengalami metabolisme di hati, dan selanjutnya tertimbun di
otak (blood brain barrier), yang memudahkan masuknya bahan-bahan
toksik tersebut ke dalam susunan saraf pusat.
MANIFESTASI KLINIS
• Bau nafas tidak sedap
• Kelemahan
• Kesulitan berbicara
• Tremor
• Gangguan pada tes psiko-metrik terkait dengan atensi, memori
jangka pendek dan kemampuan visuospasial.
• Perubahan kesadaran dan fungsi motorik yang nyata.
• Gangguan pola tidur semakin sering ditemukan
• Pasien dapat memperlihatkan disorientasi waktu dan ruang yang
progresif
TAHAPAN PROSES TERJADINYA

S TA D I U M 1 ( P RO D RO M A L S TA D I U M 2 ( I M P E N D I N G KO M A
AWA L ) ATAU KO M A R I N G A N )

• Tingkat kesadaran somnolen, tidur • Pengendalian sfingter kurang,


lebih banyak dari bangun, letargi. kebingungan, disorientasi, mengantuk,
dan asteriksis

STADIUM 3 (STUPOR) STADIUM 4 ( KOMA )

• Masuk ke dalam tingkat kesadaran


• Penderita dapat tidur sepanjang koma sehingga muncul refleks
waktu, bangun hanya dengan hiperaktif dan tanda babinsky yang
rangsangan, menunjukkan adanya kerusakan otak
lebih lanjut
KOMPENSASI
Pada tahap ringan, EH memperlihatkan gangguan pada tes psiko-metrik terkait
dengan atensi, memori jangka pendek dan kemampuan visuospasial. Dengan
berjalannya penyakit, pasien EH mulai memperlihatkan perubahan tingkah laku
seperti apatis, iritabilitas dan disinhibisi serta perubahan kesadaran dan fungsi
motorik yang nyata. Selain itu, gangguan pola tidur semakin sering ditemukan.
Pasien dapat memperlihatkan disorientasi waktu dan ruang yang progresif,
tingkah laku yang tidak sesuai dan fase kebingungan akut dengan agitasi atau
somnolen, stupor, dan pada akhirnya jatuh ke dalam koma.,yang dapat berlanjut
hingga kematian akibat koma. Ensefalopati Hepatik yang berakhir dengan koma
adalah mekanisme kematian yang terjadi pada sepertiga kasus sirosis yang fatal
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

PEMERIKSAAN LAB PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan kadar elektrolit Hati : Biasanya membesar pada


Pemeriksaan markerserologi awal sirosis
petanda virus seperti Hbs Ag Splenomegali
Kenaikan kadar enzim Asites dan vena kolateral di perut
transaminase (SGOT/SGPT) dan ekstra abdomen
Darah
ALAT UKUR

EEG ( Elektroensefalografi )
Dengan pemerikasaan EEG terlihat peninggian amplitudo dan menurunnya
jumlah siklus gelombang perdetik. Terjadi penurunan frekuensi dari gelombang
normal Alfa (8 – 12Hz). Tingkat ensefalopati frekuensi gelombang EEG

CT Scan pada kepala biasanya dilakukan dalam stadium ensefalopatia yang
parah untuk menilai udema otak dan menyingkirkan lesi structural (terutama
hematoma subdura pada pecandu alkohol).
PENATALAKSANAAN

1 . E N S E FA L O PAT I H E PAT I K 2 . E N S E FA L O PAT I H E PAT I K T I P E


TIPE AKUT K RO N I K

o Pemberian kalori 2000 kal/hari o Diet rendah protein


o Mengurangi pemasukan protein o Hindari konstipasi, dengan
o Mengurangi populasi bakteri kolon memberikan laktulosa dalam dosis
secukupnya
o Pengosongan usus dengan lavement
1-2x/hari
o Antibiotika
PENGKAJIAN
1. Primary Survey 2. Secondary Survey
• Airway : Perhatikan patensi airway, dengar • Anamnesa
suara napas, perhatikan adanya retraksi
• Pemeriksaan Fisik
otot pernapasan dan gerakan dinding dada
• Pemeriksaan Penunjang
• Breathing : Periksa frekuensi napas,
perhatikan gerakan respirasi, palpasi
toraks, auskultasi dan dengarkan bunyi
napas
• Circulation : Periksa frekuensi denyut
jantung dan denyut nadi,periksa tekanan
darah, pemeriksaan pulse oxymetri,periksa
warna kulit bila terjadi sianosis
DIAGNOSA
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru
2. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi (penurunan protein plasma)
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan diet kurang,
ketidakmampuan dalam, fungsi abnormal usus.
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologis : inflamasi pada hepar
5. Gangguan Pola tidur

Anda mungkin juga menyukai