Anda di halaman 1dari 32

KEPERAWATAN DASAR

HIPERKALEMIA DAN HIPOKALEMIA

KELOMPOK 4

Anne silvana : 183110242


Bernica ifada : 183110246
Denada rahmadhani : 183110248
Indah helmalia putri : 183110256
Irma lona sintia : 183110257
Liwa unnasari : 183110259
HIPERKALEMIA
A. DEFINISI

Hyperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi) adalah suatu keadaan


dimana konsentrasi kalium darah lebih dari 5 mEq/L
Hyperkalemia adalah suatu kondisi di mana terlalu banyak kalium dalam
darah. Sebagian besar kalium dalam tubuh (98%) ditemukan dalam sel
dan organ. Hanya jumlah kecil beredar dalam aliran darah. Kalium
membantu sel-sel saraf dan otot, termasuk fungsi, jantung. Ginjal
biasanya mempertahankan tingkat kalium dalam darah, namun jika Anda
memiliki penyakit ginjal - penyebab paling umum dari hiperkalemia -
kadar kalium dapat membangun.
B. ETIOLOGI
1.Pengambilandarah vena
yang buruk →
lisisseldarah → ion K
keluarsel 7.Asupan yang berlebihan:
6.Kerusakanjaringan Pemberian cepat larutan infus
(lukabakarluas, IV yang mengandung ion K
cederaremukberat, perdarahan Pemberian cepat transfuse
internal) darah yang disimpan
2.Ekskresitidakmemadai: Makan pengganti garam pada
a. GGA dan GGK pasien gagal ginjal
b. Insufisiensi adrenal
c. Hipoaldosteronisme
d. Penyakit Addison
5.Asidosismetabolik 8.Terlalu banyak asam dalam
(padagagalginjal) darah, seperti yang kadang-
kadang terlihat pada diabetes

3.Hiperkalemia biasanya
terjadi jika ginjal tidak
mengeluarkan kalium
dengan baik.penyebab
paling sering dari
hiperkalemia adalah 4.Berpindahnya ion K dari 9.Tinggi kalium (pisang, jeruk,
penggunaan obat yang tomat, diet tinggi protein,
ICF ke ECF pengganti garam, suplemen
menghalangi pembuangan
kalium oleh ginjal kalium) Diet
10. Hiperkalemia dapat juga dapat
terjadi akibat sejumlah besar 11. Banyaknya kalium yang
kalium secara tiba-tiba dilepaskan masuk ke dalam aliran darah
dari cadangannnya di dalam bisa melampaui kemampuan
sel.Hal ini bisa terjadi bila: ginjal untuk membuang kalium
a. sejumlah besar jaringan dan menyebabkan
otot hancur (seperti yang hiperkalemia yang bisa
terjadi pada cedera tergilas) berakibat fatal.
b. terjadi luka bakar hebat
c. overdosis kokain.
C. PATOFISIOLOGI

Hiperkalemia biasanya terjadi jika


ginjal tidak mengeluarkan kalium Hiperkalemia dapat juga
dengan baik. Mungkin penyebab dapat terjadi akibat sejumlah
paling sering dari hiperkalemia adalah besar kalium secara tiba-tiba
penggunaan obat yang menghalangi dilepaskan dari cadangannnya
pembuangan kalium oleh ginjal, di dalam sel. Hal ini bisa terjadi
seperti triamterene, spironolactone bila:
dan ACE inhibitor. Hiperkalemia juga 1. Sejumlah besar jaringan otot
dapat disebabkan oleh penyakit hancur (seperti yang terjadi
Addison, dimanakelenjar adrenal tidak pada cedera tergilas) terjadi
dapat menghasilkan hormon yang luka bakar hebat
merangsang pembuangan kalium oleh 2. Overdosis kokain.
ginjal dalam jumlah cukup.
D. MANIFESTASI KLINIK

1.Neuromaskuler:
a. kelemahan otot
yaitu paralisis flasid 3.Ginjal:
2.Saluran cerna:
pd tungkai bawah lalu a. Oliguria
ke badan dan lengan Mual, diare, kolik
usus b. Anuria
b. Parestesia wajah,
lidah, kaki, dan
tangan
E. Komplikasi Hiperglikemia

1.Komplikasi 2.Komplikasi
Akut Kronik
a.Komplikasi metabolic a.Komplikasi vaskuler
1)Ketoasidosis diabetic 1).Makrovaskuler : PJK,
stroke , pembuluh darah
2)Koma hiperglikemik perifer
hiperismoler non ketotik
2).Mikrovaskuler :
3)Hipoglikemia retinopati, nefropati
4)Asidosis lactate

b.Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik,
neuropati otonomik
gastroporesis, diare diabetik,
b.Infeksi berat buli – buli neurogenik,
impotensi, gangguan refleks
kardiovaskuler.
F. Pemeriksaan Diagnostik

1.EKG : menunjukkan pola cedera


iskemik dan gangguan konduksi. 2.Foto dada : Dapat
Menyatakan tipe/sumber disritmia dan menunjukkan pembesaran
efek ketidakseimbangan elektrolit dan bayangan jantung sehubungan
obat jantung.
dengan disfungsi ventrikel atau
Elektrokardiogramuntukmencariperubah katup
an EKG ')

3.Skan pencitraan miokardia :


dapat menunjukkan aea
4.Tes stres latihan : dapat
iskemik/kerusakan miokard yang
dilakukan utnnuk
dapat mempengaruhi konduksi
mendemonstrasikan latihan yang
normal atau mengganggu
menyebabkan disritmia.
gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
5.Elektrolit : Peningkatan atau
penurunan kalium, kalsium dan
magnesium dapat menyebabkan
disritmia.
6.Pemeriksaan obat : Dapat
menyatakan toksisitas obat
jantung, adanya obat jalanan
atau dugaan interaksi obat
7.GDA/nadi oksimetri : contoh digitalis, quinidin.
Hipoksemia dapat
menyebabkan/mengeksaserbasi
disritmia.
G. Penatalakansanaan

Atasi penyebab utamanya, Apabila kadar kalium kurang 2,5


mmol/L atau < 3 mmol/L pada pasien dengan resiko aritmia
(misalnya pada pasien pasca infark miocard) , berikan kalium klorida
IV (Intra vena) sebagai infus dengan kecepatan tidak melebihi 20
mmol/jam pada konsentrasi yang tidak melebihi 40 mmol/jam,
karena kalium yang pekat dapat merusak perifer, apabila kadar
kalium diantara 2,5 dan 3,5 mmol/L, berikan terapi penggantian oral
(kecuali apabila pasien dalam keadaan puasa atau muntah-muntah)
dengan dosis 80-120 mmol/hari yang terbagi dalam beberapa dosis.
Pada hiperkalemia ringan (kalium < 6 mmol/L ), asupan kalium
melalui oral atau intra vena perlu dibatasi. Hiperkalemia berat
(kalium > 6,5 mmol/L) atau perubahan EKG hiperkalemik) merupakan
suatu kegawatdaruratan medis.
H. Pengobatan

Obat-obatan yang mengobati hiperkalemia dimaksudkan untuk


menstabilkan fungsi jantung, meningkatkan pergerakan kalium dari aliran
darah kembali ke dalam sel, dan mendorong ekskresi kalium yang berlebih.
Hemodialisis adalah alat yang paling dapat diandalkan untuk menghilangkan
kalium dari tubuh pada pasien dengan gagal ginjal.
Obatberkaitan Hiperkalemia
• Kalsium Klorida atau glukonat - meminimalkan efek dari hiperkalemia
pada jantung
• Natrium bikarbonat - mempromosikan pergeseran kalium dari darah ke
sel-sel
• Agonis beta - mempromosikan pergeseran kalium dari darah ke sel-sel
• Diuretik - menyebabkan ekskresi kalium dari ginjal
• Resin Binding - mempromosikan dan pertukaran kalium natrium dalam
sistem pencernaan
• Insulin - mempromosikan pergeseran kalium dari darah ke sel-sel
Pelengkap dan Alternatif Terapi
Berikut ini dapat membantu mengurangi gizi gejala:
• Hilangkan alergen makanan yang dicurigai, seperti susu (susu, keju, dan es krim), gandum
(gluten), kedelai, jagung, pengawet, dan bahan kimia tambahan makanan.
• Hindari makanan yang mengandung jumlah tinggi kalium, termasuk pisang, lentil, kacang-
kacangan, buah persik, kentang, salmon, tomat, semangka.
• Hindari makanan olahan, seperti roti putih, pasta, dan gula.
• Makan lebih sedikit daging merah dan daging lebih ramping, ikan air dingin, atau kacang-
kacangan untuk protein. Batasi asupan daging olahan, seperti makanan cepat dan daging
makan siang.
• Gunakan minyak goreng sehat, seperti minyak zaitun atau minyak sayur.
• Mengurangi atau menghilangkan trans-fatty acid, ditemukan barang komersial panggang
seperti kue, kerupuk, kue, kentang goreng, bawang cincin, donat, makanan olahan, dan
margarin.
• Hindari alkohol dan tembakau. Bicaralah dengan dokter Anda sebelum menggunakan
produk yang mengandung produk kafein, seperti teh dan minuman ringan. Kafein dampak
beberapa kondisi dan obat-obatan.
• Minum lebih banyak air. Dehidrasi dapat membuat hiperkalemia buruk.
• Latihan, jika mungkin, menit 30 hari, 5 hari seminggu.
• Hindari mengkudu (Morinda citrifolia) jus, yang tinggi kalium.
HIPOKALEMIA
A. DEFINISI

Kalium merupakan salah satu dari banyak elektrolit dalam tubuh Anda.
Hal ini ditemukan di dalam sel. Tingkat normal kalium sangat penting untuk
pemeliharaan jantung, dan fungsi sistem saraf.
Hipokalemia adalah ketidakseimbangan elektrolit dan diindikasikan oleh
tingkat rendah kalium dalam darah. Nilai dewasa normal untuk kalium 3,5-
5,3 mEq / L.
B. ETIOLOGI

2.Beberapa obat dapat


1.Peningkatan menyebabkan kehilangan kalium 3.Ginjal (ginjal) disfungsi
ekskresi (atau yang dapat menyebabkan - ginjal tidak dapat
hipokalemia. Obat yang umum bekerja dengan baik
kerugian) dari termasuk diuretik loop (seperti karena suatu kondisi
kalium dari tubuh Furosemide). Obat lain termasuk yang disebut Asidosis
Anda. steroid, licorice, kadang-kadang Tubular Ginjal (RTA).
aspirin, dan antibiotik tertentu.

5.Endokrin atau hormonal 4.Kehilangan cairan


6.Miskin diet asupan masalah (seperti tingkat tubuh karena
aldosteron meningkat) -
kalium (Price & aldosteron adalah hormon muntah yang
Wilson, 2006) yang mengatur kadar berlebihan, diare,
potasium atau berkeringat.
C. PATOFISIOLOGI

Kalium adalah kation utama cairan intrasel.


Kenyataannya 98 % dari simpanan tubuh (3000-4000 mEq)
berada didalam sel dan 2 % sisanya (kira-kira 70 mEq)
terutama dalam pada kompetemen ECF.
Rasio kadar kalium ICF terhadap ECF adalah penentuan
utama potensial membran sel pada jaringan yang dapat
tereksitasi, seperti otot jantung dan otot rangka. Potensial
membran istirahat mempersiapkan pembentukan
potensial aksi yang penting untuk fungsi saraf dan otot
yang normal.
Homeostasis kalium tubuh dipengaruhi oleh distribusi
kalium antara ECF dan ICF, juga keseimbangan antara
asupan dan pengeluaran.
D. MANIFESTASI KLINIK

2.Pernapasan; otot-otot
pernapasan lemah,
napas dangkal (lanjut)

3.Saluran cerna;
5.Ginjal;
menurunnya motilitas
poliuria,nokturia. (Price
usus besar, anoreksia,
& Wilson, 2006, hal 344)
mual mmuntah.

4.Kardiovaskuler;
hipotensi postural,
disritmia, perubahan
pada EKG.
E. Pemeriksaan Diagnostik

1.Kalium serum :
penurunan, kurang
dari 3,5 mEq/L.

2.Klorida serum :
sering turun,
kurang dari 98
mEq/L.

4.Bikarbonat
3.Glukosa serum : plasma : 5.Osmolalitas urine 6.GDA : pH dan bikarbonat
agak tinggi. meningkat, lebih : menurun. meningkat (Alkalosit
besar dari 29 metabolik). (Doenges 2002,
mEq/L. hal 1049)
F. PENATALAKSANAAN

1. Pemberian kalium sebanyak 40-80 mEq/L.


2. Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa
rata-rata 50-100 mEq/hari (contoh makanan yang tinggi
kalium termasuk kismis, pisang, aprikot, jeruk, advokat,
kacang-kacangan, dan kentang).
3. Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena
dalam botol infus.
4. Pada situasi kritis, larutan yang lebih pekat (seperti 20 mEq/L)
dapat diberikan melalui jalur sentral bahkan pada hipokalemia
yang sangat berat, dianjurkan bahwa pemberian kalium tidak
lebih dari 20-40 mEq/jam ( diencerkan secukupnya) : pada
situasi semacam ini pasien harus dipantua melalui
elektrokardigram (EKG) dan diobservasi dengan ketat
terhadap tanda-tanda lain seperti perubahan pada kekuatan
otot. (Brunner & Suddarth, 2002, hal 260).
5. Komplikasi, Adapun komplikasi dari penyakit hipokalemia ini adalah
sebagai berikut :
Akibat kekurangan kalium dan cara pengobatan yang kurang hati-
hati dapat menimbulkan otot menjadi lemah, kalau tidak diatasi
dapat menimbulkan kelumpuhan.
6. Hiperkalemia yang lebih serius dari hipokalemia, jika dalam
pengobatan kekuarangan kalium tidak berhati-hati yang memungkinkan
terlalu banyaknya kalium masuk kedalam pembuluh darah.(Ilmu Gizi,
1991, hal 99)
7. Selain itu juga adapun hal-hal yang dapat timbul pada hipokalemia
yaitu :
a. Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat terjadi pada
keadaan hipokalemia terutama bila mendapat obat digitalis.
b. Ileus paralitik.
c. Kelemahan otot sampai kuadriplegia.
d. Hipotensi ortostatik.
e. Vakuolisasi sel epitel tubulus proksimal dan kadang-kadang
tubulus distal.
f. Fibrosis interstisial, atropi atau dilatasi tubulus.
g. pH urine kurang akibatnya ekskresi ion H+ akan berkurang.
h. Hipokalemia yang kronik bila ekskresi kurang dari 20 mEq/L.
(Ilmu penyakit Dalam, 2001, hal.308)
G. PENGOBATAN

1.Pemberian K 2.Pemberian kalium


melalui oral atau lebih disenangi
Intravena untuk dalam bentuk oral
penderita berat. karena lebih mudah.

3.Pemberian 40-60 mEq


4.Monitor, kadar
dapat menaikkan kadar
kalium tiap 2-4 jam
kalium sebesar 1-1,5
untuk menghindari
mEq/L, sedangkan
hiperkalemia
pemberian 135-160
terutama pada
mEq dapat menaikkan
pemberian secara
kadar kalium sebesar
intravena.
2,5-3,5 mEq/L.
5.Pemberian K intravena dalam
bentuk larutan KCl disarankan
melalui vena yang besar dengan
kecepatan 10-20 mEq/jam, 6.Acetazolamide
kecuali disertai aritmia atau
kelumpuhan otot pernafasan, untuk mencegah
diberikan dengan kecepatan 40- serangan.
100 mEq/jam. KCl dilarutkan
sebanyak 20 mEq dalam 100 cc
NaCl isotonik.

7.Triamterene atau
spironolactone
apabila
acetazolamide
tidak memberikan
efek pada orang
tertentu.
ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERKALEMIA

1 . Pengkajian
a. Riwayat penyakit
1) Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung,
stroke, hipertensi.
2) Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati,
GJK, penyakit katup jantung, hipertensi.
3) Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti
aritmia lainnya kemungkinan untuk terjadinya
intoksikasi.
4) Kondisi psikososial
b. Pengkajian Fisik

1. Aktivitas : kelelahan umum


2. Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi;
bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban
berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung
menurun berat.
3. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut, menolak,marah, gelisah,
menangis.
4. Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual
muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban kulit
5. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
6. Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat
antiangina, gelisah
7. Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman
pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi
pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik
pulmonal; hemoptisis.
8. Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis
siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
2. Diagnosa keperawatan dan
Intervensi

a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan


gangguan konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.
Kriteria hasil :
1). Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang
dibuktikan oleh TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin
adekuat, nadi teraba sama, status mental biasa
2). Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia
3). Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.
• Intervensi :
1) Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan, amplitudo dan simetris.
2) Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut jantung ekstra, penurunan
nadi.
3) Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.
4) Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia atrial; disritmia ventrikel;
blok jantung
5) Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.
6) Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal relaksasi nafas dalam,
bimbingan imajinasi
7) Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor penghilang/pemberat. Catat
petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah mengkerut, menangis, perubahan TD
8) Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi
9) Kolaborasi :
a. Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit
b. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
c. Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi
d. Siapkan untuk bantu kardioversi elektif
e. Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung
f. Masukkan/pertahankan masukan IV
g. Siapkan untuk prosedur diagnostik invasive
h. Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilator
b. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan berhubungan dengan
kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.

• Kriteria hasil :
1. Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan
2. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping
obat

• Intervensi :
a) Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal
b) Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutik pada
pasien/keluarga
c) Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contoh kelemahan, perubahan
mental, vertigo.
d) Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obat diperlukan;
bagaimana dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan
e) Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan
f) Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein
g) Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang
h) Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat
i) Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala yang
memerlukan intervensi medis
j) Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus, manuver
Valsava bila perlu
ASUHAN KEPERAWATAN
HIPOKALEMIA

1. Pengkajian

a. Aktifitas atau istirahat c. Eliminasi


Gejala : kelemahan umum, Tanda :
latergi. 1. Nokturia, poliuria bila faktor
pemberat pada hipokalemia meliputi
b. Sirkulasi GJK atau DM.
Tanda : 2. Penurunan bising usus, penurunan
1. Hipotensi mortilitas, usus, ilues paralitik.
2. Nadi lemah atau menurun, Distensi abdomen.
tidak teratur. 3. Makanan / cairan
3. Bunyi jantung jauh. Gejala : Anoreksia, mual, muntah.
4. Perubahan karakteristik EKG.
5. Disritmis, PVC, takikardia /
fibrasi ventrikel.
d.Neurosensori e. Nyeri / kenyamanan f. Pernapasan
• Gejala : parestesia • Gejala : nyeri / kram • Tanda
• Tanda : otot • 1. hipoventilasi /
• 1. Penurunan status menurun dalam
mental / kacau mental,
apatis, mengantuk, peka
pernapasan karena
rangsangan, koma, kelemahan atau
hiporefleksia, tetani, paralisis otot
paralisis. diafragma. (Marilyn
• 2. Penurunan bising E. Doenges 2002 hal
usus, penurunan 1048)
mortilitas, usus, ileus
paralitik.
• 3. Distensi abdomen
2. Diagnosa
1. Perubahan pola nutrisi berhubungan dengan
anoreksia, mual dan muntah.Kadar kalium kembali
dalam batas normal
• Kriteria Hasil :
1) Kadar kalium kembali dalam batas normal adalah
3,5-5,0 mEq / L (mEq / L.
2) Menyatakan pemahaman tentang kondisi,
program pengobatan.
3) Menyatakan tindakan yang diperlukan dan
kemungkinan efek samping obat.
Intervensi
a. Monitor pemberian kadar kalium tiap 2-4 jam untuk
menghindari hiperkalemia terutama pada pemberian secara
intravena. Beri kalium sebanyak 40-80 mEq/L.
b. Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-
rata 50-100 mEq/hari (contoh makanan yang tinggi kalium
termasuk kismis, pisang, aprikot, jeruk, advokat, kacang-
kacangan, dan kentang).
c. Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena
dalam botol infus.
2. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi.
• Kriteria hasil :
a. Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan
b. Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek
samping obat
• Intervensi :
a. Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa
obat diperlukan; bagaimana dan kapan minum obat; apa yang
dilakukan bila dosis terlupakan
b. Kaji ulang kebutuhan kalium
c. Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk
dibawa pulang
d. Anjurkan pasien melakukan pengukuran nadi dengan tepat
e. Kaji ulang kewaspadaan keamanan, yang memerlukan intervensi
medis

Anda mungkin juga menyukai