Anda di halaman 1dari 29

PERIOPERATIF PASIEN

GANGGUAN
ELEKTROLIT DAN
CAIRAN
Pembimbing:
dr. Anisa Fadhila Farid, Sp.An
Gambar 1. Kompartemen cairan tubuh dengan distribusi ion utama

- 60% tubuh terdiri dari air Intraseluler & Extraseluler


- Intraseluler: K+; Mg2+; Ca2+; PO42-; protein
- Extraseluler: Interstisial Na2+; Cl-

Stoelting, 2022. Pharmacology and Physiology in Anesthetics Practice 6 th edition. Hal 1375
Natrium
 Hipernatremia ([Na+] > 145 mEq/L)
 Hiponatremia ([Na+] <135 mEq/L)

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1857 & 1863
Diagnosis Banding Hipernatremia
Hipernatremia hipovolemik Hipernatremia Hipernatremia
Euvolemik Hipervolemik
Kehilangan cairan tubuh Sindrom Cushing
(contoh luka bakar, keringat) Diabetes insipidus
Penggunaan
central dan nefrogenik Hemodialisis
diuretik
Demam Hiperaldosteronisme
Kehilangan melalui Iatrogenik (contoh, garam
gastrointestinal (contoh. Hiperventilasi/ventilasi
tablet atau konsumsi air
Muntah, diare, fistula) mekanik garam, infus saline, enema
Cidera saline, bikarbonat intravena,
panas Hipospadia
enteral feeding)
Diuresisosmotic (contoh. Obat-obatan (contoh.
koma nonketotic Amfoterisin
hyperosmolar, enteral aminoglikosida, litium,
feeding) fenitoin)
Diuresis post-obstruktif Sickle cell disease
Tumor suprasellar dan
infrasellar

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1858


Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1865
Treatment Hipernatremia

 Koreksi cepat hypernatremia dapat menyebabkan kejang, edema cerebri, kerusakan


neurologi permanen, dan kematian. Secara umum, penurunan konsentrasi natrium plasma
tidak boleh lebih dari 0.5 mEq/L/jam.
 Contoh: Pasien 70kg dengan kadar [Na+] 160 mEq/L.
 Bila normal [Na+] 140 mEq/L dan TBW 60% BB:

Normal TBW × 140 = Present TBW ×[Na+]plasma or (70 × 0.6) × 140 = Present TBW × 160

 Present TBW = 36.7 L


 Water deficit = Normal TBW – Present TBW atau (70 × 0.6) – 36.7 = 5.3 L
 Untuk mengganti cairan, diberikan minum sejumlah 5.3 L secara enteral dalam 48 jam,
atau D5% secara IV, atau 110 mL/jam.

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1862-1863


Hipoosmolal Hiponatremia

Penurunan konten total natrium tubuh Konten total natrium tubuh normal
Renal Polidipsia primer
Diuretik Sindrom hormone antidiuretic yang tidak sesuai
Defisiensi mineralokortikoid Defisiensi glukokortikoid
Salt-losing nephropathies Hipotiroid
Diuresis osmotic (glukosa, manitol) Obat-obatan
Asidosis tubular renal Peningkatan konten total natrium tubuh
Extrarenal Gagal jantung kongestif
Muntah Sirosis
Diare Sindrom nefrotik
Kehilangan melalui integumen (keringat, luka
bakar)

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1863


Manifestasi Klinis

 Mild-moderate hiponatremia ([Na+] >125 mEq/L)


asimtomatik. Gejala awal biasanya tidak spesifik, dapat
bergejala anoreksia, mual, dan weakness. Namun edema
cerebri yang progresif dapat menyebabkan letargi, confusion,
kejang, koma, dan akhirnya kematian.
 Manifestasi berat dari hyponatremia biasanya berhubungan
dengan konsentrasi [Na+] <120 mEq/L .

