MARNI BUNTU DEMBONG AGUSTINA KAMBIRA SUKMAINAH ISMAIL DG. MAGANGKA DEFINISI • Keracunan atau intoksikasi adalah keadaan patologik yang disebabkan oleh obat, serum, alkohol, bahan serta senyawa kimia toksik. • Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung (inhalasi), suntikan dan absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif kecil atau besar akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi satu atau lebih organ tubuh atau jaringan (Mc. Graw Hill Nursing Dictionary). • Baygon termasuk kedalam salah satu jenis racun, yaitu racun serangga (insektisida) golongan karbamat. • Keracunan akibat insektisida biasanya terjadi karena kecelakaan dan percobaan bunuh diri , jarang sekali akibat pembunuhan PATOFISIOLOGIS • Insektisida ini bekerja dengan menghambat dan menginaktivasikan enzim asetilkolinesterase. Enzim ini secara normal menghancurkan asetilkolin yang dilepaskan oleh susunan saraf pusat, gangglion autonom, ujung-ujung saraf parasimpatis, dan ujung-ujung saraf motorik • Didalam kasus kita ini menyangkut keracunan baygon, perlu diketahui dulu bahwa didalam baygon itu terkandung 2 racun utama yaitu Propoxur dan transfluthrin. Propoxur adalah senyawa karbamat yang merupakan senyawa Seperti organofosfat tetapi efek hambatan cholin esterase bersivat reversibel dan tidak mempunyai efek sentral karena tidak dapat menembus blood brain barrier. Gejala klinis sama dengan keracunan organofosfat tetapi lebih ringan dan waktunya lebih singkat. Penatalaksanaannya juga sama seperti pada keracunan organofosfat. • Dampak terbanyak dari kasus ini adalah pada sistem saraf pusat yang akan mengakibatkan penurunan tingkat kesadaran dan depresi pernapasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin juga terganggu, sebagian karena efek toksik langsung pada miokard dan pembuluh darah perifer, dan sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular di otak. Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas syok mungkin tidak tampak karena adanya depresi sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang terjadi akan memperberat syok, asidemia, dan hipoksia CARA KERJA RACUN • Racun jenis baygon dapat diabsorbsi melalui oral, inhalasi, dan kulit. Masuk ke dalam tubuh dan akan mengikat enzim asetilkholinesterase ( AChE ) sehingga AChE menjadi inaktif maka akan terjadi akumulasi dari asetilkholin. Dalam keadaan normal enzim AChE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH ) dengan jalan mengikat Akh –AChE yang bersifat inaktif. Bila konsentrasi racun lebih tinggi akibatnya akan terjadi penumpukan AKH ditempat-tempat tertentu, sehingga timbul gejala gejala berupa ransangan AKH yang berlebihan yang akan menimbulkan efek muscarinik, nikotinik dan SSP (menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP) Kita dapat menduga terjadinya keracunan dengan golongan ini jika : • Gejala–gejala timbul cepat, bila > 6 jam jelas bukan keracunan dengan insektisida golongan ini. • Gejala–gejala progresif, makin lama makin hebat, sehingga jika tidak segera mendapatkan pertolongan dapat berakibat fatal, terjadi depresi pernafasan dan blok jantung. • Gejala–gejala tidak dapat dimasukkan kedalam suatu sindroma penyakit apapun, gejala dapat seperti gastroenteritis, ensephalitis, pneumonia, Dan lain-lain. • Dengan terapi yang lazim tidak menolong. • Pada pemeriksaan anamnesa ada kontak dengan keracunan golongan ini. GAMBARAN KLINIS • Tanda dan gejala yang mungkin timbul akibat reaksi keracunan adalah, gangguan pernafasan, hiper aktif gastrointestinal, gangguan kesadaran. Untuk jenis keracunan akut dan kronis memiliki tanda dan gejala yang berbeda-beda PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK • Pemeriksaan khusus, misalnya pengukuran kadar AChE dalam sel darah merah dan plasma, penting untuk memastikan diagnosis keracunan akut maupun kronik • Pemeriksaan PA PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN Hal yang pertama kali harus dilakukan dalam kegawatdaruratan dalam keracunan adalah melakukan survey primer dan sekunder, yaitu meliputi : • Survey Primer Resusitasi ABCD (Airway, Breathing, Circulation, Disability) • Survey Sekunder Kaji adanya bau baygon dari mulut dan muntahan, sakit kepala, sukar bicara, sesak nafas, tekanan darah menurun, kejang-kejang, gangguan penglihatan, hypersekresi hidung, spasme laringks, brongko kontriksi, aritmia jantung dan syhock Langkah selanjutnya setelah survey primer (resusitasi) dan survey skunder adalah sebagai berikut : • Dekontaminasi • Eliminasi • Antidotum PROGNOSIS • Prognosis dari kasus ini pada umumnya baik, bila pengobatan dilakukan secepat mungkin, namun akan berdampak fatal hingga pada kematian jika terjadi kesalahan dalam pengobatan. Beberapa kesalahan pengobatan yang sering terjadi, berupa : ▫ Resusitasi kurang baik dikerjakan. ▫ Eliminasi racun kurang baik. ▫ Dosis atropin kurang adekuat, atau terlalu cepat dihentikan. KOMPLIKASI Komplikasi yang bisa muncul pada kasus ini diantaranya adalah: • Shock • Henti nafas • Henti jantung • Kejang • Koma PENGKAJIAN • Pengkajian difokusakan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan sirkulasi yang mengancam jiwa, adanya gangguan asam basa, keadaan status jantung, status kesadaran. • Riwayat kesadaran : riwayat keracunan, bahan racun yang digunakan, berapa lama diketahui setelah keracunan,ada masalah lain sebagi pencetus keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya. DIAGNOSA Adapun diagnosa keperawatan yang mengkin timbul adalah : • Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi pernapasan akibat efek langsung dari intoksikasi baygon • Resiko gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan output yang berlebihan • Penurunan kesadaran berhubungan dengan depresi sistem saraf pusat TERIMA KASIH