Disusun Oleh :
Putri Fitria (P07220219110)
Penurunan curah
jantung
Sumber Andhita & Amanda, 2012
F. Komplikasi hipokalemia
Hipokalemia bila dibiarkan akan berbahaya bagi penderitanya,
komplikasi yang biasa muncul pada pasien penyakit hipokalemia diantaranya,
yaitu :
a. Aritmia
Gangguan kesehatan yang terjadi pada irama jantung. Penyakit ini
menyebabkan detak jantung pengidapnya terasa tidak teratur yang
bisa lebih cepat atau lebih lambat.
b. Rhabdomyolysis
Suatu sindrom atau kumpulan gejala yang disebabkan oleh kerusakan
dan kematian jaringan otot rangka. Sindrom ini terjadi akibat
rusaknya serat-serat otot dan keluarnya isi serat tersebut ke dalam
aliran darah.
c. Ileus paralitik
Suatu keadaan abnormal ketika terdapat hambatan atau kelumpuhan
pada motilitas/pergerakan usus.
d. Penyakit ginjal
Sebuah kondisi ketika organ ginjal terganggu dan termasuk masalah
kesehatan yang serius. Kelainan ginjal yang tidak diobati dapat
berujung pada gagal ginjal total. Akibatnya, penderita penyakit
ginjal membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal untuk
bertahan hidup.
G. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksaan medis hipokalemia berfokus pada pemulihan gejala akut
dan pencegahan serangan berikutnya. Menghindari makanan tinggi karbohidrat
dan aktivitas yang berat, mengkonsumsi acetazolamide (Diamox) dapat
mencegah serangan kelemahan. Pengobatan awal pasien dengan hipokalemia
adalah dengan suplemen kalium oral, dapat diulang dengan interval 15-30
menit, tergantung dari respon pasien (Gunawan dan Yuliarni, 2018).
H. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1) Pemasukan dan pengeluaran cairan dan makanan (oral dan
parenteral)
2) Tanda umum masalah elektrolit
3) Tanda kekurangan cairan seperti rasa dahaga, kulit kering,
membrane mukosa kering, konsentrasi urine dan urine output
4) Tanda kelebihan cairan: seperti kaki bengkak, kesulitan nafas dan
BB meningkat.
5) Pengobatan tertentu yang sedang dijalani dapat mengganggu status
cairan
6) Status perkembangan seperti usia atau situasi social
b. Pengukuran klinik
Berat badan : kehilangan / bertambahnya berat badan menunjukkan
adanya masalah keseimbangan cairan. Perubahan berat badan :
1) Turun 2 % - 5 % Kekurangan volume cairan * ringan
2) Turun 5% - 10 % Kekurangan volume cairan * sedang
3) Turun 10 % - 15 % kekurangan volume cairan *berat
4) Turun 15 % - 20 % Kematian
5) Naik 2 % Kelebihan volume cairan ringan
6) Naik 5 % Kelebihan volume cairan sedang
7) Naik 8 % Kelebihan volume cairan berat
Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama.
c. Keadaan umum : pengukuran tanda vital seperti :
1) Suhu :
Kekurangan volume cairan : < 36 – 37 ° c
Kelebihan volume cairan : > 35 – 36 ºC
2) Tekanan darah :
Kekurangan volume ciran : < 120/80
Kelebihan volume cairan : > 120/80 atau tetap
3) Nadi :
Kekurangan vol cairan : < 60-100x/mnt
Kelebihan volume cairan : > 60-100 x /mnt
4) Pernapasan :
Kekurangan volume cairan : > 16 – 24 x/ menit
Kelebihan volume cairan : < 16 – 24 x/menit
5) Pengukuran pemasukan cairan :
Cairan oral (NGT dan oral), cairan parenteral termasuk obat-obatan
IV, makanan yang cenderung mengandung air, irigasi kateter atau
NGT.
6) Pengukuran pengeluaran cairan :
Urine (volume, kejernihan / kepekatan), feses (jumlah dan
konsistensi), muntah, tube drainase, IWL.
7) Ukur keseimbanagn cairan dengan akurat :
Normalnya sekitar +/- 200 cc.
d. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran : Mengkaji GCS
2) Kepala : Mesocepal
3) Fontanel : Cekung (Kekurangan volume cairan) Menonjol
(Kelebihan volume cairan)
4) Mata : Cekung, konjungtiva anemis, air mata berkurang atau
tidak ada (kekurangan volume cairan) edema periorbital,
papiledema (kelebihan volume cairan)
5) Telinga : Bentuk simetris kanan dan kiri
6) Tenggorokan dan Mulut : Membran mukosa kering, lengket, bibir
pecah-pecah dan kering, salvias menurun, lidah di bagian
longitudinal menurun (kekurangan volume cairan)
7) Sistem Kadiovaskuler
a) Inspeksi :
(1) Kekurangan volume cairan : Vena leher datar
(2) Kelebihan volume cairan : Vena leher distensi
(3) Dependent body parts (Bagian-bagian tubuh yang tertekan
pada saat berbaring) : Tungkai, sacrum, punggung,
Lambatnya
b) Palpasi :
(1) Kelebihan volume cairan: Denyut nadi kuat, Edema (bagian
tubuh dependent : punggung,sacrum, tungkai)
(2) Kekurangan volume cairan : Denyut nadi lemah, kapiler
menurun
c) Auskultasi :
(1) Kekurangan volume cairan, Hiponatremia, Hiperkalemia,
Hipermagnesemia : Tekanan darah rendah atau tanpa
perubahan, tekanan darah pada posisi orthostatic
(2) Kelebihan Volume cairan : Hipertensi (tekanan darah
tinggi)
8) Sistem Pernapasan
a) Inspeksi :
Kelebihan Volume cairan : Peningkatan frekuensi napas,
dispnea
b) Auskulatasi :
Kelebihan volume cairan : krekels
9) Sistem Gastrointestinal
a) Inspeksi :
(1) Kekurangan volume cairan : Abdomen cekung
(2) Kekurangan volume cairan, hiperkalsemi
(3) hiponatremia : muntah
(4) Hiponatremia : diare
b) Auskultasi :
(1) Kekurangan volume cairan, hipokalemia : hiperperistaltik
disertai diare atau hipoperistaltik
(2) Perkusi : Thympani
(3) Palpasi : tidak ada pembesaran dan massa, ada nyeri
tekan di perut bagian kanan bawah
10) Sistem Ginjal
a) Inspeksi :
(1) Kekurangan volume cairan : oliguria atau anuria, berat jenis
urine meningkat
(2) Kelebihan volume cairan : dieresis (jika ginjal normal),
oliguria atau anuria, berat jenis urine meningkat
b) Kulit
(1) Suhu tubuh :
(a) Meningkat : hipernatremia, Ketidakseimbangan
hiperosmolar, asidosis metabolic
(b) Menurun : Kekurangan volume cairan
(2) Inspeksi :
Kekurangan volume caiaran, asidosis metabolik : kering,
kemerahan
(3) Palpasi :
Kekurangan volume cairan : turgor kulit tidak elastic, kulit
dingin dan lembab
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut (D.0077
2. Resiko Defisit Nutrisi (D. 0032)
3. Penurunan curah jantung (D.0008)
4. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054)
J. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Keperawatan
Keperawatan Kriteria Hasil (SIKI)