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1867-1868


Treatment Hiponatremia
 Treatment hyponatremia mengoreksi penyakit yang mendasari
dan plasma natrium. Saline isotonic dapat digunakan pada pasien
dengan penurunan konten natrium total dalam tubuh. Begitu
defisit ECF dikoreksi, diuresis air spontan akan mengembalikan
natrium plasma ke normal. Sebaliknya, restriksi air adalah terapi
utama untuk pasien hyponatremia dengan total natrium tubuh
yang normal atau meningkat. Lebih spesifiknya seperti hormone
replacement pada pasien dengan hipofungsi adrenal atau thyroid.
 Demeclocycline (Declomycin, Declostatin), antibiotik tetrasiklin
yang mengantagonis aktivitas ADH pada tubulus renalis, sering
digunakan sebagai adjuvant terapi SIADH ketika restriksi air
tidak cukup.

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1868


Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1869
Kalium

 Hipokalemia: [K+] plasma < 3.5 mEq/L


 Hiperkalemia: [K+] plasma > 5.5 mEq/L

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1877 & 1882
Penyebab Hipokalemia

Kehilangan melalui renal berlebih Kehilangan melalui gastrointestinal


•Kelebihan mineralokortikoid •Muntah
•Hiperaldosteronisme primer (Conn syndrome) •DiareECF → ICF shifts
•Glucocorticoid-remediable hyperaldosteronism •Alkalosis akut
•Renin berlebih •Paralisis periodic hipokalemia
•Hipertensi renovaskular •Konsumsi barium
•Sindrom Bartter •Insulin
•Sindrom Liddle •Vitamin B12
•Diuresis •Tirotoksikosis (jarang)
•Alkalosis metabolic kronis •Intake inadekuat
•AntibiotikCarbenicillin
•Gentamicin
•Amphotericin B
•Asidosis tubular renal
•Distal, gradient-limited
•Proximal
•Ureterosigmoidostomy

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1877


1878
Efek Hipokalemia

Kardiovaskular Hormonal
Perubahan EKG/aritmia •Penurunan sekresi insulin
Disfungsi miokardium
•Penurunan sekresi aldosterone
Neuromuskular
Kelemahan otot skelet Metabolik
Tetanus
•Balans negatif nitrogen
Rhabdomiolisis

Ileus
•Ensefalopati
pada pasien
dengan penyakit liver
Renal
Poliuria (diabetes insipidus nefrogenik)
Peningkatan produksi ammonia
Peningkatan reabsorpsi nephrogenic diabetes
insipidus)
Increased ammonia
Peningkatan reabsorpsi bikarbonat
Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1880
Treatment

 Berdasar ada tidaknya gejala dan keparahan disfungsi organ.


 Monitoring EKG, khususnya selama penggantian K+ intravena
 Digoxin mensentisisasi jantung untuk mengubah konsentrasi K+.
 Koreksi deficit K+: per oral selama beberapa hari (60–80 mEq/d)
 Intravena KCl diberikan untuk pasien dengan, atau berisiko,
manifestasi cardiac atau kelemahan otot berat. Peripheral intravenous
replacement tidak boleh lebih dari 8 mEq/h. Untuk kecepatan10–20
mEq/h membutuhkan akses CVC dan monitoring EKG ketat.
Maksimal 240 mEq/d.
 KCl diberikan pada alkalosis metabolik.
 Kalium bikarbonat atau yang setara (K+ asetat atau K+ sitrat)
diberikan pada pasien asidosis metabolik. Kalium fosfat dapat
digunakan sebagai alternatif dengan konkomitan hipofosfatemia
(contoh: ketoasidosis diabetik)

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1881-1882


Hiperkalemia

 Hyperkalemia dapat terjadi karena: (1) intercompartmental shift


of potassium ions, (2) penurunan ekskresi Kalium dalam urin,
atau (3) peningkatan intake Kalium atau peningkatan perilisan
kalium dari organ iskemik.
 Manifestasi utama hiperkalemia adalah otot skelet dan jantung.
 Kelemahan otot skelet dapat terlihat Ketika [K+] plasma > 8
mEq/L.
 Manifestasi cardiac terjadi karena depolarisasi lambat dan [K+]
plasma > 7 mEq/L.
 Perubahan EKG gelombang T tinggi, dapat berubah menjadi
fibrilasi ventrikel dan asistol.

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1882-1883, 1885-1886


1. Direct Antagonism of Hyperkalemic effect
on Cell Membran Polarization

- Kalsium Glukonat 10% 10-30 ml IV (selama 3-5 menit).


