Anda di halaman 1dari 3

1.

Definisi

Hipokalemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan kalium atau potasium. Kondisi ini
dapat dialami siapa saja, terutama penderita diare atau muntah-muntah. Penanganan
hipokalemia perlu segera dilakukan guna mencegah komplikasi serius, seperti gangguan
jantung.

Kalium adalah mineral dalam tubuh yang mengendalikan fungsi sel saraf dan otot, terutama
otot jantung. Kalium juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mengatur
tekanan darah. Ketika kadar kalium dalam tubuh berkurang, berbagai gejala akan muncul,
tergantung kepada jumlah kalium yang hilang.

2. Etiologi

Hipokalemia yang terjadi pada tubuh dapat disebabkan oleh beberapa keadaan berikut :

a. Masalah saluran pencernaan : muntah yang terjadi berulang ulang - ulang, diare yang
kronik, dan penggunaan obat pencahar yang lama dapat mengakibatkan terlalu banyak
kalium yang hilang melalui saluran pencernaan.
b. Asidosis tubular ginjal : menyebabkan ginjal tidak berfungsi secara normal sehingga
ginjal tidak dapat menahan kalium dengan baik malah mengeluarkan kalium terlalu
banyak.
c. Penggunaan diuretik : furosemid atau loop diuretik dapat menyebabkan ginjal membuang
kalium, natrium dan air yang berlebihan bersamaan dengan air kemih.
d. Penyakit hormon endokrin: peningkatan kadar aldosteron yang berlebihan seperti pada
keadaan hiperaldosteronisme atau sindrom Cushing juga dapat menyebabkan ginjal
membuang kalium yang berlebihan.
e. Penyakit genetik ginjal : Penderita sindrom Fanconi, sindroma Bartter, dan sindrom
Liddle terlahir mempunyai penyakit ginjal bawaan yang menyebabkan ginjal tidak
berfungsi normal untuk menahan kalium.
f. Asupan kalium rendah : merupakan penyebab hipokalemia yang paling jarang karena
sumber kalium banyak sekali ditemukan dalam makanan sehari-hari.

3. Tanda dan gejala

a. Kelemahan, kelelahan, atau kram pada otot lengan atau kaki, terkadang cukup parah
sehingga menyebabkan ketidakmampuan menggerakkan lengan atau kaki karena
kelemahan (mirip kelumpuhan)
b. Kesemutan atau mati rasa
c. Mual atau muntah
d. Kram perut dan kembung
e. Sembelit
f. Palpitasi (merasa jantung Anda berdetak tidak teratur)
g. Sering buang air kecil atau merasa haus hampir sepanjang waktu
h. Pingsan karena tekanan darah rendah
i. Perilaku psikologis abnormal: depresi, psikosis, delirium, kebingungan, atau halusinasi.
4. Komplikasi

Adapun komplikasi dari penyakit hipokalemia ini adalah sebagai berikut : Akibat
kekurangan kalium dan cara pengobatan yang kurang hati-hati dapat menimbulkan otot
menjadi lemah, kalau tidak diatasi dapat menimbulkan kelumpuhan. Hiperkalemia yang lebih
serius dari hipokalemia, jika dalam pengobatan kekuarangan kalium tidak berhati-hati yang
memungkinkan terlalu banyaknya kalium masuk kedalam pembuluh darah.(Ilmu Gizi, 1991,
hal 99) Selain itu juga adapun hal-hal yang dapat timbul pada hipokalemia yaitu : Aritmia
(ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat terjadi pada keadaan hipokalemia terutama bila
mendapat obat digitalis. leus paralitik. Kelemahan otot sampai kuadriplegia. Hipotensi
ortostatik. Vakuolisasi sel epitel tubulus proksimal dan kadang-kadang tubulus distal.
Fibrosis interstisial, atropi atau dilatasi tubulus. PH urine kurang akibatnya ekskresi ion H+
akan berkurang. Hipokalemia yang kronik bila ekskresi kurang dari 20 mEq/L.(Ilmu penyakit
Dalam, 2001, hal.308).

5. Penatalaksanaan

Pengobatan penyakit hipokalemia dapat dilakukan dengan beberapa cara koreksi kalium
sebagai berikut:

a. Pemberian diet (makanan) yang mengandung Kalium sebanyak rata-rata 50-100 mEq per
hari. Makanan yang tinggi kalium antara lain pisang, alpukat, kacang-kacangan, dan
kentang.
b. Pemberian suplemen Kalium oral sebanyak 40-80 mEq per hari, misalnya Aspar-K.
c. Pemberian suplemen Kalium intravena KCl sebanyak 20 meq dalam 100 cc NaCl
isotonik dapat dilakukan melalui vena besar dengan kecepatan 10-20 mEq/jam.
d. Pemberian suplemen Kalium intravena KCl pada keadan aritmia atau kelumpuhan otot
pernapasan dapat dilakukan melalui vena sentral dengan kecepatan 40-100 mEq/jam.
e. Monitor kadar kalium setiap 2-4 jam dianjurkan pada pemberian suplemen Kalium
intravena untuk menghindari hiperkalemia.
f. Monitor EKG dan observasi ketat dianjurkan pada keadaan aritma atau kelumpuhan otot
pernapasan.

6. Pemeriksaan penunjang

Pengkajian

a. Identitas pasien dan identitas penanggung jawab

b. Keluhan utama : pada kasus ini biasanya pasien merasakan mual, anoreksia, muntah, lemah
otot, kram kaki,diare
c. Riwayat penyakit sekarang : biasanya pasien dalam keadaan muntah-muntah dan diare.
d. Riwayat penyakit dahulu : .biasanya pasien dengan penyakit ini tidak pernah mengalami
sebelumnya
e. Riwayat penyakit keluarga : dalam anamnesa pada pasien biasanya tidak menurun dari
keluarganya.
f. Pola kebiasaan:
1) Pola nutrisi : biasanya pasien mengalami anoreksia
2) Pola eliminasi : biasanya pasien mengalami gangguan inkontenensia periodik,
peningkatan kandung kemih, dan tonus spinter.
3) Pola istirahat : biasanya pasien mengalami gangguan pola tidur.
4) Pola aktivitas : biasanya pasien beraktivitas seperti biasa tanpa bantuan keluarga.
g. Riwayat psikologis : pada pasien penyakit ini biasanya, tidak berdaya, dan ansietas.

Anda mungkin juga menyukai