Anda di halaman 1dari 15

“KERACUNAN INSEKTISIDA JENIS

BAYGON’’

FRANKY IRAWAN PESOA


MARNI BUNTU DEMBONG
AGUSTINA KAMBIRA
SUKMAINAH
ISMAIL DG. MAGANGKA
DEFINISI
• Keracunan atau intoksikasi adalah keadaan patologik
yang disebabkan oleh obat, serum, alkohol, bahan serta
senyawa kimia toksik.
• Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam
tubuh melalui mulut, hidung (inhalasi), suntikan dan
absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap
organisme hidup dengan dosis relatif kecil atau besar
akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan
serius fungsi satu atau lebih organ tubuh atau jaringan
(Mc. Graw Hill Nursing Dictionary).
• Baygon termasuk kedalam salah satu jenis racun, yaitu
racun serangga (insektisida) golongan karbamat.
• Keracunan akibat insektisida biasanya terjadi karena
kecelakaan dan percobaan bunuh diri , jarang sekali
akibat pembunuhan
PATOFISIOLOGIS
• Insektisida ini bekerja dengan menghambat dan
menginaktivasikan enzim asetilkolinesterase. Enzim ini secara
normal menghancurkan asetilkolin yang dilepaskan oleh
susunan saraf pusat, gangglion autonom, ujung-ujung saraf
parasimpatis, dan ujung-ujung saraf motorik
• Didalam kasus kita ini menyangkut keracunan baygon, perlu
diketahui dulu bahwa didalam baygon itu terkandung 2 racun
utama yaitu Propoxur dan transfluthrin. Propoxur adalah
senyawa karbamat yang merupakan senyawa Seperti
organofosfat tetapi efek hambatan cholin esterase bersivat
reversibel dan tidak mempunyai efek sentral karena tidak dapat
menembus blood brain barrier. Gejala klinis sama dengan
keracunan organofosfat tetapi lebih ringan dan waktunya lebih
singkat. Penatalaksanaannya juga sama seperti pada keracunan
organofosfat.
• Dampak terbanyak dari kasus ini adalah pada
sistem saraf pusat yang akan mengakibatkan
penurunan tingkat kesadaran dan depresi
pernapasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin juga
terganggu, sebagian karena efek toksik langsung
pada miokard dan pembuluh darah perifer, dan
sebagian lagi karena depresi pusat kardiovaskular di
otak. Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila
berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan
ginjal, hipotermia terjadi bila ada depresi
mekanisme pengaturan suhu tubuh. Gambaran khas
syok mungkin tidak tampak karena adanya depresi
sistem saraf pusat dan hipotermia, Hipotermia yang
terjadi akan memperberat syok, asidemia, dan
hipoksia
CARA KERJA RACUN
• Racun jenis baygon dapat diabsorbsi melalui oral,
inhalasi, dan kulit. Masuk ke dalam tubuh dan akan
mengikat enzim asetilkholinesterase ( AChE ) sehingga
AChE menjadi inaktif maka akan terjadi akumulasi dari
asetilkholin. Dalam keadaan normal enzim AChE
bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH ) dengan
jalan mengikat Akh –AChE yang bersifat inaktif. Bila
konsentrasi racun lebih tinggi akibatnya akan terjadi
penumpukan AKH ditempat-tempat tertentu, sehingga
timbul gejala gejala berupa ransangan AKH yang
berlebihan yang akan menimbulkan efek muscarinik,
nikotinik dan SSP (menimbulkan stimulasi kemudian
depresi SSP)
Kita dapat menduga terjadinya keracunan dengan
golongan ini jika :
• Gejala–gejala timbul cepat, bila > 6 jam jelas bukan
keracunan dengan insektisida golongan ini.
• Gejala–gejala progresif, makin lama makin hebat,
sehingga jika tidak segera mendapatkan
pertolongan dapat berakibat fatal, terjadi depresi
pernafasan dan blok jantung.
• Gejala–gejala tidak dapat dimasukkan kedalam
suatu sindroma penyakit apapun, gejala dapat
seperti gastroenteritis, ensephalitis, pneumonia,
Dan lain-lain.
• Dengan terapi yang lazim tidak menolong.
• Pada pemeriksaan anamnesa ada kontak dengan
keracunan golongan ini.
GAMBARAN KLINIS
• Tanda dan gejala yang mungkin timbul akibat
reaksi keracunan adalah, gangguan pernafasan,
hiper aktif gastrointestinal, gangguan kesadaran.
Untuk jenis keracunan akut dan kronis memiliki
tanda dan gejala yang berbeda-beda
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Pemeriksaan khusus, misalnya pengukuran
kadar AChE dalam sel darah merah dan plasma,
penting untuk memastikan diagnosis keracunan
akut maupun kronik
• Pemeriksaan PA
PENATALAKSANAAN
KEGAWATDARURATAN
Hal yang pertama kali harus dilakukan dalam
kegawatdaruratan dalam keracunan adalah melakukan
survey primer dan sekunder, yaitu meliputi :
• Survey Primer
Resusitasi ABCD (Airway, Breathing, Circulation,
Disability)
• Survey Sekunder
Kaji adanya bau baygon dari mulut dan muntahan, sakit
kepala, sukar bicara, sesak nafas, tekanan darah
menurun, kejang-kejang, gangguan penglihatan,
hypersekresi hidung, spasme laringks, brongko
kontriksi, aritmia jantung dan syhock
Langkah selanjutnya setelah survey primer
(resusitasi) dan survey skunder adalah sebagai
berikut :
• Dekontaminasi
• Eliminasi
• Antidotum
PROGNOSIS
• Prognosis dari kasus ini pada umumnya baik,
bila pengobatan dilakukan secepat mungkin,
namun akan berdampak fatal hingga pada
kematian jika terjadi kesalahan dalam
pengobatan. Beberapa kesalahan pengobatan
yang sering terjadi, berupa :
▫ Resusitasi kurang baik dikerjakan.
▫ Eliminasi racun kurang baik.
▫ Dosis atropin kurang adekuat, atau terlalu
cepat dihentikan.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang bisa muncul pada kasus ini
diantaranya adalah:
• Shock
• Henti nafas
• Henti jantung
• Kejang
• Koma
PENGKAJIAN
• Pengkajian difokusakan pada masalah yang
mendesak seperti jalan nafas dan sirkulasi yang
mengancam jiwa, adanya gangguan asam basa,
keadaan status jantung, status kesadaran.
• Riwayat kesadaran : riwayat keracunan, bahan
racun yang digunakan, berapa lama diketahui
setelah keracunan,ada masalah lain sebagi
pencetus keracunan dan sindroma toksis yang
ditimbulkan dan kapan terjadinya.
DIAGNOSA
Adapun diagnosa keperawatan yang mengkin
timbul adalah :
• Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
depresi pernapasan akibat efek langsung dari
intoksikasi baygon
• Resiko gangguan keseimbangan cairan
berhubungan dengan output yang berlebihan
• Penurunan kesadaran berhubungan dengan
depresi sistem saraf pusat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai