Anda di halaman 1dari 74

CAIRAN & ELEKTROLIT

METABOLISME AIR DAN


MINERAL
 PENDAHULUAN
 AIR SEBAGAI BAHAN KIMIA
 FUNGSI AIR
 DISTRIBUSI AIR TUBUH
 KESEIMBANGAN AIR
 KEBUTUHAN AIR
I. METABOLISME AIR

A. PENDAHULUAN
Sumber kehidupan,
70% <bobot hampir semua bentuk kehidupan
zat gizi yang sangat penting bagi tubuh
komponen utama dari semua struktur sel
dan merupakan media kelangsungan
proses metabolisme.
Reaksi biokimia dapat berjalan medium air.
 Memindahkan berbagai senyawa melintasi
membran, mempertahankan suhu tubuh,
membuat cairan pencernaan dan melarutkan
sampah metabolisme.
 Keseimbangan air sangat dipertahankan
 Masukan air diperoleh dari makanan, air minum
dan air metabolik
Oksidasi 100 g lemak protein : 42 g air oksidasi
Oksidasi 100 g karbohidrat : 60 g air metabolik
Oksidasi 100 g lemak : 108 g air metabolik
 Keluaran air melalui : urin, tinja, pernafasan,
keringat.
 Apabila masukan air jauh melebihi keluaran :
odem
 Apabila keluaran melebihi masukan : dehidrasi
B. AIR SEBAGAI BAHAN KIMIA
 Air merupakan:
 zat makanan yang sangat penting, namun perannya
berbeda dengan zat makanan lain.
 tidak dicerna terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari
usus halus.
 tidak mensuplai energi untuk pertumbuhan,
pemeliharaan maupun untuk kerja fisik.
 media untuk terjadinya reaksi kimia dalam tubuh.
 Air tetap berada dalam bentuk cair pada
temperatur kamar dan dalam temperatur
tubuh.
 Jika bukan karena adanya tarik menarik yang
kuat dari molekul air, sebagai hasil dari ikatan
hidrogen, maka air akan berbentuk zat yang
menguap dalam kondisi kehidupan yang
normal.
 Sejumlah panas diperlukan untuk memecah
ikatan hidrogen yang menyebabkan molekul air
dapat melekat satu dengan lainnya air
mengandung kapasitas panas yang tinggi air
membutuhkan sejumlah panas yang tinggi
untuk meningkatkan temperatur air.
 Air merupakan konduktor panas yang buruk
menguntungkan tubuh meskipun air
membantu menyebarkan panas secara merata
ke seluruh tubuh, tetapi air juga menyerap
panas yang dihasilkan tanpa menyebabkan air
itu sendiri menjadi panas.
 Air mempunyai panas laten yang tinggi untuk
evaporasi, yaitu panas yang dibutuhkan untuk
menghasilkan uap dari suatu cairan.
 Hanya pada temperatur 100 oC, seluruh
ikatan hidrogen diantara molekul-molekul
air dapat menyebabkan air mendidih dan
oleh karenanya membentuk uap air.
 Sifat tersebut sangat penting sehubungan
dengan cara penyebaran kelebihan panas
tubuh yaitu dengan cara penguapan air melalui
kulit.
 Jika air menguap pada temperatur yang lebih
rendah, apa yang terjadi ? manusia tidak
dapat bertahan untuk hidup pada iklim tropis
atau dalam kondisi panas tubuh yang tinggi
akibat demam.
C. FUNGSI AIR:
 pengatur temperatur tubuh
 komponen jaringan tubuh, misal darah
mengandung 90-95% air
 bantalan sistem syaraf
 pelumas persendian
 pengatur hidrolisis dan reaksi biologis
lain
 pelarut zat-zat biokimia.
D. DISTRIBUSI AIR TUBUH
 Jumlah air dalam tubuh tergantung pada umur,
komposisi jaringan dan jenis kelamin.
 Jumlah air relatif tinggi pada awal kehidupan,
misal janin manusia mengandung 97% cairan
tubuh, dan tubuh bayi yang baru dilahirkan
mengandung 77% air.
 Pria dewasa dengan bobot normal, jumlah air
tubuh 60% dari bobot tubuh.
 Kehilangan air dari jaringan akan terus
berlangsung seiring dengan perubahan fisik dan
umur.
 Babies and kids have more water (%) than adults
 70-80% water during birth
 Drops to 65% after 1 year
 Obese people have less water (%) than skinny people
 Muscle is 75% water
 Fat is 20% water
 For this reason, older people (who generally have a
higher fat %) have less water (%) then younger people
 Women have less water (%) than men
 Women have naturally higher (%) body fat
Human body water composition
by sex, weight and age
 Tulang : 10% air
 Gigi : 5% air
 Jaringan adiposa 25-35% air
 Jaringan otot : 72% air
older people (who generally have a higher fat %) have less
water (%) then younger people
 Jaringan otot orang dewasa yang tidak
mengandung lemak : 70% dari bobot badan
 Manusia obese : 50% air
 Wanita dibanding pria ?
Women have less water (%) than men
Women have naturally higher (%) body fat
1. Kompartemen (bagian) cairan
Manusia
 Tiga model kompartemen dibagi oleh
membran semipermiabel:
 [1] Intracellular = Cytoplasmic (dalam sel)
 Extracellular, dibagi menjadi :
 [2] Interstitial = Intersellular = Lymph (di antara
sel dalam jaringan)
 [3] Plasma (bagian cairan dalam darah)

 Cairan Transelular (ekstraselular khusus),


meliputi cairan sinovial, peritoneum,
perikardial, intraokular, dan LCS
TOTAL AIR TUBUH 60% BB

Cairan intraseluler
Cairan ekstraseluler
60% cairan tubuh
40% air tubuh
40% bobot badan
20% bobot badan

A B
Keterangan gambar A & B:

 A = cairan  B = Cairan
interstitiil dan intravaskuler
transeluler  80% dari cairan
 20% dari cairan ekstraseluler
ekstraseluler  32% dari air tubuh
 8% dari air tubuh  5% dari bobot
 15% dari bobot badan
badan
Kompartemen (bagian) cairan Manusia
 Total Body Water (TBW)
- 42L, 60% BB tubuh
 Intracellular Fluid (ICF) -
28L, 67% BB tubuh
Extracellular Fluid (ECF) -
14L, 33% BB tubuh
 Interstitial Fluid - 11L,
80% ECF
 Plasma - 3L, 20% of ECF
Air
 Keseimbangan air
 Sumber : 2500 ml
– minum sehari2
 Metabolic Water
 Preformed Water
 Ingested Foods
 Ingested Liquids
 Keseimbangan
tercapai jika
pengeluaran
sehari2 juga =
2500 ml
 GI tract
 Lungs
 Skin
 evaporation
 perspiration
 Kidneys
Keseimbangan cairan
 Seimbang jika cukup air dan
didistribusikan ke seluruh
kompartemen berdasarkan
kebutuhan tubuh
 Lemak (jaringan adiposa)
adalah bebas air, sehingga
jumlah air tergantung %
komposisi lemak
 Air adalah pelarut sbgn besar
molekul tubuh dan berperan
dalam reaksi biokimia, baik
anabolik maupun katabolik
 Banyak tjd pertukaran
diantara kompartemen cairan
tubuh
 Gerakan air :
 aliran (i.e., sirkulasi
darah & limfe)
 difusi & osmosis – pd
sbgn besar tubuh
Konsentrasi larutan (Solut)
 Non-elektrolit
 Molekul terbentuk hanya melalui ikatan kovalen
 Tak dapat tjd pertukaran ion
 Elektrolit
 Molekul terbentuk melalui ikatan ion;
 Berubah bentuk (disosiasi) menjadi kation (+) &
anion (-) pada larutan/solution (asam, basa,
garam)
 4 fungsi fisiologis penting :
 Mineral dasar untuk reaksi biokimia
 Kontrol osmosis = kontrol gerakan air diantara
kompartemen
 Mempertahankan keseimbangan asam-basa
 Melakukan aliran listrik (keadaan depolarisasi)
Kompartemen cairan:
Extrasellular Intrasellular

Na+ K+

Mg2+ Ca 2+
Cl-
Phosphates
HCO3-
Proteins
2. Kandungan Cairan Tubuh

 Selain cairan, sel dalam tubuh mengandung


bermacam-macam zat makanan yang diperlukan
untuk proses metabolisme dalam tubuh.
 Zat yang larut dalam tubuh disebut solute yang
mempengaruhi gerakan cairan tubuh :
 elektrolit-elektrolit
 molekul-molekul besar seperti plasma protein
 molekul-molekul kecil seperti glukosa dan urea
 Elektrolit adalah molekul-molekul yang
berdisosiasi dalam larutan air menjadi anion
(bermuatan -) dan kation (bermuatan +).
 Anion utama : chlorida, bikarbonat, fosfat,
sulfat.
 Kation utama : sodium, potasium, kalsium,
magnesium.
KONSTITUEN CAIRAN EKSTRA
SELULAR DAN INTRASELULAR
Cairan Ekstraseluler Cairan
intraseluler
Kation Anion Kation Anion Kation Anion
(mEq/l) (mEq/l) (mEq ci) (mEq ci)
Na + 142 11
K+ 5 164
Ca ++ 5 2
Mg ++ 3 28
Cl - 103
HCO3 - 27 10
HPO4 = 2 105
SO4 = 1 20
Protein 16 65
As.org. 6 5
Jumlah 155 155 205 205
 Dalam setiap bagian, konsentrasi kation akan
sama dengan konsentrasi anion larutan berada
dalam keseimbangan elektris yang netral.
 Kation terbanyak yang terdapat dalam cairan
ekstraseluler : Natrium
 Anion terbanyak yang terdapat dalam cairan
ekstraseluler : Kalium
 Cairan ekstraseluler Na: K = 28:1
 Cairan intraseluler Na: K = 15:1
Distribusi Elektrolit Mayor
 Na+ & CL- : dominan di cairan ekstrasel
(cairan interstitial fluid & plasma) tapi
sangat rendah di cairan intrasel
(sitoplasma)
 K+ & HPO42- dominan di cairan intrasel
(sitoplasma) tapi sangat rendah di cairan
extrasel (cairan interstitial fluid & plasma)
 Pada pH cairan tubuh, protein (P-)
bertindak sbg anion; total konsentrasi
protein [P-] relatif tinggi, di sitoplasma [P-
] konsentrasi di plasma darah cukup, dan
sangat rendah di cairan interstitial.
Distribusi Elektrolit Minor
 HCO3- konsentrasinya cukup di semua cairan, lebih
rendah di cairan intrasel (sitoplasma); merupakan
pH buffer penting dalam kompartemen
ekstrasellular.
 Ca++ konsentrasinya rendah di semua cairan, tetapi
sangat diatur oleh tubuh, jika konsentrasinya sedikit
dapat menimbulkan efek yang serius.
 Mg++ konsentrasinya rendah di semua cairan, tapi
Mg++ sedikit lebih tinggi pada cairan intrasel
(sitoplasma), yang merupakan komponen pada
sebagian besar pada enzim sel.
Distribusi Cairan
•Pengaturan Keseimbangan
Cairan Tubuh dan Elektrolit

 Membran sel mempunyai permeabilitas tertentu


yang memungkinkan dapat dilalui air dan
beberapa solute.
 Air secara tetap dan teratur mengalir, masuk
dan meninggalkan setiap membran sel.
 Setiap detik sebanyak 100 kali volume sel
melewati membran sel, meskipun demikian
jumlah volume sel tidak mengalami perubahan.
 Pergerakan molekul air melewati
membran sel dikenal dengan peristiwa
osmosis
 Kandungan elektrolit dengan konsentrasi tertentu
dalam cairan kedua sisi membran akan mengatur
aliran cairan.
 Cairan akan bergerak dari area dengan
konsentrasi elektrolit rendah ke area dengan
konsentrasi elektrolit tinggi, untuk
mempertahankan agar konsentrasi cairan kedua
sisi membran selalu dalam keadaan seimbang.
 Mekanisme utama yang mendasari transpor
air melalui membran sel adalah tekanan
osmose dan tekanan filtrasi.
 Pembuluh kapiler merupakan tempat terbanyak
terjadinya pertukaran cairan tubuh, dinding
pembuluhnya sangat tipis memungkinkan
cairan dan partikel kecil mudah melewati
membran air, glukosa dan urea dapat
setiap saat melewati membran sel.
 Hemoglobin dan serum albumin yang
mempunyai molekul besar akan tinggal
dalam pembuluh kapiler.
 Molekul plasma protein yang besar dan
tinggal dalam pembuluh kapiler akan
membentuk tekanan osmotik koloid yang
mempunyai kecenderungan menahan air dalam
pembuluh kapiler dan menghambat masuknya
cairan ke dalam ruang antar sel (interstitiil).
 Sementara itu denyut jantung akan
memberikan tekanan hidrostatis yang
mengakibatkan air dan partikel-pertikel kecil
didesak keluar dari pembuluh kapiler.
fitranto arjadi-anatomi fkik-blok
kardiovaskuler 2008
Lymphatic Organs
Tonsils

Thymus

Spleen
(GALT)

Red bone marrow


Lymph nodes

fitranto arjadi-anatomi fkik-blok


kardiovaskuler 2008
 Perubahan dalam permeabilitas membran akan
mempengaruhi pergerakan air. Status fisiologis
individu juga dapat mengubah permeabilitas,
terutama akibat pengaruh hormon.
 Dalam keadaan normal, sirkulasi cairan limfe
membantu mengatur mekanisme
keseimbangan cairan dengan cara
mengeluarkan kelebihan cairan yang
terdapat dalam jaringan yang akhirnya akan
kembali ke dalam sirkulasi darah
Permeabilitas membran kapiler dari beberapa
molekul dengan berat molekul yang berbeda
Nutrien Berat Molekul Cm3/dtk/100g jaringan

Air 18 3.7
Urea 60 1.83
Glukosa 180 0.64
Sukrosa 342 0.35
Myoglobin 17.000 0.005
Hemoglobin 68.000 0.001
Serum albumin 69.000 0.000
 Dalam kondisi patologis, mekanisme
keseimbangan akan terganggu sehingga cairan
yang berlebih akan tinggal dalam rongga antar
sel (interstitiil) dan mengakibatkan edema.
 Kenaikan tekanan darah yang tajam merupakan
salah satu contoh mekanisme keseimbangan
cairan tubuh yang terganggu.
 Infeksi pembuluh limfe dan malnutrisi
protein yang parah Konsentrasi protein
dalam plasma menjadi sangat rendah
cairan tidak dapat ditarik kembali ke dalam
pembuluh kapiler dan akan menumpuk
dalam cairan interstitiil yang menyebabkan
pembengkakan
E. KESEIMBANGAN AIR

1. Sumber-sumber masukan air:


 Bahan makanan
 Air minum
 Air metabolik
 Lambung dan usus mendapat tambahan dari :
saliva, sekresi lambung, sekresi empedu, sekresi
pankreas, sekresi mukosa usus.
Air
 Keseimbangan air
 Sumber : 2500 ml –
minum sehari2
 Metabolic Water

 Preformed Water
 Ingested Foods
 Ingested Liquids
 Keseimbangan
tercapai jika
pengeluaran sehari2
juga = 2500 ml
 GI tract

 Lungs

 Skin
 evaporation
 perspiration
 Kidneys
Keseimbangan cairan
 Seimbang jika cukup air dan
didistribusikan ke seluruh
kompartemen berdasarkan
kebutuhan tubuh
 Lemak (jaringan adiposa )
adalah bebas air, sehingga
jumlah air tergantung %
komposisi lemak
 Air adalah pelarut sbgn
besar molekul tubuh
 Air juga berperan dalam
reaksi biokimia, baik
anabolik maupun katabolik
 Banyak sekali tjd pertukaran
dianatar kompartemen
cairan tubuh, khususnya air
 Gerakan air :
 Aliran (i.e., sirkulasi
darah & limfe)
 diffusi & osmosis –
pd sbgn besar tubuh
PENGELUARAN AIR TUBUH

Tanpa diatur Secara diatur


(insensible) (sensible)

Akan keluar secara Hilang secara


tetap dan terus
menerus tanpa disadari
disadari

Melalui kulit dan paru- Feses dan urine


paru (800-
1000ml/hr) dalam
kondisi normal
Volume darah yang melalui ginjal berlangsung
beberapa kali dalam sehari, dengan kecepatan
1200 ml/menit.

Disaring oleh nephron (bagian dari ginjal)


memisahkan filtrat bebas dari protein

Mengandung air, glukosa, asam amino, mineral


dan sisa metabolisme zat makanan.

Masuk dalam tubulus panjang(tubulus proksimalis)


yang mempunyai sel-sel yang sangat selektif
terhadap proses reabsorpsi glukosa, asam amino
& sejumlah elektrolit yang terdapat dalam filtrat
bersama 80% air.
 Menghasilkan urine yang terutama mengandung
natrium, urea dan hasil sisa metabolisme zat
makanan yang larut dalam air.
 Pada kondisi normal dalam urine biasanya
tidak ditemukan glukosa.
 Ginjal mempunyai mekanisme transpor aktif
sangat efisien mampu menyalurkan glukosa
kembali ke dalam peredaran darah.
 Jika kadar gula dalam darah melebihi 160
mg/dl melewati ambang toleransi
kemampuan ginjal yang mengakibatkan
glukosa tumpah ke dalam urin
 Mekanisme transpor aktif berperan dalam
membawa kalium, hidrogen dan ion-ion lain dari
pembuluh darah kapiler melalui membran sel
tubulus ginjal, yang kemudian disekresi ke dalam
urine.
 Proses sekresi berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan asam basa
dalam tubuh.
 Gabungan antara proses filtrasi, reabsorpsi dan
sekresi dalam ginjal, membantu tekanan osmotis
cairan tubuh, juga berperan untuk mengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk
mempertahankan keseimbangan asam basa.
 Pada kondisi normal, produksi urin oleh ginjal
berkisar 900-1400 ml/hr, bergantung pada
banyaknya konsumsi cairan.
 Jika terjadi penurunan volume di luar sel, misal
perdarahan volume urin menurun
 Konsumsi air berlebihan volume urin
meningkat.
 Makanan dengan kadar protein tinggi, kadar
garam tinggi dan karbohidrat rendah volume
urin turun

 Hasil metabolisme makanan tersebut


memberikan produk akhir: urea, natrium dan
badan-badan keton dengan konsentrasi tinggi

 Peningkatan konsumsi air menurunkan


konsentrasi produk yang terbentuk sekresi urin
meningkat
Keseimbangan air
Banyaknya air yang dikonsumsi :
Cairan berasal dari minuman 1.250 ml
Air dalam makanan 900 ml
Air metabolik 350 ml

Jumlah 2.500 ml

Banyaknya air yang disekresi :


Ekskresi melalui urine 1.400 ml
Ekskresi melalui fese 100 ml
Ekskresi melalui kulit (keringat) 700 ml
Ekskresi melalui paru-paru 300 ml

Jumlah 2.500 ml
Dengan adanya variasi individu, temperatur lingkungan dan
perbedaan aktivitas seseorang, jumlah kehilangan air dapat berbeda

Sumber air yang Pada suhu Pada suhu tinggi Aktifitas berat
hilang melalui normal (ml/hr) dan lama (ml/hr)
(ml/hr)
Kulit 350 350 350
Pernafasan 350 250 650
Urine 1400 1200 500
Keringat 100 1400 5000
Feses 100 100 100

Jumlah 2300 3300 6600


 Meskipun tubuh sebagian besar terdiri dari air,
tubuh tidak tahan terhadap kehilangan air tubuh
dalam jumlah banyak.
 Kehilangan air tubuh 4% bobot air tubuh
ketahanan jaringan muskuler akan mengalami
penurunan 30%.
 Kehilangan air tubuh sebanyak 10-12% dari total
air tubuh, dapat menyebabkan kematian.
F. KEBUTUHAN AIR
1. Metode Penghitungan Air Metabolik
Tabel : Jumlah air metabolik yang dihasilkan oleh 100 g karbohidrat,
protein dan lemak

Bahan makanan Air metabolik (g) 100 g bahan Air metabolis per
mengandung 100 kkal ME (g)
energi (kkal)

Karbohidrat 60 400 15.0


Protein 42 400 10.5
Lemak 100 900 11.1
Absorpsi Air

 9 liter cairan masuk ke dalam


gastrointestinal setiap hari
 Usus halus melakukan
reabsorpsi 8 liter, sedangkan
usus besar menyerap 90 %
dari sisa air yang masuk
setelah 3 sampai 10 jam.
 Absorpsi terjadi secara
osmosis melalui dinding sel
masuk ke dalam pembuluh
darah kapiler villi.
Pengaturan Neuroendokrin dalam
Keseimbangan Cairan
 Sistem saraf
Reseptor
- Baroreseptor di arkus aorta & sinus karotis
- Reseptor regang tekanan rendah di thorak
Sistem saraf simpatis
 Sistem endokrin
- Angiotensin II reabsorpsi Na
- Aldosteron reabsorpsi Na
- Antidiuretic hormone (ADH) reabsorpsi air
- Atrial natriuretic peptide (ANP/atriopeptin)
ekskresi Na & air
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 55
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Keseimbangan Cairan & Elektrolit

 Umur
 Suhu lingkungan
 Diet
 Stres
 Penyakit

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 56
Keseimbangan Asam & Basa
 Keseimbangan asam-basa
pengaturan konsentrasi ion H+
dalam cairan tubuh
 Ion H+ sbg hasil dari metabolisme:
C6H12O6 + O2 CO2 + H2O H2CO3 H+ +
HCO3-
 [H+] dlm plasma pH plasma
darah = 7,4
 Sistem dapar (buffer) menghambat
perubahan pH yang besar jika ada
penambahan asam atau basa
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 57
Sistem Dapar

 Asam karbonat:Bikarbonat
sistem dapar di CES untuk asam
non-karbonat
 Protein
sistem dapar di CIS & CES
 Hemoglobin
sistem dapar di eritrosit untuk
asam karbonat
 Phosphat
sistem dapar di ginjal dan CIS
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 58
Keseimbangan ion H+

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 59
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 60
Mekanisme Regulasi
Keseimbangan Asam-Basa

 Sistem dapar hanya mengatasi


ketidakseimbangan asam-basa
sementara
 Ginjal: meregulasi keseimbangan ion
H+ dengan menghilangkan
ketidakseimbangan kadar H+ secara
lambat; terdapat sistem dapar fosfat
& amonia
 Paru-paru: berespons scr cepat thd
perubahan kadar H+ dalam darah &
mempertahankan kadarnya sampai
ginjal menhilangkan
ketidakseimbangan tersebut
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 61
Regulasi Pernapasan dlm
Keseimbangan Asam-Basa
 Kadar CO2 meningkat pH menurun
 Kadar CO2 menurun pH meningkat
 Kadar CO2 & pH merangsang kemoreseptor
yg kemudian akan mempengaruhi pusat
pernapasan
hipoventilasi meningkatkan kadar CO2
dlm darah
hiperventilasi menurunkan kadar CO2
dlm darah

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 62
Regulasi Pernapasan dlm
Keseimbangan Asam-Basa

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 63
Regulasi Ginjal dlm
Keseimbangan Asam-Basa
 Sekresi H+ ke dalam filtrat &
reabsorpsi HCO3- ke CES
menyebabkan pH ekstrasel
meningkat
 HCO3- di dlm filtrat diabsorbsi
 Laju sekresi H+ meningkat akibat
penurunan pH cairan tubuh atau
peningkatan kadar aldosteron
 Sekresi H+ dihambat jika pH urin <
4,5 faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 64
Gangguan Keseimbangan
Asam-Basa
 Asidosis respiratori
hipoventilasi retensi CO2
H2CO3 H+
 Alkalosis respiratori
hiperventilasi CO2 banyak yg hilang
H2CO3 H+
 Asidosis metabolik
Diare, DM HCO3- PCO2 H+
 Alkalosis metabolik
muntah H+ HCO3- PCO2
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 65
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 66
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 67
Kompensasi Sistem Pernafasan
terhadap Asidosis Metabolik

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 68
Kompensasi Ginjal terhadap
Asidosis Respiratorik

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 69
Nomogram Davenport

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 70
INTERPRETASI AGD
Lihat pH darah

pH < 7,35 pH < 7,45

ASIDOSIS ALKALOSIS

Lihat pCO2 Lihat HCO3-

< 40mmHg < 40 mmHg < 24 mM < 24 mM

METABOLIK RESPIRATORIK RESPIRATORIK METABOLIK

faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 71
TERKOMPENSASI atau TIDAK?
 Lihat pH kembali
- jika mendekati kadar normal (7,35-7,45)
terkompensasi
- jika belum mendekati normal
tidak terkompensasi atau terkompensasi
sebagian
 Jika asidosis respiratorik dgn HCO3- < 24 mM
terkompensasi sebagian
 Jika asidosis metabolik dgn pCO2 < 40 mmHg
terkompensasi sebagian
 Jika alkalosis respiratorik dgn HCO3- < 24 mM
terkompensasi sebagian
 Jika alkalosis metabolik dgn pCO2 < 40 mmHg
terkompensasi sebagian
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 72
LATIHAN
Asidosis metabolik
 pH 7.32, PCO2 40, HCO3 19 tdk terkompensasi

 pH 7.55, PCO2 20, HCO3 22 Alkalosis respiratorik


tdk terkompensasi
 pH 7.55, PCO2 37, HCO3 30 Alkalosis metabolik
tdk terkompensasi
 pH 7.49, PCO2 35, HCO3 29 Alkalosis metabolik
tdk terkompensasi
 pH 7.30, PCO2 50, HCO3 29 Asidosis respiratorik
 pH 7.43, PCO2 53, HCO3 30 terkompensasi sebagian
Alkalosis metabolik
 pH 7.44, PCO2 38, HCO3 26 terkompensasi
normal
 pH 7.43, PCO2 32, HCO3 20
Alkalosis respiratorik
terkompensasi
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006 73
4/23/2018 Fitranto Arjadi @copyright 74

Anda mungkin juga menyukai