Pembimbing :
Definisi
Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium dalam tubuh berada dibawah batas
normal. Hipokalemia dapat terjadi karena kehilangan kalium dari tubuh, maupun karena gerakan
kalium ke dalam sel-sel. Hipokalemia jarang terjadi karena ketidakadekuatan masukan kalium.
Perubahan kadar kalium serum menunjukan perubahan pada kalium ekstraselular. Perubahan
kadar kalium tidak selalu menunjukan perubahan pada kadar total tubuh.
Hipokalemia ditandai dengan keletihan, kelemahan otot, kram kaki, otot lembek atau
kendur, mual, muntah, ileus, dan penurunan konsentrasi urine (poliuria). Selain itu, dapat juga
ditandai dengan penurunan bising usus karena kelemahan otot polos, nadi lemah dan tidak
teratur, dan penurunan tonus otot.
Hipokalemia didefinisikan sebagai kadar kalium serum yang kurang dari 3,5 mEq/L.
Hanya 2% dari K+ tubuh yang berada dalam ECF, sehingga kadar K+ serum tidak selalu
mencerminkan K+ tubuh total.
Etiologi
Gambaran klinis
Gejala, tanda, dan hasil laboratorium pada hipokalemia. Gambaran klinis utama
hipokalemia yang paling sering dijumpai pada keadaan neuromuskular, dan komplikasi yang
paling serius adalah henti jantung, dan lebih mudah tejadi jika penurunan kalium berlangsung
cepat (misalnya pada pengobatan ketoasidosis diabetik dengan insulin dan glukosa tanpa diberi
kalium tambahan). Pasien hipokalemia dapat merasa lemah pada otot-ototnya atau kejang pada
tungkai. Disfungsi otot polos saluran cerna mengakibatkan berkurangnya motilitas usus besar
yang akan berlanjut menjadi ileus paralitik dan distensi abdomen (kembung). Hipokalemia berat
dapat mengenai otot-otot pernapasan. Parestesia dan hilangnya refleks tendon dalam adalah
tanda-tanda lainnya. Disritmia jantung dan perubahan pada hasil EKG merupakan tanda-tanda
penting hipokalemia, yang akan terus berlanjut dan dapat mengancam jiwa jika penurunan
kalium bertambah berat. Efek utama hipokalemia pada konduksi jantung adalah repolarisasi yang
berkepanjangan, sehingga gelombang T menjadi semakin datar. Gelombang U bertambah besar
dan depresi segmen ST terjadi pada hipokalemia berat. Berbagai tipe disritmia atrial dan
ventrikular dapat terjadi, khususnya pada pasien yang mendapat pengobatan digitalis, karena
hipokalemia meningkatkan kepekaan terhadap obat-obat ini. Penting untuk diingat bahwa pasien
dapat asimtomatik, khususnya jika hipokalemia telah berlangsung lama.
Penyebab hipokalemia biasanya jelas diketahui dari anamnesis. Kita perlu mewaspadai
kemungkinan hipokalemia pada pasien yang berisiko. Perlu dilakukan pemantauan dengan
pemeriksaan EKG, gejala dan tanda hipokalemia, serta kadar kalium serum. Pemeriksaan awal
dan ulangan kadar serum perlu dilakukan untuk menyingkirkan kesalahan pemeriksaan
laboratorium.
B. Hasil laboratorium:
1. K+ serum <3,5 mEq/L
2. pH serum 7,45; peningkatan bikarbonat serum (hipokalemia sering disertai alkalosis
metabolic)
Tatalaksana
Tujuan utama adalah mencegah ketidakseimbangan kalium. Perlu diingat bahwa diuretik,
digitalis, dan hipokalemia merupakan kombinasi yang berpotensi mematikan, karena diuretik
menyebabkan terjadinya hipokalemia, dan hipokalemia meningkatkan efek digitalis. Efek toksik
digitalis maupun hipokalemia menyebabkan timbulnva disritmia yang dapat mengancam jiwa.
Oleh karena itu, perlu dipantau kadar kalium serum, digitalis pada pasien ini. Selain itu juga
perlu diperhatikan asupan kalium yang cukup.