- Calcium Chloride 10% 3-5 ml IV
- Mengantagonis efek Hiperkalemia di jantung tanpa menurunkan nilai
K+.
- Onset beberapa menit dan durasi 30-60 menit.
- Dapat diberikan dosis ulangan jika dalam 5 menit tidak ada
perbaikan EKG.
- Tidak boleh diberikan pada pasien dengan terapi digitalis.

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1886-1887


2. Movement of Extracelluler K+ into the
Intracellular Compartement

a. IV Bolus Regular Insulin 10 UI + Dextrose 25-40 mg  dilanjutkan Infus D5.


Akan menurunkan K plasma 0,5-1,5 mEq/L.
Onset : 15-30 menit. Durasi 2-4 jam.

b. - Albuterol 10-20 mg dalam 4 ml NaCl diinhalasi dg nebulizer selama 10 menit.


- Albuterol 0,5 mg dalam 100 ml dextrose 5% IV selama 15 menit. akan menurunkan K +
plasma 0,5-1,5 mEq/L.
- Onset 10-30 menit, durasi 3-6 hari.
- 40% pasien tidak respon terhadap Albuterol,karena itu Albuterol tidak digunakan single
treatment pada Urgent Hyperkalemia.

Beta2-adrenergik agonis (Albuterol)  meningkatkan aktifitas Na+ K+ ATPase, K+ masuk


intra sel  pada kondisi hiperkalemia akut berhubungan dengan transfusi masif.
- epinephrine (0.5–2 mg/min) Epinephrine 0,05 mg IV akan menurunkan K plasma 1 mEq.

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1886-1887


3. Removal K+ from the body 
Pada kasus Insuf renal

a. Furosemid 40-80 mg IV
onset : 15 menit durasi : 2-3 jam.
b. Na Bic 1-2 mmol/kgBB IV dalam 3-4 kali pemberian (untuk kasus Kronik
hiperkalemia yang berhubungan dengan renal tubular asidosis).
c. Sodium Polystyrene Sulfonate (SPS, Kayexalate, Kionex) adalah Kation
Exchange Resin, 1 gr resin akan mengikat 0,65 mEq Kalium dan
diekskresikan ke kolon.
onset : 2 jam, max.efek 6 jam
d. Dialisis (peritoneal dan hemo- dialisis)
onset 15 – 30 menit
180 menit  Kalium plasma turun 2 mEq/L

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1886-1887


Kalsium

 Konsentrasi kalsium plasma normal: 8.5 to 10.5 mg/dL


 Penyebab hiperkalsemia:
1) Hiperparatiroidisme
2) Keganasan
3) Intake vitamin D berlebih
4) Paget disease
5) Gangguan granulomatosa (sarkoidosis, tuberculosis)
6) Imobilisasi kronis
7) Sindrom milk-alkali
8) Insufisiensi adrenal
9) Obat-obatan (tiazid, litium)

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1888-1889


Manifestasi Hiperkalsemia

 Anoreksia, mual, muntah, weakness, dan poliuria.


 Ataksia, iritabilitas, letargi, atau confusion dapat berlanjut
menjadi koma.
 EKG dapat terlihat segmen ST dan interval QT memendek

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal


1889-1890
Hiperkalsemia

 Penyebab tersering : Hiperparatiroidisme


 Gejala hiperkalsemia akibat dari relaksasi otot polos pada usus
(konstipasi, anoreksia, mual, muntah), berkurangnya transmisi
neuromuskular (lethargy, hipotonus, kebingungan), gejala renal (poliuri,
dehidrasi, nefrolithiasis), kelainan irama jantung (pemendekan interval
QT, gelombang J diikuti komplek QRS).
 Terapi : tergantung penyebab  ekskresi kalsium melalui ginjal dengan
cairan intravena dan diuretik loop.
 Hentikan obat yang menyebabkan hiperkalsemia, paratiroidektomi
 Hidrokortison 200 – 400 mg IV setiap hari selama 3 – 5 hari atau prednison
40 – 100 mg per hari (PO)
 Palmidonate 60 – 90 mg IV atau zoledronate 4 mg IV, Gallium nitrate 100 –
200 mg/ml/hari/IV infus selama 5 hari

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1889-1890


Hipokalsemia
Disebabkan oleh: Manifestasi Klinis:
1)Hipoparatiroidisme Paresthesia,
2)Pseudohipoparatiroidisme confusion,
3)Defisiensi
vitamin D: nutrisi,
malabsorpsi (post operasi, inflammatory laryngealstridor
bowel disease), gangguan metabolisme (laryngospasm),
vitamin D
carpopedal spasm (Trousseau
4)Hiperfosfatemia
sign),
5)Pencetus kalsium: pankreatitis, masseter spasm (Chvostek
rabdomiolisis, emboli lemak
sign), dan
6)Kelasikalsium: transfuse PRC multipel
yang cepat atau infus sejumlah albumin kejang.
secara cepat

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1891


Treatment Hipokalsemia
 Kalsium Klorida mengandung 27 mg kalsium elemental/ml dan kalsium
glukonat mengandung 9 mg
 Kalsium klorida intravena menyebabkan iritasi lokal dan nekrosis jika
mengenai jaringan subkutan  lebih baik diberikan secara sentral.
 Kalsium klorida 10% 3-5ml atau kalsium glukonat 10% 10-20 ml
 Kasus kronik, perlu peroral (CaCO3) dan vitamin D

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1893


Fosfat
 Merupakan anion utama intraseluler
 Konsentrasi normal fosfat di dalam plasma adalah 3.0-4.5 mg/dl
 Hiperfosfatemia tidak lsg berpengaruh terhadap fungsi tubuh
 Hipofosfatemia (konsentrasi fosfor <1.5 mg/dL) menyebabkan
penurunan konsentrasi ATP dan 2,3-difosfogliserat di dalam erirosit 
gangguan transport oksigen
 Hipofosfatemia dapat menyebabkan gangguan fungsi leukosit, disfungsi
platelet, ensefalopati, gagal nafas, miopati skeletal.
 Dipilih terapi dengan PO, parenteral resiko hiperfosfatemia dan
hipokalsemia

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1893-1896


Tabel Terapi Fosfat

Rehatta, Hanindito, Tantri, et al., 2019. Buku Teks KATI Perdatin. Hal 377
Magnesium
 Level magnesium plasma normal : 1,7 – 2,4 mg/dl
 Diregulasi melalui interaksi tractus gastrointestinal
(absorpsi), tulang (penyimpanan) dan ginjal
(ekskresi). Sekitar 50-60% magnesium plasma tidak
terikat dan terlarut.

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal


1897
Magnesium
Hipomagnesemia
Manifestasiklinis : kelainan jantung dan neuromuskuler dan gejala mual, muntah,
kelemahan, kejang, tetanus, fasikulasi, perpanjangan interval PR dan QT, morfologi
gelombang T menghilang, torsades de pointes
Terapi:

Bila ada manifestasi klinis berat, kejang, dapat diberikan MgSO4 IV 1-2gr
bolus pelan selama 15-60 menit per IV

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1897-1990


Magnesium
Hipermagnesemia
Terjadi pada penggunaan antasida berlebihan
Manifestasi klinis: pelebaran kompleks QRS, hipotensi, narkosis, penurunan refleks
tendon dalam, depresi nafas akibat paralisis otot-otot pernafasan, blokade jantung,
dan henti jantung. Pada EKG: PR interval memanjang, QRS melebar
Terapi :
Kalsium glukosa 1gr IV 2-3 menit; Diuretik (e.g furosemide); Hemodialisis;
Hentikan
asupan berlebih

Morgan, 2022. Clinical of Anesthesia 7th edition. Hal 1897-1990


Referensi
1. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Management of Patients
with Fluid & Electrolyte Disturbances; Clinical Anesthesiology.
International 7th Edition. Lange. New York. 2022
2. Stoelting RK. Mineral and Electrolyte; Pharmacology and
Physiology in Anesthetics Practice. Sixth Edition. Lippincott –
Raven. Philadelphia – New York. 2022
3. Rehatta, N.margaritta et al. (2019) Anestesiologi dan Terapi
Intensif, Buku Teks KATI-PERDATIN. Jakarta, Indonesia:
Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai